Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Oksigen Nasal Kanul Pada An.F

Di Ruang Anggrek RSUD SALATIGA

Hari : Jum’at

Tanggal : 27 Oktober 2017

Jam : 17.00 WIB

A. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anak nya demam tinggi, setelah 2 jam diberi obat tiba- tiba
anaknya kejang-kejang, dan napas anak sesak.
B. Diagnosa Medis
FEBRIS
C. Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif b/d gangguan neurologis
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya sesak sebelum sampai saat kejang terjadi
DO :
Klien tampak sesak napas, terdengar bunyi ronchi saat dilakukan auskultasi, terdengar
bunyi dullness pada seluruh lapang paru saat dilakukan perkusi, terlihat adanya
retraksi dinding dada, klien tampak gelisah dan kejang, RR 35 x/menit, Nadi 150
x/mnt.

E. Dasar Pemikiran ( berisi tentang gambaran umum penyakit )


Definisi kejang demam menurut National Institutes of Health Consensus
Conference adalah kejadian kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara usia 3
bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tanpa adanya bukti-bukti infeksi
atau sebab yang jelas di intrakranial. Kejang disertai demam pada anak yang
sebelumnya menderita kejang tanpa demam tidak termasuk dalam kategori ini.
Sedangkan definisi menurut International League Against Epilepsy Commision on
Epidemiology and Prognosis adalah kejang pada anak setelah usia 1 bulan,
berhubungan dengan demam dan penyakit yang tidak disebabkan karena infeksi pada
susunan saraf pusat, tanpa ada kejang pada masa neonatal atau kejang tanpa provokasi
sebelumnya. Kejadian terbanyak pada kejang demam lebih sering terjadi dikarenakan
oleh infeksi virus dibandingkan infeksi bakteri, umumnya terjadi pada 24 jam pertama
sakit dan berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut, seperti faringitis dan otitis
media, pneumonia, infeksi saluran kemih, serta gangguan gastroenteritis.
Adanya gangguan oksigenasi pada pasien yang mengalami kejang dapat
mengancam nyawa jika tidak segera diatasi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
maka fokus penatalaksanaan klien dengan kejang demam adalah oksigenasi yang
adekuat.

Faktor Predisposisi (asap Dinding bronkus Penyempitan


tembakau dan polusi menebal saluran napas

Ketidakefetifan
Dyspnea Ventilasi terganggu Obstruksi
pola napas

F. Prinsip tindakan keperawatan ( berisi SPO Yang dilakukan )


Prinsip tindakan pemasangan Oksigen
1. Bersih
2. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
3. Tindakan dilakukan sesaui dengan indikasi atau terapi dokter
4. Prosedur pembarian Oksigen Nasal canule adalah
a. Persiapan alat
b. Prosedur tindakan
 Cuci tangan
 Jelaskan tindakan pada pasien
 Isi glass water humidifear deangan water irrigation setinggi batas yang
tertera
 Atur posisi pasien yang nyaman ( semi Fowler )
 Cek fungsi flow meter dan humidifer dengan memutar pengaturan
konsentrasi oksigen, dan amati ada tidak gelembung udara dalam glass
flow meter
 Pasangkan alat Nno Breating ke saluran humidifear
 Atur tekanan yang akan di pasangkan yaitu 3l./ menit
 Pasangkan alat non breathing mask hingga tepat di hidung dan mulut klien
 Pastikan O2 yang di berikan masuk ke dalam saluran pernapasan klien.

G. Analisis Tindakan ( berisi tentang dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan )
Pemberian oksigen di maksudkan untuk mensupport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat di harapkan masalah gangguan
oksigen dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi jaringan termasuk
konsetrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen), pada membran alveolar, jumlah dan
kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin dan curah jantung. Dalam kasus An.A
diberikan oksigen nasal kanul. Berdasarkan teori tekanan gas campuran John Dalton
di nyatakan bahwa jika ada salah satu tekanan gas dalam campuran gas bertambah
maka tekanan gas parsial lain akan menurun. Jadi peningkatan konsetrasi oksigen
dalam nasal kanul dapat menurunkan tekanan parsial CO2, hal ini sesuai dengan
kondisi pasien kejang demam yang biasanya mengalami mata mendelik, kedua tangan
dan kaki menjadi kaku, napas terasa sesak karena suplai oksigen ke otak terganggu,
selain itu pemberian oksigen nasal kanul 3 L /menit cocok untuk pasien kejang
demam, karena adanya infeksi saluran napas atas dan difusi O2 ada bakteri atau virus
itulah sebabnya akan mengalami gangguan pernapasan.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Bahaya yang dapat terjadi pada pemberian O2 yang berlebihan adalah timbulnya
kondisi hipokapnea karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah untuk
tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit, penggunaan
nasal kanul yang tidak bersih juga memperbesar penularan penyakit, melalui sekret
dari pasien satu ke pasien lainnya. Sedangkan penggunaan cairan humidifier yang
tidak steril meningkatkan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup
oleh klien. (Saryono,2014 )

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Keluarkan sekret dengan suction jika perlu
- Pasang mayo bila perlu
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai indikasi dokter.

J. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan


S : Ibu klien mengatakan kejang sudah mulai berkurang
O : Terdengar bunyi Vesikuler saat diauskultasi, RR :25x/mnt, N:120x/mnt,
A : Masalah teratasi sebagian
P : Observasi TTV, pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler, pantau
saturasi oksigen, kolaburasi dengan medis untuk pemeriksaan EKG dan AGD

K. Evaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg telah dilakukan dengan SPO nya )

Pemberian oksigen melalui nasal kanul sesuai dengan prosedur yang ada
dengan prinsip bersih , yang saya lakukan dalam berkolaborasi dengan dokter, selain
itu juga saya dinas membantu perawat ruangan, kemudian setelah itu mengkaji respon
pasien, mengecek kembali jumlah oksigen yang masuk, dan menghitung frekuensi
pernapasan pada klien dalam memenuhi kebutuhan dasar nya. Dan untuk
pemasangan oksigen di ruang anak dibutuhkan pemantauan orang tua yang baik
karena anak bisa saja melepaskan selang oksigen yang di beri melewati hidung
pasien.
L. Daftar pustaka / Referensi
a. Dongeos E.Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta-EGC
b. Hendrizal. 2014. Pengaruh terapi oksigen menggunakan nasal kanul terhadap
tekanan parcial Co2 darah pada pasienkejang demam , jurnal kesehatan andalas,
vol 3 (1), 41 - 44

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Yulia Risdiyanti S.Tr.Kep) ( )

Anda mungkin juga menyukai