Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL

EFFECT OF NEBULIZER AND EFFECTIVE COUGH ON THE STATUS


OF BREATHING COPD PATIENTS
STASE KEPERAWATAN DEWASA
RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

DISUSUN OLEH KELOMPOK A2:

ATI PURWANINGSIH 20174030013

SANTI ARIYANI 20174030087

SERLY WIDIA NINGSIH 20174030047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
A. RESUME ARTIKEL JURNAL UTAMA
1. Citation
Wahyuni, L. (2018). Effect Of Nebulizer And Effective Cough On The Status Of
Breathing Copd Patients. E-Journal Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
http://ejournal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/viewFile/192/180
2. Background
Chronic Obstructive Pumonaly Disease atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan
keadaan yang ditandai dengan kelemahan kemampuan untuk bernapas, mereka yang
menderita COPD akan menanggung akibat dari kurangnya oksigen. Penurunan kadar
oksigen dalam sirkulasi dan jaringan tubuh, menempatkan pasien pada risiko tinggi
terhadap beberapa kondisi serius lainnya. Bila COPD menunjukkan keadaan ketidak
seimbangan antara perbaikan paru dan mekanisme pertahanan diri menyebabkan fibrosis
jalan nafas perifer, sehingga rusaknya struktur bronkiolus dan melebarnya alveoli yang
nantinya menyebabkan meningkatnya tahanan dijalan napas perifer, akhirnya terjadi
obstruksi sehingga memperberat penyempitan jalan napas akibat adanya edema dan
hipersekresi mucus.
3. Research Question
Apakah pemberian neulizer dan batuk efektif terhadap status pernafasan pasien COPD
efektif terhadap status pernapasan pasien?
4. Time and Setting
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 di RSUD Prof Dr Soekandar
Mojosari.
5. Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien COPD di ruang Pajajaran RSUD Prof
Dr Soekandar Mojosari, dengan sampel sebanyak 20 orang.Teknik sampling yang
digunakan yaitu purposive sampling.
6. Research Design
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen one-group pra-test-
post test..
7. Process
Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diberikan
intervensi berupa pemberian nebulizer dan batuk efektif, setelah itu diobservasi
lagi.Variabel independen pada penelitian ini adalah pemberian nebulizer dan batuk
efektif, Varibel dependen pada penelitian ini adalah status pernafasan pasien COPD.
Setelah didapatkan nilai dari masing-masing variabel, kemudian ditabulasikan ke dalam
tabulasi silang. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Willcoxon Sign Rank
Test untuk mengetahui efektivitas pemberian nebulizer dan batuk efektif terhadap status
pernapasan pasien COPD.
8. Data Analysis
Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan wilcoxonsign rank test.
9. Result
a. Status Pernapasan Responden
Status pernafasan responden sebelum pemberian nebulezer dan batuk efektif
seluruhnya menurun sebanyak 20 responden (100%).
b. Status Pernapasan Responden setelah Pemberian Nebulizer dan Batuk Efektif
Status pernafasan sesudah dilakukan pemberian nebulizer dan batuk efektif sebagian
besar status pernafasan meningkat atau menjadi 75% atau 15 responden dan status
pernafasan menurun sebanyak 5 responden (25%).
c. Efectivitas pemberian Pemberian nebulezer dan batuk efektif terhadap pasien COPD
Diketahui nilai rata-rata sebelum diberikan nebilizer dan batuk efektif adalah X1 =
15,4165 dan nilai standar deviasinya 1,9982. Sedangkan nilai rata-rata setelah
diberikan nebulizer dan batuk efektif X2 = 8,1248 dan nilai standar deviasinya
1,4836. Hasil uji statistik menunjukkan nilai sig (2-tailed) adalah p = 0,001 berarti p <
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya Efektif pemberian nebulizer dan batuk
efektif terhadap status pernafasan pasien COPD.
10. Discussion
Status pernafasan pasien PPOK sebelum dilakukan pemberian kombinasi bronkodilator
aerosol dan batuk efektif seluruhnya atau 100% menurun. Penurunan status pernafasan
ini terjadi disebabkan keterbatasan aliran udara (terutama aliran ekspirasi) yang tidak
sepenuhnya reversibel. Keterbatasan aliran udara terjadi progresif dan berkaitan dengan
respon peradangan yang abnormal terhadap partikel atau gas-gas berbahaya, terutama
asap rokok.
status pernafasan pasien COPD sesudah dilakukan pemberian nebulizer dan Batuk Efektif
sebanyak 15 responden (75%) mengalami peningkatan atau menjadi lebih baik.. Hal ini
disebabkan karena responden tersebut benar – benar telah mendapatkan terapi
bronlodilator aerosol dan batuk efektif.Namun ada 5 responden (25%) yang mengalami
penurunan status pernafasan.
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol
secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau
gelombang ultrasonik. Aerosol yang terbentuk dihirup penderita melalui mouth piece
atau sungkup. Merupakan salah satu penggunaan terapi inhalasi (pemberian obat ke
dalam saluran pernafasan dengan cara inhalasi).Sedangkan bronkodilator yang diberikan
dengan nebulizer memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan
efek sampingSelain itut ujuan pemberian nebulizer adalah untuk mengurangi sesak, untuk
mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang atau menghilang dan menurunkan
hiperaktivitas bronkus serta mengatasi infeksi dan untuk pemberian obat-obat aerosol
atau inhalasi.Dari sini diketahui bahwa jenis nebulizer yang digunakan di ruang Mawar
Merah Sidoarjo adalah Simple nebulizer dimana nebulizer ini menghasilkan partikel yang
lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling
banyak dipakai di rumah sakit. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai
dengan keperluan sehingga dapat digunakan pada ventilator dimana dihubungkan dengan
gas kompresor.
11. Kelemahan
Dalam penelitian ini terdapat kelemahannya yaitu tidak dijelaskan bagaimana cara
peneliti dalam melakukan penilaian status pernapasan pasien.
12. Comments
Hasil penelitian ini sangat disarankan bisa diterapkan oleh perawat bangsal dengan
berkolaborasi bersama tenaga kesehatan lain yaitu dokter maupun apoteker dalam
pemberian obat untuk nebulizernya, sedangkan batuk efektif dapat diberikan sebagai
tindakan keperawatan mandiri. Dikarenakan batuk efektif terbukti efektif terhadap status
pernapasan pasien.
B. TELAAH KRITIS JURNAL
Penggunaan Hasil Penelitian
1. Apakah penelitian relevan dengan praktek?
Ya, penelitian ini relevan dengan praktik karena pemberian batuk efektif kepada
pasien merupakan salah satu tindakan keperawatan mandiri. Selain itu, dalam praktek
di rumah sakit, perawat bisa menerapkan IPE dengan berkolaborasi bersama tenaga
kesehatan lain dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien, seperti
pemberian obat nebulizer sesuai advice dokter.

2. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat?


Ya, hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat, terutama dalam pemberian
intervensi mandiri keperawatan kepada pasien dengan penyakit pulmonal.

3. Apakah keuntungan penelitian lebih besar dari pada resikonya jika hasil penelitian
diaplikasikan oleh perawat?
Ya, keuntungan penelitian lebih besar karena hasil penelitian menyatakan bahwa
kombinasi obat via nebulizer dan batuk efektif dapat mempengaruhi status
pernapasan pasien. selain itu, batuk efektif tidak memberikan efek samping kepada
pasien berrdasarkan penelitian tersebut.
4. Kemukakan tentang pendapat dan mengenai hasil penelitian ini, apakah dapat
diaplikasikan pada praktek keperawatan dan saat ini, jika ya kemukakan
alasannya dan jika tidak kemukakan alasannya.
Ya, penelitian ini dapat diaplikasikan pada praktik keperawatan pada saat ini. Hal
tersebut dikarenakan untuk membantu status pernapasan pasien dapat menggunakan
batuk efektif yang tindakannya mudah dan efisien untuk dilakukan. Selain itu,
penelitin ini merupakan penelitian keperawatan, sehingga sangat tepat jika hasilnya
diaplikasikan oleh perawat.

5. Jika dapat diaplikasikan kemukakan pendapat dan bagaimana cara


mengaplikasikannya dalam praktik. Apakah ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika akan mengaplikasikan hasil penelitian tersebut.
Batuk efektif dapat diaplikasikan secara mandiri maupun berdampingan dengan
penggunaan obat via nebulizer. Jika diaplikasikan secara mandiri, batuk efektif
juga mampu membantu pasien dalam mengeluarkan sputum sehingga status
pernapasannya menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai