Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RSU UMC TAHUN 2021

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing : Rizaluddin Akbar, M.Kep

Disusun Oleh :

Diva Noviandari NIM : 200721032


Johar Maknun NIM : 200721016
Listia Agnes Sofyan NIM : 200721027
Mela Nopiyanti NIM : 200721020
Noviani NIM : 200721029
Sumi’ah NIM : 200721023
Tria Utami Damayanti NIM : 200721025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan laporan manajemen keperawatan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan pendahuluan dan laporan kasus ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan
ini. Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Cirebon, 19 Mei 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................................................
1. Tujuan Umum ..........................................................................................................
2. Tujuan Khusus .........................................................................................................
1.3 Manfaat ..........................................................................................................................
1. RS..............................................................................................................................
2. Instasi Pendidikan ....................................................................................................
3. Mahasiswa ................................................................................................................

BAB II HASIL PENGKAJIAN


2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit UMC ...........................................................................
2.2 Ruangan .........................................................................................................................

BAB III HASIL PENGKAJIAN&ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Hasil Pengkajian ............................................................................................................
1. 5 M (Man, Materila & Mechine, Method, Money, Market) ....................................
2. Fungsi-Fungsi Manajemen .......................................................................................
1) Perencanaan .......................................................................................................
2) Pengorganisasian ................................................................................................
3) Pengarahan dan Pengawasan .............................................................................
4) Pengendalian ......................................................................................................
3.2 Analisa SWOT ...............................................................................................................

BAB IV PRIORITAS MASALAH : ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH


DAN POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI
RUANGAN
4.1 Penentuan Prioritas Masalah ..........................................................................................
4.2 Tujuan Alternatif Penyelesaian Masalah .......................................................................
4.3 Seleksi Terhadap Penyelesaian Masalah .......................................................................

BAB V KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI & TINDAKLANJUT


5.1 Rencana Kegiatan ..........................................................................................................
5.2 Implementasi ..................................................................................................................
5.3 Evaluasi (Hasil Penyelesaian Masalah) .........................................................................
5.4 Tindak Lanjut .................................................................................................................

BAB VI PEMBAHASAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
7.2 Saran ..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma sehat sesuai dengan
paradigma keperawatan yang dimiliki. Profesi keperawatan merupakan suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko, sosio,
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan asuhan professional yang bersifat humanistis dengan
menggunakan pendekatan holistik yang dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objek pasien, mengacu pada standar
operasional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama
(Nursalam, 201 5).
Praktik keperawatan di rumah sakit merupakan tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritis dari berbangai ilmu dasar dan ilmu keperawatan
sebagi landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan,
menyusun rencana tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mengadakan tindakan selanjutnya
(Nursalam, 2015).
Dalam melaksanakan praktik keperawatan tersebut perawat perlu memiliki otonomi
yang berarti mandiri dan berani menanggung risiko, bertanggung jawab terhadap
tindakan yang dilakukannya serta dalam penerapannya dapat menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Professional (MKMP) (Fisbach dalam Hidayah, 2014).
Model Asuhan Keperawatan Professional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(Hamid dalam Hidayah, 2014).
Manajemen menurut Nursalam (2007) merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Keempat fungsi
tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilanketerampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Proses menajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara professional, sehingga keduanya saling berhubungan.
Sebagaimana terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawatan
pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Organizing of Nursing, 2003).
Berdasarkan hasil observasi di RSU Universitas Muhammadiyah Cirebon pada
tanggal 19-21 Mei 2021 terdapat beberapa masalah yang belum sesuai dengan asuhan
keperwataan professional atau proses manajemen keperawatan yaitu antara lain terkait

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktik mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan dilaksanakan
di ruang RPU RSU Universitas Muhammadiyah Cirebon, berlangsung mulai 19 Mei
2021 – 29 Mei 2021.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen selama 11 hari diharapkan mahasiswa
mampu memahami manajemen keperawatan di RSU Universitas Muhammadiyah
Cirebon.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di RSU Universitas
Muhammadiyah Cirebon, mahasiswa mampu :
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum di Ruangan RPU RSU Universitas
Muhammadiyah Cirebon.
b. Melakukan analisa aspek manajemen di Ruangan RPU RSU Universitas
Muhammadiyah Cirebon.
c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di Ruangan
RPU RSU Universitas Muhammadiyah Cirebon.
d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada di
Ruangan RPU RSU Universitas Muhammadiyah Cirebon.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun sesuai prioritas di Ruangan RPU RSU Universitas Muhammadiyah
Cirebon.

1.4 Manfaat
1. RS
2. Instasi Pendidikan
3. Mahasiswa

1.5 Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memeperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan , keadaan iventaris, dan asuhan keperawatan yang dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan yang ada dibangsal
RPU.
3. Penyebaran Angket
Penyebaran angket yang disebarkan yaitu tentang kepuasan pasien terhadap
pelayanan fasilitas keperawatan di bangsal RPU.
4. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai ketenagaan, manajemen
ruangan, dokumentasi proses keperawatan, prosedur tetap ruangan, inventaris
ruangan, hingga karakteristik pasien.

1.6 Peserta Praktek


Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Cirebon Angkatan VIII dengan
anggota :
1. Diva Noviandari NIM : 200721032
2. Johar Maknun NIM : 200721016
3. Listia Agnes Sofyan NIM : 200721027
4. Mela Nopiyanti NIM : 200721020
5. Noviani NIM : 200721029
6. Sumi’ah NIM : 200721023
7. Tria Utami Damayanti NIM : 200721025

BAB II
HASIL PENGKAJIAN

2.1 Gambaran Umum RSU Universitas Muhammadiyah Cirebon


1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah
Sakit Umum

Universitas Muhammadiyah Cirebon yang sebelumya adalah Rumah Sakit Tiar


Medika beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 08 Desa Mertapadawetan
Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon 45181. Rumah Sakit ini didirikan oleh
HM. Anwar Asmali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di
Cirebon bagian Timur yang merasa kesulitan jika akan ke rumah sakit karena jarak
yang jauh. Pendiri juga berharap Rumah Sakit Tiar Medika akan menjadi penanda
bakti juangnya kepada negeri dan dapat menjadi wahana pendidikan.
Pembangunan rumah sakit ini dimulai sejak tanggal 4 Juli 2010 dan akhirnya
diresmikan pada tanggal 31 Januari 2013 oleh Wakil Bupati Cirebon bapak H. Ason
Sukasa. Sejak tanggal 22 April 2014 Rumah Sakit Tiar Medika telah diakuisisi oleh
Universitas Muhammadiyah Cirebon, dan niat baik pendiri akan dikembangkan lagi
serta berharap dapat memberikan manfaat yang lebih untuk masyarakat atas
keberadaan Rumah Sakit ini.
Rumah Sakit mempunyai fungsi utama untuk menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien.
Rumah sakit juga memberikan pelayanan langsung untuk pemeriksaan, pengobatan,
perawatan, tindakan medis, diagnostik dan penunjang medis. Dengan keberadaan
Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Cirebon khususnya di Wilayah Timur
Kabupaten Cirebon masih belum memadai karena dari sekian Rumah Sakit yang
ada di rasa masih belum optimal.

2. Visi dan Misi


 Visi :
Menjadi rumah sakit unggulan yang lslami, dikelola secara professional dan
mandiri.
 Misi :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dengan biaya
kompetitif dan memuaskan konsumen.
2) Menyelenggarakan diferensiasi pelayanan kesehatan yang unik sesuai
dengan kebutuhan konsumen berupa diferensiasi produk, kenyamanan,
SDM dan Citra.
3) Menyelenggarakan sistem manajemen yang efektif, efisien dan valid
sehingga tercapai sukses institusi bersamaan dengan sukses pribadi.
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan SDM yang berkemampuan
menanamkan kepercayaan kepada masyarakat dengan penuh keramahan,
kompeten, kredibilitas yang menjamin rasa keamanan pada pasien.

3. Tugas dan Fungsi


1) Melaksanakan pelayanan medis dan penunjang medis
2) Melaksanakan pelayanan medis tambahan dan penunjang medis tambahan
3) Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
4) Melaksanakan pelayanan medis khusus
5) Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
6) Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
7) Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial
8) Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
9) Melaksanakan pelayanan rawat jalan/darurat
10) Melaksanakan pelayanan rawat inap
11) Melaksanakan pelayanan administrative
12) Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis
13) Membantu pendidikan tenaga medis umum
14) Membantu pendidikan tenaga medis spesialis
15) Membantu penelitian dan pengembangan kesehata
16) Membantu penyelidikan epidemiologi
17) Memaksimakan laba rumah sakit denganjalan memaksimalkan tlngkat
pertumbuhan, penguasaan pasar, berorientasi pada kepuasan pelanggan dan
berperan sebagai pusat pengembangan IPTEK.

4. Kepegawaian
RS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON memiliki pegawai
diantaranya Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi dan Tenaga Keperawatan
dan Non Medis. RSU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON telah
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D.
Tenaga Medis (Dokter):
No. Nama Dokter : Jabatan SIP
1. dr. lskandar Sarumpaet, Sp.B
Spesialis Bedah Umum 449/S|P.DSp-
2. dr. Risman Fadjar, Sp.B
Spesialis Bedah Umum 163/YF/DINKES/V|2016 H5/E3-Bgrr I 1
3. dr. K. Sumbayak, Sp.OG
Spesialis Kandungan 449/S|P.DSp-021/YF/DINKES/I/2015
4. dr. Deni Wirhana S, Sp.OG
Spesialis Kandungan 449/S|P.DSp-O06/SDK/DINKES/I/2017
5. dr. M Haris, Sp.OG
Spesialis Kandungan 449/S|P.DSp-539/YF/DINKES/XII/2016
6. dr. BogiePrabowo R. Sp.OG
7. dr. lneu Nopita, Sp.A
Spesialis Kandungan Spesialis Anak Sedangdi proses STR 449/S|P.DSp-
251/YF/DINKES/IX/2016
8. dr. Irene Gunawan, Sp.PD
Spesialis Penyakit Dalam 449/S|P.D5p-164/YF/DINKES/VII/2016
9. dr. Menik Herdwiyanti, Sp.PD
Spesialis Penyakit Dalam 449/S|P.DSp—O76/SDK/DINKES/II/2017
10. dr. R|n| Rlantl, Sp. KJ
Spesialis Kejiwaan 449/5| P.DSp-089/YF/DINKES/IV/2016
11. dr. Een Suhenda, Sp.KFR
Spesialis Rehabilitasi Medis 449/5|P.Dsp-537/YF/DINKES/XlI2016
12. dr. Aris Sunaryo, Sp.An M.Kes
Spesialis Anastesi 449/S|P.DSp-480/YF/DINKES/XII/2016
13. dr. R Duddy Ari Hardianto
14. dr. lsmi Cahyadi, Sp.THT~KL
Spesialis Radiologi Spesialis THT-KL449/s
P.DSp-092/SDK/DINKES/Ill/2017449/s
P.DS.p 306/YF/DINKES/lX2016
15. dr. As'ad Suyu
Dokter Umum 449/S|P.UD-191/YF/DINKES/VII/2016
16. dr. Retno Dw| Heryam
Dokter Umum 449/S|P.DU-125/SDK/DINKES/Ill/2017
17. dr. Hakiki Akbari
Dokter Umum 449/S|P.DU-168/YF/DINKES/XII/2016
18. dr. Eva Ros|yana Dewi
Dokter Umum 449/S|P.DU-159/YF/DINKES/VI/2016
19. dr. Muhamad Fahri Firdaus
Dokter Umum449/SI P.DU-459/DINKES/XI/2016

2.2 Ruangan
Di RSU UMC terdapat beberapa ruangan, diantaranya yaitu :
1. Apotek
2. Laboratorium
3. Radiologi :
a. USG
b. Rontgen
4. Rawat Inap :
a. RPU
b. RPB
c. RPA
d. RPO
e. Ruang Perinatologi
f. Ruang Bedah
g. Ruang Isolasi
5. Ruang IGD
6. Poli Klinik

2.3 Gambaran Umum Ruangan RPU


Bangsal RPU merupakan ruangan rawat inap kelas 3 di RSU UMC, dengan fasilitas
yang didapatkan oleh pasien adalah bed atau tempat tidur dan di lengkapi dengan
lemari/ meja pasien yang disekat dengan tembok antar ruangan, serta menggunakan
Kipas. Bangsal RPU berhadapan dengan ruang isolasi dan sebelah barat ruang RPU
terdapat musholah dan ruangan RPU bersampingan dengan Ruang perawatan RPB.

Denah Ruang Perawatan RPU

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016


Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit tentang ruang rawat
inap yang mempunyai persyaratan memiliki:
1. Ruangan Perawatan
2. Ruangan Laktasi
3. Ruangan Pos Perawat (Nurse Station)
4. Ruangan Konsultasi
5. Ruangan Tindakan
6. Ruangan Dokter Jaga
7. Ruangan Kepala Rawat Inap
8. Ruangan Linen Bersih
9. Gudang Bersih
10. Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Utility)
11. KM/WC (Toilet)
12. Dapur Kecil (Pantry)
13. Janitor/ Ruang Petugas Kebersihan
14. Ruangan Perawatan Isolasi
Ada beberapa prasarana yang tidak ada di bangsal salah satunya yaitu ruang laktasi,
ruang dokter jaga, ruang petugas kebersihan, kemudian ruang konsultasi, ruang kepala
rawat inap, gudang bersih gudang kotor jadi satu dapur kecil/wastafel . Akan tetapi
kebutuhan ruangan di ruang rawat inap disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan
pelayanan serta ketersediaan SDM di Rumah Sakit.

BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Hasil Pengkajian


1. Row input
Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan sebuah
rumah sakit tergantung pada tingkat ketergantungan klien, kemampuan perawat,
rata-rata pasien perhari, jumlah jam efektif dan waktu untuk perawatan
a. Pasien
Pasien yang dirawat di ruangan RPU adalah pasien dengan berbagai jenis penyakit.
Rata-rata jumlah pasien pada tanggal 19 – 21 mei 2021 dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1 klasifikasi ketergantungan pasien di ruangan RPU menurut D.Orem
Jumlah pasien
Klasifikasi
Shift 19 mei 2021 20 mei 2021 21 mei 2021
Ketergantungan

Minimal 10 13 14

Pagi Partial 5 2 3

Total 0 2 0
Jumlah Pasien 15 17 17
Minimal 10 8 14

Siang Partial 5 4 3

Total 0 2 0
Jumlah Pasien 15 17 17
Minimal 13 13 12
Mala
Partial 2 3 3
m
Total 2 0 0
Jumlah Pasien 17 16 15
Sumber : observasi wawancara pada tanggal 19-21 mei 2021

Tabel 3.2 klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan

No Klasifikasi dan Kriteria


1 Minimal Care
1) Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri
d. Mampu membersihkanmulut (sikat gigi sendiri)
e. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit
bantuan
f. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2) Status psikologis stabil
3) Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
2 Partial Care
1) Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi)
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar
mandi)
2) Post op minor
3) Melewatifase akut dari post opmayor
4) Faseawal dari penyembuhan
5) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3 Total Care
1) Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawatan yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk memobilisasi dari tempat
tidur kekereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan fisik
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus/
NGT)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
2) 24 jam post op mayor
3) Pasien tidak sadar
4) Keadaan klien tidak stabil
5) Observasi TTV tiap kurang dari 1 jam
6) Perawata luka bakar
7) Perawatan kolostomi
8) Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
9) Menggunakan WSD

b. Distribusi 10 penyakit terbesar di ruangan RPU


Tabel 3.3 10 penyakit terbesar di ruangan RPU tahun 2021
NO PENYAKIT
1 Diabetes melitus
2 Viral infeksi
3 Gastropati
4 CKD (Chronic Kidney Disease) / gagal ginjal kronis
5 CHF (Congestive Heart Failure) atau gagal jantung
6 STT (Soft Tissue Tumor)
7 Tuberkulosis
8 Vertigo
9 Stroke
10 DHF/ febris
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

2. Row Instrumental input (5M : Man. Material & Mechine, Method, Money,
Market)
a. Man (Tenaga)
1) Kuantitas
Saat ini jumlah tenaga keperawatan di ruangan RPU adalah 10 orang, yang terdiri
dari perawat dengan latarbelakang pendidikan S1 keperawatan sebanyak 2 dan
pendidikan D3 keperawatan sebanyak 8 orang.

2) Perhitungan tenaga keperawatan


a) Perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan rumus douglas
Menurut Asmuji dalam Maria 2017 Pada suatu layanan profesional, jumlah
tenaga yang diperlukan bergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan
klien terhadap keperawatan. Menurut douglas, jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu ruang rawat inap adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan

Klasifikasi pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20


2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60


Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

Tabel 3.5 Jumlah Kebutuhan Perawat Menurut Douglas Di Ruangan RPU


Jumlah pasien Rata-rata
Klasifikasi Rata – rata x nilai Jumlah
Shift 19-05-21 20-05-21 21-05-21 jumlah
Ketergantungan ketergantungan Perawat
pasien
Minimal 10 13 14 12,3 12,3 x 0,17 = 2,09 3
Pagi Partial 5 2 3 3,3 3,3 x 0,27 = 0,89 1
Total 0 2 0 0,6 0,6 x 0,36 = 0,21 1
Jumlah Pasien 15 17 17 5
Minimal 10 8 14 10,6 10,6 x 0,14 = 1,4 2
Siang Partial 5 4 3 4 4 x 0,15 = 0,6 1
Total 0 2 0 0,6 0,6 x 0,30 = 0,18 1
Jumlah Pasien 15 17 17 4
Minimal 13 13 12 12,6 12,6 x 0,07 = 0,88 1
Malam Partial 2 3 3 2,6 2,6 x 0,10 = 0,26 1
Total 2 0 0 0,6 0,6 x 0,20 = 0,12 1
Jumlah Pasien 17 16 15 3
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

1. Rata-rata jumlah pasien perhari sesuai dengan tingkat ketergantungan selama


observasi tanggal 19 – 21 mei 2021
Minimal : 12 pasien
Parsial : 3 pasien
Total : 1 pasien
Jumlah total rata-rata pasien perhari di ruang RPU adalah 16 pasien/hari
2. Rata-rata kebutuhan tenaga keperawatan perhari menurut Douglas adalah:
Shift Pagi : 5 Perawat
Shift Siang : 4 Perawat
Shift Malam : 3 Perawat
Total kebutuhan perawat per 24 jam di ruangan RPU adalah 12 perawat/24
jam.
3. Perawat libur atau cuti
Diketahui :
Jumlah hari minggu tahun 2021 : 52 hari
Jumlah hari libur nasional 2021 : 15 hari
Jumlah cuti 2021 : 4 hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan : 12 perawat/hari
 Jumlah tenaga keperawatan yang libur =
(jumlah hari minggu per tahun + cuti + hari besar) x jumlah perawat tesedia
Jumlah hari kerja efektif
= (53 + 15 +4) x 12
293
= 2,94
= 3 orang
Jadi jumlah perawat yang libur adalah 3 orang
Berdasarkan perhitungan douglas, maka jumlah perawat yang dibutuhkan di
ruangan RPU sebanyak 12 orang ditambah perawat yang libur/cuti 3 orang dan
ditambah 1 orang kepala ruangan serta 2 orang perawat primer, jadi total tenaga yang
dibutuhkan 18 orang perawat

3) Kualitas pelayanan
Tabel 3.6 Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang RPU
NO JENIS PENDIDIKAN ∑ %
1 SI KEP 2 20%
2 DIII KEPERAWATAN 8 80%
Jumlah 10 100%
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

4) Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti Perawat di Ruang RPU


Tabel 3.7 jenis pelatihan yang pernah diikuti perawat di ruang RPU
Pendidikan/
No Nama Pelatihan
Tahun Lulus
1 UMC
BTCLS (2019)
Inayatul Uyun, S.Kep (2019)
2
BTCLS (2017)
UMC
Helmy Ferdian, S.Kep (2019)
Akper Buntet
3 Lisnan Amaliah, Amd, Cirebon BTCLS (2016)
Kep (2016)
Akper Buntet
4 Anis Khaerunisa, Amd, Cirebon BTCLS (2017)
Kep (2017)
Akper Buntet
5 Reni Andriani, Amd, Cirebon BTCLS (2019)
Kep (2019)

6 Stikes Cirebon BTCLS (2015)


Raiti, Amd, Kep (2015)
Akper Buntet
7 Cirebon BTCLS (2017)
Sri Nastri, Amd, Kep (2017)
Akper
8 Triska Priliyanti, Amd, Muhammadiyah BTCLS (2019)
Kep Cirebon (2019)
Akper Buntet
9 Khoriyah Indrianti, Cirebon BTCLS (2016)
Amd, Kep (2016)
Aksari
10 Ahmad Ramadhan, Indramayu BTCLS (2020)
Amd, Kep (2020)
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

Interpretasi Data:
Berdasarkan data yang didapat, karakteristik di ruang RPU mayoritas berada pada
tingkat pendidikan D3 keperawatan.

