Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE (EBNP)

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM KARDIOVASKULER,

RESPIRATORI, DAN HEMATOLOGI

“Penerapan Intervensi EBNP Pada Pasien TB Paru”

Dosen Pengampu :

Hema Malini, S.Kp., MN., Ph.D

OLEH :

Rendi Hidayat

2111312032

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah “Penerapan Intervensi EBNP Pada Pasien
TB Paru” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak bisa
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini tidak hanya diambil dari
satu sumber saja, melainkan dari berbagai sumber.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam menyusun
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Padang, 10 Desember 2022

Rendi Hidayat
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan .....................................................................................

BAB II JURNAL PENELITIAN ...........................................................................

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................

3.1 Profil Penelitian .......................................................................................

3.2 Metode PICO ..........................................................................................

BAB IV PENUTUP .................................................................................................

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................

4.2 Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


bakteri Mycobacterium tuberculosis ada umumnya menyerang paru dan sebagian
menyerang diluar paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, tulang, selaput
otak. TB menyebar melalui udara tatkala batuk dan berdahak. Penularan terjadi
melalui udara (airborne spreading) dari “droplet” infeksi. Sumber infeksi adalah
penderita TB Paru yang membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan
dahaknya umumnya ditemukan BTA positif.

Peran perawat pada pasien TB paru yakni melakukan tindakan keperawatan


untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar pada pasien dan membantu mengurangi
keluhan yang dirasakan, perawat mengatur posisi duduk pasien dengan semi fowler
agar pasien tidak merasakan sesak nafas, selain itu perawat melakukan nebulizer yang
berguna untuk mempermudah pasien untuk mengeluarkan secretnya. Perawat juga
mengontrol pemberian OAT pada pasien penderita TB paru, selain itu perawat
memberikan edukasi mengenai faktor pemicu TB paru dan menjauhi faktor resiko TB
paru serta perawat memberikan dukungan moril dan motivasi untuk kesembuhan
pasien TB paru. Pasien TB paru bukan hanya membutuhkan perawatan secara fisik
akan tetapi juga membutuhkan perawatan secara psikososial karena pasien TB paru
cenderung mengalami harga diri rendah serta isolasi sosial yang dikarenakan TB paru
dapat menginfeksi siapapun sehingga orang lain cenderung menjauhi atau membatasi
aktivitasnya dengan penderita TB paru.

Penting bagi seorang perawat untuk memperhatikan tindakan keperawatan


yang akan diberikan pada pasien, apakah sudah memenuhi kriteria, sudah teruji, dan
boleh digunakan pada pasien.

2.2 Tujuam Penulisan


1. Diharapkan pembaca dapat meningkatkan chritical thingking terhadap
penggunaan tindakan terapi relaksasi benson dan fisioterapi dada.
BAB II

JURNAL PENELITIAN

2.1 Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Dengan Perubahan Saturasi Oksigen


Pada Pasien Tb Paru

Dapat diakses dari :


https://scholar.archive.org/work/rkagf5yeb5dfblfsatvtpxg7ty/access/wayback/
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/download/6736/pdf
2.2 Penerapan Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Untuk Mengatasi Masalah
Keperawatan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tb Paru Di Kota Metro

Dapat Diakses Dari :


https://www.jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/373

2.3 Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Sebagai Penatalaksanaan


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB Paru Di RSUD Kota
Kendari
Dapat Diakses Dari :
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/87
BAB III

PEMBAHASAN

4.1. Profil Penelitian


3.1.1. Jurnal 1
 Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Dengan Perubahan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Tb Paru
 Pengarang : Elen Madala Handayani Ndruru , Leo Nardo Dicaprio
Lase, Netti Vera Simanjuntak, Venty Putri Kristari Larosa, Elis Anggeria.
 Sumber : MALAHAYATI NURSING JOURNAL
 Keyword : TB Paru, Saturasi Oksigen, Terapi Relaksasi Benson
 Abstract : Tuberculosis is a deficiency of bacterial
contamination caused by Mycobacterium tuberculosis. Benson relaxation
therapy is a relaxation therapy that combines deep breathing therapy
techniques and relaxation of religion or belief which has a double benefit
in generating calm in humans. Oxygen saturation is the percentage of the
total amount of oxygen carried through hemoglobin to the heart as
measured using pulse oximetry with the infrared absorption method. This
study aims to determine the effect of Benson's relaxation therapy on
changes in oxygen saturation in pulmonary TB patients. This type of
research uses quantitative methods with a quasi-experimental design
through a one-group pre-test post-test design approach. The population is
all respondents with pulmonary TB who experience changes in oxygen
saturation. The sampling technique used is saturated sampling, so the
sample required is 24 people. Bivariate analysis using the Wilcoxon test.
The study showed that most were aged 53-66 years, with males. The results
of the data obtained before the intervention were the majority of severe
hypoxia. After the intervention the majority of mild hypoxia. Based on the
results of changes in oxygen saturation in pulmonary TB patients, it shows
a sig (2-tailed) value of 0.00. This means that there is a difference in
oxygen saturation before and after the procedure.
 Tanggal Publikasi : 8 Agustus 2022

3.1.2. Jurnal 2
 Judul Penelitian : Penerapan Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Untuk
Mengatasi Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tb
Paru Di Kota Metro
 Pengarang : Kurnia Rifki Ashari, Sri Nurhayati, Ludiana.
 Sumber : Jurnal Cendikia Muda
 Keyword : Batuk Efektif, Bersihan Jalan Napas TB Paru,
Fisioterapi Dada
 Abstract : Pulmonary tuberculosis is an infectious disease
caused by Mycobacterium tuberculosis which is characterized by the
formation of granulomas and causing tissue necrosis. This disease is
chronic and can be transmitted from sufferers to others. The form of
nursing intervention that can be applied to the problem of airway
clearance is chest physiotherapy and effective coughing. The purpose of
this application is to overcome the nursing problem of airway clearance in
pulmonary TB patients using effective chest physiotherapy and coughing
therapy. The design of this scientific paper uses a case study design. The
subject used is one pulmonary TB patient. Data analysis was carried out
using descriptive analysis. The results of the application showed that
before the application, the subject had problems with clearing the airway
which was characterized by RR 28 x/minute, ronchi breath sounds and
unable to expel sputum. After application, the subject's airway clearance
was resolved as indicated by the RR 22 x/minute, no crackles were found
and the subject was able to excrete sputum. It is recommended that patients
with pulmonary TB who experience airway clearance problems should be
able to perform effective coughing techniques independently to help clear
secretions that have accumulated in the airways.
 Tanggal Publikasi : 4 Desember 2022

3.1.3. Jurnal 3
 Judul Penelitian : Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Sebagai
Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB
Paru Di RSUD Kota Kendari
 Pengarang : Rusna Tahir, Dhea Sry Ayu Imalia S , Siti Muhsinah.
 Sumber : Health Information : Jurnal Penelitian
 Keyword : pulmonary tuberculosis, ineffective clearance airway,
chest physiotherapy and effective coughing.
 Abstract : Backgorund: Pulmonary tuberculosis is an infection
disease with the highest prevalence in the world and being the third largest
in Indonesia with 1.02 million cases. The core problem of pulmonary
tuberculosis patient is ineffective airway clearance characterized by
dyspnea, ronchi, excessive sputum, ineffective cough. Nursing intervention
to manage the problem is chest physiotherapy and effective coughing.
Objective: This study aims to obtain an overview of the application of chest
physiotherapy and effective coughing as ineffective airway clearance
management on pulmonary tuberculosis patient. Method: Method used
descriptive case study with structured interview, studies document and
observations. Participants in this study is pulmonary tuberculosis patient
which is given three days and twice a day session of chest physiotherapy
and effective coughing. Results: Patency of the airway is improve after
chest physiotherapy and effective coughing which characterized by normal
respiratory frequencies, normal respiratory rythms, no ronchi and able to
remove sputum from airway. Conclusion: Chest physiotherapy and
effective coughing is applicable as ineffective airway clearance
management on pulmonary tuberculosis patient.
 Tanggal Publikasi : 1 Juni 2019

4.2. Metode PICO


3.2.1. Jurnal 1 : Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Dengan Perubahan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Tb Paru

P Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 orang. Analisis


bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian didapatkan mayoritas
berusia 53-66 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh
I Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengurangi sesak pada pasien
TB paru adalah dengan terapi relaksasi Benson pada Responden sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dirangkai peneliti dan
dilaksanakan selama seminggu.
C -
O Hasil data yang diperoleh sebelum dilakukan intervensi adalah
mayoritas hipoksia berat. Setelah dilakukan intervensi mayoritas
hipoksia ringan. Berdasarkan hasil terjadinya penurunan kram otot
pada pasien hemodialisa menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,00
Terdapat perbedaan saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan.
T Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022
3.2.2. Jurnal 2 : Penerapan Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Untuk
Mengatasi Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tb Paru
Di Kota Metro

P Pasien Tuberculosis paru yang terdiri dari 1 pasien Ny. K berumur 58


tahun, yang mengalami masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan
jalan napas.
I Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada pasien TB Paru adalah fisioterapi dada dan
batuk efektif
C -
O Hasil analisa data sebelum dilakukan penerapan Fisioterapi dada dan
Batuk Efektif didapatkan bahwa skala derajat sesak 4 (sesak kadang
berat) dengan RR 28 x/menit dan hasil penerapan fisioterapi dada dan
batuk efektif yang dilakukan selama 3 hari, didapatkan bahwa skala
derajat sesak 2 (sesak ringan) dengan RR 23 x/menit. Jadi Fisioterapi
dada dan batuk efektif dapat meningkatkan Bersihan jalan nafas pada
pasien TB Paru.
T Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2020

3.2.3. Jurnal 3 : Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Sebagai Penatalaksanaan


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB Paru Di RSUD Kota
Kendari

P Pasien berinisial Tn. D umur 36 tahun, mengalami masalah


keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas.
I Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada pasien TB Paru adalah fisioterapi dada dan
batuk efektif
C -
O Hasil analisa data sebelum dilakukan penerapan Fisioterapi dada dan
Batuk Efektif pernapasan tidak teratur dengan frekuensi (RR)
27x/menit dan setelah dilakukan tindakan fisioterapi dada dan batuk
efektif terjadi perubahan kepatenan jalan napas pada hari kedua sesi
sore hari yang ditandai dengan RR normal (24x/menit), irama napas
teratur, tidak ada ronchi, serta pasien mampu mengeluarkan sputum.
Kepatenan jalan napad dapat dipertahankan sampai hari ketiga.
T Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2019.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


bakteri Mycobacterium tuberculosis ada umumnya menyerang paru dan sebagian
menyerang diluar paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, tulang, selaput
otak. TB menyebar melalui udara tatkala batuk dan berdahak. Penularan terjadi
melalui udara (airborne spreading) dari “droplet” infeksi.

Kesimpulan dari ketiga penelitian diatas adalah fisioterapi dada, batuk efektif,
dan terapi relaksasi benson dapat digunakan sebagai penatalaksanaan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dan pengkondisian saturasi oksigen pada pasien TB paru.

4.2. Saran

Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang
Penerapan Intervensi sesuai EBNP Pada Pasien Tuberkulosis Paru dan diharapkan
pembaca untuk dapat memahami keefektifan intervensi yang dilakukan. Serta
diharapkan bagi perawat untuk selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal terkusus pada klien
dengan pasien Tb Paru. Di samping itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai