Anda di halaman 1dari 21

“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOMPLIKASI

HYPEREMESIS GRAVIDARUM”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen pengampu : Ns. Happy Kurniasih, S.Kep.

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

1. DIMAS ARDIANTO (P07220116087)

2. MARISA DWIYANDA (P07220116102)

3. MIRANDA (P07220116105)

4. NILA AYU SEPTIANI (P07220116108)

5. NURMALASARI (P07220116112)

6. SARMILA (P07220116115)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOMPLIKASI
HYPEREMESIS GRAVIDARUM”. Meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.

Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Balikpapan, 19 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
A. Konsep Teori Hiperemesis Gravidarum................................................. 3
1. Pengertian........................................................................................ 3
2. Etiologi............................................................................................ 3
3. Manifestasi Klinis............................................................................ 5
4. Patofisiologi..................................................................................... 6
5. Komplikasi....................................................................................... 6
6. Pemeriksaan Diagnostik................................................................... 7
7. Penatalaksanaan............................................................................... 7
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum........................ 9
1. Pengkajian........................................................................................ 9
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 11
3. Intervensi Keperawatan.................................................................... 12
4. Implementasi Keperawatan.............................................................. 16
5. Evaluasi Keperawatan...................................................................... 16
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi
gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala –
gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh
Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat
atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002).
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira –
kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan
koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi
selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah
HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan
perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan
atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil
akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan
sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering
umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan
cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004).

1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumusan sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep teori hiperemesis gravidarum?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas di dapat tujuannya sebagai berikut :
1. Agar dapat mengerti dan menjelaskan konsep teori hiperemesis gravidarum.
2. Agar dapat mengerti dan menjelaskan konsep asuhan keperawatan
hiperemesis gravidarum.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Makalah ini, yaitu :
1. Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan serta sistematika penulisan.
2. Bab II Pembahasan terdiri dari konsep teori dan konsep dasar asuhan
keperawatan hiperemesis gravidarum.
3. Bab III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Hiperemesis Gravidarum


1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu
asupan cairan dan nutrisi; awitan biasanya terjadi sebelum 20 minggu
kehamilan; cukup berat hingga mengakibatkan penurunan berat badan, dan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Geri Morgan and Carole
Hamilton, 2009).
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu
(Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian
luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Ben-Zion Taber,M.D, 1994).
Dari pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa hiperemesis
gravidarum yaitu mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil yang
berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan, dengan awitan biasanya terjadi sebelum 20 minggu
kehamilan.

2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Frekuensi kejadiannya adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor
predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) adalah :
a. Faktor adaptasi dan hormonal.
Primagravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan
Human Chorionik Gonadotropin (HCG), sedangkan pada kehamilan

3
ganda atau mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu
tinggi.
b. Faktor psikologis.
Wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaaan, keretakan
hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu,dsb dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup dsb.
c. Faktor alergi.
Terjadi invasi jaringan vili Chorialis yang masuk ke dalam peredaran
darah ibu.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon darijaringan.ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena
kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru
sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

4
3. Manifestasi Klinis
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas,
tetapi muntah yang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan
perawatan yang intensif. Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara
klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat berikut ini menurut (Manuaba, dkk
2006) adalah :
a. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama (Ringan)
1) Muntah berlangsung terus
2) Makan berkurang.
3) Berat badan menurun.
4) Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah.
5) Nyeri di daerah epigastrium.
6) Tekanan darah turun dan nadi meningkat.
7) Lidah kering.
8) Mata tampak cekung.
b. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua (Sedang)
1) Penderita tampak lebih lemah.
2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin
kurang
3) lidah kering dan kotor.
4) Tekanan darah menurun, nadi maningkat.
5) Berat badan makin menurun.
6) Mata ikterus.
7) Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine berkurang dan bau
aseton dalam urine meningkat.
8) Terjadinya gangguan buang air besar.
9) Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.
10) Napas berbau aseton.
c. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga (Berat)
1) Muntah berkurang.
2) Keadaan umum ibu hamil makin menurun: tekanan darah turun,
nadi meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin
jelas/berat.

5
3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
4) Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma;
komplikasi susunan saraf pusat (enselopati wernicke): nistagmus
(perubahan arah bola mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan
perubahan mental.

4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini
tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan
aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu
dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Sarwono Prawirohardjo,
2002).

5. Komplikasi
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
dan hubungan keluarga
g. Menarik diri dan depresi

6
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum menurut (Ai
Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010) dimulai dengan :
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara :
1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilanberumur 4 bulan.
2) Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
3) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
4) Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
5) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas
atau terlalu dingin.
6) Menjamin defekasi teratur.
7) Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula
untuk menghindarkan kekurangan karbohidrat.
b. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

7
c. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24
-28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang
serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
e. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-
3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
f. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada
organ vital.
g. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi

8
linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini
rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman
boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam
semua zat gizi kecuali Kalsium.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum


Pemberian askep klien hiperemesis gravidarum dilakukan dengan
menetapkan rencana perawatan medis, pemberian terapi intravena, pemberian
agen farmakologi dan suplemen nutrisi, serta pemantauan respon klien terhadap
intervensi. Perawat melakukan observasi pada klien untuk mendeteksi adanya
tanda-tanda komplikasi seperti asidosis metabolik, ikterik.
Biasanya klien hiperemesis gravidarum berespon terhadap terapi dan
prognsisnya baik. Klien bisa dipulangkan bila keseimbangan cairan dan
elektrolit tercapai, BB mulai meningkat.
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien karena
kondisinya lemah baik secara fisik maupun emosional. Upaya meningkatkan
istirahat yang adekuat penting untuk klien dengan hiperemesis, maka perawata
mengoordinasikan tindakan terapi dan periode kunjungan sehingga klien
memilliki kesemapatan untuk beristirahat.
Askep pada klien dengan hiperemesis gravidarum dapat dijadikan melalui 5
tahapan proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang istematis untuk
mengumpulkan data, pengelompokan, dan menganalisis, sehingga
didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama
pengkajian adalah untuk memberikan gambarana secara terus menerus
mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawatan
melakukan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai
berikut:

9
a. Data Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum,
yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi
dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum
sebelumnya.
b) kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan
mual muntah.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
b. Data Fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum
adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae,
terdapat kloasma garvidarum, mukosa membran dan bibir kering,
turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat
dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c. Riwayat Menstruasi
1) Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
2) Siklus 28-30 hari.
3) Lamanya 5-7 hari.
4) Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala,
dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan.

10
Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat
badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
f. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan
jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.
g. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
yang dimiliki.
h. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan
darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya
aseton di dalam urine.

2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan
diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan.
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah
yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan mual dan muntah terus menerus.
c. Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang
berulang.

11
d. Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan
dan kurangnya intake nutrisi.
e. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanana ke fetal (janin).

3. Intervensi Keperawatan
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah
berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x....
diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
Intervensi :
1) Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman.
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang
membuat metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak
merangsang terjadinya mual dan muntah.
2) Pantau tanda-tanda vital dan dehidrasi.
Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan
dapat diketahui sejauhmana keadaan umum dan kekurangan cairan
pada ibu. TD turun, suhu meningkat, & nadi meningkat merupakan
tanda-tanda dehidrasi dan hipokalemia.
3) Pantau tetes cairan infus.
Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam
sistem sirkulasi.
4) Catat intake dan output.
Rasional : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui
keseimbangan cairan di dalam tubuh.
5) Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan
melalui oral.
6) Kolaborasi : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan
infus.

12
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan
elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa mencegah
keadaan yang lebih buruk pada ibu.

b. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan


muntah yang terus-menerus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x....
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
1) Kaji kebutuhan nutrisi ibu.
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai
sejauh mana kekurang nutrisi pada ibu dan menetukan langkah
selanjutnya.
2) Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana kekurangnn nutrisi
akibat muntah yang berlebihan.
3) Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi
pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usu serta
memudahkan proses penyerapan.
4) Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi.
Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi
rasa mual dan makanan yang berfariasi untuk menambah nafsu
makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa
terpenuhi.
5) Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak.
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak
mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan
mual dan muntah berkurang.
6) Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak
merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit).
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan dan
mengurangi perasaan mual.
7) Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan.

13
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan
makanannya.
8) Timbang BB ibu.
Rasional : Dengan menimbang BB bisa diketahui keseimbangan
BB sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.

c. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x....
diharapkan rasa nyaman terpenuhi.
1) Kaji tingkat nyeri.
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu
dan menentukan tindakan selanjutnya.
2) Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah
makan.
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi
tekanan pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah
yang berulang.
3) Perhatikan kebersihan mulut ibu sebelum dan sesudah makan.
Rasional : Kebersihan mulut yang baik dan terpelihara bisa
menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi
mual dan muntah.
4) Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa
melupakan rasa nyeri akibat muntah ynag berulang.
5) Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup & membatasi pengunjung,
dapat menambah ketenangan pada ibu.
6) Kolaborasi : Kolaborasi dalam pemberian anti metik dan sedatif
dengan dokter.
Rasional : Obat anti emetik mengurangi muntah sedatif membuat
ibu tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
ibu.

14
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek
psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x....
diharapkan pola pertahan diri efektif
1) Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung
terhadap kehamilannya.
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui
reaksi ibu terhadap kehamilannya.
2) Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian.
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam
menghadapi masalahnya.
3) Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi dan
pemecahan masalah yang bisa dilakukan.
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam
menghadapi masalahnya.
4) Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yg
berhubungan dengan kehamilannya.
Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka
perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif.
5) Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yg konstruktif.
Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dlm
menemukan pemecahan masalah.
6) Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu.
Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan
dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
7) Kolaborasi : Kolaborasi dgn ahli psikiatri jika diperlukan.
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor
psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.

e. Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya


peredaran darah makanan ke janin
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x....
diharapkan perkembangan janin tidak terganggu.

15
1) Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin.
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin
dan ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisinya.
2) Periksa fundus uteri.
Rasional : Tinggi fundus uterus yg tidak sesuai dengan usia
kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin.
3) Pantau denyut jantung janin.
Rasional : Denyut jantung yg masih dlm keadaan normal & aktif
menandakan janin masih dalam keadaan baik

4. Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat
langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga
didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang
masih seprofesi dengan perawat.

5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil
dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah
menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk
megetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat
juga melakukan umpan balik. Atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan
belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang
ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus
menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-
muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-
hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jelas memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.

B. Saran
Diharapkan mahasisiwa/i keperawatan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan


Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Reede. 2002 Konsep Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Blogger. 2014. Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum.


https://nerspedia.wordpress.com/2014/11/28/asuhan-keperawatan-hiperemesis-
gravidarum/ (diakses pada tanggal 20 Februari 2018 pukul 13.22 WITA).

Bidan Diah. 2012. Pengertian Hiperemesis Gravidarum.


http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/definisi-hiperemesis-gravidaru-
heg.html (diakses pada tanggal 20 Februari 2018 pukul 13.13 WITA).

18

Anda mungkin juga menyukai