Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS FALETEHAN

EVIDENCE BASED PRACTICE

PENGARUH TERAPI NEBULISER UNTUK PASIEN ASMA BRONKIAL

WARM WATER ADMINISTRATION BEFORE NEBULIZATION


IMPROVES AIRWAY CLEARANCE IN ASTHMA

MUHAMAD HAFIZH FERDIANSYAH


1022031132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SERANG BANTEN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas literature review yang berjudul “Pengaruh terapi nebulizer
untuk pasien asma bronkial” tepat pada waktu nya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu. Ns.Eka Ernawati, S.Kep. M.Kep. selaku
pembimbing mata kuliah EBP yang telah membimbing,mengarahkan serta memotivasi sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni

Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuan nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan literature review ini.

Penulis menyadari bahwa literature review yang dibuat jauh dari kata sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang
bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap laporan review ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Cilegon, Mei 2023


Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1
1 Latar Belakang .........................................................................................1
2. Tujuan Penulisan.....................................................................................4
BAB II ANALISIS KRITIS ......................................................................5
2.1 Pertanyaan Klinis..................................................................................5
2.2 Tabel PICO ............................................................................................5
2.3 Tabel penelusuran .................................................................................5
2.4 Critical appraisal ...................................................................................6
A. Argumen Riset 1 ..........................................................................6
B. Argumen Riset 2 ..........................................................................8
C. Argumen Riset 3 .........................................................................10
D. Argumen Riset 4 .........................................................................12
E. Argumen Riset 5 .........................................................................14
F. Argumen Riset 6 .........................................................................16
BAB III ANALISIS JURNAL DAN KESIMPULAN ..........................19
3.1 Analisis Jurnal…………………………………………………………………………………..19
3.2 Kesimpulan……………………………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….19
LAMPIRAN……………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Mengatur durasi terapi. Selain itu, nebulizer compressor juga cenderung lebih berisik dan lebih
besar ukurannya.

Sementara itu, nebulizer yang menggunakan gelombang ultrasonic bekerja dengan cara
mengubah cairan obat menjadi kabut halus melalui getaran ultrasonic. Kabut ini kemudian
dihirup oleh pasien melalui saluran pernafasan. Keuntungan menggunakan nebulizer ultrasonic
adalah ukurannya yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih mudah digunakan. Selain itu,
nebulizer ultrasonic juga tidak menghasilkan suara yang berisik seperti nebulizer compressor.

Dalam pengobatan asma, nebulizer digunakan untuk menyampaikan obat ke saluran pernafasan
secara langsung, sehingga efeknya bisa lebih cepat dirasakan oleh pasien. Penggunaan nebulizer
ini sangat membantu dalam meredakan gejala-gejala asma seperti batuk, sesak napas, dan
mengurangi peradangan pada saluran pernafasan.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan nebulizer dalam pengobatan asma sebaiknya dilakukan
di bawah pengawasan dan arahan tenaga medis yang berkompeten, seperti dokter atau perawat.
Mereka akan memberikan instruksi yang tepat mengenai dosis obat dan frekuensi penggunaan
nebulizer sesuai dengan kondisi pasien.

Selain pengobatan dengan nebulizer, pengendalian asma juga melibatkan penghindaran faktor
pemicu yang memperburuk gejala asma, seperti paparan alergen atau polusi udara. Terapi jangka
panjang, seperti penggunaan obat-obatan pengendali asma secara teratur, juga penting untuk
mencegah serangan asma dan mempertahankan kontrol asma yang baik.

Perkembangan teknologi nebulizer terus berlanjut untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan
penggunaan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang berwenang
untuk mendapatkan informasi terkini mengenai pengobatan asma dan penggunaan nebulizer
yang sesuai.

pengoperasian pada pasien, oleh karena itu menjadi dasar pemikiran pengambilan judul tugas
akhir.
BAB II
ANALISIS KRITIS
FORMAT PENUGASAN EBP (TUGAS 1)

A. Pertanyaan Klinis
Apakah pengaruh mengonsumsi air hangat sebelum pemberian nebulizer dapat
meningkatkan kelancaran jalan napas pada pasien asma bronkial?

B. Tabel PICO

Isi format pico berdasarkan pertanyaan klinis yang di buat

Analisis

P (Problem/Populasi) Kelancaran saluran napas pada pasien yang mengalami asma


bronkial.

I Minum air hangat sebelum menggunakan nebulizer


(Intervention/Intervensi
kep)
C
(Compare/Pembanding)
O (Outcome/Hasil yang Meningkatnya aliran udara pada saluran napas pasien yang
diharapkan mengalami asma bronkial

C. Tabel Penelusuran Jurnal

Kata kunci Google Garuda Sinta DOAJ SCIMAGO


Scholar
Smooth 5 Artikel
Airways 2 Relavan

Warm drinking 30 artikel


water,smooth 4 relavan
airways,asthm
a bronkial
D. Critical Appraisal

1. Argumen Riset 1
No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)
1 Nama peneliti: Rahmat Guru Singa, Fredy Kalvin Taringan, Ruth Margaretha
Sitanggang
Tahun :15 April 2021
Alamat web:
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK/article/view/645/311
Tahun terbit jurnal:30 April 2021
Judul penelitian: Pengaruh Mengkonsumsi Air Hangat Sebelum Pemberian
Nebulizer Terhadap Peningkatan Jalan Nafas Pada Pasien Asma Bronkial

Tujuan penelitian
Metode Penelitian :
1. Penelitian pretest – posttest control group design
2. Dari total responden, 6 orang atau 20,0% berusia antara 20-30 tahun,
11 orang atau 36,7% berusia antara 31-40 tahun, dan 13 orang atau
43,3% berusia antara 41-50 tahun. Dalam hal jenis kelamin, terdapat
15 orang laki-laki dengan persentase 50% dan 15 orang perempuan
dengan persentase 50%.
3. Kelompok eksperimen minum air hangat sebelum menjalani tindakan
nebulizer, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan air hangat
sebelum tindakan nebulizer dilakukan
Hasil penelitian
1. Data Univariat: Sebanyak 15 responden dalam kelompok
eksperimen diberi tahu memiliki rerata kelancaran jalan napas sebesar
31,60 sebelum diberikan nebulizer setelah diberikan air hangat,
dengan standar deviasi sebesar 1,724. Sedangkan rerata setelah
nebulizer adalah sebesar 22,67 dengan standar deviasi sebesar 1,496.
2. Data Bivariate: Analisis data bivariat menggunakan uji statistik
paired-sample t-test menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen,
nilai p-value sebesar 0,00 yang berarti signifikan (p<0,05), sedangkan
pada kelompok kontrol, nilai p-value sebesar 0,92 yang berarti tidak
signifikan (p>0,05)

Pembahasan dan kesimpulan: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,


dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara mengkonsumsi air
hangat sebelum pemberian nebulizer terhadap peningkatan kelancaran jalan
napas pada pasien asma bronkial. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
telah diuji secara statistik, dengan nilai p-value pada kelompok eksperimen
sebesar 0,00 yang menunjukkan signifikansi (p<0,05), sementara pada
kelompok kontrol nilai p-value sebesar 0,92 yang menunjukkan
ketidaksignifikan (p>0,05). Kelompok eksperimen diberikan air hangat
sebelum nebulizer, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan air hangat
sebelum tindakan nebulizer.
2. Argumen Riset 2

No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


2 Nama peneliti : Rahmad GuruSinga,Fredy Kalvin Tarigan,Ruth Margaretha Sitanggang
Tahun : 2021
Alamat web : https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK/article/view/645/311
Tahun terbit jurnal : 2021
Judul penelitian : Pengaruh mengonsumsi air hangat sebelum pemberian nebulizer
terhadap peningkatan kelancaran jalan nafas pada pasien asma bronkial

