Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

HIPOTIROID

DI

SUSUN OLEH:

Sonya Beljeur

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melim
pahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan askep yang berjud
ul ‘Hipotiroid’ atas selesainya askep ini. kami dari pihak penyusun menyadari ba
hwa askep ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Ka
mi juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca makalah i
ni.

Makassar, 13 Mei 2023

Oleh

Kelompok IV

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................1

DAFTAR ISI ........................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................6

C. Tujuan .......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi...............................................................................8

B. Defenisi .......................................................................................8

C. Etiologi .......................................................................................8

D.Tanda dan gejala..................................................................................9

E. Penatalaksanaan..................................................................................11

F. Patoflow .......................................................................................12

G. Komplikasi .......................................................................................13

H. Pemeriksaan Penunjung.....................................................................13

BAB III : MENAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengkajian .......................................................................................14

B. Analisa Kata .......................................................................................16

C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................17

D. Intervensi Keperawatan......................................................................18

2
BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................23

B. Saran .......................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tiroid merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting bagi manu
sia, tiroid berbentuk kelenjar dan letaknya di bawah jakun pada leher. Tiroid meru
pakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh berbentuk kupu-kupu. Fungsi ke
lenjar tiroid adalah menghasilkan hormon tiroid yang berguna untuk menjaga
metabolisme tubuh (Sartika dkk, 2020).

Kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk sintesis dan sekresi hormon


e tiroid. Produksi hormone tiroid tergantung pada sekresi TSH (thyroid-sti
mulating hormone) dari hipofisis anterior dan asupan protein dan yodium yang ad
ekuat (Erlina & Waluya 2021).

Ada dua jenis gangguan tiroid yang dapat muncul yaitu hipertiro
id dan hypotiroid. Hipotiroidisme adalah keadaan defisiensi hormone tiroi
d (TH) yang menyebabkan metabolisme tubuh berjalan lamat, penurunan produks
i panas, dan penurunan konsumsi oksigen di jaringan. Aktivitas kelenjar tiroid kur
ang dapat terjadi akibat disfungsi tiroid primer atau kejadian sekunder akibat disfu
ngsi hipofisis anterior (Erlina & Waluya 2021).

Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai denga


n kurangnya produksi hormone tiroid yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksin
(T4) yang diproduksi kelenjar tiroid. Kekurangan hormone tiroid ini menyebab
kan penurunan proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, sehin
gga cenderung menyebabkan kegemukan (Hidayat, 2018).

Hipotiroid pada kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir dengan ganggu


an retardasi mental serta gangguan pertumbuhan (Lembar & Hartono, 2009).

4
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang
mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu
(Nursalam, 2008).

Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang


luar biasa mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat
mahal maka kita perlu menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih merasa
nyaman dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas yang kita inginkan.
Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dewasa ini adalah
kelainan produksi hormon salah satunya adalah hormon tiroid.

Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak
adalah adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat  dibagi atas 2
bagian besar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan
abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga
kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai dengan penurunan berat badan,
gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot (Batubara, 2010).

Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari


hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama
periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun.
Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah
defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium
cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia
dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus
tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)

5
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25
juta.Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia
berkisar antara 44,44%-48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar
gondok. Di As diperkirakan 0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering
pada usia di bawah 40 tahun. (Sutomo budi,2009).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya


tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. N dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Hipertiroid di Unit Pelayanan Fungsional Dalam
Wanita (F) Rumah Sakit Umum  Dokter Soedarso Pontianak Tahun 2014”.

B. Rumusan msalah

1. Apa Anatomi Fisiologi Dari Hipotiroid ?


2. Apa Defenisi Hipotiroid ?
3. Apa Etiologi Hipotiroid ?
4. Apa Tanda Dan Gejala Hipotiroid ?
5. Apa Penatalaksanaan Hipotiroid?
6. Bagaiman Patoflow Hipotiroid ?
7. Apa Komplikasi Hipotiroid ?
8. Apa Pemeriksaan Penunjang Hipotiroid ?
9. Bagaimana Pengkajian Hipotiroid ?
10. Apa Saja Analisa Data Hipotiroid ?
11. Apa Dignosa Keperawatan Hipotiroid ?
12. Apa Intervensi Keperawatan Hipotiroid ?
C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa, tenaga kesehatan maupun penulis dapat


mengetahui dan mengerti mengenai konsep dasar penyakit Hipertiroid dan
asuhan keperawatan pada klien dengan Hipertiroid.

6
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui secara teori penyakit hipotiroid

b. Mengetahui pengkajian pada Ny. M dengan penyakit Hipotiroid

c. Mengetahui diagnosa keperawatan pada Ny.M dengan penyakit


Hipotiroid

d. Mengetahui Intervensi keperawatan pada Ny.M dengan penyakit


Hipotiroid

e. Mengetahui Implementasi keperawatan pada Ny.M dengan penyakit


Hipotiroid

f. Mengetahui Evaluasi keperawatan pada Ny.M dengan penyakit


Hipotiroid

g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori Hipotiroid dan kasus yang


terjadi pada Ny.M

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi fisiologi

Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormont


iroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidis
me pada bayi dan anak-anak berakibat pertambahan pertumbuhan dan perkemban
gan jelas dengan akibat yang menetap yang parah seperti retardasi mental. Hipotir
oidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organi
sme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular, terutama pada ot
ot dan kulit,yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala hipotiroidism
e pada orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi (Anwar R, 2005).

B. Defenisi
Hipertiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipof
ungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. K
eadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di bawah nilai optimal.
(Smeltzer, 2002)
Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikkan oleh tak dise
kresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semu
a fungsi tubuh dan mental secara umum. (Engram, 1999).
C. Etiologi
Etiologi hipotiroid terbagi menjadi dua, yaitu hipotiroid primer dan hipotir
oid sentral yang terdiri dari hipotiroid sekunder dan tersier. Hipotiroid primer terja
di akibat kelainan kelenjar tiroid sendiri, hipotiroid sekunder terjadi akibat defisie
nsi thyroid stimulating hormone (TSH) dari kelenjar pituitari, sedangkan hipotiroi
d tersier disebabkan defisiensi thyrotropin releasing hormone (TRH) dari hipotala
mus. Pada kedua kondisi hipotiroid sentral tersebut, kelenjar tiroid berada dalam k
eadaan normal.

8
Hipotiroid primer terjadi karena kelainan pada kelenjar tiroid yang menyeb
abkan berkurangnya produksi hormon tiroid. Beberapa contoh hipotiroid primer a
dalah pada kasus tiroiditis limfositik kronik, tiroiditis postpartum, defisiensi iodin,
tiroiditis granulomatosa subakut, hipotiroid terinduksi obat, dan hipotiroid iatroge
nik.
B. Tanda dan gejala
1. Penyebab Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di
sisi depan leher, tepat di bawah jakun. Kelenjar ini bertugas menghasilkan hor
mon tiroid yang membantu tubuh menggunakan energi, termasuk mengatur me
tabolisme, suhu tubuh, dan detak jantung. Hipotiroidisme terjadi saat kelenjar ti
roid tidak dapat memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup. Gan
gguan hormon ini biasa disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun, terutama penyakit Hashimoto, merupakan penye
bab hipotirodisme yang paling umum. Pada penyakit ini, tubuh menghasi
lkan antibodi yang justru menyerang kelenjar tiroid sehingga fungsinya te
rganggu.
b. Pengobatan pada kelenjar tiroid
Radioterapi pada area leher dapat merusak sel-sel kelenjar tiroid, seh
ingga kelenjar tersebut sulit untuk memproduksi hormon. Selain itu, oper
asi tiroid juga dapat menjadi penyebab hipotiroidisme.
c. Obat-obatan tertentu
Penggunaan beberapa jenis obat, seperti lithium, amiodarone, dan int
erferon, dapat menyebabkan hipertiroidisme. Obat-obatan tersebut digun
akan untuk mengatasi gangguan mental, gangguan irama jantung, dan ka
nker.
Meskipun jarang, kondisi di bawah ini juga dapat menyebabkan hipo
tirodisme.

