0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan3 halaman
Dokumen pertama memberikan ringkasan penelitian tentang pengaruh deep breathing exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK. Ditemukan bahwa deep breathing exercise selama 15 menit meningkatkan saturasi oksigen secara signifikan.
Dokumen kedua membahas studi kasus intervensi tepid sponge pada dua pasien dewasa yang mengalami bronchopneumonia dengan masalah hipertermi. Ditemukan bahwa pemberian tepid sponge sekali sehari selama 3 h
Dokumen pertama memberikan ringkasan penelitian tentang pengaruh deep breathing exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK. Ditemukan bahwa deep breathing exercise selama 15 menit meningkatkan saturasi oksigen secara signifikan.
Dokumen kedua membahas studi kasus intervensi tepid sponge pada dua pasien dewasa yang mengalami bronchopneumonia dengan masalah hipertermi. Ditemukan bahwa pemberian tepid sponge sekali sehari selama 3 h
Dokumen pertama memberikan ringkasan penelitian tentang pengaruh deep breathing exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK. Ditemukan bahwa deep breathing exercise selama 15 menit meningkatkan saturasi oksigen secara signifikan.
Dokumen kedua membahas studi kasus intervensi tepid sponge pada dua pasien dewasa yang mengalami bronchopneumonia dengan masalah hipertermi. Ditemukan bahwa pemberian tepid sponge sekali sehari selama 3 h
1. PENGARUH PEMBERIAN DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP SATURASI
OKSIGEN PADA PASIEN PPOK
P Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK
(Patient/Population yang mengalami penurunan saturasi oksigen di IGD RSUD ) Sanjiwani Gianyar yang melakukan kunjungan pada bulan April sampai dengan Mei 2018. Rata-rata jumlah populasi pasien PPOK yang datang ke RSUD Sanjiwani Gianyar selama sebulan sebanyak 23 orang. I Intervensi yang diberikan yaitu perbedaan rata-rata nilai (Intervention) saturasi pasien PPOK pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah pemberian deep breathing exercise Intervensi (pemberian deep breathing exercise selama 15 menit). C Berdasarkan penelitian Budiono et al (2017) yang (Comparison) menunjukkan bahwa nilai ratarata sebelum diberikan purs lips breathing yaitu 94,33% dan rata-rata setelah pemberian perlakuan yaitu 98,13% (12) . Selisih rata-rata sebelum dan setelah pemberian purs lips breathing yaitu 4,37%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan yang bermakna antara nilai saturasin oksigen sebelum dan setelah perlakuan dengan p value = 0,001. Dari hasil uji statistik paired sample t test didapatkan t= -28,411 dan nilai pada Sig 2 tailed yaitu 0,001 sehingga p value sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan p value ≤ α (0,05) dengan demikian Ho ditolak yang berarti ada pengaruh deep breathing exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK. Hal ini terjadi karena pengaruh dari deep breathing exercise pada pasien PPOK yang sedang mengalami sumbatan atau obstruksi jalan napas. Deep breathing exercise dapat memaksimalkan pengeluaran udara saat ekspirasi, pengembangan paru menjadi optimal, berkurangnya ruang rugi, proses difusi meningkat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan pada kapasitas vital paru sehingga dapat mempengaruhi nilai saturasi oksigen pada pasien PPOK. O Dari penelitian diatas dapat ditarik simpulan bahwa nilai pre (Outcome) test saturasi oksigen pada pasien PPOK kelompok perlakuan memiliki rata-rata sebesar 89,80% dan nilai post test rata-rata sebesar 94,90% dengan selisih rata-rata sebesar 5,1%. Nilai pre test saturasi oksigen pada pasien PPOK kelompok kontrol memiliki rata-rata sebesar 91,70% dan nilai post test rata-rata sebesar 92,20% dengan selisish rata-rata sebesar 0,5%. Uji statistik didapatkan p value sebesar 0,001 (p value 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol yang tidak diberikan deep breathing exercise mengalami peningkatan saturasi oksigen namun tidak signifikan dan tidak dilanjutkan ke uji statistik Independent Samples T Test. T Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar pada (Time) bulan April sampai dengan Mei tahun 2018
2. INTERVENSI TEPID SPONGE PADA DEWASA YANG MENGALAMI BRONCHOPNEUMONIA DENGAN MASALAH HIPERTERMI
P Subyek dalam studi kasus ini adalah dua pasien yang
(Patient/Population didiagnosa Bronkopneumonia dengan masalah ) hipertermi dengan kriteria pasien mengalami demam dengan suhu lebih dari 37,80C, dan lama perawatan kurang dari 3 hari. I Pelaksanaan implementasi keperawatan dimana penulis telah (Intervention) melaksanakan intervensi keperawatan sesuai rencana yaitu tepid sponge, Sebelum melakukan implementasi penulis terlebih dahulu membuat kontrak dengan keluarga Pasien serta perawat senior meliputi kontrak waktu, topik, pelaksanaan, tujuan, dan sasaran implementasi sebagai bentuk perlindungan hak asasi pasien untuk dijadikan subjek studi kasus. C Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haryani et al. (Comparison) (2018) terkait pengaruh Tepid Sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien yang mengalami demam di RSUD Ungaran menjelaskan bahwa pemberian kompres water tepid sponge berpengaruh terhadap penurunan suhu tubuh dengan perbedaan suhu tubuh uji berpasangan, untuk kelompok intervensi diperoleh nilai signifikan 0.000 (p<0.05). Efektifitas pemberian kompres air hangat dan tepid sponge terhadap perubahan suhu tubuh menunjukkan bahwa kompres tepid sponge lebih efektif dari pada kompres air hangat (Zahroh & Khasanah, 2017), namun dalam hasil penelitian tersebut belum menentukan suhu air dan frekuensi penatalaksanaan pemberian tindakan. O Pada Pasien Tn. “M” dan Tn. “A” ditemukan bahwa keluarga (Outcome) mengeluh pasien demam, keluarga pasien mengatakan badan pasien teraba hangat, kulit kemerahan, bibir kering dan rewel. Keluarga Pasien mengeluh nafsuh makan pasien berkurang, Pasien tampak lemah dan sulit tidur, Intervensi keperawatan yang dilakukan selama 3 hari yaitu masalah yang dialami sudah teratasi. Hasil evaluasi kasus yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan tepid sponge 1 kali dalam sehari, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan menunjukkan penurunan suhu tubuh Pasien setelah pemberian, hal ini mengindikasikan bahwa tepid sponge efektif dilakukan karena dapat membantu dalam menurunkan suhu tubuh Pasien. T Penelitian ini dilakukan di Ruang perawatan Arafah Rumah (Time) Sakit Hapsah Kab. Bone selama 3 hari perawatan.