Anda di halaman 1dari 11

PEMBERIAN NEBULISER SEBAGAI SALAH SATU INTERVENSI TRI IMROATUN

UNTUK MENGATASI KETIDAK EFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS NPM. 20200920100023


PADA ANAK DENGAN ASMA BRONCHIALE
asma didefinisikan secara deskripsi yaitu penyakit inflamasi kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan, dengan gejala episodik
berulang berupa batuk, sesak napas, mengi, dan rasa berat di dada terutama pada malam dan
atau dini hari, yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.Apabila
tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Maka di perkirakan akan terjadi peningkatan
prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan datang serta mengganggu proses Proses inflamasi pada
tumbuh kembang anak dan kualitas hidup anak. asma mengakibatkan
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di seluruh dunia produksi sekret
menderita asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-negara berkembang. meningkat dan
National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011, mengatakan bahwa menimbulkan
prevalensi asma menurut usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, manifestasi klinis
sedangkan menurut jenis kelamin 7,2% laki-laki dan 9,7% perempuan. yang ada sehingga
muncul bersihan jalan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mendapatkan hasil prevalensi napas tidak efektif.
nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5%, Sebanyak 10-15% Bersihan jalan napas
anak laki-laki dan 7-10% anak perempuan dapat menderita asma pada suatu tidak efektif
waktu selama masa kanak-kanak. merupakan
Menurut IDAI, 2015 dalam pedoman Nasional Asma anak, tujuan tata laksana ketidakmampuan
asma adalah untuk mencapai dan mempertahankan kendali asma serta membersihkan sekret
menjamin tercapainya tumbuh kembang anak secara optimal. Sehingga Masih atau obstruksi jalan
banyak pasien asma yang masih belum mengetahui bagaimana upaya napas untuk
pencegahan asma jika kambuh dan itu masih menjadi masalah kesehatan mempertahankan
yang harus diperhatikan jalan napas tetap
Penatalaksanaan pada pasien asma dapat dilakukan secara farmakologik dan
non farmakologik. Pengobatan farmakologik salah satunya melalui terapi
nebulizer. Tujuan dari terapi nebulizer atau nebulasi dengan obat-obat
bronkodilator ialah mengurangi sesak nafas, relaksasi dari spasme bronkial,
mengencerkan dahak, melancarkan dan melembabkan saluran pernafasan.
Nebulizer merupakan suatu alat dengan cara pemberian obat-obatan yang
dihirup. Obat tersebut terlebih dahulu dipecahkan menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil melalui cara aerosol atau humidifikasi (Muttaqin, 2014)

Nebulisasi yaitu proses pembentukan aerosol dengan cara melewatkan suatu gas diatas
cairan. Aerosol merupakan suspense berbentuk padat atau cair dalam bentuk gas tujuan
untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek samping minima dengan
keamanan dan efektifitas yang tinggi. Spektrum partikel obatobatan yang biasanya
digunakan dalam pengobatan terletak dalam diameter yang berkisar antara 0.5-10 mikro
(berbentuk asap). Partikel uap air atau obatobatan dibentuk oleh suatu alat yang disebut
nebulizer atau aerosol generator. Aerosol yang terbentuk akan dihirup pasien melalui
mouth piece atau sungkup dan masuk ke paru-paru untuk mengencerkan. untuk melihat
efektifitasnya terapi asma dilakukan dengan membandingkan Respiration Rate (RR)
sebelum dan sesudah terapi (Meriyani et al., 2016).
Jenis inhalasi
1.Nebuliser
Alat nebuliser dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang
berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik
sehingga dalam prakteknya dikenal 2 jenis alat nebuliser yaitu
ultrasonic nebuliser dan jet nebuliser

2. Metered dosed inhaler aerosol ( dengan atau tanpa spacer /


alat penyambung)
Pada inhaler ini bahan aktif obat disuspensikan dalam kurang
lebih 10 ml cairan pendorong (propelan) dan yang biasa
digunakan adalah kloroflurokarbon (chlorofluorocarbon =
CFC) pada tekanan tinggi. Akhir-akhir ini mulai
dikembangkan penggunaan bahan non-CFC yaitu
hidrofluroalkana (HFA) yang tidak merusak lapisan ozon.

3. Dry powder inhaler


Penggunaan obat serbuk kering pada DPI memerlukan
inspirasi yang cukup kuat. Pada anak yang kecil hal ini sulit
dilakukan mengingat Inspirasi kuat belum dapat dilakukan,
sehingga deposisi obat pada saluran pernafasan berkurang.
ANALISIS JURNAL
Mesh nebulizer is as effective as jet nebulizer in clinical practice of acute asthma in children
Penulis : Ozge SOYER* , Melike KAHVECI , Betül BYÜKDİRYAKİ
Journal : Turk J Med Sci (2019) 49: 1008-1013 http://journals.tubitak.gov.tr/medical/© TÜBİTAK
doi:10.3906/sag-1812-133
Tujuan: untuk membandingkan efek pemberian salbutamol pada anak dengan jet nebulizer (JN) dan mesh
nebulizer (MN).
Metodelogi : Anak-anak yang dirawat dengan asma akut diobati dengan 3 dosis salbutamol nebulisasi, 1
diberikan oleh MN. Tanda-tanda vital pasien, pengukuran fungsi paru-paru, skor indeks paru yang
dimodifikasi (MPIS), dan pengukuran seluruh tubuh plethysmography (WBP) dievaluasi sebelum dan 20
menit setelah setiap dosis salbutamol.
Hasil: Tiga puluh satu anak [9,5 (6,4-17,2) tahun, 67,7% laki-laki, 32,3% perempuan] dengan serangan
asma ringan (67,7%) dan sedang (32,3%) dilibatkan dalam penelitian ini. Peningkatan dengan MN
sebanding dengan JN dalam hal perubahan volume ekspirasi paksa sebelum dan sesudah perawatan dalam
detik pertama (FEV1) (2,57 ± 4,57, 3,65 ± 5,44; P = 0,44), kapasitas vital paksa (FVC) (2,52 ± 5,29, 4,17
±7.54; P = 0,28), denyut jantung (7,33 ± 10,21, 4,14 ± 9,32; P = 0,24), saturasi oksigen kapiler perifer
(SpOke-2) (0,38 ± 0,23, 0,43 ± 0,15; P =0,83), dan skor indeks paru termodifikasi (MPIS) (−6,30 ± 22,70,
8,77 ± 25,46; P = 0,70). Nilai sebelum dan sesudah perawatan dari kapasitas paru total (TLC), volume
residu (RV), konduktansi spesifik (sGaw), dan RV/TLC serupa untuk kelompok JN dan MN. Efek samping
tidak berbeda: namun, keluhan palpitasi secara signifikan lebih tinggi pada kelompok MN pasca
pengobatan dibandingkan kelompok MN sebelum pengobatan (masing-masing 32,3% vs 9,7%, P = 0,016).
Kesimpulan: Temuan ini mendukung bukti sebelumnya yang ditemukan dalam penelitian orang dewasa
bahwa MN sama efektif dan amannya dengan JN dalam pengobatan asma akut pada anak-anak
Dimensi Substansi dan Teoritis Dimensi Metodologi
Dalam pengobatan asma berat akut, terapi inhalasi melalui Populasi dan sampel Dimensi Interpretif
nebulizer sangat penting. Nebulizer adalah perangkat yang Studi prospektif (Metoda Melakukan uji klinis acak
mengubah formulasi cair menjadi tetesan tersuspensi gas. Ada 3 penelitian di mana tunggal-buta (Penelitian ini
jenis nebulizer yang memiliki prinsip kerja berbeda yang saat data/informasi mengenai menggunakan metode
ini digunakan: jet, ultrasonik, dan mesh nebulizer. Nebulizer jet subyek penelitian tidak single-blind dimana subjek
(JN) digunakan secara luas untuk pengobatan asma akut dalam dapat diobservasi dan penelitian tidak mengetahui
praktik sehari-hari, karena harganya lebih murah, tidak terlalu dimiliki oleh peneliti pada bahan uji yang diberikan.)
rapuh, dan memiliki ukuran partikel rata-rata yang lebih kecil saat penelitian dilakukan. untuk membandingkan efek
daripada nebulizer ultrasonik. Namun, nebulizer ultrasonik ini dilakukan) di salbutamol yang diberikan