b. Material & Mechine


1) Kajian Teori
Perawat minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan, ruang perawat jaga
yang sebaiknya terletak di tengah-tengah ruang perawatan pasien, ruang ganti
perawat, ruang tindakan perawatan, ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan
alat tenun, ruang diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi perawat atau petugas.
Secara kualitatif fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi
melalui standar resmi yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan jenis dan
kapasitas unit pelayanan. Adapun yang menjadi syarat sebuah ruangan perawatan
yang baik antara lain:
a) Tenaga
b) Terjaga Kebersihannya
c) Sirkulasi udara dan cahaya baik
d) Luas ruangan cukup nyaman
e) Privacy klien terjaga
f) Memenuhi standar keamanan pasien
2) Kajian Data
Dari hasil observasi yang dilakukan diruang RPU, didapatkan kondisi ruang
sebagai berikut :
a) Ruangan RPU memiliki 7 ruangan yang terdiri dari 1 ruang perawat, 1 ruang
isolasi dan 5 ruang perawatan pasien (ruang Q1, Q2, Q3, Q4, hambal)
 Fasilitas untuk pasien
Tabel 3.8 Daftar fasilitas untuk pasien di ruang RPU
No Nama barang Jml Kondisi Ideal
1 Tempat tidur pasien 19 Baik 19
2 Kasur pasien 19 Baik 19
3 Bantal pasien - - 19
4 Guling pasien - - 19
5 Almari pakaian pasien 19 Baik 19
6 Jam dinding pasien - - 6
7 Kursi tunggu pasien - - 6
8 Meja pasien - - 19
9 Kipas angin ruang pasien 2/6 Baik 6
10 Air conditioner ruang pasien - - 6
11 Televisi pasien - - 6
12 Kulkas pasien - - 6
13 Gayung kamar mandi 5 Baik 6
14 Tempat sampah kecil 6 Baik 6
15 Almari tempat linen 1 Baik 1
16 Almari tempat obat 1 Baik 1

Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

 Fasilitas untuk petugas kesehatan


Tabel 3.9 Daftar fasilitas untuk petugas kesehatan
No Nama barang Jml Kondisi Ideal
1 Jam dinding ruang jaga perawat 1 Baik 1
2 Komputer 1 Baik 1
3 Kulkas obat pasien 1 Baik 1
4 Kursi ruang perawat 6 5 baik 1 6
rusak
5 Meja ruang jaga perawat 1 Baik 1
6 Kipas angin tempat jaga perawat 1 Baik 1
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

 Alat kesehatan yang ada di ruang RPU


Tabel 3.10 Daftar inventaris alat medis ruang RPU pada bulan Mei
No Nama barang Jml Kondisi Ideal
1 Ambubag - -
2 Animex - -
3 Bak injeksi 1 Baik
4 Bak korentang 1 Baik
5 Troli pengobatan 1 Baik
6 Baskom mandi -
7 Bengkok -
8 Branchar 1 Baik
9 Cerek cebok -
10 Es kraag -
11 Glukotest 1 Baik
12 Gunting biasa 2 Baik
13 Gunting verband 1 Baik
14 Klem arteri 1 Baik
15 Kulkas kecil 1 Baik
16 Kursi roda 2 Baik
17 Lampu baca rontgen 1 Baik
18 Mesin nebulizer 1 Baik
19 Mesin suction portable - -
20 Midline - -
21 Pemotong kuku - -
22 Penggerus obat - -
23 Pinset sirugis 1 Baik
24 Pispot 1 Baik
25 Pinset anatomis 1 Baik
26 Reflek hammer 1 Baik
27 Semprit gliserin - -
28 Senter - -
29 Skin traction set - -
30 Standart infuse 19 Baik
31 Stetoskop 2 Baik
32 Tensimeter 2 Baik
33 Thermometer air raksa 1 Baik
34 Thermometer digital 1 Baik
35 Timbangan BB - -
36 Tongue spatel 1 -
37 Torniquet 1 -
38 Urinal 1 -
39 Syringe pump 1 -
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

3) Administrasi penunjang RM
Tabel 3.11 daftar administrasi penunjang RM
No Nama barang Jml Kondisi Ideal
1 Buku injeksi 1 Baik
2 Buku observasi 1 Baik
3 Lembar dokumentasi 1 Baik
4 Buku observasi suhu dan nadi 1 Baik
5 Buku timbang terima 1 Baik
6 SOP 69 Baik
7 SAK 1 Baik
8 Buku visite 1 Baik
9 Leaflet
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021

c. Method
1) Metode penugasan asuhan keperawatan professional
 Kajian Teori
Menurut Hoffart & Woods dalam Hidayah (2014) model asuhan keperawatan
profesional merupakan sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menompang pemberian asuhan
tersebut.
Terdapat beberapa macam metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu :
a) Metode fungsional
Metode ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan.
Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan
kepada semua pasien yang dirawat diruangan.
b) Metode kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap
pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien
dengan pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu.
c) Metode primer
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
di mana perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam terhadap
perencanaan pelaksanaan pengevaluasi satu atau beberapa klien dan sejak
klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja,
perawat primer memberikan perawatan langsung secara total untuk klien.
d) Metode tim
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki
pengetahuan dibidangnya (Regestered Nurse).
e) Metode modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan
modifikasi antara tim dan primer
 Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 – 21 Mei 2021 dapat disimpulkan
bahwa ruangan RPU menerapkan metode penugasan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode fungsional yaitu dengan berorientasi pada penyelesaian
tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas
tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat diruangan.
2) Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
Sistem pendokumentasian yang berlaku diruangan RPU adalah sistem
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 – 21 mei 2021 di ruangan RPU
dengan menggunakan instrumen dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan berdasarkan buku panduan manajemen keperawatan ners UMC
adalah :
Tabel 3.11 Hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan :
dokumentasi di ruangan RPU

No. Aspek yang dinilai N Presentase


1 Pengkajian keperawatan 3 100%
2 Diagnosa keperawatan 3 100%
3 Perencanaan keperawatan 5 100%
4 Tindakan keperawatan 4 100%
5 Evaluasi keperawatan 2 100%
6 Catatan askep/dokumentasi 4 100%
100%
Sumber: observasi pada tanggal 19 – 21 mei 2021
3) Pedoman kerja ruang RPU
a) Standar Operasional
Berdasarkan hasil pengkajian terdapat komponen SOP (Standar operasional
prosedur) terbitan tahun 2018. Secara keseluruhan sudah mencangkup seluruh
tindakan-tindakan keperawatan pada klien. Berikut standar operasional prosedur
yang terdapat di ruangan RPU

Panduan / SOP Rumah Sakit Umum UMC :


NO. Daftar SOP RANAP
1. Identifikasi pasien dalam melakukan tindakan medis/perawatan
2. Identifikasi pasien koma tidak sadar gangguan jiwa
3. Identifikasi pasien dalam pemberian obat
4. Pemasangan gelang identitas rawat inap
5. Identifikasi pasien dalam pemberian transfuse darah
6. Assesment resiko jatuh rawat inap
7. Memindahkan pasienke tempat tidur/brannkar
8. Test Mantoux
9. Visit dokter
10. Pemasangan infus
11. Pemeriksaan fisik TTV
12. Menghitung denyut nadi
13. Penanganan gawat darurat rawat inap
14. Pemberian obat oral
15. Manejemen pemasangan kateter
16. Persiapan operasi sedang
17. Pengambilan sample darah
18. Persiapan operasi besar
19. Penerimaan pasien dari ruang OK ke ruang perawatan
20. Perawatan infus
21. Kurangi pendarahan luka
22. Pemberian transfuse darah
23. Melepas kateter
24. Penanganan pasien luka bakar
25. Penanganan syok anafilatik
26. Penanganan syok hipovolemik

Panduan / SOP Rumah Sakit Umum UMC :


NO. Daftar SOP HPK
1. Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien
2. Identifikasi nilai-nilai kepercayaan pasien
3. Menyampaikan informasi medis
4. Bimbingan rohani pasien rawat inap muslim
5. Bimbingan rohani pasien rawat inap non muslim
6. Layanan khusnul khotimah
7. Pengisian lembar holistic health care (HHC)
8. Keinginan privasi pasien
9. Perlindungan harta benda
10. Pemindahan bayi ke rawat gabung
11. Pasien pulang dengan izin dokter
12. Penanganan ancaman BOM
13. Tata tertib pengujung
14. Mengatasi orang mengamuk
15. Penunggu pasien
16. Patroli
17. Kunjungan pasien
18. Penggunaan ID Card
19. Penanganan bayi tertukar atau penculikan
20. Pencegahan bayi dari resiko tertukar dan penculikan
21. Penanganan dan penertiban IGD
22. Kunjungan pasien khusus
23. Pelayanan pengunjung diluar jam kunjung
24. Pelayanan kartu tunggu
25. Perlindungan kerahasiaan pasien
26. Pemberian second opinion internal
27. DNR (Do not attempt resuscitation)
28. Pelayanan pasien internal
29. Pelayanan pasien sakaratul maut
30. Pengelolaan keluhan pasien
31. Dokter penanggung jawab pasien (DPJP)

d. Money / Pendanaan
1) Kajian teori
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non-medis merupakan salah
satu fungsi rumah sakit agar pelayanannya dapat berjalan secara optimal dan dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat. Untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non-medis dan jasa pemborongan.

2) Kajian data
RSU Univeristas Muhammadiyah Cirebon bukan merupakan RS milik pemerintah
melainkan RS swasta yang berdiri sendiri dan sumber dana berasal dari :
a. Tarif yang dikenakan kepada pasien baik dari rawat inap maupun rawat jalan
b. Sumbangan dari luar RS.

e. Mutu
Mutu : kualitas pelayanan
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS Universitas
Muhammadiyah Cirebon sebagian berasal dari cirebon. RS Universitas
Muhammadiyah Cirebon merupakan RS tipe C sebagai rumah sakit pendidikan
dengan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Di lain pihak perawat tidak
memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencari
pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan.
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan
perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan diruangan layak untuk dipromosikan
sebagai pemasaran untuk mencari pelanggan.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen
1) Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu kegiatan. Dengan merencanakan diharapkan
hasil akhir dapat terwujud dan tidak melenceng dari harapan awal. Perencanaan
yang baik sangat bermanfaat untuk mempercepat proses mendapatkan hasil yang
diinginkan. Perencanaan meliputi :
a) Jangka pendek (target waktu dalam minggu/bulan)
b) Jangka menengah (periode dalam satu tahun)
c) Jangka panjang (untuk tahun mendatang)
Dalam bidang keperawatan perencanaan berfungsi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dalam merawat pasien sehingga pasien menjadi puas dan dapat
memperbaiki pandangan masyarakat terhadap perawat.
Menurut Swansburg (2000), perencanaan digolongkan sebagai suatu konseptual
yang mencakup unsur pokok (strategis) dan operasional.
Kajian data :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan RPU, belum terdapat
perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka
panjang.

2) Pengorganisasian
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur formal paling
sederhana dan tertua. Menurut Simon cit Gillies, 1996, dalam organisai ukuran
tertentu, struktur kepemimpinan merupakan jenis yang besar kemungkinan untuk
berkembang melalui proses evolusioner karena dengan peningkatan jumlah
pekerjaan yang harus diselesaikan dan jumlah pekerja yang mengerjakannya ada
kecenderungan untuk membagi pekerjaan kedalam tugas khusus dan untuk mengatur
pekerja yang terikat dalam tugas yang sama ke dalam kelompok yang jelas menurut
definisi pekerja yanglogis.
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada beberapa
macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model
modifikasi.
a) Model Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada
semua pasien di bangsal. Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan.
Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada
semua pasien yang dirawat di ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan
yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada
setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung
jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan
luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada
penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada
perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada
tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada model ini berdasarkan
kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-
masing perawat dan dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih
dahulu mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat
yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud. Model
fungsional ini merupakan metode praktek keperawatan yang paling tua yang
dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.
 Kelebihan :
1. Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat
dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga-Perawat akan trampil
untuk tugas pekerjaan tertentu saja.
3. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
4. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.
5. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

 Kelemahan :
1. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam
penerapan proses keperawatan.
2. Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
4. Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
5. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
6. Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

b) Metode TIM
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah danberpengalaman kerja serta memiliki
pengetahuan dibidangnya (Regestered Nurse). Pembagian tugas dalam kelompok
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua group dan ketua group bertanggung
jawab dalam mengarahkan anggota group/tim. Selain itu ketua group bertugas
memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang
tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien. Keperawatan
Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai pemimpin keperawatan
memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan katagori
perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul
akibat penggunaan model fungsional. Pada model tim, perawat bekerja sama
memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah
arahan/pimpinan seorang perawat profesional (Marquis & Huston, 2000).
Dibawah pimpinan perawat professional, kelompok perawat akan dapat
bekerja bersama untuk memenuhi sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap
pasien dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontriibusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim
akan merasakan kepuasan karena diakui kontribusmnya di dalam mencapai tujuan
bersama yaitu mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. Potensi setiap
anggota tim saling melengkapi menjadi suatu kekuatan yang dapat meningkatkan
kemampuan kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiap
upaya dalam pemberian asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat
tergantung pada filosofi ketua tim apakah berorientasi pada tugas atau pada klien.
Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui
kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan
perawatan klien.
Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan
untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas klien.
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan:
1. Pemimpin tim didelegasikan/diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi
anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.
2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim.
3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien.
4. Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi
meliputi: penulisan perawatan klien, rencana perawatan klien, laporan untuk dan
dari pemimpin tim, pentemuan tim untuk mendiskusikan kasus pasien dan umpan
balik informal di antara anggota tim.
 Kelebihan :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.
Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
2. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar.
3. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
4. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
secara efektif.
5. Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi
terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan.
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung
jawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
 Kelemahan :
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota
tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat
pemimpin maupun perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total.
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar angota tim terganggu.
4. Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu.
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur.
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan
tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

Tanggung jawab Kepala Ruang:


1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan.
2. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
3. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan.
4. Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
5. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode/model tim
dalam pemberian asuhan keperawatan.
6. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
8. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya,
9. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian
menindak lanjutinya,
10. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.
11. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.

Tanggung jawab ketua tim :


1. Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan,
2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan
oleh kepala ruangan.
3. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan
bersama-sama anggota timnya,
4. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.
5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan
melalui konferens.
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan
serta mendokumentasikannya.
7. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan,
8. Menyelenggarakan konferensi
9. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan,
10. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,
11. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.

