Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ISU KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Ns. Siti Nuryanti, S.Kep, M.Pd

Disusun Oleh:

SARMILA P07220116115

PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Isu Keperawatan Jiwa Di Indonesia” Makalah ini saya
susun untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Jiwa. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Balikpapan, 12 Agustus 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 2
B. Tujuan .......................................................................................................................... 3
C. Sistematika Penulisan .................................................................................................. 3
BAB II ......................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................... 3
A. Pengertian Keperawatan Jiwa ...................................................................................... 4
B. Definisi Trend dan Issue Keperawatan Jiwa ................................................................ 4
C. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri ........................................................................ 8
D. Trend atau Isu Dimensi Spritual Keperawatan Jiwa .................................................... 9
E. Isu Keperawatan Jiwa Terbaru ................................................................................... 10
F. Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan Jiwa di
Masa Depan ....................................................................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling
mengancam di dunia. Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu

2
meningkat. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin lama semakin
berat. Gangguan jiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga
kalangan pejabat dan kalangan menengah ke atas. Pada saat ini penyakit
gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga oleh
anak-anak dan remaja.
Seseorang yang terkena gangguan jiwa akan melakukan hal yang
seharusnya tidak dilakukan seperti menggunakan obat-obatan terlarang dan
melakukan bunuh diri. Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di
beberapa Negara di dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan
lain-lainnya. Selain factor diatas penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa
juga disebabkan oleh perkembangan otak ketika masih janin yang menyebabkan
penyakit skizofrenia.
Oleh karena itu saat ini seluruh Negara di dunia berusaha meningkatkan
kesehatan jiwa warga negaranya. Begitu juga dengan Indonesia yang berusaha
meningkatkan pelayanan pada pasiennya dengan meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan jiwa.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang Isu keperawatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang Isu Keperawatan Jiwa

C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga (3) BAB dengan sistematika penulisan yaitu
BAB I Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, tujuan dan sistematika
penulisan. BAB II Tinjauan Teori tentang penjelasan Isu keperawatan jiwa.
Terakhir BAB III Kesimpulan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

3
A. Pengertian Keperawatan Jiwa

Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk


meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa
merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yg menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik
sebagai kiatnya (ANA).

B. Definisi Trend dan Issue Keperawatan Jiwa

1. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambar ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan
masayarakat. Beberapa contoh trend pada kesehatan jiwa, antara lain :
- Penggunaan Narkoba bagi generasi muda
Banyak alasan mengapa narkoba diantaranya agar dapat diterima oleh
lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari
murung, mengurangi keletihan, dan mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi,
terlepas dari semua itu, remaja memakai narkoba karena narkoba
membuatnya merasa nikmat, enak, dan nyaman pada awal pemakaian.
Alasan remaja memakai narkoba dapat dikelompokkan sebagai
berikut :

a. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang


akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.
b. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, \cemas, dan depresi akibat stresor psikososial.
c. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna
narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman
atau perubahan nilai, sehingga dapat diterima.

Jadi, penggunaan narkoba berawal dari persepsi, anggapan, atau


keyakinan dan keliru yang tumbuh di masyarakat. Maka tidak mau
memahami atau tidak mau menerima kenyataan dan fakta yang dapat

4
dibuktikan secara ilmiah dan sah menurut hukum. Mengapa Remaja
Menyalahgunakan Narkoba ?

a. Budaya Mencari Kenikmatan Sesaat (Hedonistik)


b. Kepribadian Remaja
c. Tekanan Kelompok Sebaya
d. Keterasingan Remaja
e. Sters
f. Rasa Tidak Aman dan Penilaian Diri Rendah

2. Definisi Issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, social, politik, hokum, pembanguanan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian ataupun tentang krisis. Dan Issu adalah suatu yang sedang
di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktanya atau buktinya.
Beberapa contoh issu dalam keperawatan jiwa di antaranya, yaitu :
a. Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara
meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi
masyarakatPerkembangan teknologi digital membuat dunia terasa semakin
sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu di akses dalam
waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan
terapi menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan
gangguan jiwa, berdasarkan isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat
menjadi salah satu langkah awal untuk menekan penderita gangguan jiwa
di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua,
tuntutan material, tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu
membuat beberapa orang mengalami goncangan dalam kehidupannya,
ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu duniawi menjadi
tuhan maka akan banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan
ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan – tekanan yang
lain mampu membuat ego defence mechanisme seseorang menjadi
terganggu.

5
Seseorang pada intinya ingin dianggap penting, perilaku agar
dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas
pribadinya sendiri, contoh : “agar kelihatan kaya melakukan hutang
dengan beban angsuran diluar kemampuan, akhirnya harus gerilya dengan
debt collector, setiap debt collector datang harus bersembunyi atau bahkan
melarikan diri agar hutangnya tidak ditagih, jika perlu pindah rumah
kontrakan”. Kejaran dari debt collector bisa membuat seseorang menjadi
tertekan secara psikologis.
b. Pemasungan penderita gangguan jiwa .
Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat
terhadap penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara
dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok kayu dan lain-lain
sehingga kebebasannya menjadi hilang. Pasung merupakan salah satu
perlakuan yang merampas kebebasan dan kesempatan mereka untuk
mendapat perawatan yang memadai dan sekaligus juga mengabaikan
martabat mereka sebagai manusia.
Di Indonesia, kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau
pengurungan terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan
jiwa dan yang melakukan tindak kekerasan yang dianggap berbahaya
(Broch, 2001, dalamMinas & Diatri, 2008). Pengekangan fisik terhadap
individu dengan gangguan jiwa mempunyai riwayat yang panjang dan
memilukan. Alasan seseorang malkukan pemasungan, yaitu :
1) Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit
yang tidak kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan, dan
tindakan keluaga untuk mengamankan lingkungan merupakan
penyebab keluarga melakukan pemasungan (Depkes, 2005).
2) Perawatan kasus psikiatri dikatakan mahal karena gangguannya
bersifat jangka panjang (Videbeck, 2008). Biaya berobat yang harus
ditanggung pasien tidak hanya meliputi biaya yang langsung berkaitan
dengan pelayanan medik seperti harga obat, jasa konsultasi tetapi juga
biaya spesifik lainnya seperti biaya transportasi ke rumah sakit dan
biaya akomodasi lainnya (Djatmiko, 2007).

Dampak dari pemasungan, yaitu :

6
Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi tersebut adalah masih adanya
praktek pasung yang dilakukan keluarga jika ada salah satu anggota
keluarga yang mengidap gangguan jiwa. Pasung merupakan suatu tindakan
memasang sebuah balok kayu pada tangan atau kaki seseorang, diikat atau
dirantai lalu diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah
ataupun di hutan

1) Secara tidak sadar keluarga telah memasung fisik dan hak asasi
penderita hingga menambah beban mental dan
penderitaannya.Tindakan tersebut mengakibatkan orang yang
terpasung tidak dapat
2) Tindakan tersebut mengakibatkan orang yang terpasung tidak dapat
menggerakkan anggota badannya dengan bebas sehingga terjadi
atrofi.Tindakan ini sering dilakukan pada seseorang dengan gangguan
jiwa bilaorang tersebut dianggap berbahaya bagi lingkungannya atau
dirinya sendiri (Maramis, 2006).

Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara


meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa lewat advokasi dan aksi
masyarakat. Perkembangan teknologi digital membuat dunia terasa
semakin sempit, informasi dari aneka belahan dunia mampu di akses
dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan,
perkembangan terapi menjadi sebuah media perubahan dalam proses
penatalaksanaan gangguan jiwa, berlandaskan isu diatas maka advokasi
dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk menekan
penderita gangguan jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada
umumnya.

Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua,


tuntutan material, tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu
membuat beberapa manusia mengalami goncangan dalam kehidupannya,
ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu duniawi menjadi
tuhan maka mau banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan
ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan – tekanan yang

7
lain mampu membuat ego defence mechanisme seseorang menjadi
terganggu.

Seseorang pada intinya ingin dianggap penting, perilaku agar


dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang merusak integritas
pribadinya sendiri. Trend dan Isu dalam keperawatan jiwa ialah kasus-
kasus yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Kasus-kasus
tersebut bisa dianggap ancaman atau tantangan yang mau berdampak besar
pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Secara
umum ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam
keperawatan jiwa di antaranya ialah sebagai berikut :

1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi


2. Trend peningkatan kasus kesehatan jiwa
3. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
4. Kecenderungan situasi di era global
5. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
6. Kecenderungan penyakit jiwa
7. Meningkatnya post traumatik sindrom
8. Meningkatnya kasus psikososial
9. Trend bunuh diri pada anak
10. Kasus AIDS & NAPZA
11. Pattern of parenting
12. Perspektif life span history
13. Kekerasan
14. Kasus ekonomi & kemiskinan

C. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri


a. Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dpt dipertanggung jawabkan karena
masih kurangnya hasil2 riset keperawatan Jiwa Klinik.
b. Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan
yg rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secara
internasional.

8
c. Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman
sering kali tdk jelas “Position description.” job responsibility dan sistem
reward di dlm pelayanan.
d. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan).

D. Trend atau Isu Dimensi Spritual Keperawatan Jiwa


Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini
begitu tinggi sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social
antar manusia dirasakan menurun akhir – akhir ini, bahkan kadang- kadang
hanya sebatas imitasi saja. Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai /
menjunjung tinggi adat ketimuran sangat memperhatikan hubungan social ini.
Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri tersebut.
Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul
rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai – nilai dan etika bahkan juga hokum.
Hal – hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola
hidup social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan
tradisional diera modern menjadi serba boleh dan seterusnya.
Perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi
juga mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat
tidak hanya fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang
disampaikan oleh WHO tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat
untuk berbuat banyak, karena mempunyai kesempatan kontak dengan klien
selama 24 dimensi spiritual, konsep dalam memberikan asuhan keperawatan
spiritual dan proses keperawatan dimensi spiritual.
Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa
yang sehat banyak penelitian dilakukan di antaranya sebuah penelitian yang
mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai
agama yang bagus dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan dari
analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental mengalami suatu
kekosongan rohani.
Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat. Namun demikian
upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum

9
menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran perawat professional, diantaranya :
a. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun
1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di
negara barat pada tahun 1869.
b. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
c. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi ) Menyadari peran profesi keperawatan yang masih
rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu
pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua
pada tahun 2010.

E. Isu Keperawatan Jiwa Terbaru


Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara
meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi
masyarakatPerkembangan teknologi digital membuat dunia terasa semakin
sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu di akses dalam waktu
yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi menjadi
sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan jiwa.

F. Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan


Keperawatan Jiwa di Masa Depan
Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh
agen pembawa perubahan. Hal yang paling penting harus “Mulai”
1. Mulai Diri Sendiri Perubahan dan pembenahan pada diri sendiri, baik sebagai
individu maupun sebagai profesi merupakan titik sentral yang harus dimulai.
2. Mulai Dari Hal-Hal Yang Kecil Perubahan yang besar untuk mencapai
profesionalisme manajemen keperawatan Indonesia tidak akan pernah
berhasil, jika tidak dimulai dari hal-hal yang kecil.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari berbagai penyebab itulah maka satu demi satu akan muncul
tindakan-tindakan yang dapat dikatakan sebagai suatu penyelewengan atau
pengingkaran diri akan kondisi atau kenyataan yang ada. Pasien cenderung tidak
mampu menerima kondisi yang ada sehingga muncul suatu keinginan untuk
melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab tersebut. Pada beberapa kasus
pun cenderung akhir dari segala pengingkaran diri pasien adalah dengan
melakukan bunuh diri.
Bunuh diri merupakan salah satu tindakan yang menjadi trend issue
dalam keperawatan jiwa. Tanpa dibatasi umur, status ekonomi, tingkat
pendidikan bahkan beban kerja yang dipikul bunuh diri menjadi suatu alternatif
terakhir dalam menyelesaikan masalah yang dianggap berat untuk dihadapi. Pola
pikir inilah yang seharusnya menjadi pusat garapan perawat-perawat jiwa untuk
meluruskan kembali persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai
tindakan bunuh diri.
Hal ini berguna untuk rehabilitasi pasien yang pernah mencoba untuk
melakukan tindakan tersebut dan juga untuk pencegahan terjadinya tindakan ini
yang semakin marak. Segala tindakan pencegahan dan rehabilitasi ini tentu akan
terlaksana dengan dukungan dari segala pihak baik pemerintah maupun bidang
kesehatan lainnya.

B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai
trend dan isu keperawatan jiwa di Indonesia sehingga dapat dikembangkan
dalam tatanan layanan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Frisch & Frisch. (2002). Psychiatric Mental Health Nursing. (2nd ed). New York:n
Thomson Learning, Inc.(online)

(https://rabiyatuladawiahsuhardin.wordpress.com/2016/06/27/perspektif-ruang-
lingkup-trend-dan-isu-keperawatan-jiwa/) diunduh pada tanggal 11 Agustus 2018

Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);
Jakarta. Buku Kedokteran ECG.(online)( https://dokumen.tips/documents/makalah-
trend-dan-issu-keperawatan-jiwa.html) diunduh pada tanggal 11 Agustus 2018

Prasetyo, H. Nugroho, P. (2009). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat


Pasien Jiwa pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-19.(online)
(https://dokumen.tips/documents/makalah-trend-dan-issu-keperawatan
jiwa.html)diunduh pada tanggal 11 Agustus 2018

12

Anda mungkin juga menyukai