Disusun oleh:
1. EVADA ARIFA
2. NILAM SARI
TAHUN AJARAN
2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “CORONARY ARTERY DISEASE (PENYAKIT JANTUNG
KORONER)” dapat diselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang
hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
PENULIS,
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang di sebabkan oleh karena
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung. Penyebab
Jantung Koroner adalah pengapuran dinding pembuluh darah.
1.2 TUJUAN
Dapat mengetahui tentang penyakit jantung coroner serta hal-hal lain yang berhubungan
dengan penyakit jantung coroner
BAB I pendahuluan : terdiri dari latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan
BAB 2 tinjauan teori : terdiri dari pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,
patoflowdiagram, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi
dan konsep dasar keperawatan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. PENGERTIAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan
darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma
terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa
terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri
koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung,
menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri
koroner. Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).
5
2.3. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung koroner.
Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang pria yang
berusia jauh di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi
wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun
secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika usia wanita
itu telah menginjak usila (usia lanjut).
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet
keluarga.
4. Diabetes.
5. Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah
sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh
darah.
6
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis
koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta
pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang tegang,
dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
2.4. PATOFISIOLOGI
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah.
7
Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi tidak
satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan
thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus
plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan
kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
8
2.5. PATOFLOWDIAGRAM
9
2.6. TANDA DAN GEJALA
Pada penyakit arteri koronaria ini, penderita mungkin merasa sakit dada dan/atau sesak
nafas pada saat olah raga atau melakukan aktivitas, sakit dada atau dikenali sebagai angina
pektoris. Sakit ini dialami pada bagian tengah dada atau sebelah kiri dada. Kesakitan ini dialami
dengan:
3. Sukar bernafas
Sakit ini akan merebak ke leher dan bagian lengan kiri. Hal ini terjadi selama aktivitas
fisik atau tekanan emosi. Tekanan emosi atau aktivitas yang lain juga dapat menyumbangkan
masalah ini.
2. Tidak stabil : mengalami sakit dada yang berulang-ulang dan berkepanjangan. Sakit ini
dialami sekalipun dengan melakukan aktivitas yang ringan atau semasa sehat.
Kadangkala pada orang tua merasakan sakit pada bagian bahu, lengan, leher, rahang atau
belakang badan. Semasa serangan jantung, penderita akan mengalami sakit dada secara tiba-tiba
dan diiringi dengan berkeringat, berdebar, rasa lemas badan, dan pusing kepala.
Dalam keadaan seperti diabetes dan usia tua, simptom mungkin ringan maupun luar biasa
(contohnya sakit pada bagian ulu hati). Sekiranya gejala-gejala angina tidak stabil dibiarkan
tanpa perawatan, penderita akan mendapat serangan jantung (penginfarkan miokardium)
10
2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. CKMB berupa serum creatinine kinase (CK) dan fraksi (MB) merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard creatinin kinase (CK) meningkat pada 6-8 jam setelah
awitan infrak dan memuncak pada 24 & 28 jam pertama. Pada 2-4 hari setelah awitan
AMI normal.
b. dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah 24 jam pertama
setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari.
c. Pertanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponin T (TnT) mempunyai nilai
prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT berkaitan dengan
kontraksi dari sel miokard.
2. Elektrokardiogram (EKG)
11
3. Oronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x pada
jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan letak
sumbatan pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter melalui arteri pada lengan atau
paha menujua jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung, yang merupakan
bagian dari angiografi koroner Zat kontras yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan
melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat
mempelajari aliran darah yang melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan
sumbatan, tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan
aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang
berpori) dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.
1. Pemberian pendidikan kesehatan pada klien maupun keluarga yang mengalami penyakit
arteri koroner.
2.9. KOMPLIKASI
Perluasan infark dan iskemia paska infak, aritmia, (sinus brsdikardi, supraventricular
takiaritmia, aritmia ventrikular, gangguan konduksi), disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri,
hipertensi, syok), infark ventrikel kanan, defek mekanik, ruptur miokard, aneurisma ventrikel
kiri, pericarditis, dan trombus mural.
12
2.10. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
b. Sirkulasi.
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi, diabetes
melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan mungkin
mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur
jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin
pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi.
d. Nutrisi.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.
e. Neuro Sensori.
13
f. Kenyamanan.
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat
yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang
menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama
jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
g. Respirasi.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.
h. Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
i. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
14
3. INTERVENSI
15
– HR : 60 -
100X . menit
2. mengetahui adanya
– T: 36,5-37,5 perubahan gambaran EKG dan
3. monitoring TTV
c adanya komplikasi AMI.
7. berikan
lingkungan yang
tenang aktifitas
perlahan dan
7. menurunkan rangsang
tindakan yang
eksternal.
nyaman .
8. berikan terapi
sesuai program
16
8. untuk proses penyembuhan
pasien.
17
konsentrasi urine.
5.Dengan menurunnya CO
mempengaruhi suplai darah ke
6. Kaji perubahan
ginjal yang juga
pada sensori contoh:
mempengaruhi pengeluaran
letargi, bingung,
hormone aldosteron yang
disorientasi, cemas
berfungsi pada proses
dan depresi.
pengeluaran urine.
7. Berikan
istirahat semi
recumbent (semi- 6.Menunjukkan tidak
fowler) pada tempat adekuatnya perfusi serebral
tidur. sekunder terhadap penurunan
curah jantung.
8. Kolaborasi
dengan dokter untuk
terapi, oksigen, obat
jantung, obat diuretic
dan cairan.
7.Memperbaiki insufisiensi
kontraksi jantung dan
menurunkan kebutuhan
oksigen dan penurunan venous
return.
18
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. berikan penjelasan 1. dengan mengetahui faktor
aman : Cemas b.d tindakan tentang factor-faktor resiko , pasien dan keluarga
kurangnya keperawatan resiko timbulnya dapat mencegah dan
pengetahuan tentang selama 2X24 jam CAD : merokok, diet memodifikasi gaya hidup yang
penyakit pasien tinggi kolesterol , lebih sehat.
menunjukan: DM , Hipertensi ,
stress.
-Pasien ataupun
kel;uarga tenang 2. berikan dukungan
emosional: sikap
-pasien dan
hangat dan empati
keluarga dapat 2. pasien akan meraas
mengetahui dan 3. jelaskan setiap dihargai.
menyebutkan prosedur yang akan
kembali tentang dilakukan pada
penyakit yang di pasien dan keluarga.
derita pasien cara
3. dengan mengetahui
pencegahan dan
prosedur pasien dan keluarga
perawatannya.
akan berpartisipasi dalam
4. berikan penjelasan melakukan tindakan
tentang perawatan disamping itu juga dapat
pasien dirumah : menurunkan tingkat cemas
pasien.
-Pengaruh CAD
-Proses
penyembuhan 4. meningkatklan pengetahuan
pasien
-Jenis-jenis
pengobatan Dan keluarga sehingga
keluarga dapat mengantisipasi
-Pengaruh obat-
serangan ulang.
obatan
19
-pembatasan diet :
rendah kolesterol
-olahraga 3/
seminggu : jogging ,
aerobic
-stop merokok
-manajement stress
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit jantung coroner adalah penyakit yang menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan
dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit
jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya
faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya
hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok,
konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah
dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan
yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur,
menghindari stress kerja.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://akperbhayangkaraaskep.blogspot.co.id/2012/01/cad-coronary-artery-disease.html
http://bazrinakperblogku.blogspot.co.id/2012/12/askep-cad-coronary-artery-disease.html
http://firmanputrajab182.blogspot.co.id/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
https://www.google.co.id/search?q=makalah+dan+pathway+jantung+koroner&hl=en&biw=1366&bih=6
23&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjasvfAqcHPAhWKQY8KHRtbDC0Q_AUIBigB#imgrc=nqt
h90v4Trv7HM%3A
https://mikimikiku.wordpress.com/2013/10/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-penyakit-jantung-
koronerpjk/
22