Tanggung jawab anggota tim :


1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.
2. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
berdasarkan respon klien.
3. Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan untuk meningkatkan asuhan
keperawatan
4. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.
5. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
6. Memberikan laporan

c) Metode Primer
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan beberapa
konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode
pemberian asuhan keperawatan di mana perawat primer bertanggung jawab selama
24 jam terhadap perencanaan pelaksanaan pengevaIuasi satu atau beberapa klien
dan sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam
kerja, perawat primer memberikan perawatan langsung secara total untuk klien.
Ketika perawat primer tidak sedang bertugas, perawatan diberikan/didelegasikan
kepada perawat asosiet yang mengikuti rencana keperawatan yang telah disusuni
oleh perawat primer.
Pada model ini, klien, keluarga, stafmedik dan staf keperawatan akan
mengetahui bahwa pasien tertentu akan merupakan tanggung jawab perawat primer
tertentu. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat primer
mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak
dengan lembaga sosial masyarakat membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan
kunjungan rumah, dan lain sebagainya. Dengan diberikannya kewenangan tersebut,
maka dituntut akontabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang
memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang
diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.
Metode keperawatan primer mendorong praktek kemandirian perawat, yang
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat. Perawat primer bertanggung jawab untuk
membangun komunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan
anggota tim kesehatan lain. Walaupun perawat primer membuat rencana
keperawatan, umpan balik dari orang lain diperlukan untuk pengkoordinasian
asuhan keperawatan klien.
Dalam menetapkan seseorang menjadi perawat primer perlu berhati-hati karena
memerlukan beberapa kriteria, di antaranya dalam menetapkan kemampuan asertif,
self direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar
berbagai disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk
sebagai perawat primer adalah seorang perawat spesialis klinik yang mempunyai
kualifikasi master dalam bidang keperawatan.
Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah :
1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan
2. Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan,
kolaborasi dengan pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun
rencana perawatan.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer
kepada perawat sekunder selama shift lain. Perawat primer berkonsultasi
dengan perawat kepala dan penyelia. Autoritas, tanggung gugat dan autonomi
ada pada perawat primer.
 Kelebihan :
1. Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan untuk pengembangan diri.
2. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan
motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat
3. Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai dengan arahan perawat primer
dalam memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
4. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer
operasional dan administrasi
5. Kepuasan kerja perawat tinggi karena dapat memberiikan asuhan keperawatan
secara holistik. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah
memungkinkan pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan.
6. Staf medis juga merasakan kepuasan karena senantiasa informasi tentang
kondisi klien selalu mutakhir dan komprehensif serta informasi dapat diperoleh
dari satu perawat yang benar-benar mengetahui keadaan kliennya.
7. Perawat ditantang untuk bekerja total sesuai dengan kapasitas mereka.
8. Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan supervisi
dan lebih banyak waktu untuk aktivitas langsung kepada klien.
9. Pasien terlihat lebih menghargai. Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhi
kebutuhannya secara individu.
10. Asuhan keperawatan berfokus pada kebutuhan klien.
11. Profesi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan perawat yang
mengetahui semua tentang kliennya.
12. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
13. Meningkatnya hubungan antara perawat dan klien.
14. Metode ini mendukung pelayanan profesional.
15. Rumah sakit tidak harus mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan
tetapi harus berkualitas tinggi.
 Kelemahan :
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2. Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki
akontabilitas dan kemampuan untuk mengkaji serta merencanakan asuhan
keperawatan untuk klien.
3. Akontabilitas yang total dapat membuat jenuh.
4. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
5. Biaya relatif tinggi dibanding metode penugasan yang lain.
Ketenagaan metode primer :
1. Setiap perawat primer adalah perawat “bedside”
2. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer-Penugasan ditentukan
oleh kepala bangsal
3. Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional
sebagai perawat asisten.
Tanggung jawab Kepala Ruang dalam metode primer :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
2. Mengorganisir pembagian pasien kepada perawat primer
3. Menyusun jadual dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten -
Orientasi dan merencanakan karyawan baru
4. Merencanakan dan menyelenggarakan pengembangan staff.
Tanggung jawab perawat primer :
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif-
Membuat tujuan dan rencana keperawatan
2. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
3. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain
4. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
5. Menyipakan penyuluhan untuk pulang
6. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga sosial
dimasyarakat
7. Membuat jadual perjanjian klinis
8. Mengadakan kunjungan rumah.

d) Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap
pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan
pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive care, perawat
kesehatan komunitas.
 Kelebihan :
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus
2. Sistem evaluasi
 Kekurangan :
1. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanngung jawab
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

e) Metode Modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan
modifikasi antara tim dan primer. Menurut Sudarsono (2000), MPKP
dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang
ada, antara lain adalah:
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan
profesional tingkat III. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan
kemampuan doktor dalam keperawatan klinik yang berfungsi untuk melakukan
riset dan membimbing para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-
hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat
II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis
keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis berfungsi
untuk memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer
pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-
hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis
direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer pada area spesialisnya.
Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis direncanakan satu
orang untuk 10 perawat primer (1:10).
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat I dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan
keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan. Pada model
ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim
primer.
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model Praktek Keperawatan
Profesional Pemula (MPKP) merupakan tahap awal untuk menuju model PKP.
Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat pemula.
Pada model ini terdapat 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode
pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan.
 Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 – 21 mei 2021 dapat
disimpulkan bahwa ruangan RPU menerapkan metode MPKP dengan metode
fungsional, metode fungsional yaitu perawat berorientasi pada penyelesaian tugas
dan prosedur keperawatan, perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu
untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat diruangan.

Skoring penilaian hasil evaluasi menggunakan skala ordinal yang


dikatagorikan dengan interpretasi nilai sebagai berikut (Nursalam, 2009):
≤ 56 % : kategori rendah
56-75% : kategori sedang
76-100% : kategori tinggi/baik
Analisa Data

Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang RPU


No. Uraian Tugas Ya Tidak
1 Membagi staf ke dalam grup metode tim sesuai dengan √
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan √
yang ada pada hari tersebut termasuk laporan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindak √
lanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan
do’a
5 Membagi pasien ke dalam grup metode tim sesuai dengan √
kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan PA √
7 Melakukan supervisi dan member motifasi seluruh staf √
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk √
pada saat mengakhiri meeting morning pada dinas malam dan
dinas pagi
9 Mendelegasikan tugas kepada coordinator shift pada jaga sore √
dan malam
10 Berperan sebagai konsultan √
11 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar √
yang ada di ruang
12 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga √
13 Mengadakan CNE (Conituining Nursing Education) √
JUMLAH 11 0
TOTAL 11/13 x 100 = 84,5%
Sumber : hasil observasi tanggal 19-21 mei 2021

Interpretasi data:

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada kepala ruangan didapatkan


hasil tugas kepala ruangan di RPU dalam kategori tinggi/ baik dengan presentase
84,5% sehinga perlu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kepala ruangan perlu
mengefektifkan kerjanya sesuai dengan tugas dan peran sebenarnya sebagai
supervisi dan mengkoordinasikan kegitan kepada perawat yang lain untuk
mengevaluasi kinerja anggotanya dan melakukan meeting mornong serta pre post
conference.

