Kelompok 1:
PURWOKERTO
2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai terapi diberikan untuk mengatasi gejala dari PPOK ini, baik
secara farmakologis seperti pemberiaan bronkodilator dan obat lainnya serta
terapi non farmakologis seperti rehabilitasi, aktivitas fisik, upaya berhenti
merokok dll. Selain cara tersebut ada sebuah cara non farmakologis
sederhana yang dapat dilakukan penderita PPOK untuk mengurangi gejala
sesak nafas yaitu positioning atau perubahan posisi. Posisi yang dapat
dilakukan yaitu seperti posiis semi fowler-high fowler atau posisi duduk
tegak atau bisa juga posisi duduk dengan condong kedepan (Sholihah,
Maratus, et all. 2019).
B. Tujuan
1. Jurnal Utama
2. Jurnal Pendukung 1
a. Judul Jurnal : Efektivitas Posisi Condong ke Depan (CKD)
dan Pursed Lips Breathing (PLB) terhadap Penurunan Keluhan
Sesak Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis
b. Pengarang : Suci Khasanah dan Madyo Maryoto
c. Tahun Terbit, Nomor, Volume:
a. Tahun Terbit : 2016
b. Nomor :9
c. Volume :1
d. Alamat Jurnal, Hari dan Tanggal Mengunduh:
http://stikesalirsyadclp.ac.id Selasa, 07 September 2021
e. Sistematika Keseluruhan Jurnal:
3. Jurnal Pendukung 2
a. Judul Jurnal : The Effectiveness of Tripod Position And
Pursed Lips Breathing to Enhance Oxygen Saturation in Patients
With COPD
b. Pengarang : Hilma Wahdiati, Sri Dwiningsih, Putranto
c. Tahun Terbit, Nomor, Volume:
a. Tahun Terbit : 2019
b. Nomor :2
c. Volume :3
d. Alamat Jurnal, Hari dan Tanggal Mengunduh:
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id Selasa 7 September 2021
e. Sistematika Keseluruhan Jurnal:
Selain itu, penelitian lain yang mendukung hasil dari jurnal utama
yakni penelitian yang berjudul “The Effectiveness of Tripod Position And
Pursed Lips Breathing to Enhance Oxygen Saturation in Patients With
COPD”. Penelitian ini menggunakan metode queasy eksperimental dengan
desain pre-posttest. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 34
pasien PPOK yang termasuk dalam kriteria inklusi di wilayah kerja
Puskesmas Padangsari Semarang. Sampel kemudian dibagi menjadi 2
kelompok perlakuan (kelompok posisi tripod dan pursed lips breathing)
yang memberikan terapi 15 menit sebanyak 3 kali sehari selama 3 hari
berturut-turut. Hasil uji non parametrik, uji Mann-Whitney menunjukkan
perbedaan efektifitas antara posisi tripod dan pursed lips breathing dengan
p 0,00 dengan mean deviasi sebelum dan setelah terapi posisi tripod 0,29
dan pursed lips breathing 1,23. Data tersebut menunjukkan bahwa pursed
lips breathing lebih efektif dalam meningkatkan saturasi oksigen pasien
PPOK dibandingkan dengan posisi tripod (Wahidati, Dwiningsih, dan
Putrono, 2019).
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
PPOK merupakan penyakit pernafasan dengan hambatan aliran udara
di saluran nafas (paru-paru) yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK
bersifat progresif yang terjadi terus-menerus, memiliki keluhan utama
berupa sesak nafas dan batuk baik berdahak ataupun tidak. Pasien PPOK
rentan mengalami hipoksemia, hipoksia dan juga sianosis dikarenakan
penurunan saturasi oksigen.
B. Saran
REFERENSI
Brunner & Suddart (2015) ‘Buku Ajar Keperawatttan Medikal Bedah. Edisi
Revisi. Jakarta: EGC.
Cahyani, R.P., Pujiarto & Putri, N.W. (2020) ‘Asuhan Keperawatan Pasien
PPOK Menggunakan Posisi Condong ke Depan dan Latihan Pursed Lip
Breathing untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen’, Madago Nursing
Journal, 1(2), pp. 37-42. doi: https://doi.org/10.33860/mnj.v1i2.277.
Depkes RI (2008) ‘Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif
Kronik’, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Lingkungan,
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD).
(2015).Global Strategy for The Diagnosis, Management and Prevention
of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. USA:MCR VISION,Inc.
Isnainy, U.C.A.S. & Tias, S.A. (2019) ‘Pengaruh Posisi Condong ke Depan
dan Terapi Pursed Lips Breathing terhadap Derajat Sesak Napas
Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)’, Holistik Jurnal
Kesehatan, 13(4), pp. 389-395.
Khasanah, S. & Maryoto, M. (2016) ‘Efektivitas Posisi Condong ke Depan
(CKD) dan Pursed Lips Breathing (PLB) terhadap Penurunan Keluhan
Sesak Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis’, Jurnal Kesehatan
Al-Irsyad, 9(1), pp. 44-52.
Muttaqin, A. (2008) ‘Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan’, Jakarta: Salemba Medika.
PDPI (2006) ‘Penyakit Paru Obstruktif Kronik: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia’, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Price SA, Wilson LM. (2012) ‘Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit’, Jakarta: EGC.
Sholihah, Maratus, et all. 2019. Pengaruh Pemberian Quercetin Terhadap
Kadar Interleukin 8 (IL-8) Dan Nilai Copd Assesment Test (CAT) Pasien
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil. Jurnal Respirasi
Indonesia: Volume 39 No.2 April 2019
Soeroto, Arto Y. & Suryadinata H. 2014. Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
FK Unpad, Departemen Ilmu penyakit dalam RS Dr. Hasan Sadikin:
Divisi Respirologi dan kritis Respirasi