Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO

Nama : Risma Putri Dewanti


NIM : 012221050
Prodi : A/J Keperawatan tahun 2022

“EFEKTIVITAS PURSED LIPS BREATHING DAN POSISI PRONASI DALAM


MENGATASI DISPNEA PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS “

A. ANALISIS JURNAL 1220010143207

1. Judul Penelitian
“Efektivitas Pursed Lips Breathing dan Posisi Pronasi dalam Mengatasi Dispnea pada
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis”

2. Peneliti
Yarwin Yani, Dewi Gayatri, Rohman Azzam, Fitrian Rayasari, Dian Novita Kurniasih.

3. Ringkasan Jurnal
Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan terjadinya suatu penyumbatan yang
sifatnya menetap di saluran pernapasan dan ditimbulkan karena adanya emfisema serta
bronkhitis kronik, sampai saat ini PPOK merupakan penyakit paling mematikan di
dunia. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar dan RS
Bhayangkara Makassar pada 14 april – 14 mei 2022. Hasil uji homogenitas nilai Peak
expiratory flow (PEF), SPO2 dan frekuensi pernapasan sebelum intervensi pada kedua
kelompok dinyatakan homogen dengan masing-masing nilai p>α:0,05. Selisih nilai
PEF pre-post perlakuan pada kelompok intervensi didapatkan rerata 12,5 % (±9,06)
sedangkan kelompok kontrol 2,25% (±4,14), selisi SPO2 pre-post perlakuan pada
kelompok intervensi rerata 5,2% (±15,76) sementara kelompok kontrol 0,95% (±0,75),
selisi frekuensi pernapasan pre-post perlakuan pada kelompok intervensi rerata 2,75
x/menit (±1,61) dan kelompok kontrol 2,05 x/menit (±1,90). Kedua kelompok terjadi
perbaikan pernapasan namun pada kelompok intervensi terjadi perbaikan pernapasan
yang lebih baik dari kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah setelah
dilakukan intervensi pursed lips breathing dan posisi pronasi terjadi perbaikan
pernapasan pada pasien dispnea yang ditandai dengan adanya peningkatan nilai PEF,
SPO2 serta penururnan frekuensi pernapasan. Dari hasil tersebut intervensi
direkomendasikan untuk dapat diterapkan pada pasien PPOK. Diharapkan pada
penelitian berikutnya dapat menambahkan jumlah sampel yang lebih banyak dengan
intervensi yang berbeda.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui efektivitas pursed lips breathing dan posisi
pronasi dalam mengatasi dispnea pada pasien PPOK.

5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian


a. Kelebihan
1) Membandingan dua intervensi yang dapat memaksimalkan oksigenasi dalam
mengatasi dispnea pada pasien penyakit paru obstruktif kronis.
2) Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized controlled trial
dengan parallel design, kelompok kontrol dan intervensi masing-masing 20
responden, Hasil uji homogenitas nilai Peak expiratory flow (PEF), SPO2 dan
frekuensi pernapasan sebelum intervensi pada kedua kelompok dinyatakan
homogen dengan masing-masing nilai p>α:0,05. Selisih nilai PEF pre-post
perlakuan pada kelompok intervensi didapatkan rerata 12,5 % (±9,06)
sedangkan kelompok kontrol 2,25% (±4,14), selisi SPO2 pre-post perlakuan
pada kelompok intervensi rerata 5,2% (±15,76) sementara kelompok kontrol
0,95% (±0,75), selisi frekuensi pernapasan pre-post perlakuan pada kelompok
intervensi rerata 2,75 x/menit (±1,61) dan kelompok kontrol 2,05 x/menit
(±1,90). Kedua kelompok terjadi perbaikan pernapasan namun pada kelompok
intervensi terjadi perbaikan pernapasan yang lebih baik dari kelompok kontrol.
3) Jumlah kelompok perlakuan dan control sebanding serta memiliki kekuatan
statistika tinggi

b. Kekurangan
1) Desain dan pelaksanaan mahal dan rumit
2) Uji klinis harus dilakukan seleksi terlebih dahulu sehingga sering tidak
merepresentasikan populasi
3) Uji klinis kadang tidak praktis
B. PEMBAHASAN ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO

1. Patient/Population/Problem
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized controlled trial (RCT)
dengan parallel design. Dalam penelitian ini populasi adalah pasien PPOK yang
menjalani perawatan di RSUD Labuang Baji Makassar dan RS Bhayangkara Makassar
sebanyak 60 pasien dalam satu bulan terakhir yang sesuai dengan kriteria hasil.
Penelitian ini menggunakan probability sampling dengan metode simple random
sampling dimana pada pemilihan sampel dilakukan secara acak dan memilih semua
individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang
diinginkan terpenuhi (Dharma, 2017). Masing-masing kelompok intervensi dan
kelompok control jumlah sampel 20 orang.

2. Intervention/Treatment
Pada penelitian ini intervensi yang diberikan adalah posisi dan teknik pernapasan dalam
terapi pasien dengan dispnea pada PPOK. Intervensi dilakukan dengan menggunakan
posisi pronasi yang mana dilakukan dengan kurung waktu yang lama mampu
meningkatkan perbaikan status pernapasan pada pasien. Setelah itu dengan teknik
pernapasan pursed lips breathing yang membantu untuk mengosongkan paru-paru,
yang akhirnya pasien PPOK akan bernapas lebih lambat dan lebih efisien yang ditandai
dengan adanya peningkatan nilai PEF, SPO2 serta penururnan frekuensi pernapasan.

3. Comperasion intervention/Treatment
1) Jurnal “Efektivitas Pursed Lips Breathing Dan Posisi Pronasi Dalam Mengatasi
Dispnea Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Randomized
Controlled Trial”
Pada penelitian ini menggunakan metode randomized controlled trial (RCT)
dengan parallel design. Intervensi yang digunakan pada penelitian ini adalah
posisi pronasi dan pursed lips breathing pada pasien PPOK. Berdasarkan
penelian ini pada kelompok intervensi nilai PEF mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilakukan intervensi pursed lips breathing dan posisi pronasi
dengan nilai P value 0,001 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna
sebelum dan sesudah intervensi, dimana didapatkan hasil nilai P 0,001 < 0,05
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pursed lips breathing dan posisi
pronasi, nilai SPO2 pada kelompok intervensi setelah dilakukan intervensi
terjadi peningkatan dari rerata 91,45% menjadi 96,65%, berdasarkan nilai
tersebut terjadi perbaikan nilai SPO2, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata
responden pada kelompok intervensi mengalami perbaikan nilai SPO2 dan
gejala dispnea juga menurun pada pasien. dengan itu disimpulkan bahwa pursed
lips breathing dan posisi pronasi adalah terapi yang mudah dan murah, yang
sangat memungkinkan untuk dilakukan pada pasien dengan masalah pada
sistem pernapasan.
2) Komporasi penelitian ini adalah penelitian ini menggabungkan dua intervensi
pada jalan nafas dalam pemenuhan kebutuhan oksigenisasi yaitu dengan pursed
lips breathing dan posisi pronasi dalam mengatasi dispnea pada PPOK.
3) Fokus utama dalam kegiatan ini adalah terapi yang efisiensi untuk penderita
dispnea pada PPOK dengan cara posisi pronasi dan juga teknik napas pursed
lips brething untuk meningkatkan pola nasfas pada penderta dispnea PPOK
yang dapat meningkatkan sistem pernapasan
4) Metode dalam penanganan dispnea pada pasien PPOK yaitu posisi pronasi yang
dapat menimbulkan tekanan saat ekspirasi yang akan meningkatkan tekanan
dalam rongga perut yang diteruskan sampai bronkioli sehingga membantu
untuk mengeluarkan penumpukan udara pada alveoli yang dapat meningkatkan
perbaikan status pernapasan jika dilakukan dengan durasi yang lama,
sedangkan pursed lips breathing membantu untuk mengembalikan posisi
diafragma yang merupakan otot pernapasan yang terletak di bawah paru-paru.
Pursed lips breathing juga menyebabkan otot perut berkontraksi ketika
ekspirasi, hal ini akan memaksa diafragma ke atas, dan membantu untuk
mengosongkan paru-paru, yang akhirnya pasien PPOK akan bernapas lebih
lambat dan lebih efisien.

4. Outcome
Pada penelitian ini di RSUD Labuang Baji Makassar dan RS Bhayangkara Makassar
pada 14 april – 14 mei 2022. Hasil uji homogenitas nilai Peak expiratory flow (PEF),
SPO2 dan frekuensi pernapasan sebelum intervensi pada kedua kelompok dinyatakan
homogen dengan masing-masing nilai p>α:0,05. Selisih nilai PEF pre-post perlakuan
pada kelompok intervensi didapatkan rerata 12,5 % (±9,06) sedangkan kelompok
kontrol 2,25% (±4,14), selisi SPO2 pre-post perlakuan pada kelompok intervensi rerata
5,2% (±15,76) sementara kelompok kontrol 0,95% (±0,75), selisi frekuensi pernapasan
pre-post perlakuan pada kelompok intervensi rerata 2,75 x/menit (±1,61) dan kelompok
kontrol 2,05 x/menit (±1,90). Kedua kelompok terjadi perbaikan pernapasan namun
pada kelompok intervensi terjadi perbaikan pernapasan yang lebih baik dari kelompok
kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah setelah dilakukan intervensi pursed lips
breathing dan posisi pronasi terjadi perbaikan pernapasan pada pasien dispnea yang
ditandai dengan adanya peningkatan nilai PEF, SPO2 serta penururnan frekuensi
pernapasan. Dari hasil tersebut intervensi direkomendasikan untuk dapat diterapkan
pada pasien PPOK.

Anda mungkin juga menyukai