Pelaksanaan Tugas Perawat Primer/ Koordinator Shift


Di Ruang RPU RSU UMC Tahun 2021
No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP
1 Bertugas pada pagi hari
2 Bersama PA menerima operan jaga dari PA yang tugas
malam
3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise tentang
kondisi pasien segera setelah selesai operan jaga malam
4 Bersama PA melakukan do’a bersama sebagai awal dan
akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga malam
5 Melakukan pre conference dengan semua PA yang ada
dalam groupnya setiap awal dinas pagi
6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai
kemampuan dan beban kerja
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah dan
diagnose dan perencanaan keperawatan kepada semua
pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam
medis keperawatan
8 Memonitor dan membimbing tugas PA
9 Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh PA yang ada dibawah
tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan
dan ada bukti dalam rekam keperawatan
12 Melakukan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk
persiapan operan tugas jaga berikutnya
13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA
yang tugas jaga kepada PA yang tugas jaga berikutnya
14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu group atau
yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada
pasien dirawat atau kepada pasien baru
15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada sore malam hari
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi
hari tidak bertugas
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan diruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA
19 Membantu melakukan bimbingan PK kepada peserta
didik keperawatan
20 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada
mahasiswa praktik yang ada dalam groupnya dalam
rangka orientasi dan pelaksanaan praktik keperawatan
(ronde keperawatan/ bed site teaching)
JUMLAH
SUB TOTAL
TOTAL
 Intepretasi Data :

Pelaksanaan Tugas Perawat Assosiete


Di Ruang RPU RSU UMC Tahun 2021
No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP
1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga
dari dan kepada PA yang ada dalam satu group
2 Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan pasien
3 Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal
tugas
4 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
rekam keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada PP
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha
mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi catatan asuhan keperawatan pada
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12 Melakukan post conference yang diadakan oleh PP pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada PP
13 Bila tidak ada PP wajib mengenalkan PA yang ada dalam
group yang akan memberikan asuhan keperawatan pada
jaga berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore malam
libur
15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lainnya
bila ada masalah pasien pada sore malam libur
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatn lain
setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai tugas PA
Jumlah
SUB TOTAL
TOTAL

 Intepretasi Data :

3) Pengarahan dan Pengawasan


Kajian teori
Menurut Douglas, actuating adalah pengeluaran penugasan, instruksi yang
memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan dari klien dan pedoman serta
pandangan sehingga ia berperan secara efektif dan efisien untuk mencapai obyektif
organisasi.

Pelaksanaan Pre Conference


Di Ruang
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan / tempat √
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung √
jawabnya
3 Menjelaskan tujuandilakukannya pre-conference √
4 Memandu pelaksaan pre-conference √
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan √
dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6 Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang √
dimiliki dengan memeperhatikankeseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan √
pasien / tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan PA untuk melaksanakan asuhan √
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada PA √
11 Menyimpulkan hasil pre conference √
Jumlah 11 0
TOTAL 11/11 x 100 = 100%
Sumber : hasil observasi tanggal 19-21 mei 2021

Intrepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang RPU kegiatan pre
conference sebesar 100% dengan kategori tinggi/baik

Pelaksaan Post Conference


Di Ruang
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan / tempat √
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung √
jawabnya
3 Memandu pelaksaan post-conference √
4 Menerima penjelasan dai PA / AN tentang hasil asuhan √
keperawatan yang telah dilakukan
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam √
memberikan askep pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
6 Memberikan reinforcement positif pada PA √
7 Menyimpulkan hasil post conference √
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melaksanakan operan √
tugas jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde
keperawatan))
Jumlah 8 0
TOTAL 8/8 x 100 = 100%
Sumber : hasil observasi tanggal 19-21 mei 2021

Intrepertasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang RPU kegiatan pre
conference sebesar 100% dengan kategori tinggi/baik

4) Pengendalian
Controlling merupakan membandingkan hasil kinerja dengan standart dan
mengambil tindakan korektif bila kinerja yang didapat tidak sesuai dengan standar.
Arti lain dari pengawasan atau controlling adalah suatu proses pengamatan agar
pelaksanaan benar–benar sesuai dengan kebijaksanaan dann rencana yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan segi efisiensi dan efektivitas. Pengawasan dapat
melalui komunikasi : mengawasi dan komunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan–kelemahan
yang ada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim.
c) Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
d) Evaluasi. Bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan membandikan
dengan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat bersama kepala ruangan/
ketua tim.
e) Audit keperawatan.Untuk kelancaran evaluasi hasil kerja maka diperlukan
persiapan:
1) Standard procedure operation
2) Standard diagnosis danterapi
3) Indicator penilaian penampilan
Fungsi pengawasan dan pengendalian adalah fungsi terakhir dalam proses
manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu:
1) Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian yang berpusat pada
permasalahan, pencegahan timbulnya penyimpangan dari bawahan terhadap
kinerja pemberi pelayanan keperawatan baik sumber daya, SDM, bahan alat
maupun dana.
2) Concurrent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan
berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.
3) Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil dari
pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada penyimpangan akan merupakan
pelajaran untuk aktivitas yang sama dimasa yang akan datang.
Kajian data:
Setiap hari Karu melakukan supervisi bersama dengan KaTim, jika KaRu
tidak ada maka yang melakukan supervise adalah KaTim. Supervisi dilakukan
setiap pagi, siang, dan malam oleh Karu, Katim, atau perawat senior sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan. Pendokumentasian asuhan keperawatan disupervisi oleh
kepala ruangan.
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang RPU, system
controlling sudah berjalan cukup baik. Kepala ruang mensupervisi dan
mengevaluasi jalannya asuhan keperawatan

3.2 Analisa SWOT


N Strength Weaknes Opportunity Threat
o
1.  Tenaga  Jumlah  Pihak  Ketidaksesuai
Kesehatan pasien Rumah Sakit an jumlah
diruangan rawat yang dan perawat
RPU ada di ruang manajemen dengan
berjumlah 10 RPU dapat jumlah pasien
orang dengan berjumlah melakukan akan
mayoritas lebih dari penambahan mempengaruh
latar 15 pasien tenaga i kualitas
belakang dalam kesehatan pelayanan
Pendidikan sehari dengan cara tindakan
DIII  Sesuai data melakukan keperawatan
Keperawatan pengkajian pemindahan  ketidaksesuaia
yang yang tenaga n jumlah
berjumlah 8 dilakukan kesehatan tenaga kerja
orang, yang pada dari ruangan dan jumlah
dimana tanggal 19 dengan nilai pasien akan
hanya Mei 2021- kebutuhan menambah
terdapat 2 21 Mei perawat dan beban kerja
orang tenaga 2021 pasiennya perawat baik
kesehatan jumlah terpenuhi secara fisik
yang berlatar pasien  Pihak maupun
belakang rawat yang Rumah Sakit psikologis
Pendidikan terdapat dan  Ketidaksesuai
S1 diruang manajemen an jumlah
Keperawatan RPU dapat perawat dan
sebagai berjumlah melakukan pasien akan
tenaga 17-19 penambahan berpengaruh
kesehatan pasien tenaga pada kepuasan
minoritas di setiap kesehatan pasien
ruang RPU harinya. dengan cara terhadap
 DIII  Jumlah melakukan kualitas
Keperawatan perawat open pelayanan
memiliki yang recruitment tindakan.
fokus bekerja di dengan
Pendidikan setiap shift standar
pada nya berkisar kualifikasi
keterampilan antara 2-3 sesuai
praktek yang perawat dengan
akan sangat  Ketidak kebutuhan
mendukung sesuaian tiap ruangan
proses jumlah di Rumah
tindakan tenaga Sakit.
keperawatan kesehatan
di ruang yang
RPU. bertugas
 S1 disetiap
Keperawatan shift dengan
lebih terfokus jumlah
pada pasien yang
Pendidikan dirawat
teori dan setiap hari.
manajerial
yang selaras
dengan latar
belakang
Pendidikan
Kepala
Ruangan
RPU.
 Jumlah
Pasien rawat
di ruang RPU
terbilang
cukup
banyak
 Jenis pasien
yang dirawat
memiliki
berbagai
jenis
penyakit
dengan
klasifikasi
ketergantung
an
pemenuhan
kebutuhan
yang berbeda
2.  Alat medis  Jumlah alat  Alat medis  Penggunaan
yang medis yang yang alat yang tidak
digunakan tersedia dari memerlukan steril akan
dalam segi sterilisasi sangat
memenuhi quantity ringan dapat berpengaruh
proses masih dilakukan terhadap
pelayanan terbilang menggunaka status
kesehatan sangat n antiseptic kesehatan
sudah terbatas. yang berada petugas
tersedia di  Alat diruangan maupun
ruang RPU sterilizer  Melakukan pasien
baik alat hanya pengajuan  Resiko
habis pakai berada pada kepada pihak terjadinya
ataupun alat bagian manajerial Nasokomial
jangka khusus terakait akan semakin
Panjang baik Rumah pelengkapan tinggi jika
itu steril Sakit alat-alat penggunakan
maupun  Tidak steril yang alat steril
bersih terdapat digunakan tidak
 Pengadaan sterilizer dilakukan
alat medis pada setiap dengan baik
sudah diatur ruangan
sesuai protap termasuk
 Sterilisasi RPU
alat  Alat yang
dilakukan di terbatas
bagian membuat
khusus beberapa
Rumah Sakit proses
tindakan
yang
menggunak
an alat
sterilisasi
kurang
diperhatikan
3.  Jumlah  Kebutuhan  Rumah Sakit  Kepuasan
Pasien rawat pasien yang dapat pasien yang
di ruang RPU banyak melakukan tidak
terbilang dengan penambahan terpenuhi
cukup ketersediaan tenaga akan
banyak tenaga kesehatan memperlamba
 Jenis pasien kesehatan untuk t tingkat
yang dirawat yang kurang meningkatka proses
memiliki memadai n kualitas penyembuhan
berbagai berpengaruh pelayanan pasien
jenis pada kesehatan  Kepuasan
penyakit kualitas  Beban kerja pasien akan
dengan pelayanan yang sangat
klasifikasi kesehatan berkurang berpengaruh
ketergantung  Beban kerja akan pada minat
an yang berpengaruh masyarakat
pemenuhan banyak pada proses dalam
kebutuhan ndmembuat pelayanan melakukan
yang berbeda tenaga kesehatan proses
 Tenaga kesehatan  Kualitas peningkatan
Kesehatan sering kali pelayanan status
yang minim, melakukan kesehatan kesehatan di
dituntut tindakan yang baik Rumah Sakit
untuk dengan akan tersebut.
melakukan cepat tanpa berpengaruh
banyak hal terlalu pada
dan tindakan berfokus kepuasan
didalam satu pada hasil pasien dalam
shift setiap kepuasan mendaptkan
harinya tindakan pelayanan
yang kesehatan
dilakukan  Kepuasan
kepada pasien akan
pasien mempengaru
hi tingkat
proses
penyembuha
n penyakit
pasien
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Hubungan dengan pasien :

II. PETUNJUK PENGSIAN


1. Bacalah setiap pertanyaan serta jawaban dengan benar
2. Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang tersedia yang dianggap tepat
dan benar
3. Jika ada pertanyaan yang diragukan atau tidak di mengerti silahkan tanya
pada peneliti
4. Isilah kuesioner ini dengan jujur dan teliti
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

III. JAWABAN TERDIRI DARI 4 ALTERNATIF, MELIPUTI :


1. SL : Selalu
2. SR : Sering
3. KD : Kadang-kadang
4. TP : Tidak Pernah
KUESIONER PENELITIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK SL S KD TP


INTERAKSI R
TAHAP 1) Apakah perawat mengucapkan salam ketika
ORIENTASI masuk kamar rawat ?
2) Apakah perawat memperkenalkan nama
pasiennya ?
3) Apakah perawat menanyakan kondisi
pasien ?
4) Apakah perawat menanyakan perasaan
pasien sebelum melakukan tindakan ?
5) Apakah perawat menggunakan Bahasa
sederhana ?
TAHAP 6) Apakah perawat memperkenalkan diri ?
PERKENALA 7) Apakah perawat menyebut nama pasien
N sebelum melakukan tindakan ?
8) Apakah perawat menanyakan keluhan yang
di rasakan pasien ?
9) Apakah perawat menyampaikan tindakan
yang di lakukan ?
10) Apakah perawat membuat pelaksanaan waktu
dalam melaksanakan tindakan ?
11) Apakah perawat menanyakan obat yang
sudah di minum ?
12) Apakah perawat menanyakan perkembangan
penyakit setelah di rawat ?
TAHAP 13) Apakah perawat menjelaskan alas an kepada
KERJA keluarga kenapa tindakan itu dilakukan ?
14) Apakah perawat mampu membuat pasien
bercerita dan tenang pada saat tindakan di
lakukan ?
15) Apakah perawat ada memberikan pujian pada
pasien ?
TAHAP 16) Apakah perawat menanyakan perasaan
TERMINASI pasien setelah dilakukan tindakan ?
17) Apakah perawat mengecek keadaan pasien
setelah tindakan keperawatan selesai di
lakukan ?
18) Apakah perawat menganjurkan untuk
istirahat ?
19) Apakah perawat membuat kesepakatan untuk
kunjungan berikutnya ?
20) Apakah perawat mengingatkan untuk
menghubungi perawat jika ada keluhan ?
Sumber : Suryani, 2015
EVALUASI KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA PERAWAT

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN KET.


. YA TIDAK TIDAK
SETUJU
1. Apakah perawat selalu memperkenalkan
diri dan memberikan penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya, tata tertib yang berlaku di
rumah sakit
2. Apakah perawat melarang
anda/pengunjung merokok di ruangan
3. Apakah perawat menanggapi keluhan
yang di sampaikan oleh pasien
4. Apabila anda tidak mampu makan sendiri,
apakah perawat membantu menyuapinya
bila tidak ada keluarga
5. Apakah perawat selalu keliling ke pasien
dan mengontrol keadaan pasien
6. Apakah ruangan/kamar anda selalu
dijaga kebersihannya
7. Apakah lantai kamar/WC selalu bersih,
tidak licin, tidak berbau dan cukup terang
8. Selama anda belum mampu mandi (dalam
keadaan istirahat total) apakah di
mandikan oleh perawat
9. Apakah alat-alat tenun seperti sprei,
selimut dan lain-lain diganti setiap kotor
10. Apakah perawat bersikap sopan dan
ramah
11. Apakah perawat selalu memberi
penjelasan sebelum melakukan tindakan
perawatan/pengobatan
12. Apakah perawat memberikan penjelasan
tentang perkembangan pasien
13. Apakah perawat terampil dalam
melakukan tindakan keperawatan
14. Apakah perawat berpenampilan rapih dan
sopan
15. Apakah perawat berbicara baik dan sopan
BAB IV
PRIORITAS MASALAH
ALTERNATIF PENYELESAIANMASALAH DAN POA PENYELESAIAN
MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN

4.1 Penentuan Prioritas Masalah


4.2 Tujuan Alternatif Penyelesaian Masalah
4.3 Seleksi Terhadap Penyelesaian Masalah

BAB V
KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI & TINDAKLANJUT

5.1 Rencana Kegiatan


5.2 Implementasi
5.3 Evaluasi (Hasil Penyelesaian Masalah)
5.4 Tindak Lanjut

BAB VI
PEMBAHASAN

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
7.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai