Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

“CORONARY ARTERY DISEASE (PENYAKIT JANTUNG KORONER)”

Dosen pengajar: Ns. Grace CS,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun oleh:

1. EVADA ARIFA

2. NILAM SARI

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “CORONARY ARTERY DISEASE (PENYAKIT JANTUNG
KORONER)” dapat diselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang
hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

PENULIS,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1) latar belakang ………………………………………………………………. 4

1.2) tujuan ……………………………………………………………………… 4

1.3) sistematika penulisan ………………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1) pengertian …………………………………………………………………. 5

2.2) anatomi fisiologi …………………………………………………………… 5

2.3) etiologi ……………………………………………………………………… 6

2.4) patofisiologi ………………………………………………………………… 7

2.5) patoflowdiagram ……………………………………………………………. 9

2.6) tanda dan gejala …………………………………………………………….. 10

2.7) pemeriksaan penunjang ……………………………………………………... 11

2.8) penatalaksanaan medis ……………………………………………………… 12

2.9) komplikasi …………………………………………………………………... 13

2.10) konsep dasar keperawatan …………………………………………………. 13

BAB III KESIMPULAN

3.1) PENUTUP ………………………………………………………………...…. 21

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang di sebabkan oleh karena
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung. Penyebab
Jantung Koroner adalah pengapuran dinding pembuluh darah.

1.2 TUJUAN

Dapat mengetahui tentang penyakit jantung coroner serta hal-hal lain yang berhubungan
dengan penyakit jantung coroner

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I pendahuluan : terdiri dari latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan

BAB 2 tinjauan teori : terdiri dari pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,
patoflowdiagram, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi
dan konsep dasar keperawatan.

BAB 3 penutup : terdiri dari kesimpulan dan daftar pustaka

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. PENGERTIAN

Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).

2.2. ANATOMI FISIOLOGI

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan
darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.

Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma
terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa
terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.

Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri
koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung,
menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri
koroner. Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).

5
2.3. ETIOLOGI

Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :

1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).

Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung koroner.
Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang pria yang
berusia jauh di bawah 45 tahun.

2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi
wanita).

Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun
secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika usia wanita
itu telah menginjak usila (usia lanjut).

3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet
keluarga.

4. Diabetes.

Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula


darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.

5. Merokok.

Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah
sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh
darah.

6
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis
koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.

7. Kegemukan (obesitas).

Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.

8. Gaya hidup buruk.

Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta
pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.

9. Stress.

Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang tegang,
dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.

2.4. PATOFISIOLOGI

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.


Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.

Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah.

7
Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.

Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi tidak
satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan
thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus
plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan
kapiler di sebelah distal plak yang pecah.

Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme aterosklerosis.


Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang
rentan untuk terbentuknya ateroma.

8
2.5. PATOFLOWDIAGRAM

9
2.6. TANDA DAN GEJALA

Pada penyakit arteri koronaria ini, penderita mungkin merasa sakit dada dan/atau sesak
nafas pada saat olah raga atau melakukan aktivitas, sakit dada atau dikenali sebagai angina
pektoris. Sakit ini dialami pada bagian tengah dada atau sebelah kiri dada. Kesakitan ini dialami
dengan:

1. Seolah-olah ada cengkraman yang kuat pada dada.

2. Sesak pada dada.

3. Sukar bernafas

Sakit ini akan merebak ke leher dan bagian lengan kiri. Hal ini terjadi selama aktivitas
fisik atau tekanan emosi. Tekanan emosi atau aktivitas yang lain juga dapat menyumbangkan
masalah ini.

Sakit dada ini terbagi menjadi dua peringkat yaitu:

1. Stabil : mengalami sakit dada apabila melakukan aktivitas.

2. Tidak stabil : mengalami sakit dada yang berulang-ulang dan berkepanjangan. Sakit ini
dialami sekalipun dengan melakukan aktivitas yang ringan atau semasa sehat.

Kadangkala pada orang tua merasakan sakit pada bagian bahu, lengan, leher, rahang atau
belakang badan. Semasa serangan jantung, penderita akan mengalami sakit dada secara tiba-tiba
dan diiringi dengan berkeringat, berdebar, rasa lemas badan, dan pusing kepala.

Dalam keadaan seperti diabetes dan usia tua, simptom mungkin ringan maupun luar biasa
(contohnya sakit pada bagian ulu hati). Sekiranya gejala-gejala angina tidak stabil dibiarkan
tanpa perawatan, penderita akan mendapat serangan jantung (penginfarkan miokardium)

10
2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pengambilan contoh darah

Pada pemeriksaan darah (enzim jantung : CK & LDH)

a. CKMB berupa serum creatinine kinase (CK) dan fraksi (MB) merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard creatinin kinase (CK) meningkat pada 6-8 jam setelah
awitan infrak dan memuncak pada 24 & 28 jam pertama. Pada 2-4 hari setelah awitan
AMI normal.
b. dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah 24 jam pertama
setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari.
c. Pertanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponin T (TnT) mempunyai nilai
prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT berkaitan dengan
kontraksi dari sel miokard.

2. Elektrokardiogram (EKG)

Pada pemeriksaan EKG :

a. Fase hiperakut (beberapa jam permulaan serangan)


- Elevesi yang curam dari segmen ST
- Gelombang T yang tinggi dan lebar
- VAT memanjang
- Gelombang Q tampak
b. Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)
- Gelombang Q patologis
- Eleven sigmen ST yang cembung ke atas
- Gelombang T yang terbalik (arrowhead)
c. Fase resolusi (beberapa minggu atau bulan kemudian)
- Gelombang Q patologis tetap ada
- Segmen ST mungkin sudah kembali iseolektris
- Gelombang T mungkin sudah menjadi normal

11
3. Oronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x pada
jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan letak
sumbatan pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter melalui arteri pada lengan atau
paha menujua jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung, yang merupakan
bagian dari angiografi koroner Zat kontras yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan
melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat
mempelajari aliran darah yang melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan
sumbatan, tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan
aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang
berpori) dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.

2.8. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Pemberian pendidikan kesehatan pada klien maupun keluarga yang mengalami penyakit
arteri koroner.

2. Pemberian obat golongan antiangina, beta blocker, dan antikoagulan.

3. Melakukan pemerikasaan penunjang (diagnostik).

2.9. KOMPLIKASI

Perluasan infark dan iskemia paska infak, aritmia, (sinus brsdikardi, supraventricular
takiaritmia, aritmia ventrikular, gangguan konduksi), disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri,
hipertensi, syok), infark ventrikel kanan, defek mekanik, ruptur miokard, aneurisma ventrikel
kiri, pericarditis, dan trombus mural.

12
2.10. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Aktivitas dan Istirahat.

Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan dan dispnea


pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b. Sirkulasi.

Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi, diabetes
melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan mungkin
mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur
jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).

Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin
pucat baik di bibir dan di kuku.

c. Eliminasi.

Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

d. Nutrisi.

Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.

e. Neuro Sensori.

Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

13
f. Kenyamanan.

Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat
yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang
menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama
jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.

g. Respirasi.

Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.

h. Interaksi sosial.

Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

i. Pengetahuan.

Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan penumpukan asam laknat ischemia miokardium.

2. Curah jantung menurun berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas miokardial atau


perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan struktural.
(mis: kelainan katup, aneurisma ventrikel)

3. Gangguan rasa aman : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang


penyakit.

14
3. INTERVENSI

No Diagnose tujuan intervensi Rasional


keperawatan

1. Nyeri berhubungan Setelah dulakukan 1. kaji dokumentasi 1. data tersebut dapat


tindakan dan laporakan : membantu menentukan
Denganpenumpukan
keperawatan penyebab dan efek nyeri dada
asam a. keluhan pasien
selama 1X24 jam serta merupakan garis dasar
laknat ischemia mengenai nyeri dada
pasien tidak untuk membandingkan gejala
meliputi lokasi,
miokardium mengalami nyeri pasca terapi :
radiasi durasi nyeri
dengan keriteria:
dan factor yang a. terapi terdapat berbagai
– Pasien tidak memmpengaruhi kondisi yang berhubungan
mengeluh nyeri nyeri dengan nyari dada terdapat
dada temuan klinik yang khas pada
b. efek nyeri dada
nyeri dada iskhemik
– Pasien pada perfusi
tampak tenang hemodinamik b. infark mikard menurunkan
dan dapat kardiovaskuler kontraktilitas jantung dan
beristirahat terhadap komplience ventrikel dan
jantung,otak,ginjal. dapat menimbulkan disritmia
– TTV dalam
(curah jantung menurun)
batas normal
mengakibatkan tekanan darah
– Tekanan dan perkusi jaringan menurun
darah: 110- frekuensi jantung dapat
120/60-80 mm meningkat sebagai mekanisme
Hg kompensasi untuk
mempertahankan curah
– RR: 16 -20
jantung.
X /menit
2. monitoring EKG

15
– HR : 60 -
100X . menit
2. mengetahui adanya
– T: 36,5-37,5 perubahan gambaran EKG dan
3. monitoring TTV
c adanya komplikasi AMI.

Keluaran urin 3. peningkatan TD HR,RR,


baik yaitu 1-2 cc menandakan nyeri yang sangat
/kg bb /jam di rasakan oleh pasien.
4. Berikan O2 sesuia
kondisi pasien 4.terapi O2 dapat
meningkatkan suplay O2 ke
jantung ,
5. berikan posisi
semifowler .
5. membantu memaksimalkan
6. Anjurkan pasien
komplience paru.
untuk bedrest total
selama nyeri dada 6. menurunkan konsumsi O2.
timbul.

7. berikan
lingkungan yang
tenang aktifitas
perlahan dan
7. menurunkan rangsang
tindakan yang
eksternal.
nyaman .

8. berikan terapi
sesuai program

16
8. untuk proses penyembuhan
pasien.

2. Curah jantung setalah dilakukan 1. Auskultasi nadi 1. Biasanya terjadi tachycardia


menurun b.d tindakan apical, kaji frekuensi, untuk mengkompensasi
Perubahan keperawatan, irama jantung. penurunan kontraktilitas
kontraktilitas klien jantung.
2. Catat bunyi
miokardial atau menunjukkan
jantung.
perubahan adanya penurunan
inotropik, curah jantung. 2. S1 dan s2 lemah, karena
perubahan menurunnya kerja pompa S3
Kriteria Hasil:
frekuensi, irama, sebagai aliran ke dalam
konduksi jantung, – Frekuensi serambi yaitu distensi. S4
perubahan jantung menunjukkan inkopetensi atau
struktural. (mis: meningkat stenosis katup.
kelainan katup, 3. Palpasi nadi
– Status
aneurisma ventrikel) perifer.
Hemodinamik
3.Untuk mengetahui fungsi
stabil
pompa jantung yang sangat
– Haluaran dipengaruhi oleh CO dan
Urin adekuat pengisisan jantung.
4. Pantau tekanan
– Tidak darah.
terjadi dispnu
4.Untuk mengetahui fungsi
– Akral pompa jantung yang sangat
5. Pantau keluaran
Hangat dipengaruhi oleh CO dan
urine, catat
pengisisan jantung.
penurunan keluaran,
dan kepekatan atau

17
konsentrasi urine.

5.Dengan menurunnya CO
mempengaruhi suplai darah ke
6. Kaji perubahan
ginjal yang juga
pada sensori contoh:
mempengaruhi pengeluaran
letargi, bingung,
hormone aldosteron yang
disorientasi, cemas
berfungsi pada proses
dan depresi.
pengeluaran urine.
7. Berikan
istirahat semi
recumbent (semi- 6.Menunjukkan tidak
fowler) pada tempat adekuatnya perfusi serebral
tidur. sekunder terhadap penurunan
curah jantung.
8. Kolaborasi
dengan dokter untuk
terapi, oksigen, obat
jantung, obat diuretic
dan cairan.

7.Memperbaiki insufisiensi
kontraksi jantung dan
menurunkan kebutuhan
oksigen dan penurunan venous
return.

8.Membantu dalam proses


kimia dalam tubuh

18
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. berikan penjelasan 1. dengan mengetahui faktor
aman : Cemas b.d tindakan tentang factor-faktor resiko , pasien dan keluarga
kurangnya keperawatan resiko timbulnya dapat mencegah dan
pengetahuan tentang selama 2X24 jam CAD : merokok, diet memodifikasi gaya hidup yang
penyakit pasien tinggi kolesterol , lebih sehat.
menunjukan: DM , Hipertensi ,
stress.
-Pasien ataupun
kel;uarga tenang 2. berikan dukungan
emosional: sikap
-pasien dan
hangat dan empati
keluarga dapat 2. pasien akan meraas
mengetahui dan 3. jelaskan setiap dihargai.
menyebutkan prosedur yang akan
kembali tentang dilakukan pada
penyakit yang di pasien dan keluarga.
derita pasien cara
3. dengan mengetahui
pencegahan dan
prosedur pasien dan keluarga
perawatannya.
akan berpartisipasi dalam
4. berikan penjelasan melakukan tindakan
tentang perawatan disamping itu juga dapat
pasien dirumah : menurunkan tingkat cemas
pasien.
-Pengaruh CAD

-Proses
penyembuhan 4. meningkatklan pengetahuan
pasien
-Jenis-jenis
pengobatan Dan keluarga sehingga
keluarga dapat mengantisipasi
-Pengaruh obat-
serangan ulang.
obatan

19
-pembatasan diet :
rendah kolesterol

-olahraga 3/
seminggu : jogging ,
aerobic

-stop merokok

-manajement stress

-saat BAB tidak


mengejan

5. kaji ulang tingkat


cemas

5. untuk mengetahui dan


mengevaluasi tingkat
keberhasilan dari intervensi
yang telah dilakukan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penyakit jantung coroner adalah penyakit yang menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan
dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit
jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya
faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya
hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok,
konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah
dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan
yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur,
menghindari stress kerja.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://akperbhayangkaraaskep.blogspot.co.id/2012/01/cad-coronary-artery-disease.html

http://bazrinakperblogku.blogspot.co.id/2012/12/askep-cad-coronary-artery-disease.html

http://firmanputrajab182.blogspot.co.id/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

https://www.google.co.id/search?q=makalah+dan+pathway+jantung+koroner&hl=en&biw=1366&bih=6
23&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjasvfAqcHPAhWKQY8KHRtbDC0Q_AUIBigB#imgrc=nqt
h90v4Trv7HM%3A

https://mikimikiku.wordpress.com/2013/10/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-penyakit-jantung-
koronerpjk/

22

Anda mungkin juga menyukai