9
d. Pola makan rendah yodium
Yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid
agar dapat memproduksi hormon. Kekurangan yodium bisa menyebabka
n hipotirodisme.
e. Kelainan bawaan
Beberapa bayi lahir dengan kelenjar tiroid yang tidak berkembang se
mpurna, bahkan tanpa kelenjar tiroid. Kondisi yang disebut hipotiroidism
e kongenital ini terjadi akibat beragam hal, mulai dari pola makan ibu ha
mil yang rendah yodium hingga faktor genetik.
f. Gangguan hormon TSH
TSH (thyroid-stimulating hormone) adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar pituitari untuk membantu kelenjar tiroid dalam memproduk
si dan melepaskan hormon. Gangguan pada hormon TSH akan memenga
ruhi produksi hormon tiroid.
Penyakit yang dapat menyebabkan rendahnya hormon TSH antara la
in adalah sindrom Sheehan dan tumor kelenjar hipofisis. Selain itu, ada ju
ga kondisi yang bisa membuat seseorang lebih berisiko menderita hipertir
oidisme, di antaranya:
1) Berjenis kelamin wanita dan berusia di atas 60 tahun
2) Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit tiroid
3) Sedang hamil atau baru melahirkan dalam waktu 6 bulan terakhi
r
4) Menderita penyakit autoimun lainnya, seperti diabetes tipe 1, pe
nyakit celiac, atau multiple sclerosis
5) Menderita gangguan bipolar, sindrom Down, atau sindrom Turn
er

2. Gejala Hipotiroidisme

Gejala hipotirodisme tergantung pada seberapa rendah kadar hormon yan


g dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Sejumlah keluhan yang dapat terjadi akibat hi
potiroidisme antara lain:

10
a. Mudah lelah dan pusing
b. Sembelit atau susah buang air besar
c. Otot-otot terasa lemah, nyeri, dan kaku
d. Lebih sensitif pada cuaca dingin
e. Kulit kering, kasar, mudah mengelupas, dan keriput
f. Berat badan naik tanpa penyebab yang jelas
g. Wajah bengkak dan suara menjadi parau
h. Rambut rontok dan tipis
i. Kuku rapuh
j. Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi
k. Denyut jantung lambat (bradikardia)
Gejala-gejala di atas berkembang cukup lambat, bahkan hingga hitungan
tahun. Hal ini membuat gejala hipotiroidisme tidak langsung disadari. Meski le
bih sering dialami oleh wanita berusia lanjut, hipotiroid dapat diderita oleh siap
a saja, termasuk bayi baru lahir (hipotiroidisme kongenital).
Gejala hipotiroid pada bayi sedikit berbeda dengan orang dewasa, yaitu:
1) Sering kentut atau bersendawa (perut kembung)
2) Tidak mau makan dan jarang buang air besar (sembelit)
3) Tidur terlalu lama
4) Tangan dan kaki terasa dingin
5) Lebih rewel dan suara tangisannya parau
6) Lidah bengkak dan menjulur keluar
7) Penyakit kuning
8) Sulit bernapas
9) Pertumbuhannya terhambat, berat badan rendah, dan terlambat berjala
n
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipotiroid bertujuan untuk mencapai kadar thyroid stimul
ating hormone (TSH) yang normal, dan mencapai resolusi gejala fisik maupun me
ntal pada pasien. Penatalaksanaan standar pasien hipotiroid adalah terapi penggant

11
i hormon (thyroid hormone replacement) dengan pemberian hormon tiroid eksoge
n untuk mendukung atau menggantikan hormon tiroid endogen.

F. Patoflow

G3, organic kelenjar ti G3, fungsi Hipotalamu


roid s/hipofisis

Prokduksi TSH

Produksi hormone tiroid

Metabolisme tubu Peningkatan aktv SSP Peningkatan Proses gliko Aktifitas G1


h meningkat rangsangan genesis meningkat
SSP

Perubahan ko
Produksi Kebutuhan ndisi Listrik ja
ntung Peningkatan Proses pemb
kalor cairan
aktifitas SSP akaran lema
k

Suhu tubuh
Beban kerja Disfungsi
Defisit volume jantung naik SSP Penurunan b
cairan erat badan

Aritmia, taki Angitasi, keja


kardi ng koma

Penurunan c
urah jantung

12
G. Komplikasi

Jika tidak segera ditangani, beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat
penyakit hipotiroid adalah sebagai berikut:

1. Penyakit gondok.
2. Obesitas.
3. Kerusakan saraf.
4. Nyeri sendi.
5. Infertilitas.
6. Penyakit jantung.
7. Koma miksedema.

F. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang di lakukan yaitu:

1. Tes ambilan RAI: Meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter nodul
er, menurun pada tiroiditis.
2. T3 dan T4 serum: Meningkat
3. T3 dan T4 bebas serum: Meningkat
4. TSH: Tertekan dan tidak merespon pada TRH (Tiroid release hormone)
5. Tiroglobulin: Meningkat
6. Stimulasi tiroid 131: Dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
7. Ambilan tiroid 131: Meningkat ikatan proteinsodium: Meningkat
8. Gula darah: Meningkat ( Kerusakan adrenal)
9. Kortisol plasma : Turun( Menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
10. Pemeriksaan fungsi hepar: Abnormal
11. Elektrolit: Hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari diuresis dan kehilangan dari GI.

13
12. Katekolamin serum: Menurun
13. Kreatinim urin: Meningkat
14. EKG : Fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek kardiomegali

BAB III

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Contoh Kasus

Seorang wanita (Ny. M) usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, riwayat pen
yakit : dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di di puskesmas
dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasaka
n dada sering berdebar-debar dan badanya tetap kurus.

Hasil pemeriksaan fisik jantungnya membesar,nadi<60 kali/menit,matanya


exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,
004Uiu/ml,FT4 20ug/dl. Kemudian oleh dokter disarankankan untuk melakukan p
emeriksaan iodium radioaktif dan finddle aspiration biopsy (FNAB).

A. Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormone dalam tubuh sangat bervariasi, oleh kar
ena itu lakukanlah pengkajian terhadap hgal-hal penting yang dapat mengali sebn
yak mungkin informasi antara lain :

1. Analisis data

a. identitas pasien :

1) Nama : Ny M
2) Umur : 28 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Pekerjaan : Pegawai suasta
5) Berat badan : 40 kg
6) Tinggi badan : 160 cm

14
b. Keluhan utama :

1) Sesak nafas
2) Sulit menelang
3) Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
4) Pasien nampak gelisah
5) Pasien tidak napsu makan
6) Rasa cape / Lelah
7) Pasien intoleran terhadap dingin
8) Sembelit

c. riwayat kesehatan : Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalau dengan kelu


huan terdap benjolan di leher depan dan neyeri ssat di tekan.

d. Kebiasan hidup sehari-hari seperti :

1) Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang kadar yodirnya rendah, dan nafsu makan
menurun
2) Pola tidur

Pasien sering tidur larut malam

3) Pola aktifitas

Pasien terlalu memorsir pekerjan sehingga sering mengeluh kelelahan

e. Pemeriksan fisik mencakup :

1) System inretgumen, seperti : kulit dingin, pucat, kering, bersisik dan men
ebal pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, ramb
ut rontok dan pertumbuhanya rontok.
2) System pulmonary seperti : hipovintilasi, pleural efusi, dispenia.

15
3) System kardiavaskuler, seperti : bradikarti, distrimia, pembsaran jantung,
toleransi terhadap aktifitas menurun hipertensi.
4) Mata bolit, seperti : menerunan metabolisme basal, menurunan suhu tubu
h, intoleransi terhadap dingin.
5) System musculoskeleial, seperti : nyeri otot kontraksi dan relaksi otot yan
g melambat.
6) System neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lam
bat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang bingung hilang
pendengar, penurunan reflex tendom.
7) Gastrointestral, seperti : anokresia, penigkatan berat badan, obstipasi, dite
nsi abdomen.
8) Sikologis dan emosional : apatis, igitasi, depresi, paranoid, menraik diri a
tau kurang percaya diri, dan bahkan maniak.

f. pemeriksan menujang :

1) Pemeriksan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15 pg / dl, dan


kadar T4 20 pg/dl.
2) Pemeriksan TSH ( pada klaien hipotirodisme prime akan terjadi pengktkan
TSH serum, sedengkan pada sekunder kadar STH dapat menurun atau nor
mal ) : kadar TSH pada pasien tersebut yaitu <0,005Piu/ml.
3) Pemeriksan USG : pemeriksan ini bertujuan untuk memberikan informasi
yang tepat tenang ukuran dan bentuk kelanjar teroid dan nodul.

B. Analisis Data

1. Gangguan perpesi sensorit ( penglihatan ) berdasarkan gangguan transminsi


inpuls sensorit sebagai akibat oflalmompati

Data yang didapat : fungsi intektual yang lambat, berbicara lambat dan berb
ata-bata. Gangguan memori, perhatian kurang bingung hilang pendengar, pe
rastesia, penurunan reflex tendom.

2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan fulme secukup sebagai aki


bat bradikardi, hipotensi.

16
Data yang didapat : bradirkardi, distrimia, pembesaran jantung dan hipotensi.

3. Perubahan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebut


uhan metabolisme, dan napsu makan yang menurun.

Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, homoglobin men


urun, dingin, pucat, kering bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk,
serta kuku menebal.

4. Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga atau kelelahan, ekspa
nsi paru yang menurun dispena.

Data yang di dapat : hipoventelasi,dispenia,efusi pleural

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensorik (penglihantan) berdasarkan ganguan transmisi i


mlus sensorik sebagai akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume secukup sebagai a
kibat bradikardi, dan hipoventilasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebu
tuhan metabolisme: napsu makan menurun
4. Intoleran aktivitas berhubuangan dengan kelelahan dan penutunan proses ko
gnitif
5. Perubahan suhu tubuh
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gas trointestinal
7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
8. Peruabahan pola berfikir berhubungan dengan ganguan metabolisme dan pe
rubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.

17
C. Intervensi

1. Dx 1 :

Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan tra


nsmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.

Tujuan :

Agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan
tidak terjadi troma/cedera pada mata.

Intervensi :

a. Ajurkan pada pasien bila tidur dengan posisi elevasi kepala.


b. Basahi mata dengan borwater steril.
c. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata ryben
d. Jika pasien tidaki dapat menutup mata pada saat tidur, gunakan plester no
n alergi
e. Berikan obat-obatan steroid sesuai program, pada kasus-kasus yang berat
biasnya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti s
teroid dan diuretik.

2. Dx 2 :

Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume secunkup


sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi

Tujuan :

Agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang di tandai dengan tek


anan darah, dan irama jantung dalam batas normal.

Intervensi:

18
a. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk meng
indikasi kemungkinan terjadinya gangguan homedinamik jantung seperti
hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan perubahan status mental.
b. Ajurkan pasien untuk memberi tahu perawat segera bila pasien mengala
mi nyeri dada, karena pada pasien dengan hipotiroid koronik dapat berk
embang arteroisklerosis arteri koronaria
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levothyroxine sodium,observasi deng
an ketatadanya nyeri dada dan dispenia, pada dosis awal pemberian obat
biasanya dokter memberikan dosisi minimal,yang kemudian di tingkatka
n secara bertahap setia 2-3 minggu sampai di temukan dosis yang tepat u
ntuk pemeliharaan.
d. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-ta
nda yang harus di waspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan ob
at yang berlebihan.

3. Dx 3 :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurun


an kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun.

Tujuan :

Agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria :berat badan berta
mbah,tekstur kulit baik

Intervensi :

a. Dorong peningkatan asupan cairan


b. Berikan makanan yang kaya akan serat
c. Ajarkan kepada klien tentang jenis-jenis makanan yang banyak mengand
ung air.
d. Pantau fungsi usus
e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi
keputihan.

19
f. Kolaborasi:untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan.

4. Dx 4 :

Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahn dan penurunan pros


es kognitif

Tujuan :

Agar pasien dapat beristirahat.

Intervensi :

a. Atur interval waktu atar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latiha
n yang dapat ditolerir
b. Bantu aktifitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan Le
lah.
c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktivitas yang tidak menimbul
kan stres
d. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.

5. Dx 5 :

Penurunan suhu tubuh.

Tujuan :

Pemeliharaan suhu tubuh normal

Intervensi :

a. Berikan tambahan lapisan pakian tau tambahan selimut


b. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar ( misalnya, bantal
pemanas, selimut listrik atau penghangat).
c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasr s
uhu normal pasien.
d. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.

6. Dx 6 :

20
Konstipasi berhubungan dengan dengan gastrointestinal

Tujuan :

Pemulihan fungus usus yang normal

Intervensi:

a. Dorong peningkatan asupan cairan


b. Berikan makanan kaya akan serat
c. Ajarkan kepada pasien,tentang jenis-jenis makana yang banyak mengand
ung air
d. Pantau fungsi usus
e. Dorong pasien untuk meningkatkan mobolisasi dalam batas-batas di perl
ukan
f. Kolaborasi: untuk pemberian obat yang pencahar dan enema bila di perlu
kan.

7. Dx 7 :

Pola nafas tidak efektif berhungan dengan depresi ventealsi

Tujuan :

Perbaikan stasus respirasi dan pemeliharaan pola nafas yang normal

Intervensi :

a. Pantau frekunsi,kedalamam,pola pernafasan:oksimetri denyut nadi dan g


as darah arterial.
b. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk
c. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
d. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukuna
n fentilasi jika di perlukan.

21
8. Dx 8 :

Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme


dan perubahan status kardiovaskuler serta pernafasan

Tujuan :

Perbaikan proses berpikir

Intervensi :

a. Orientasikan pasien terhadap waktu,tempat,tanggal dan kejadian di sekita


r dirinya.
b. Berikan stimulasi lewat pertengkaran dan aktivitas
c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kogni
tif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tiroid merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting bagi manu
sia, tiroid berbentuk kelenjar dan letaknya di bawah jakun pada leher. Tiroid meru
pakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh berbentuk kupu-kupu. Fungsi ke
lenjar tiroid adalah menghasilkan hormon tiroid yang berguna untuk menjaga
metabolisme tubuh (Sartika dkk, 2020).
Kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk sintesis dan sekresi hormon
e tiroid. Produksi hormone tiroid tergantung pada sekresi TSH (thyroid-sti
mulating hormone) dari hipofisis anterior dan asupan protein dan yodium yang ad
ekuat (Erlina & Waluya 2021).
Ada dua jenis gangguan tiroid yang dapat muncul yaitu hipertiro
id dan hypotiroid. Hipotiroidisme adalah keadaan defisiensi hormone tiroi
d (TH) yang menyebabkan metabolisme tubuh berjalan lamat, penurunan produks
i panas, dan penurunan konsumsi oksigen di jaringan. Aktivitas kelenjar tiroid kur
ang dapat terjadi akibat disfungsi tiroid primer atau kejadian sekunder akibat disfu
ngsi hipofisis anterior (Erlina & Waluya 2021).
Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai denga
n kurangnya produksi hormone tiroid yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksin
(T4) yang diproduksi kelenjar tiroid.
Adapun diagnosa yang muncul pada hipotiroid yaitu :
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihantan) berdasarkan ganguan transmisi iml
us sensorik sebagai akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume secukup sebagai akib
at bradikardi, dan hipoventilasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuh
an metabolisme: napsu makan menurun

23
4. Intoleran aktivitas berhubuangan dengan kelelahan dan penutunan proses kogni
tif
5. Perubahan suhu tubuh
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gas trointestinal
7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
8. Peruabahan pola berfikir berhubungan dengan ganguan metabolisme dan perub
ahan status kardiovaskuler serta pernapasan.

B. Saran

Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami ganggu


an endokrin hipotiroidsme ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami,
mengetahui dan mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami gangguan endokrin hipotiroidsme.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. R. (2005) : Gejala hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversib


el dengan terapi

Chaker L, Bianco AC,(2017). Hipotiroidisme;390(10101):1550-62.3

Doengoes, Marylin E.(2006): Rencana Asuhan Keperawatan Edisi3. EGC:


JakartaKowalk

Engram, B (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Alih Ba


hasa: Suharyati Samba, Editor : Monica Ester, EGC, Jakarta.

Erlina & Waluya. (2021) : Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan sistem endok
rin 9 th. Indonesia Edition

Hidayat. (2018) : Pengaruh hipotiroid terhadap berat badan dan konsumsi pakan p


ada tikus jantan galur wistar.

Lembar, S., & Hartono, B. (2009). Disfungsi tiroid, anti bodi peroksidase dan hor
mon perangsangnya . INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHO
LOGY AND MEDICAL LABORATORY.

Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dan praktik keperawatan p


rofesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.

Sartika, Dkk. (2020) : Klasifikasi penyakit tiroid menggunakan algoritma C4.5 (St
udi Kasus : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hasanuddin Damrah Ma
nna).

Smeltzer.(2002) : Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Edisi 8 vol.3. Jakarta :


EGC

 Welsh-Mayer.2012. Buku Ajar Patofisiologi.EGC:JakartaKumar, Vinay, Cotran,


Ramzi, Robbins, Stanley. 2007. Buku AjarPatologi Edisi 7.EGC:Jakarta

25
26

Anda mungkin juga menyukai