Hari : Jum’at
A. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anak nya demam tinggi, setelah 2 jam diberi obat tiba- tiba
anaknya kejang-kejang, dan napas anak sesak.
B. Diagnosa Medis
FEBRIS
C. Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif b/d gangguan neurologis
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya sesak sebelum sampai saat kejang terjadi
DO :
Klien tampak sesak napas, terdengar bunyi ronchi saat dilakukan auskultasi, terdengar
bunyi dullness pada seluruh lapang paru saat dilakukan perkusi, terlihat adanya
retraksi dinding dada, klien tampak gelisah dan kejang, RR 35 x/menit, Nadi 150
x/mnt.
Ketidakefetifan
Dyspnea Ventilasi terganggu Obstruksi
pola napas
G. Analisis Tindakan ( berisi tentang dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan )
Pemberian oksigen di maksudkan untuk mensupport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat di harapkan masalah gangguan
oksigen dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi jaringan termasuk
konsetrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen), pada membran alveolar, jumlah dan
kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin dan curah jantung. Dalam kasus An.A
diberikan oksigen nasal kanul. Berdasarkan teori tekanan gas campuran John Dalton
di nyatakan bahwa jika ada salah satu tekanan gas dalam campuran gas bertambah
maka tekanan gas parsial lain akan menurun. Jadi peningkatan konsetrasi oksigen
dalam nasal kanul dapat menurunkan tekanan parsial CO2, hal ini sesuai dengan
kondisi pasien kejang demam yang biasanya mengalami mata mendelik, kedua tangan
dan kaki menjadi kaku, napas terasa sesak karena suplai oksigen ke otak terganggu,
selain itu pemberian oksigen nasal kanul 3 L /menit cocok untuk pasien kejang
demam, karena adanya infeksi saluran napas atas dan difusi O2 ada bakteri atau virus
itulah sebabnya akan mengalami gangguan pernapasan.
K. Evaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg telah dilakukan dengan SPO nya )
Pemberian oksigen melalui nasal kanul sesuai dengan prosedur yang ada
dengan prinsip bersih , yang saya lakukan dalam berkolaborasi dengan dokter, selain
itu juga saya dinas membantu perawat ruangan, kemudian setelah itu mengkaji respon
pasien, mengecek kembali jumlah oksigen yang masuk, dan menghitung frekuensi
pernapasan pada klien dalam memenuhi kebutuhan dasar nya. Dan untuk
pemasangan oksigen di ruang anak dibutuhkan pemantauan orang tua yang baik
karena anak bisa saja melepaskan selang oksigen yang di beri melewati hidung
pasien.
L. Daftar pustaka / Referensi
a. Dongeos E.Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta-EGC
b. Hendrizal. 2014. Pengaruh terapi oksigen menggunakan nasal kanul terhadap
tekanan parcial Co2 darah pada pasienkejang demam , jurnal kesehatan andalas,
vol 3 (1), 41 - 44
Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI