Anda di halaman 1dari 14

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SIROSIS HEPATIS

A. Pengkajian Umum
1. Data demografi pasien : berisi tentang identitas Klien
2. Keluhan utama Penyakit
Adapun keluhan utama penyakit ini dapat berjalan tanpa keluhan dan dapat juga
dengan atau tanpa gejala klinik yang jelas. Mula-mula timbul kelemahan badan,
rasa cepat payah yang makin menghebat, na'sumakan menurun, penurunan berat
badan, badan menguning (ikterus, demam ringan, sembabtungkai dan pembesaran
perut (asites).
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Perlu dikaji karena sangat berhubungan pada kesehatan pasien saat ini, apakah
pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain yang
berhubungan dengan penyakit hati, sehingga menyebabkan/berhubungan dengan
penyakit cirosis hepatis, karena cirosis hepatis merupakan penyakit kelainan hati
dari komplikasi pada sakit hati primer yang sebelumnya telah ada. Sedangkan
riwayat kesehatan saat ini merupakan keluhan utama pasien saat ini, mengapa
pasien masuk Rumah sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat
ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
4. Riwayat Penyakit Masa lalu 
Menanyakan apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama
atau penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit hati, sehingga
menyebabkan penyakit Sirosis hepatis. Apakah pernah sebagai pengguna alkohol
dalam jangka waktu yang lama disamping asupan makanandan perubahan dalam
status jasmani serta rohani pasien.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Kita mengkaji adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga membawa
dampak berat pada keadaan atau yang menyebabkan cirosis hepatis, seperti keadaan
sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam keluarga. Hal ini penting dilakukan bila
ada gejala-gejala yang memang bawaan dari keluarga pasien.
6. Riwayat tumbuh kembang
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan
seseorang yang dapat menjadi – mempengaruhi keadaan penyakit seperti ada
riwayat pernah icterus saat lahir yang lama, atau lahir premature, kelengkapan
imunisasi, pada form yang tersediatidak terdapat isian yang berkaitan dengan
riwayat tumbuh kembang.
7. Riwayat sosial ekonomi
Keadaan sosial dan ekonomi berpengaruh, apakah pasien suka berkumpul dengan
orang-orang sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis, berkumpul dengan
orang-orang yang dampaknya mempengaruhi prilaku pasien yaitu peminum alcohol,
karena keadaan lingkungan sekitar yang tidak sehat.
8. Riwayat psikologi dan riwayat sehari-hari
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima,
ada tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya. Kita kaji tingkah laku dan
kepribadian, karena pada pasien dengan sirosis hati dimungkinkan terjadi perubahan
tingkah laku dan kepribadian, emosi labil, menarik diri, dan depresi. Fatique dan
letargi dapat muncul akibat perasaan pasien akan sakitnya. Dapat juga terjadi
gangguan body image akibat dari edema, gangguan integument, dan terpasangnya
alat-alat invasive (seperti infuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup,
perubaha peran dan tanggungjawab keluarga, dan perubahan status financial (Lewis,
Heitkemper, & Direksen, 2000).
B. Pengkajian Kebutuhan
Pengkajian kebutuhan menurut (Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010)
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Tanda : Letargi, penurunan massa otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat GJK kronik, perikarditis, penyakit jantung rematik,
kanker
Tanda : Disritmia, bunyi jantung tambahan (S3, S4), vena abdomen
distensi
3. Eliminasi
Gejala : Flatus
Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites)
Penurunan/ tidak ada bising usus
Faeses warna tanah liat, melena
Urine gelap, pekat
4. Makanan/ cairan
Gejala : Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/ tidak dapat
mencerna
Tanda : Penurunan atau peningkatan (cairan) berat badan
Edema, kulit kering, turgor jelek
Ikterik, angioma spider
Nafas berbau/ fetor hepatikus, perdarahan gusi
5. Neurosensori
Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian,
penurunan mental.
Tanda : Perubahan mental, bingung, halusinasi, koma
Bicara lambat/ tidak jelas, asterik ( ensefalopati hepatik )
6. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas, pruritus,
neuritis perifer
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi
Fokus pada diri sendiri
7. Pernafasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan
Ekspansi paru terbatas (asites)
Hipoksia
8. Keamanan
Gejala : Pruritis
Tanda : Demam, (lebih umum pada sirosis alkoholik)
Ikterik, ekimosis, petekie
Angioma spider, eritema palmar
9. Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, impoten
Tanda : Atropi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah
lengan, pubis)
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Riwayat penggunaan alkohol jangka panjang,
riwayat penyakit empedu, hepatitis, penggunaan obat yang
mempengaruhi fungsi hati, perdarahan varises esofageal
Rencana pemulangan : Memerlukan bantuan dengan tugas perawatan/ pengaturan
rumah.
A. Intervensi Keperawatan

Nursing Outcome Classsification


Nursing Intervention Classification (Bulechek,
No Diagnosa Keperawatan (Moorhead, Marion, Maas, &
Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013)
Elizabeth, 2013)
1 Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah perawatan 3x24 jam status Manajemen Mual
kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi : kebutuhan tubuh terpenuhi 1. Kaji frekuaensi mual, durasi, tingkat keparahan, dan
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : faktor-faktor pencetus dengan menggunakan alat
ketidakmampuan mengabsorbsi Status Nutrisi; Asupan Nutrisi : pengkajian seperti visual analog scales
makanan 1. Asupan kalori adekuat 2. Observasi tanda-tanda nonverbal dari
Batasan Karakteristik : 2. Asupan protein adekuat ketidaknyamanan
 Mual, muntah 3. Asupan lemak adekuat 3. Dorong pola makan dengan porsi sedikit makanan
 Napsu makan menurun 4. Asupan karbohidrat adekuat yang menarik bagi pasien
 Anoreksia 5. Asupan vitamin adekuat 4. Ajarkan penggunaan tehnik nonfarmakologi seperti
 Mudah kenyang 6. Nafsu makan meningkat relaksasi, terapi musik
 Nyeri abdomen 7. Asupan makanan secara oral adekuat Manajemen Muntah
 Membrane mukosa pucat 1. Kaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, adanya
 Berat badan 20% atau lebih darah, waktu, dan sejauhmana kekuatan emesis
dibawah rentang berat 2. Ukur atau perkirakan volume emesis
badan ideal 3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan
 Tonus otot menurun muntah
4. Tingkatkan pemberian cairaan secara bertahap
5. Berikan dukungan fisik secara bertahap
6. Bersihkan mulut setelah episode muntah untuk
menghilangkan bau mulut
7. Kolaborasi penggunanaan farmakologi yaitu
antiemetik
Manajemen Nutrisi
1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan gizi
2. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi
pasien
3. Jelaskan kepada pasien piramida makanan yang cocok
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi

2 Volume cairan berlebihan Setelah perawatan 3x24 jam status Manajemen Cairan
berhubungan dengan retensi cairan : volume cairan dalam tubuh 1. Timbang berat badan setiap hari
cairan, peningkatan seimbang dengan kriteria hasil : 2. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat output
permeabilitas kapiler Keseimbangan Cairan : pasien
Batasan Karakteristik : 1. Tekanan darah 3. Pemasangan kateter urin
 Edema atau edema 2. Denyut nadi radial 4. Kaji lokasi dan luasnya edema
anasarka 3. Tekanan arteri rata-rata 5. Berikan terapi intravena sesuai yang ditentukan
 Peningkatan berat badan 4. Tekanan vena sentral 6. Berikan diuretik yang diresepkan
 Oliguri 5. Denyut perifer 7. Tingkatkan asupan oral
 Dispneu 6. Keseimbangan intake dan output 8. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
 Perubahan tekanan darah dalam 24 jam 9. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam
 Gangguan tekanan darah 7. Berat badan stabil pemberian makanan dengan baik
8. Turgor kulit 10. Batasi asupan air pada kondisi hiponatremia dengan
 Hepatomegaly
9. Kelembapan membran mukosa serum Na dibawah 130 mEq per liter
 Ketidakseimbangan
10. Serum elektrolit 11. Konsultasikan ke dokter jika tanda-tanda dan
elektrolit
11. Hematokrit kelebihan volume cairan memburuk atau menetap
12. Berat jenis urine Monitor Cairan
1. Kaji faktor-faktor resiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan cairan
2. Kaji apakah pasien mengalami kehausan atau gejala
perubahan cairan
3. Periksa ulang kapiler dengan memegang tangan pasien
pada tinggi yang sama
4. Kaji turgor kulit
5. Monitor berat badan
6. Monitor asupan dan pengeluaran
7. Monitor kadar serum dan elektrolit urin
8. Monitor tekanan darah, denyut jantung dan pernapasan
9. Monitor tanda-tanda asites
10. Kolaborasi ke dokter jika pengeluaran urin kurang dari
0,5ml/kg/jam atau asupan cairan orang dewasa kurang
dari 2000 cc dalam 24 jam
11. Cek grapik asupan dan pengeluaran secara berkala
3 Nyeri kronik berhubungan Setelah perawatan 3x24 jam nyeri Manajemen Nyeri
dengan proses penyakit, kronik berkurang / hilang dengan 1. Kaji nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan
gangguan metabolic kriteria hasil : faktor pencetus)
Batasan Karakteristik : Nyeri : Respon psikologis tambahan: 2. Gali pengetahuan dan kepercayaan mengenai nyeri
 Anoreksia 1. Gangguan pada konsentrasi tidak 3. Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan
 Bukti nyeri ada dukungan
 Focus pada diri sendiri 2. Ansietas tidak ada 4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Keluhan tentang nyeri 3. Distress nyeri 5. Gali penggunaan metode farmakologi yang diapakai
 Perubahan pola tidur 4. Kesedihan pasien
5. Ketidakberdayaan 6. Kolaborasi pemberian obat analgesik
Manajemen Pengobatan
Control nyeri: 1. Tentukan obat yang diperlukan
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 2. Kaji kemampuan pasien untuk mengobati diri sendiri
2. Nyeri berkurang atau hilang 3. Monitor pasien mengenai pengobatan diri sendiri
3. Mampu mengontrol nyeri 4. Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
4. Melaporkan nyeri terkontrol 5. Monitor efek samping
6. Pantau kepatuhan mengenai regimen obat
7. Berikan alternatif mengenai jangka waktu dan cara
pengobatan mandiri untuk meminimalkan efek gaya
hidup
4 Pola nafas tak efektif Setelah perawatan 3x24 jam status Monitor Pernafasan
berhubungan dengan tekanan pernapasan : pola napas efektif dengan 1. Monitor kecepatan, kedalaman, dan kesulitan bernafas
pada diafragma, keletihan kriteria hasil : 2. Catat adanya pergerakan dada, ketidakmetrisan dada,
Batasan Karakteristik :  Respiratory status : penggunaan otot bantu pernafasan, dan retraksi
 Dispneu 1. Frekuensi, irama pernafasan interkosta
 Bunyi nafas ronki atau normal 3. Monitor suara nafas tambahan, seperti ngorok atau
weezing 2. Kedalaman inspirasi batas mengi
 Perubahan tanda – tanda normal 4. Monitor pola pernafasan
vital 3. Volume tidal normal 5. Monitor saturasi oksigen pada pasien yang tersedasi
 Takipnea 4. Kapasitas vital normal (seperti, SaO2, SvO2, SpO2)
 Fase ekspirasi memanjang 5. Tidak menggunakan otot bantu 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Pola nafas abnormal pernafasan 7. Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk
6. Kepatenan jalan napas 8. Monitor nilai fungsi paru (kapasitas vital paru, volume
7. Rileks saat beraktivitas inspirasi maksimal, volume ekspirasi maksimal)
Pengaturan Posisi
1. Tempatkan pasien diatas matras / tempat tidur terapeutik
(matras yang lembut)
2. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi
3. Monitor status oksigenasi
4. Posisikan pasien untuk mengurangi dispnea (posisi semi
fowler)
5. Sokong bagian tubuh yang oedem
6. Dorong pasien untuk ROM aktif dan pasif
5 Intoleransi aktifitas Setelah perawatan 3x24 jam self Care : Terapi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan, ADL ditingkatkan dengan kriteria hasil : 1. Bantu klien untuk memilih aktivitas sesuai kemampuan
imobilitas Toleransi terhadap aktivitas: fisiknya
Batasan Karakteristik : 1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas 2. Bantu klien untuk tetap fokus pada kekuatan yang
 Anemia tidak terganggu dimilikinya dibandingkan dengan kelemahan yang
 Asites 2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas dimilikinya
 Edema tidak terganggu 3. Bantu klien untuk menjadwalkan waktu-waktu spesifik
 Dispneu 3. Frekuensi pernafasan ketika terkait dengan aktivitas harian
 Keletihan beraktivitas tidak terganggu 4. Berikan kesempatan keluarga untuk terlibat dalam
4. Tekanan darah ketika beraktivitas aktivitas dengan cara yang tepat
tidak terganggu 5. Monitor respon emosi, fisik, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas
Tingkat kelelahan: Manajemen energi
1. Kelelahan tidak ada 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
2. Tidak ada kehilangan selera makan kelelahan
3. Kualitas tidur tidak terganggu 2. Monitor tanda vital pasien selama aktivitas
4. Kegiatan sehari-hari tidak 3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
terganggu dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
Konservasi energi: energi yang adekuat
1. Menyeimbangkan aktivitas dan 5. Anjurkan periode istiahat dan kegiatan secara bergantian
istirahat 6. Anjurkan aktivitas fisik sesuai kemampuan klien
2. Menggunakan tidur siang untuk 7. Instruksikan pasien untuk mengenali tanda dan gejala
memulihkan energi kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas
3. Menggunakan teknik konservasi 8. Ajarkan klien menggunakan teknik pernafasan bibir
energi secara konsisten mengerucut dan pernafasan diafragma selama aktivitas
4. Mengatur aktivitas untuk konservasi
energi
5. Menyesuaikan gaya hidup dengan
tingkat energi
6. Mempertahankan intake nutrisi yang
cukup
7. Melaporkan kekuatan yang cukup
untuk beraktivitas
6 Kerusakan intergritas kulit Setelah perawatan 3x24 jam integritas Manajemen Pruritus
berhubungan dengan jaringan: kulit dan membran mukosa 1. Tentukan penyebab terjadinya pruritus
penumpukan garam empedu baik dengan kriteria hasil : 2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi
Batasan Karakteristik : 1. Integritas kulit tidak terganggu terjadinya kerusakan kulit
 Turgor kulit jelek 2. Pigmentasi abnormal tidak ada 3. Pasang perban atau balutan pada tangan atau siku
 Kulit kering 3. Lesi pada kulit tidak ada ketika pasien tidur untuk membatasi gerakan
 Pruritus ( gatal ) 4. Perfusi jaringan tidak terganggu menggaruk tanpa disadari
5. Elastisitas 4. Berikan lotion atau krim yang mengandung obat
6. Tekstur dan ketebalan tidak sesuai dengan kebutuhan
terganggu 5. Berikan kompres dingin untuk meringankan iritasi
7. Wajah pucat tidak ada 6. Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan pakaian
yang ketat dan berbahan wol
7. Intruksika pasien mandi dengan air hangat dan tepuk-
tepuk area kulit yang kering
7 Gangguan citra tubuh Setelah perawatan 2x24 jam, persepsi Peningkatan citra tubuh
berhubungan dengan penyakit, pasien baik terhadap penampilan dan 1. Tentukan perubahan fisik saat ini, apakah
perubahan persepsi diri fungsi tubuh dengan kriteria hasil : berkonstribusi pada citra diri pasien
Batasan Karakteristik : Citra tubuh : 2. Bantu pasien memisahkan penampilan fisik dari
 Kulit warna kuning 1. Gambaran internal diri positif perasaan berharga secara pribadi, dengan cara yang
 Sklera warna kuning 2. Kepuasan dengan penampilan tepat
 Asites tubuh baik 3. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-
 Edema 3. Kepuasan dengan fungsi tubuh perubahan bagian tubuh yang disebabkan oleh
positif penyakit
4. Penyesuaian terhadap perubahan 4. Gunakan bimbingan antisipasif menyiapkan pasien
tubuh akibat status kesehatan terkait dengan perubahan-perubahan citra tubuh yang
positif telah diprediksikan
Peningkatan harga diri
1. Kaji pernyataan pasien mengenai harga diri
2. Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif
dari orang lain
4. Bantu untuk mengatur tujuan yang realistik dalam
rangka mencapai harga diri yang lebih tinggi
5. Monitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu dengan
tepat
6. Berikan pernyataan positif mengenai pasien
8 Perfusi jaringan tidak efektif Setelah perawatan 3x24 jam, perfusi Pencegahan Perdarahan
berhubungan dengan jaringan efektif, dengan kriteria hasil: 1. Kaji resiko terjadinya perdarahan
hypokalemia, peradarahan Perfusi Jaringan: Organ Abdominal 2. Monitor tanda dan gejala perdarahan yang menetap
Batasan Karakteristik : 1. Tekanan darah normal 3. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan
 Feses warna hitam 2. Output urin normal setalah pasien kehilangan darah
( melena ) 3. Keseimbangan elektrolit dan asam 4. Pertahankan tirah baring apabila pasien mengalami
 Hematemesis basa peradarahan aktif
 Perubahan TTV 4. Berat jenis urine normal 5. Anjurkan pasien dan keluarga monitor adanya tanda-
 Penurunan nadi perifer 5. Nitrogen urea darah, kreatinin tanda peradarahan dan mengambil tindakan yang tepat
 Perubahan karakteristik plasma, fungsi hati, enzim jika terjadi peradarahan
kulit pankreas kisaran normal 6. Kolaborasi pemberian vitamin penggantian darah
6. Haus abnormal tidak ada 7. Memotivasi untuk meningkatkan asupan cairan
7. Sakit perut abnormal tidak ada Pengurangan Perdarahan Gastrointestinal
8. Mual muntah tidak ada 1. Monitor indikasi penyaluran oksigen dalam jaringan
9. Distensi abdomen, asites tidak ada (misalnya PaO2, SaO2< level hemoglobin)
10. Diare tidak ada 2. Monitor tanda dan gejala peradarahan yang terus
11. Perubahan keseimbangan cairan menerus
tidak ada 3. Dokumentasikan warna, jumlah, karakter feses
12. Nafsu makan baik 4. Hindari penggunaan koagulan
5. Hindari stres
9 Ansietas berhubungan dengan Setelah perawatan 2x24 jam, pasien Penurunan kcemasan:
penyakit kronis, kurang dapat mengontol diri terhadap ansietas, 1. Identifikasi situasi yang memicu kecemasan pasien
pengetahuan tingkat agitasi, tingkat stress dan 2. Berikan informasi yang akurat dan nyata terkait
Batasan karakteristik : peningkatan koping dengan kriteria hasil dengan penyakit, tindakan keperawatan dan prognosis
 Agitasi : dari kondisi yang dialami oleh klien
 Insomnia 1. Klien tampak tidak gelisah 3. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik
 Gelisah 2. Tekanan darah dalam batas normal relaksasi yang dapat menurunkan kecemasan.
 Penurunan produktivitas 3. Klien secara konsisten menunjukka 4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
 Mengekspresikan pola koping yang efektif yang dapat menurunkan kecemasan.
kekhawatiran karena 4. Klien mampu beradaptasi terhadap Peningkatan koping
perubahan dalam peristiwa perubahan hidup dan status 1. Identifikasi koping postif yang dimiliki oleh klien
hidup. kesehatannya. 2. Berikan penilaian terhadap pemahaman pasien/klien
 Perasaan tidak adekuat 5. Klien mampu menggunakan teknik mengenai proses penyakitnya
relaksasi dalam menurun ansietas 3. Bantu pasien untuk untuk mengindentifikasi kekuatan
(rasa cemas/takut) dan kemampuan diri klien.
6. Klien mampu menggunakan strategi 4. Dukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya
koping yang efektif sendiri.
7. Klien tidak menunjukkan Tearapi relaksasi
peningkatan frekuensi pernapasan. 1. Identifikasi jenis relaksasi yang diinginkan oleh klien
(misalnya terapi musik, meditasi, terapi murrotal Al-
Qur’an dan Dzikir, relaksasi rahang dsb)
2. Berikan gambaran yang jelas terhadap tindakan
relaksasi yang dipilih
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Dorong klien untuk mengulang praktik teknik
relaksasi jika memungkinkan.
10 Ketidakmampuan koping Setelah perawatan 2x24 jam, pasien Dukungan Spiritual
keluarga berhubungan dengan dapat menunjukkan koping yang baik 1. Gunakan komunikasi terapeutik dalam membangun
penyakit kronik, koma dengan kriteria hasil : hubungan saling percaya dan caring
Batasan Karakteristik : Koping Keluarga: 2. Rujuk pada penasehat spiritual yang dipilih klien atau
 Agitasi 1. Menunjukkan fleksibiltas peran keluarga
 Depresi 2. Mampu menghadapi masalah 3. Terbukalah terhadap keputusasaan keluarga
 Intoleransi 3. Melibatkan anggota keluarga 4. Berikan kesempatan untuk mendiskusikan terkait
 Penolakan dalam mengambil keputusan penyakit dan sistim kepercayaan
 Terlalu khawatir terhadap 4. Peduli terhadap kebutuhan sesama 5. Ajarkan metode relaksasi, imajinasi terbimbing, dan
klien anggota meditasi
 Gejala psikosomatis 5. Mampu mengatur jadwal istirahat 6. Dorong partisipasi dalam bentuk kelompok
Konseling
Tingkat Stres: 1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah atau
1. Tidak ada perubahan tanda-tanda situasi yang menyebabkan distress
vital 2. Gunakan tehnik refleksi dan klarifikasi untuk untuk
2. Tidak ada sakit kepala memfasilisati ekspresi yang menjadi perhatian
3. Tidak gelisah 3. Sampaikan secara verbal perbedaan antara perasaan
4. Perilaku komfulsif tidak ada pasien dan perilakunya
5. Gangguan tidur tidak ada 4. Jangan mendukung pembuatan keputusan pada saat
pasien dan keluarga dalam kondisi stress berat
5. Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi
kekuatan, dan menguatkan hal tersebut
11 Risiko perdarahan berhubungan Setelah perawatan 1x24 jam, pasien Pencegahan Perdarahan
dengan pembekuan darah tidak menunjukkan risiko perdarahan 1. Monitor dengan ketat resiko terjadinya perdarahan
dengan kriteria hasil : 2. Pantau hemaoglobin dan hematokrit
Fungsi liver: 3. Monitor tanda dan gejala pendaharan menetap
1. Nafsu makan baik 4. Monitor komponen koagulasi darah
2. Warna feses tidak terganggu 5. Monitor tanda-tanda vital
3. Rasio albumin normal 6. Instruksikan keluarga dan pasien monitor tanda-tanda
4. Turgor kulit baik perdarahan
5. Peningkatan serum bilirubin tidak 7. Instruksikan pasien mengkonsumsi makanan yang
ada kaya vitamin K
6. Pruritus tidak ada
7. Asites tidak ada
8. Hematemesis tidak ada
9. Melena tidak ada
10. Anoreksi tidak ada
11. Nyeri abdomen tidak ada
Status sirkulasi:
1. Tanda-tanda vital normal
2. PaO2 normal
3. PaCO2 normal
4. Urin output normal
5. Capillary refill normal

12 Risiko ketidakseimbangan Setelah perawatan 1x24 jam, pasien Manajemen Diare


elektrolit berhubungan dengan tidak menunjukkan risiko 1. Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat
diare ketidakseimbangan elektrolit dengan warna, volume, konsistensi, dan frekuensi feses
kriteria hasil : 2. Amati turgor kulit secara bertahap
Keparahan Hipokalemia: 3. Monitor persiapan makanan yang aman
1. Penurunan serum pottasium tidak 4. Instruksikan untuk menghindari makanan laksatif
ada 5. Instruksikan rendah serat, tinggi protein, tinggi kalori
2. Tekanan darah normal sesuai kebutuhan
3. Apatis tidak ada 6. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang
4. Distensi abdomen tidak ada pedas
5. Kelelahan, letargi, aritmia tidak Manajemen Elektrolit
ada 1. Monitor nilai serum yang abnormal
Fungsi Gastrointestinal: 2. Monitor manifestasi ketidakseimbangan elektrolit
1. Frekuensi BAB baik 3. Berikan cairan sesuai resep, jika diperlukan
2. Warna feses normal 4. Konsultasikan pada dokter terkait pemberian elektrolit
3. Konsistensi dan bising usus tidak 5. Monitor kehilangan cairan yang kaya dengan elektrolit
terganggu 6. Berikan diet sesuai dengan kondisi ketidakseimbangan
4. Distensi perut tidak ada elektrolit pasien
5. Darah pada feses tidak ada 7. Tingkatkan orientasi
31

Anda mungkin juga menyukai