memiliki tingkat keluaran yang lebih tinggi dan tidak departemen alergi pediatrik oleh JN dan M pada
meningkatkan konsentrasi obat sebanyak JN, tetapi dapat tersier antara tahun 2015 parameter fungsi klinis dan
menyebabkan degradasi obat, dan tidak nebulisasi suspensi dan 2018. Pasien antara paru-paru pada anak-anak
dengan baik . Baru-baru ini, beberapa perangkat nebulizer usia 6 dan 18 tahun dengan dengan asma akut
elektronik yang menggunakan mesh atau pelat bergetar telah asma akut ringan hingga ringan/bulan. Tujuan hasil
dipasarkan, dan perangkat ini telah disarankan untuk lebih sedang dan kooperatif utama adalah untuk
efisien dalam memberikan aerosol ke paru-paru. Nebulizer mesh untuk melakukan tes mengevaluasi apakah
(MN) memiliki keunggulan lebih tenang, lebih ringan, portabel, fungsi paru (LFT) dan salbutamol nebulisasi melalui
cocok untuk digunakan dalam posisi horizontal, dan tanpa perlu plethysmography seluruh 2 nebulizer yang berbeda
pasokan listrik terus menerus. Meskipun jumlah penelitian tubuh dengan sampel memberikan manfaat yang
terbatas yang melaporkan efek yang sebanding dengan JN, tidak sejumlah 31 anak sama dengan volume ekspirasi
ada konsensus mengenai nebulizer mana yang lebih tepat untuk paksa pada detik pertama
pengobatan asma akut atau mana yang lebih baik untuk (FEV1).
subkelompok tertentu dari anak-anak
Dimensi Presentasi dan Gaya Penulisan PEMBAHASAN
Penelitian ini sudah menggunakan metode
statistik, karena statistik ini merupakan sebuah Nebulizer adalah perangkat yang mengubah formulasi cair menjadi
ilmu yang mempelajari bagaimana cara tetesan tersuspensi gas. Ada 3 jenis nebulizer yang memiliki prinsip
merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, kerja berbeda yang saat ini digunakan: Nebulizer jet, ultrasonik, dan
lalu menginterprestasikan data yang mesh nebulizer. Nebulizer jet (JN) digunakan secara luas untuk
dipergunakan mendukung tercapainya sebuah pengobatan asma akut dalam praktik sehari-hari, karena harganya lebih
penelitian. Journal ini juga sudah melampirkan murah, tidak terlalu rapuh, dan memiliki ukuran partikel rata-rata yang
tabel sebagai sarana untuk menguraikan secara lebih kecil daripada nebulizer ultrasonik. Namun, nebulizer ultrasonik
jelas maksud dan tujuan dilakukan penelitian memiliki tingkat keluaran yang lebih tinggi dan tidak meningkatkan
tersebut. Sitematika penulisan yang digunakan konsentrasi obat sebanyak JN, tetapi dapat menyebabkan degradasi obat,
pada jurnal yang kita analisis sudah bagus. dan tidak nebulisasi suspensi dengan baik . Baru-baru ini, beberapa
Sudah mencakup hal-hal yang harus ada pada perangkat nebulizer elektronik yang menggunakan mesh atau pelat
sistem penulisan jurnal. Diantaranya judul bergetar telah dipasarkan, dan perangkat ini telah disarankan untuk lebih
artikel, nama penulis, unit kerja dan alamat efisien dalam memberikan aerosol ke paru-paru. Nebulizer mesh (MN)
lengkap, abstrak, pendahuluan, metode memiliki keunggulan lebih tenang, lebih ringan, portabel, cocok untuk
penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan digunakan dalam posisi horizontal, dan tanpa perlu pasokan listrik terus
serta yang terakhir daftar pustaka. Untuk tata menerus ( soyer, 2019).
bahasa ini sudah baik, karena pembaca sudah
bisa menangkap isi yang ditulis.
Pada klien yang batuk dan mengeluarkan lender (plegm/slem) di paru paru sehingga mampu Jika pasien dengan
mengencerkan dahak. Pada pasien anak-anak pilek dan hidung tersumbat sehingga mampu dugaan atau
melancarkan saluran pernapasan, penggunaan sama dengan obat biasa 3 kali sehari atau terkonfirmasi COVID-19
sesuai anjuran dokter, campuran obat menjadi uap biasanya juga obat-obatan yang memang tidak dapat dihindari
melancarkan napas. penggobatan nebulizer lebih efektif dari obat-obatan diminum karena menggunakan nebulizer,
langsung dihirup masuk ke paru-paru, dosis yang dibutuhkan lebih kecil, sehingga lebih aman prosedur pengendalian
(Rahajoe et al, 2015). infeksi harus diikuti.
Procedures ini termasuk
Untuk memperoleh reaksi cepat dalam mengurangi sesak nafas, mengencerkan sputum, isolasi pasien,
relaksasi dari spasme bronchial, dan melancarkan jalan nafas, maka dibutuhkan pemberian penggunaan area tekanan
obat bronkodilator kerja cepat yang diberikan melalui pemberian nebuliser. The National negatif, jika dapat
Patient Safety Agency dalam Great Ormond Street Hospital for Children (2010) diakses, tetapi jika ini
mengungkapkan, pada saat proses pemberian nebuliser berlangsung, maka harus disertai tidak tersedia dan tidak
dengan pemberian oksigen sebesar 6-8 lpm. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan efek ada alternatif, satu
hipoksemia sementara saat pemberian nebuliser. WHO (2016) juga memaparkan bahwa kamar dengan pintu
hipoksemia akan mengakibatkan anak jatuh pada kondisi letargi, kejang yang tertutup harus
berkepanjangan, bahkan koma. Kondisi penurunan saturasi oksigen, peningkatan respirasi digunakan. Staf yang
rate, dan denyut nadi pada proses pemberian nebuliser sebenarnya bisa diatasi dengan mudah mengelola nebulizer harus
yaitu dengan menambahkan oksigenasi pada saat pemberian nebuliser berlangsung. Selain mengenakan
mencegah anak jatuh pada kondisi hipoksia sementara, penambahan oksigenasi mampu perlindungan penuh
mengurangi beban kerja paru dengan menurunkan respirasi rate, serta membantu fungsi terhadap paparan udara
kardiovaskuler kembali normal dengan menurunkan frekuensi denyut nadi ( Debby, 2019) (Cazola, 2021 ).
Penelitian ini diperkuat pleh Kheng (2020) LAMPIRAN PERLAKUAN PADA SAAT NEBULISER
yang merekomendasikan untuk tidak PADA COVID 19
menggunakan nebulizer, mengingat risiko
penularan infeksi ke pasien lain dan
petugas kesehatan. Nebulizer menghasilkan
partikel aerosol dalam ukuran 1-5 mm,
yang dapat dipancarkan ke lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, penggunaannya
dapat meningkatkan risiko infeksi
penularan. Di sisi lain menyarankan agar
pasien dapat terus menggunakan nebulizer,
karena mereka berpandangan bahwa
aerosol berasal dari cairan di ruang
nebulizer dan akan tidak membawa partikel
virus dari pasien. Terlepas dari risiko
menghasilkan partikel virus, ada bukti
substansial bahwa nebulizer tidak unggul
dibandingkan dengan inhaler dosis terukur
(MDI) dengan ruang penahan katup ,
kecuali tidak dapat dihindari. Ini mungkin
termasuk pasien dengan penyakit
pernapasan yang parah dan mengancam
jiwa.

Anda mungkin juga menyukai