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari sebelum dan
sesudah minum air hangat sebelum atau sesudah inhalasi nebulizer

Metode Penelitian :
1. Pretest – posttest control group design
2. Pengambilan sampel penelitian ini dengan Teknik group design

Hasil penelitian
1. Data Unvariat: jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan dan
laki-laki pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berjumlah
sama yaitu 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Penelitian terdahulu
menunjukkan kaitannya dengan usia bahwa 40% berusia 55-65 tahun, dan 40%
berusia 20-35 tahun

2. Data Brivariat : Hasil analisa data bivariat dengan menggunakan uji


statistik Paired Sampel t-testyaitu pada kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,00<0,05dan pada kelompok kontrol
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,92>0,05)

Pembahasan dan kesimpulan  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan


bahwa ada pengaruh mengkonsumsi air hangat sebelum pemberiannebulizer
terhadap peningkatan kelancaran jalan napas pada pasien asma bronkialhal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang sudah uji secara statistik dengan hasil nilai
pada kelompok eksperimen p value sebesar 0,00<0,05 dan pada kelompok kontrol p
valuesebesar 0,92>0,05), dimana pada kelompok ekperiman diberikan air
hangat sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan air hangat sebelum
nebulizer
3. Argumen Riset 3

No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


3 Nama peneliti : Sri Hardina, Septiyanti, Dwi Wulandari,
Tahun : 2019
Alamat web : https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph/article/view/901/760
Tahun terbit jurnal : 2019
Judul penelitian : Pengaruh Konsumsi Air Hangat Terhadap Frekuensi Nafas Pada Pasien
Asma Di Puskesmas SukaMerindu Kota Bengkulu

Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh konsumsi air hangat


terhadap Frekuensi Nafas Pada pasien asma Di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
Metode Penelitian :
1. Quasi Eksperimen,two group,test design with control group
2. sampel diambil sebanyak 24 orang dengan teknik
purposive sampling
3. Mengkonsumsi air hangat
secara perlahan dalam waktu 5 menit. Setelah
selesai mengkonsumsi air hangat 15 menit
setelah mengkonsumsi air hangat peneliti
melakukan pengukuran frekuensi pernafasan
penderita asma

Hasil penelitian
1. Data Unvariat : Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui

bahwa karakteristik penderita asma di


Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
yaitu sebagian besar atau 19 orang (67,9%)
berjenis kelamin laki-laki,
pada umumnya
atau 22 orang (78,6%) berusia ≥19 tahun dan
lama menderita asma sebagian besar atau 18
orang (64,3%) <5 tahun
2. Data Brivariat : Hasil penelitian ini diketahui dari hasil uji t-dependen nilai
mean -0,07 dan SD=0,61. Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p value =
0,671, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh frekuensi nafas
pada pasien asma sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (tidak konsumsi
air hangat) di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2019.

Pembahasan dan kesimpulan  Pengaruh konsumsi air hangat terhadap frekuensi


nafas pada pasien asma pada kelompok intervensi di Puskesmas. Sukamerindu Kota
Bengkulu Tahun 2019
4 . Argumen Riset 4
No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)
4 Nama peneliti : I Made Sudarma Adiputra,Kadek Mahendra Novita Rahayu.
Tahun : 2017
Alamat web : https://balimedikajurnal.com/index.php/bmj/article/view/3/3
Tahun terbit jurnal : 2017
Judul penelitian : Warm Water Administration Before Nebulization Improves Airway
Clearance In Asthma

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui apakah pemberian air minum hangat sebelum
nebulizer mempengaruhi kemudahan bernafas pada pasien asma
Metode Penelitian :
1. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design dengan Two
Groups dan menggunakan Pretest-Posttest.
2. Dalam penelitian ini, digunakan sampel sebanyak 20 orang yang diambil
menggunakan metode Nonprobability Sampling dengan pendekatan Consecutive
Sampling
3. Dalam penelitian ini, digunakan uji hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test dan
Mann-Whitney U-Test.
Hasil penelitian
1. Data Univariat : Setelah pemberian air minum hangat (posttest) pada kelompok
intervensi, terdapat 10 orang (100%) dengan jalan nafas yang lancar secara
paten. Pada kelompok kontrol setelah diberikan nebulizer (posttest), terdapat 6
orang (60%) dengan jalan nafas yang lancar secara paten dan terdapat 4 orang
(40%) dengan jalan nafas yang tidak lancar secara paten.
2. Data Brivariat : Diperoleh nilai signifikansi p-value=0,002 atau lebih kecil dari
0,05, yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran
jalan nafas pada kelompok intervensi. Sementara itu, pada kelompok kontrol,
hasil uji statistik menghasilkan nilai signifikansi p-value=0,014 atau lebih kecil
dari 0,05, yang menunjukkan adanya sedikit pengaruh yang signifikan terhadap
kelancaran jalan nafas. Selain itu, hasil uji perbedaan statistik menunjukkan nilai
Sig sebesar 0,029 (p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Pembahasan dan kesimpulan  Sebelum pemberian air minum hangat dan
dilakukan tindakan nebulizer (pretest) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
kelancaran jalan nafas pada pasien asma adalah tidak paten. Setelah diberikan air minum
hangat (posttest) pada kelompok intervensi, terdapat 10 orang (100%) dengan kelancaran
jalan nafas paten. Pada kelompok kontrol setelah diberikan nebulizer (posttest), terdapat
6 orang (60%) dengan kelancaran jalan nafas paten dan terdapat 4 orang (40%) dengan
kelancaran jalan nafas tidak paten. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi
menunjukkan nilai signifikansi p-value=0,002 atau lebih kecil dari 0,05, yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran jalan nafas. Sementara itu, pada
kelompok kontrol, hasil uji statistik menghasilkan nilai signifikansi p-value=0,014 atau
lebih kecil dari 0,05, yang menunjukkan adanya sedikit pengaruh yang signifikan
terhadap kelancaran jalan nafas. Selain itu, hasil uji perbedaan statistik menunjukkan
nilai Sig sebesar 0,029 (p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan dalam kelancaran jalan nafas antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada pasien asma di ruang UGD RSUD Bangli.
Regenerate response.
5 . Argumen Riset 5

No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


5 Nama peneliti : Syutrika A. Sondakh, Franly Onibala, Muhamad Nurmansyah
Tahun : 2020
Alamat web : https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/view/28414/27783
Tahun terbit jurnal : 2020
Judul penelitian : Pengaruh Pemberian Nebulisasi Terhadap Frekuensi Pernafasan Pada
Pasien Gangguan Saluran Pernafasan

Tujuan penelitian : Untuk meneliti pasien gangguan saluran pernafasan dan di berikan
Tindakan Nebulisasi
Metode Penelitian :
1. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimental dengan satu
kelompok dan menggunakan metode pretest-posttest.
2. Penelitian ini melibatkan sampel pasien dengan gangguan pernapasan. Sampel
terdiri dari 16 responden.
3. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi frekuensi
pernafasan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian
1. Data Univariat : Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki,
yaitu sebanyak 9 responden (56,3%), sedangkan responden perempuan
berjumlah 7 responden (43,8%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indarjo
dan Wijayanti (2018), faktor risiko peningkatan infeksi saluran pernapasan lebih
tinggi pada jenis kelamin laki-laki. Pada usia 15-24 tahun, risiko tersebut tidak
memiliki perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Namun,
setelah usia 25 tahun, risiko tersebut meningkat dua kali lipat pada laki-laki.
Hasil penelitian lain oleh Rahmalia D, dan Ananda (2018) juga mendukung
temuan tersebut.
2. Data Brivariat : Penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai p-value = 0,000,
yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan. Frekuensi pernapasan rata-rata menurun dari 26,50%
menjadi 18%.
Pembahasan dan kesimpulan institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai pengaruh pemberian nebulisasi terhadap frekuensi pernapasan pada
pasien dengan gangguan saluran pernapasan, yang dapat digunakan sebagai referensi
bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya, masih diperlukan penelitian yang
lebih lanjut mengenai penurunan frekuensi pernapasan dengan menggunakan pemberian
nebulisasi.
BAB III
ANALIS DAN KESEIMPULAN
A. Analis Jurnal
Dari analisis ke 6 jurnal, mencakup 4 jurnal nasional dan 2 junal internasional,
didapatkan hasil bahwa terapi nebulizer berpengaruh terhadap penyakit asma bronkial.
Terapi Nebulizer juga membantu mengatasi dan mencegah gejala sesak napas, serta
membantu mengurangi peradangan pada sistem pernapasan.
Harapannya dengan pemberian metode terapi nebulizer dapat diimplementasikan sebagai
salah satu asuhan keperawatan baik dirumah sakit maupun setelah keluar dari rumah sakit
(rumah).

B. Kesimpulan
Dari ke 6 jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Metode yang digunakan pada setiap jurnal sangat bervariasi. Dimana pada jurnal
pertama menggunakan metode penelitian pretest – posttest control group design dengan
memperoleh sampel sebanyak 15. Pada jurnal kedua menggunakan metode pretest – posttest
control group design dengan memperoleh sampel sebanyak 30 dan Teknik pengambilan
sampelnya menggunakan teknik group design. Selanjutnya pada jurnal ketiga menggunakan
metode Quasi Eksperimen,two group,test design with control group sampel diambil sebanyak
24 orang dengan Teknik purposive sampling. Kemudian pada jurnal keempat menggunakan
metode Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design dengan Two Groups
dan menggunakan Pretest-Posttest. Dan meggunakan sampel sebanyak 20 orang yang diambil
menggunakan metode Nonprobability Sampling dengan pendekatan Consecutive Sampling.
Lalu pada jurnal kelima menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dengan
menggunakan metode pretest-posttest dan mendapatkan sampel sebanyak 16.
2. Dari hasil keenam jurnam diaats, bahwa pengobatan nonfarmakologi terapi nebulizer
berpengaruh terhadap kelancaran pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA

Gurusinga, Rahmad, Fredy Kalvin Tarigan, and Ruth Margaretha Sitanggang. "Pengaruh mengkonsumsi
air hangat sebelum pemberian nebulizer terhadap peningkatan kelancaran jalan napas pada pasien asma
bronkial." Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk) 3.2 (2021): 110-115.

Hardina, Sri, and DWI WULANDARI. "Pengaruh Konsumsi Air Hangat terhadap Frekuensi Nafas pada
Pasien Asma di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2019." Journal of Nursing And Public
Health 7.2 (2019): 77-86.

Adiputra, I. Made Sudarma, and Kadek Mahendra Novita Rahayu. "Warm Water Administration Before
Nebulization Improves Airway Clearance In Asthma." Bali Medika Jurnal 4.2 (2017): 38-49.

Sondakh, Syutrika A., Franly Onibala, and Muhamad Nurmansyah. "Pengaruh Pemberian Nebulisasi
Terhadap Frekuensi Pernafasan Pada Pasien Gangguan Saluran Pernafasan." Jurnal Keperawatan 8.1
(2020): 75-82.
LAMPIRAN JURNAL

Lampiran jurnal ke 1
Jurnal ke 2
Jurnal riset ke 3
Jurnal Riset ke 4
Jurnal riset ke 5
+Jurnal riset ke 6
LAMPIRAN PLAGIRISME

Bab 1

Bab 2

Anda mungkin juga menyukai