Anda di halaman 1dari 6

ANALISA TINDAKAN NEBULIZER

Disusun Oleh :
I NENGAH SUWARDANA
2035012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2020
ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama preseptee/Mhs: I Nengah Suwardana Nim: 2035012

A. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Oksigenasi (nebulizer)
B. Kasus
Seorang laki-laki berinisial tn “S”, usia 31 tahun, berat badan 62 kg,
datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari lalu, sebelumnya pasien batuk
tanpa dahak dan muntah. Sesak nafas disertai bunyi mengi yang timbul
terutama jika udara dingin atau terlalu banyak aktivitas. Terdapat riwayat
alergi dingin dan riwayat keluarga penderita asma, yaitu ibu dan nenek
pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sesak, nadi 120
x/menit, pernafasan 30 x/menit, suhu 36,5oC. Pada status generalis tampak
bibir sianosis, pada pemeriksaan thoraks didapatkan retraksi subcostal dan
terdengar wheezing meningkat di akhir ekspirasi pada kedua lapang paru.
Pasien didiagnosis sebagai asma bronkial, dengan penatalaksanaan secara
non-medikamentosa dilakukan edukasi untuk menghindari alergen berupa
udara dingin dan membatasi aktivitas fisik berlebihan pada klien, dan secara
medikamentosa yaitu dengan nebulisasi ventolin 1,25 mg dengan NaCl 0,9%,
ampicillin injeksi 400 mg/8 jam, dan ranitidin 6,25 mg/12 jam. Prognosis
pasien ini secara umum baik selama pasien menghindari faktor pencetus
timbulnya asma.

C. Diagnosa medis
Asma bronkial

D. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan asma
DS:
 Pasien mengeluh sesak nafas
 Batuk dan muntah

1
 Pasien mengatakan memiliki riwayat asma
DO:
 RR: 30 X/mnt
 Nadi: 120X/mnt
 Suhu: 36,5 derajat celsius
 Terdengar suara whizing di akhir ekspirasi
 Bibir sianosis
 Terdapat retraksi diding dada
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
DS:
 Pasien mengeluh sesak nafas
 Pasien mempunyai riwayat asma
DO:
 RR: 30 X/mnt
 Nadi: 120X/mnt
 Suhu: 36,5 derajat celsius
 Terdengar suara whizing di akhir ekspirasi
 Bibir sianosis
 Terdapat retraksi diding dada
E. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
Persiapan alat
 Tabung O2
 Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
 Masker oksigen
 Nebulizer 1 set.
 Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan
 Stetoskop.
 Tissue
 Nierbeken/bengkok.

2
 Suction (kalau perlu)
Langkah-langkah tindakan
 Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
 Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
 Tahap Kerja
a. Menjaga privacy
b. Mencuci tangan
c. Membawa alat-alat ke dekat pasien
d. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
e. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
f. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
g. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow
apakah timbul uap atau embun
h. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
i. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
j. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan
melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur

F. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahanya
1. Infeksi saluran nafas jika tidak menjaga kesterilan alat pasien
Cara pencegahanya pastikan alat (sungkup yang digunakan hanya pada
orang tersebut).

3
G. Tujuan tindakan tersebut dilakukan
a. Merelaksasi jalan nafas.
b. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
c. Menurunkan edema mukosa
d. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi sekret yang
berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak nafas.

H. Hasil yang didapat dan maknanya


a. Frekuensi pernapasan menjadi normal
b. Tidak ada dispnea
c. Tidak ada suara nafas tambahan
d. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
e. Mampu untuk mengeluarkan dahak

I. Identifikasi tindakan keperawatan lainya yang dapat dilakukan untuk


mengatasi masalah/diagnosa tersebut (mandiri/kolaborasi)
1. Intervensi diagnosa I (Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan asma): Manajemen jalan nafas
Observasi
 Monitor pola nafas(frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
 Monitor bunyi nafas
 Monitor sputum
Teraupetik
 Posisikan pasien dengan semifowler atau fowler
 Berikan minuman hangat
 Lakukan fisiotrapi dada jika perlu
Edukasi
 Ajarakn teknik batuk efektif

4
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator bila diperlukan
2. Intervensi diagnosa II (Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi): Manajemen Asma
Observasi
 Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
 Monitor tanda gejala hipoksia
 Monitor bunyi nafas tambahan
 Monitor saturasi oksigen
Teraupetik
 Berikan posisi semi fowler 30-45 derajat
 Lakukan penghisapan lendir jika perlu
 Berikan oksigen 6-15 l via sungkup untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 90 %
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan
AGD
Edukasi
 Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan
kebutuhan oksigen
 Anjurkan bernafas lambat dan dalam
 Ajarkan teknik pursued lip breating
 Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu misalkan depu,
asap rokok, dan udara dingin
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai