TENTANG
Oleh
KELOMPOK 10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR
Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman – teman
yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari didalam
penyusuhan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki, baik dari seg tata bahasa maupun hal pengkonsilidasian.
Oleh karena itu kami minta maaf atas ketidak sempurnaannya dan juga memohon
kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini.
Harapan kami mudah – mudahan apa yang kami susun bisa memberikan manfaat
untuk diri sendiri ,teman – teman serta orang lain.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
ii
3.5 Penentuan Kriteria Hasil (NOC)……………………………………….
Bab IV Penutup
Kesimpulan …………………………………………………………………43
Saran ………………………………………………………………………..43
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa
mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita
perlu menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih percaya
diri untuk melakukan aktivitas yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang sering
ditemukan pada masyarakat dewasa ini adalah kelainan produksi hormon salah satunya
adalah hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah
adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar,
yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid
akibat meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah
yang ditandai dengan penurunan berat badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan
otot (Batubara, 2010).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit
Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
1
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit
Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
2
(1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun
(Guyton, 1991 ).
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
3
1.3 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah kedalam proses
asuhan keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
pada gangguan Hipertiroid dan Hipotiroid.
2 Tujuan Khusus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. SISTEM ENDOKRIN
1. Kelenjar
Kelenjar tersusun dari kumpulan sel atau organ khusus. Kelenjar juga berfungsi
mensekresikan hormon secara langsung kedalam aliran darah untuk mengatur fungsi
tubuh.
kelenjar utama adalah kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar
adrenal, pankreas, timus, kelenjar pineal dan gonad (ovarium dan testis).
a. Kelenjar Hipofisis
adalah suatu kelenjar berukuran sebesar kacang polong yang teletak didalam sella
tursika (suatu cekungan pada pada tulang stenoid didasar otak). kelenjar ini
berhubungan dengan hipotalamus melalui infudibulum, dari organ ini ia menerima
rangsangan kimiawi dan saraf.
kelenjar hipofisis terdiri dari dua daerah utama yaitu anterior dan posterior.
1. Hipofisis Anterior
5
Hipofisis anterior atau yang juga dikenal sebagai adenohipofisis, merupakan daerah
yang lebih besar diantara kedua daerah. Hipofisis anterior menghasilkan paling sedikit
enam hormon, yaitu :
- Hormon pertumbuhan (GH) atau somatotropin
- Hormon stimulaso tiroid (TSH), atau tirotropin
- Kortikotopin
- Hormon stimulasi folikel (FSH)
- Hormon lutein (LH)
- Prolaktin
2. Hipofisis posterior
Menyusun sekitar 25% kelenjar hipofisis dan berperan sebagai tempat penyimpanan
hormon antidiuretik (ADH), juga dikenal sebagai vasopresin, da oksitosin, yang
dihasilkan hipotalamus.
- Kelenjar Tiroid
Mempunyai dua lobus yang berfungsi sebagai satu unit dan juga menghasilkan
hormon tiroksin (T4) dan triiodotironim (T3). Secara bersama-sama disebut sebagai
hormon tiroid dan dianggap sebagai hormon metaboolik utama tubuh. Dan juga untuk
mengatur metabolisme dengan mempercept respirasi selular dan juga menghasilakn
kalsitonin.
Kelenjar tiroid juga berfungsi mempertahankan kadar kalsium darah dengan
menghambat pelepasan kalsium dari tulang, dan mengatur sekresi sesuai konsentrasi
kalsium pada cairan disekitarnya.
- Kelenjar Paratiroid
Merupakan kelenjar endokrin yang paling kecil dan menempel pada permukaan
posterior tiroid. bekerja bersama-sama sebagai satu kelenjar. menghasilkan hormon
paratiroid (PTH), yang membantu mengatur keseimbangan kalsium darah.
- Kelenjar Adrenalin
6
Terdiri dari dua kelenjar berbentuk almond, masing-masing terletak diatas ginjal.
mempunyai dua struktur berbeda, yaitu : korteks adrenal dan medula adrenal. masing-
masing berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang terpisah.
1. Korteks Adrenal
Membentuk bongkahan kelenjar adrenal. mempunyai tiga zona, atau lapisan sel yaitu
Zona Glomerulosa yang merfungsi menghasilkan mineralokortikoid (terutama
aldosteron), Zona Fasikulata yang berfungsi menghasilkan glukokortikoid (kortisol)
[hidrkortison], kortison dan kosteron. Serta sejumlah kecil androgen dan estrogen.
Zona retikularis yaitu menghasilkan beberapa hormon seks
2. Medula Adrenal
Berfungsi sebagai bagian dari sistem saraf simpatis. menghasilkan dua katekolamin
yaitu epinefrin dan norepinefrin, dan dianggap sebagai suatu struktur neuuroendokrin.
- Pankreas
Terletak didalam lengkungan duodenum. teregang secara horizontal dibelakang
lambung dan memanjang ke limpa, dan menjalankan fungsi endokrin maupun
eksokrin.
- Timus
Mengandung jaringan limfe. Menghasilkan sel T (penting dalam kekebalan yang
diperantai sel). Menghasilkan hormon peptida timosin dan poietin ( berperan dalam
pertumbuhan jaringan limfoid perifer)
- Kelenjar Pineal
Yaitu kelenjar yang terletak ventrikel ketiga pada otak, dan menghasilkan hormon
melatonin.
- Gonad
Meliputi ovarium pada wanita, dan meliputi testis pada pria.
7
- Ovarium
Menghasilkan ovum (telur). Menghasilkan estrogen dan progesteron, yaitu:
1. Berperan dalam perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks wanita
2. mengatur siklus menstruasi
3. memelihara uterus untuk kehamilan
4. membantu mempersiapkan kelenjar mammae untuk menyusui.
- Testis
Menghasilkan spermatozoa. Menghasilkan testosteron, yang merangsang dan
memelihara karakteristik seks maskulin dan memicu dorongan seks pria.
b. Kelencar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin yang terbesar, terletak
didepan trakea setinggicincin kedua dan ketiga dan diibawah laring atau pada
vertebrata servikal lima sampai dengan torakal pertama. Bentuk kelenjar tiroid seperti
dasi kupu-kupu, dan terdiri atas dua lobus yaitu lobus kanan dan kiri yang
dihubungkan keduanya oleh isthmus. Lobus kanan dan kiri tidak simetris, lobus kanan
lebih besar dari pada lobus kiri, berat kelenjar ini sekitar 10-20 gram denngan ukuran
5x2x2 cm pada wanita lebih besar dari pada pria. pada ibu hamil dan penyakit tertentu
kelenjar terjadi pembesaran.
Kelenjar tiroid tersusun atas sel-sel sekretorik yang berbentuk gelembung-
gelembung berongga yang disebut dengan sel folikel. Folikel-folikel ini berbentuk
seperti cincin dengan bagian dalam dipenuhi oleh koloid, yaitu bahan yang berfungsi
sebagai penyimpanan ekstrasel hormon-hormon tiroid (Sherwood,2001). Sel folikel ini
memmproduksi protein globular yang disebut tiroglobulin dan pengaturan sekresi T4
dan T3 distimulasi thyroid-stimulating hormone (TSH), yang delepaskan oleh pituitari
anterior melalui mekanisme feedback negative. Produksi TSH akan ditekan ketika
kadar tempat T4 tinggi. Sedangkan TSH sendiri dipengaruhi oleh tyrotropin releasing
hormone (TRH) yang diproduksi oleh hipothalamus mensekresikannya ke dalam
koloid. Molekul tiroglobulin mengandung senyawa asam amino tirosin yang
selanjutnya akan terbentuk hormon tetraidotironim (T4) atau tiroksin dan triiodotiroin
8
(T3). kedua hormon ini merupkan hormon tiroid. Sedangkan pada sel parafolikuler
diruang interstisium diantara folikel-folikel dihasilkan hormon peptide kalsitonim.
Suplai darah kelenjar tiroid berasal dari arteri thyroid superior dan inferior,
kadang-kadang terdapat arteri ima thyroidea. Arteri ini telah menerima jaminan
beranastomosis yang berlimpah dengan satu sama lain, baik ipsilateral maupun
kontalateral. Arteri imatiroid berasal dari lekungan aorta atau arteri innominata dan
memasuki kelenjar tiroid di perbatasan inferior. Arteri thyroid superior adalah cabang
anterior pertama dari arteri karotis eksternal. arteri tiroid inferior berasal dari trunkus
thyriocervical, yang merupakan cabang dari arteri subclavia. Sedangkan alirann balik
vena kelenjar tiroid terdiri dari vena thyroidea medialis yang bermuara divena
anonima kiri.
Persarafan dari tiroid berasal dari sistem saraf otonom. serat parasimpatis berasal
dari saraf vagus, dann serat simpatik di distribusikan dari ganglia superior, tengah,
dan inferior dari batang simpatik. Pengaturan saraf otonom terdapat sekresi kelenjar
tidak jelas dipahami, tetapi sebagian besar pengaruhnya, diduga dipengaruhi terhadap
pembunuh darah dalam difusi dalam difuusi hormon dari kelenjar.
setelah dikeluarkan dalam darah hormon tiroid dengan cepat berikatan dengan
senyawa lain dan dalam bentuk bebas. Kurang dari 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4
tidak berikatan (bebas). Sebagian besar hormon tiroid berikatan dengan plasma protein
seperti berikatan dengan globulin pengikat tiroksin (thyroxine binding globulin) yang
efektif mengikat 55% T4 dan 65% T3, berikatan dengan albumin sekitar 10% T4 dan
35%T3 serta sisanya berikatan dengan thyroxine binding preabumin (sherwoood, 2001)
1. Fungsi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), secara umum berfungsi
sebagai :
a. Pengaturan pertumbuhan dan dan perkembangan baik fisik, mental dan persarafan.
Hormon, ini berperan dalam pertumbuhan tubuh normal dan merupakan efek
sekunder dari pada hormon pertumbuhan, dimana hormon tiroid merangsang tiroid
juga berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat.
b. metabolisme karbohidrat, yaitu meningkatkan penggunaan glukosa dalam sel,
meningkatkan glikolisis, glukoneogenesis dan meningkatkan sekresi insulin.
10
c. metabolisme lemak, yaitu dengan meningkatkankonsentrasi asam lemak bebas
dalam plasma dan mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
meningkatkan lipolisis dan sekresi kolesterol diempedu.
d. metabolisme protein yaitu dengan meningkatkannya sintesis protein untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Hormon tiroid pada mitokondria secara
langsung meningkatkan metaboolisme rate, karena sel mengkomsumsi lebih
banyak oksigen sehingga menimbulkan panas tubuh.
e. reproduksi, hormon ini meningkatkan repprooduksi normal wanita dan proses
laktasi.
f. meningkatkan daya tahan terhadap infeksi dan implasi
2. Hormon Kalsitonin
a. kalsitonin menstimulasi pergerakan kalsium dalam tulang, menurunkan kadar
kalsium dan phosphor denga cara menurunkan jalu resorpsi dari tulang, hal ini
berlawanan kerja dengan paratiroid hoormon (PTH) dan bekerja sama dalam
metabolisme kalsium untuk mempertahankan keadaan normal.
b. calcitonin dapat digunakan terapi untuk pengobatan hiperkalsemia atau
osteoporosis.
1. Definisi
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat
dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn, 2000)
Terdapat dua tipe hipertiroid yaitu penyakit gravesdan goiter nodular toksik.
(Price A, Sylvia, 2006 hal 1074)
11
2. Etiologi
Penyebab-penyebab antara lain :
a. Hereditas
b. Toksik adenoma
c. Tumor kelenjar hipofise
d. Tiroiditis sub akut
e. Kanker tiroid
f. Terapi hormon tiroid berlebihan
(Price A, Sylvia, 2006, hal 1007 dan Dongoes E, Marilynn, 2000 hal 703).
Faktor risiko :
a. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
b. Pada usia lebih dari 50 tahun
c. Post trauma emosional
d. Peningkatan stess
(Long C, Barbara 1996 hal 109)
3. Patofisiologi
12
Beberapa penyebab umum dari hipertiroid termasuk: Penyakit graves Functioning
adenoma (“hot nodule”) dan toxic multinodular goiter (TMNG) pemasukan yang
berlebihan dari hormon-hormon tiroid pengeluaran yang abnormal dari TSH
Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) pemasukan yodium yang berlebihan. Penyakit
Graves : Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari
kelenjar tiroid yang disamaratakan, adalah penyebab yang paling umum dari
hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti
ia telah kehilangan kemampuamnya umtuk merespon pada kontrol yang normal oleh
kelenjar pituotari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan atau di wariskan dan
adalah sampai lima kali lebihumum diantara wanita-wanita dari pada pria-pria.
Penyakit Graves diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan antibodi-antibodi
yang adalah karakteristik-karakteristik dari penyakit ini mungkin ditemukandalam
darah. Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI
antibodies), tyroid peroxidase antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi reseptor TSH.
Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk: stress, merokok radiasi pada
leher, obat-obatan dan organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-
virus.
Penyakit graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir
yang standar yang menunjukansecara panjang lebar pengambilan yang meningkat
dari suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes
darah mungkin mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat. Penyakit Grave
mungkin berhubungan dengan penyakit mata (graves ophthalmopathy) dan luka-luka
kulit (dermopathy). Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah atau pada saat
yang sama dengan hipertiroid. Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan
terhadap cahaya dan suatu perasaan dari “ ada pasir di dalam mata-mata”. Mata-mata
mungkin menonjol keluar dan penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari
ophtalmopaty diperburuk pada mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata
seringkali tidak tergantung dari penyakit tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu
untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan suatu ruam kulit yang tampak
sakit, meraah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki.
13
Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter : Kelenjar tiroid (atau
seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita
menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi
hormon-hormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan
mungkin menjadi “otonomi”, yang berarti bahwa ia tidak merespon pada pengaturan
pituitari via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi
lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule)
tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu
functioning nodule. Jika ada lebih dari satu funcioning nodule, istilah toxic
multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning nodules mungkin siap
dideteksi dengan suatu thyroid scan.
Pengeluaran abnormal dari TSH, sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin
menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH ( thyroid stimulating hormone) yang
tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid
untuk menhasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah sangat jarang atau bisa
dikatakan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari. Untuk
mengidenfifilasi kelacauan ini, seorang endocrinologis melakukan tes-tes terperinci
untuk menilai pelepasan dari TSH.
4. Manifestasi Klinis
15
g. kelelahan
h. konsentrasi yang berkurang
i. aliran menstrual yang tidak teratur atau sedikit
Pada pasien yang lebih tua, irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal
jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertoroid yang tidak dirawat
mungkin berakibat pada “tyroid storm”. Suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah
tinggi, demam, dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental, seperti kebingungan
dan kegila-gilaan, juga menjadi mungkin terjadi.
Mungkin ada keadaan bengkak sekeliling mata-mata dan suatu tatapan yang
karakteristik disebabkan oleh peninggian dari kelopak-kelopak mata bagian atas.
Gejala-gejala yang lebih lanjut biasanya lebih mudah dideteksi, namun gejala-gejala
awal, terutama pada orang-orang yang lebih tua, mungkin tidak cukup menyolok mata
(Smeltzer C, Suzanne, 2005).
a. apatis
b. mudah lelah
c. kelemahan otot
d. mual
e. muntah
f. gementaran
g. kulit lembab
h. berat badan turun
16
i. takikardi
j. mata melotot, kedipan mata berkurang
Tanda dan gejala bayi yang menderita hipertiroid diantaranya adalah (Djokomoeljanto,
2009) :
a. Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat,
toleransi obat, hiperdefekasi, lapar.
e. Kulit : Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis.
f. Psikis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik
dispneu.
17
e. stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
f. ambilan tiroid 131 : meningkat
g. ikatan protein sodium : meningkat
h. gula darah : meninggkat (kerusakan adrenal)
i. kortisol plasma : turun (menuunnya pengeluaran oleh adrenal)
j. pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
k. elektrolit : hpnonatremi akibat respon adrenat atau efe delusi terapi
cairan,hipokalemis akibat dari diuresis dan kehilangan dari GI
l. kateklami serum : menurun
m. kreatinin urin : meningkat
n. EKG : fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek kardiomegali
(Doengese,Marilynn,2000 hal 711)
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
a. serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 – 250 ng/dl atau 1.2-3.4 SI unit).
b. serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 – 12 mcg/dl atau 51-154 SI unit).
c. in deks T4 bebas, meningkat (N: 0.8 – 2.4 ng/dl atau 10-31 SI unit).
d. T3RU, meningkaat (N:24 – 34%).
e. TRH Stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH
f. Tiroid antobodi antiglobulan antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N: titer <
1 : 100).
g. tirotropin resseptor antibody (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit
graves.
2. Tes Penunjang
a. CT scan tiroid; mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine
radioaktiv (RAI) diberikan secara oral kemudian diukir pengambilan iodine 5-
35% dari dosis yang diberikan selama 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan
meningkat.
18
b. USG; untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apaka massa
atau nodule
c. EKG; untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardia, atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T.
d. Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi, PTU 300 - 600
mg/hari atau methimazole 40 - 45 mg/ hari.
2) Radioiod Terapi
4) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000 -
4000 kalori.
B. Penatalaksanaan Keperawatan
3. Hindari pemberian stimulan seperti obat obatan dan makanan yang mengandung
kafein
11. Berikan instruksi perawatan di rumah sesuai dengan kondisi pasien (untuk kiat
edukasi, liat pasien kelainan endokrin. Pahami kelainan dan penanganannya, ikuti
instruksi penggunaan obat dan mewaspadai efek samping yang mungkin terjadi.
Berhenti merokok, kenali tanda dan gejala thyroid storm, Patuhi pembatasan
20
aktivitas. Hindari kontak dengan orang lain yang menderita infeksi. Lakukan
pemantauan mandiri untuk kemungkinan infeksi ikuti pemeriksaan penanganan
lanjut medis.
7. Komplikasi
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini
disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola
mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
8. WOC
21
C. HIPOTIROD
1. Definisi
Hipotiroid adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari
kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon hormon tiroid menjadi isufisiensi.
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar
tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormon
tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur. Hipotiroid adalah penurunan sekresi
hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar
tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon - hormon tiroid.
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid
yang mengakibatkan fungsi metabolik. Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif
yang terjadi bila kelenjar tiroid berhenti atau kurang memproduksi hormon tiroksin.
22
Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di
akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat
mengakibatkan kretinisme.
Paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya
diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH memingkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis
hipotiroidisme tidak bergantung pada sebabnya.
2. Etiologi
a) Hipotiroid primer
b) Hipotiroid sekurder
23
c) Hipotiroid tertier/ pusat
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh :
b. Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter disebabkan
oleh yang menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai buah persik,
bayam, kacang polong, Strowbery, dan lobak semuanya mengandung goitogenik
glikosida.
3. Patofisiologi
24
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi
hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jia produksi
dari hormone tiroid tertekan urtuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai
usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini,
goiter merupakan adaptasi penting dari suatu defisiensi hormone tirod.
Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon
sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih
banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu
akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan
menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada
kondisi achlorhydria (penurunan produksi asam lambung), penurunan traktus
gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernapasan menurun, dan suatu penurunan
produksi panas tubuh. Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan
tingkatan tiroid yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan
hasil kolesterol dalam serum dan level trigliserida sehinggaklien berpotensi
mengalami arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan
hidrophilik di rongga interstitial seperti di rongga pleural, cardiac, dan abdominal
sebagai tanda dari mixedimia. Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi
sel darah merah, ,jadi kilen dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda
anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan
kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
4. Manifestasi Klinis
25
1) Sistem kardiovaskuler : menurunnya heart rate, stroke volume, kardiak output,
menurunnya kebutuhan oksigen otot jantung peningkatan resisten vaskuler
perifer, kemungkinan hipertensi, hiperlipidemia, hiperkelesterolemia.
7) Sistem integumen : kulit kering, bersisik, kasar, rambut rontok, kuku rapuh,
edema periorbital dan tidak tahan dingin
11) Myxedema : yaitu keadaan dimana terjadi pembengkakan atau edema pada
muka karena penumpukan mucin pada kulit dan jaringan lain.
26
1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Test darah Test darah yang penting untuk menentukan adanya hipotiroidisme
adalah TSH test. T4 test
a) Tiroid stimulating hormom (TSH) test, merupakan test yang paling sensitive
terhadap indikasi hipotiroidisme. Test TSH didasarkan pada cara kerja
hormon TSH dan tiroid yang bersama-sama. Kelenjar hipofisis meningkatkan
produksi TSH tidak cukup membuat hormon tiroid. Tiroid merespon derngan
membuat horrmon TSH lebih banyak. Kemudian. ketika tubuh memiliki
cukup hormon tiroid yang beredar dalam darah, maka akan menurunkan
output TSH. Pada orang yang memproduksi hormon tiroid terlalu sedikit,
hipotisis membuat TSH terus-menerus, berusaha untuk mendapatkan tiroid
menghasilkan hormon lebih banyak. Dengan demikian apabila seseorang
memiliki hipotiroidisme maka TSH nya akan meningkat pada pemeriksaan
TRH juga meningkat.
b) Serum T4 dan T3, merupakan produk dari hormon tiroid yang memberikan
gambaran di bawah normal atau normal pemeriksaan T4 bebas menunjukkan
adanya penurunan
27
f) Pemeriksaan lain, mungkin ditemukan : Anernia, meningkatnya kadar
kolesterol, Peningkatan enzim hati, Peningkatan prolaktin . Rendah sodium.
2. Radioactive iodine uptake test Pemeriksaan ini untuk mengukur afinitas dari
kelenjar tiroid terhadap radioaktif iodine. Jika serapan tinggi menunjukkan
produksi dari hormon tiroid banyak, demikian sebaliknya.
3. Test Radiologi, thyroid scan test, thyroid ultrasound, magnetic resonance
imaging, untuk melihat dan mengidentifikasi kelenjar tiroid, ukuran, ketajaman,
posisi kelenjar.
6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
A. Penatalaksanaan Medis
1. Penggantian hormon tiroid : levotiroksin (synthroid),liotironim (cytomel),
tironglobulin , liotrix (thyrolar)
2. Aktivitas : berhati hati dengan olah raga kontak atau pekerjaan fisik yang berat
3. Monitoeing : tanda vital, asupan/keluaran cairan dan hasil hasil laboratorium (T3,
T4, dan natrium )
B. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dorong pasien agar banyak minum
2. Monitor dan mencatat tanda vital, asupan/keluaran cairan dan hasil hasil
laboratorium
3. Observasi tanda dan gejala koma miksedema
4. Berikan obat obatan sebagaimana diresepkan
5. Sediakan lingkungan yang sehat
6. Hindari sedasi : memberikan preparat sedatif atau apioid dengan dosis sepertiga
atau separuh dosis normal
7. Nilai konstipasi dan edema
8. Berikan kesempatan istirahat yang sering
9. Berikan instruksi perawatan di rumah menurut kondisi pasien
a. Pahami kelainan dan penanganannya
28
b. Ikuti istruksi penggunaan obat dan mewaspadai efek samping yang mungkin
terjadi
c. Laksanakan latihan secara teratur
7. Komplikasi
a. Koma miksedema: hipoventilasi, hipotermia, asidosis respirasi, sinkop, brakardia
, hipotensi , serangan kejang dan hipoksia serebri
b. Penyakit arteria koronari (PJK ; penyakit jantung coroner)
c. Gagal jantung
d. Psikosis organik akut
e. Angina
f. Infark miokard
a) Penyakit hashimoto
Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak
jaringan tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peeningkatan kadar TSH
dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal.
b) Gondok endemic
Hipotiroid alibat defisiensi iodium dalam makanan . ini terjadi karena sel
sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertpofik dalam usaha untuk menyerap
semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai
kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpam balik
c) Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid.
Terapi terapi tersebut akan merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
Ada beberapa gejala lain yang muncul setelah kanker memasuki stadium lanjutan,
di antaranya:
1. Sakit tenggorokan.
2. Kesulitan dalam menelan.
3. Suara menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu.
4. Rasa sakit pada bagian leher.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.
Tidak semua benjolan yang muncul pada kelenjar tiroid disebabkan oleh
kanker tiroid. Sebagian besar pembengkakan kelenjar tiroid disebabkan oleh
kondisi yang dikenal dengan istilah penyakit gondok. Kondisi ini disebabkan oleh
hipertiroidisme (terlalu banyak hormon T3 dan T4) atau hipotiroidisme
(kekurangan hormon T3 dan T4).
30
2 Tinggi dan berat badan. Risiko kanker tiroid akan meningkat jika seseorang
memiliki berat badan berlebih. Risiko juga akan meningkat pada orang dewasa
dengan tinggi badan di atas rata-rata.
3 Pajanan terhadap radiasi. Radiasi dari nuklir atau radiasi dari pengobatan medis
tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker tiroid, terutama
jika radiasi itu mengenai bagian leher dan kepala.
4 Gangguan pencernaan. Jika seseorang mengalami gangguan pencernaan familial
adenomatous polyposis (FAP), dia lebih berisiko mengalami kanker tiroid. FAP
merupakan penyakit turunan yang disebabkan oleh gen yang cacat.
5 Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko kanker tiroid 2-3 kali lipat dibandingkan
pria. Kondisi ini mungkin berkaitan dengan hormon yang dilepaskan pada saat
wanita mengalami menstruasi atau ketika sedang hamil.
6 Akromegali. Ini adalah kondisi langka dimana tubuh menghasilkan terlalu
banyak hormon pertumbuhan. Kondisi ini menyebabkan orang yang mengalami
akromegali lebih berisiko terkena kanker tiroid.
Penting untuk diingat bahwa orang yang memiliki satu atau beberapa faktor risiko
di atas belum tentu akan menderita kanker tiroid di masa mendatang. Pada banyak
kasus, beberapa orang yang menderita kanker tiroid juga tidak mengalami faktor
risiko di atas.
31
8. WOC
A. Pengkajian
32
Menurut hidayat (2004),pengakjian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada.
a. Amati bentuk wajah , khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar ,
tulang supraorbita menjolok.
b. Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok ke depan
c. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik
d. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai
penurunan visus
33
e. Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.
Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas
f. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat
g. Suara membesar karena hipertropi laring
h. Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenaomegali
i. Hipertensi
j. Dispagia akibat lidah membesar
k. Pada perkusi dada di jumpai jantung membesar
B. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Tujuan :
Dalam waktu 2-3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positif
Intevensi Keperawatan
A. Non pembedah
2.Diagnosa Keperawatan
Disfungsi seksual yang berhubungan dengan hilangnya libido, infertilitas dan impotensi
Tujuan
Intervensi Keperawatan
36
1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman klien
terhadap fungsi seksual
2. Dorong agar klien mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya
3. Kolaborasi pemberian obat obatan bromokriptin
4. Bila masalah ini timbul setelah hipofisektomi, kolaborasi pemberian gonadotropin
3. Tindakan Pembedahan
Perawatan preoperasi
37
2. Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari pascaoperasi. Anjurkan
klien bernafas melalui mulut selama pemasangan tampon
3. Menjelaskan penggunaan balut tekan yang ditempatkan dari bawah hidung,
menggosok gigi, batuk, bersin, karena hal ini dapat menghambat penyembuhan lika
4. Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan sebagai persiapan
operasi pemeriksaan neurologik, hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk
pemeriksaan kultul dan sensitivitas
Pendidikan Kesehatan
Klien tidak menyikat gigi satu sampai dua minggu sampai penyembuhan
sempurna, cukup berkumur setiap kali setelah makan. Jelaskan bahwa sensasi hilang rasa
pada daerah insisi adalah biasa , dapat berlangsung 3-4 bulan . oleh karena itu anjurkan
klien memeriksakan gusinya untuk mengetahui adanya lesi dan perdarahan dengan
menggunakan cermin setiap hari
Perawatan pascaoperasi
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain mencakup :
1. Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah
diderita klien , serta rwayat radiasi pada kepala
2. Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa
balita sedangkan defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja
3. Apakah keluhan terjadi sejak lahir, tubuh ku kecil dan kerdil sejak lahir terdapat
pada klien kretinisme
4. Berat dan tinggi badan saat lahir.
5. Keluhan utama klien
39
a. Pertumbuhan lambat
b. Ukuran otot dan tulang kecil
c. Tanda tanda seks skunder tidak berkembang : tidak ada rambut pubis dan axilla,
payudara tidak tubuh,penis tidak tumbh,tidak mendapat haid, dll
d. Infertilitas
e. Impotensia
f. Libido menurun
g. Nyeri sanggama pada wanita
6. Pemeriksaan fisik
a. Amati bentuk, dan ukuran tubuh, ukuran berat badan dan tinggi badan , amati
bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axilla dan pubis dan pada klien
pria amati pula pertumbuhan rambut di ajah (jenggot dan kumis)
b. Palpasi kulit , pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar
Tergantung pada penyebab hipopituitrisme , perlu juga dikaji data lain sebagai
data penyerta seperti bila penyebab nya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap fungsi cereberum dan fungsi nervus kranialis, dan adanya keluhan nyerikepala
7. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhann dasarnya
8. Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti
a. Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika
b. Pemeriksaan serum darah : LH dan FSH, GH, prolaktin,
kortisol,aldosteron,testosteron,androgen,test stimulasi yang mencakup uji toleransi
insulin dan stimulasi tiroid realising hormon
B. Diagnosa keperawatan
40
2. Disfungsi seksual
3. Koping individu take fektif
4. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit , pengobatan dan perawatan dirumah
5. Harga diri rendah yang berhubungan dengan perubahan penampian tubuh
6. Gangguan perspsi sensori (penglihatan) yangberhubungan dengan gangguan
transmissi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus
7. Ansietas yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan
8. Defisit perawat diri yang berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot
9. Gangguan integritas kulit (kekeringan) sehubung dengan menurunnya kadar
hormonal
Secara umum tujuan yang di harapkan dari perawatan klien dengan hipo fungsi hipofise
adalah :
1. Klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi
2. Klien dapat berpatisipasi aktif dalam program pengobatan
3. Klien dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari hari
4. Klien bebas ari rasa cemas
5. Klien terhindar dari komplikasi
D. Intervensi
41
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid
yang mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi
para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan penyakit hipertiroid dan
hipotiroid.
42
DAFTAR PUSTAKA
43