PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
masyarakat yang masih kurang peduli terhadap kesehatan dan kurang menaruh
kesehatan yaitu, pemenuhan kebutuhan gizi yang terfokus pada ibu hamil dan bayi.
Hal ini dikarenakan indikator tingkat kesehatan suatu negara ditentukan dengan
jumlah rata-rata kematian ibu dan bayi yang lahir dalam satu tahun. Indonesia
mempunyai masalah gizi cukup besar yang ditandai dengan banyaknya kasus gizi
kurang pada anak balita, anak usia sekolah, maupun usia reproduksi, akhirnya
menghasilkan manusia yang sehat, banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu
tidak siap untuk melahirkan bayi yang sehat, antara lain kurang konsumsi makanan
karena tidak tersedianya pangan secara memadai. Lebih lanjut konsumsi makanan
dapat disebabkan karena tidak tersedianya pangan secara memadai. Lebih lanjut
pengetahuan dll. Hal ini akan menjadi masalah nasional, jika ibu kurang gizi
berjumlah cukup besar, maka jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah akan
bertambah banyak, bayi lahir dengan berat badan rendah dapat menjadi anak kurang
Program perbaikan gizi yang dibuat oleh DepKes melalui dua tahap
pendekatan yaitu pertama perbaikan gizi yang dilakukan terhadap individu atau
masyarakat yang tinggal dalam keluarga, kedua perbaikan gizi yang dilakukan
terhadap individu atau masyarakat yang karena satu hal dan lain hal berada di suatu
merupakan faktor penentu untuk meningkatnya kualitas SDM, jika kualitas SDM
Penyebab Makan
Penyakit Infeksi
langsung Tidak Seimbang
Akar Masalah
Krisis Ekonomi , Politik,
(nasional )
dan Sosial
di Masyarakat RW 05
anak, diawali dengan upaya memperbaiki gizi keluarga. Masalah gizi masyarakat
Indonesia merupakan masalah yang kompleks. Banyak faktor yang berperan serta
pangan, tingkat pendidikan, dll. Masalah kesehatan hanyalah sebagai dampak dari
mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi keluarga baik melalui preventif,
1. Pemantauan Pertumbuhan
instrument, dll).
- Fasilitas teknis.
- Penerapan SOP
2. Penyuluhan gizi
3. Suplementasi gizi
- Peningkatan demand
- Pengembangan POS
- Penerapan POS
perilaku yang diharapkan baik dari sasaran maupun dari pemberi pelayanan
mungkin termasuk
teratur penyuluhan
bergizi ANC
kesehatan bermasalah
eksklusif diperlukan
Ibu dengan Menimbang anak Melakukan koordinasi Posyandu
petugas menyelenggarakan
bulan seimbang
Anak usia Memantau BB dan Pemeriksaan gizi Sekolah
seimbang gizi
Melakukan konseling
mengkonsumsi zat
besi
Usia lanjut Memantau BB dan Pemeriksaan secara Posyandu
keluhan kesehatan
BAB III
PELAKSANAAN
merupakan salah satu tempat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan salah
tanggal 26 Juli 2005, menurut penanggung jawab bidang gizi, bapak Dody Iskandar,
S.Sos, M.Si, peran puskesmas Kemiri Muka adalah sebagai pelaksana program-program
yang telah disusun oleh dinas kesehatan (Dinkes) Depok, jadi puskesmas tidak membuat
Secara umum program puskesmas terbagai atas dua yaitu eksternal dan internal.
Kegiatan eksternal adalah kegiatan rutin posyandu tiap bulan, sedangkan kegiatan internal
Pemberian vitamin A
WHO. Jika beberapa bayi dan balita yang ditimbang ditemukan gizi buruk,
selanjutnya dinkes akan membuat program perbaikan gizi bayi dan balita.
b. Anak sekolah
garam tersebut.
Tujuan program ini adalah untuk melihat jenis garam yang dikonsumsi
oleh siswa. Hal ini terkait dengan kandungan yodium yang dapat
c. Masyarakat
Tujuan program ini adalah agar keluarga mampu mengenali dan mengatasi
Ada 3 tahap yang dilakukan petugas puskesmas terhadap program ini yaitu
- Pemetaan awal
- Konseling 1, 2, 3 dan 4
pemetaan awal
- Pemetaan akhir
d. Ibu hamil
Sasaran : Bumil
seperti susu.
Sasaran : Bumil
PENUTUP
Peranan gizi sangat penting dalam berbagai sendi kehidupan, antara lain dalam hal
tumbuh kembang anak, kualitas sumber daya manusia, produktifitas kerja, dan perbaikan
mencanangkan suatu program nasional, yaitu Kadarzi. Program ini memberikan fasilitasi
bagi keluarga untuk mengenali dan mengatasi masalah gizi keluarga secara preventif,
Program gizi nasional pada dasarnya telah dilaksanakan oleh Puskesmas Kemiri
Muka Depok walaupun belum sepenuhnya mengenai sasaran. Hal ini dibuktikan dengan
dari masih banyaknya keluarga dengan balita yang tidak memiliki KMS.
pelaksanaannya oleh Puskesmas Kemiri Muka Depok ,maka saran kelompok sebagai
berikut: