Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAN KELUARGA DALAM PROSES PENYEMBUHAN


PENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN HALUSINASI

Disusun Oleh :

Norta Juan, S.Kep (2035005)


Stephan Saputra, S.Kep (2035001)
Wulan Dari, S.Kep (2035002)

Dosen Pembimbing :

Ns. Aprida Manurung, M.Kep

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PALEMBANG
TA 2020-2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Judul Penyuluhan : Peran keluarga dalam proses penyembuhan penderita


gangguan jiwa dengan halusinasi
Sasaran : Keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa
Jumlah peserta : Seluruh keluarga pasien yang datang ke poli jiwa
Waktu : 08.05 WIB
Hari/ Tanggal : Kamis/ 17Desember 2020
Tempat : RS.Ernaldi Bahar

A. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar keluarga pasien
yang mengalami gangguan jiwa mengetahui tentang halusinasi, tanda dan
gejala halusinasi, jenis halusinasi dan peran keluarga untuk mengatasi
halusinasi

B. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit, keluarga pasien yang
mengalami gangguan jiwa dengan halusinasi dapat menyebutkan sebagai
berikut :
1. Pengertian tentang Halusinasi
2. Faktor Predisposisi Halusinasi
3. Faktor Presipitasi Halusinasi
4. Tanda dan Gejala halusinasi
5. Jenis Halusinasi
6. Akibat Halusinasi
7. Cara merawat pasien dengan halusinasi
8. Rentang Respon Halusinasi
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Flipchart

E. Materi penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian tentang Halusinasi
2. Faktor Predisposisi Halusinasi
3. Faktor Presipitasi Halusinasi
4. Tanda dan Gejala halusinasi
5. Jenis halusinasi
6. Akibat Halusinasi
7. Cara merawat pasien dengan halusinasi
8. Rentang Respon Halusinasi

F. Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Waktu Penyuluhan


1 Orientasi 2 menit  Salam pembuka
 Perkenalan
 Menyampaikan tujuan
 Kontrak waktu
2. Kerja 15 menit  Menyampaikan garis besar materi:
a. Menjelaskan tentang pengertian
halusinasi
b. Menjelaskan tentang faktor
predisposisi dan presipitasi
c. Menjelaskan tentang tanda dan
gejala halusinasi
d. Menjelaskan tentang jenis
halusinasi
e. Menjelaskan cara keluarga
merawat pasien halusinasi
 Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya
 Peserta menjawab pertanyaan dari
pemateri
3 Terminasi 2 menit  Salam penutup
 Mengucapkan terimakasih

G. Denah Kegiatan
Denah tempat kegiatan yang akandilaksanakan, sebagaiberikut:

Penyuluhantentang Halusinasi:

= PenyuluhanHalusinasi

= Keluarga pasien yang datang ke poli jiwa

H. Susunan Panitia
1. Ketua Panitia : Stephan Saputra, S.Kep
2. Sekretaris : Wulan Dari, S.Kep
3. Bendahara : Norta Juan, S.Kep
Kegiatan :
a. Moderator : Stephan Saputra, S.Kep
b. Seksi penyuluhan : Wulan Dari, S.Kep
c. Seksi Dokumentasi : Norta Juan, S.Kep

I. Evaluasi
1. Proses penyuluhan berlangsung lancar
2. Keluarga yang datang ke poli memperhatikan
3. Selama proses terjadi interaksi

LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN HALUSINASI

A. Konsep Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan
pada klien dengan gangguan jiwa (Muhith, 2015, p. 212). Menurut
Johnson,B.S.(1995:421) dalam Wijayaningsih, (2015, p. 75) halusinasi
adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau suara-suara
yang tidak ada. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa
yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau
penciuman (Yusuf, Fitryasari and Nihayati, 2015, p. 121).

2. Faktor Predisposisi
Menurut Yusuf, Fitryasari and Nihayati, (2015, pp. 122–123)
faktor predisposisi halusinasi sebagai berikut :
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal yang dapat meningkatkan stres dan ansietas yang dapat
berakhir dengan gangguan persepsi. Pasien mungkin menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
b. Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa
disingkirkan atau kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga
timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi
c. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda
atau peran yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat
terakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga terjadi
halusinasi
d. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan
orientasi realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran
ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbik.
e. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya
ditemukan pada pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup
tinggi pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya
mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang
tuaskizofrenia

3. Faktor Predisposisi
Menurut Yusuf, Fitryasari and Nihayati, (2015, p. 123) faktor
presipitasi halusinasi yaitu sebagai berikut :
a. Stresor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang penting, atau
diasingkan dari kelompok dapat menimbulkan halusinasi
b. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin,
serta zat halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi
realitas termasuk halusinasi.
c. Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan
berkembangnya gangguan orientasi realitas. Pasien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.
d. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi
realitas berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi,
motorik, dan sosial.
4. Tanda dan Gejala Halusinasi
Menurut Carpetino L.J.(1998); Townsend,M.C,(1998); Stuart,G.W
dan Sundeen,S.J,(1998 ) dalam Wijayaningsih, (2015, pp. 76–77) tanda
dan gejala halusinasi sebagai berikut :
Data Subjektif :
a. Tidak mampu mengenal orang dan tempat
b. Tidak mampu memecahkan masalah
c. Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara
atau melihat bayangan)
d. Mengeluh cemas dan kuatir
Data Objektif :
a. Mudah tersinggung
b. Apatis atau menarik diri
c. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang
berhenti bicara seolah-olah mendengar sesuatu
d. Menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara
e. Menyerigai dan tertawa tidak sesuai
f. Gerakan mata cepat pikiran yang berubah-ubah
g. Kadang tampak ketakutan
h. Respon-respon yang tidak sesuai

5. Jenis Halusinasi
Menurut Sutejo, (2019, pp. 14–15) jenis halusinasi terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
Jenis Data Objektif Data Subbjektif
Halusinasi

Halusinasi a. Mengarahkan telinga pada a. Mendengar


Pendengaran sumber suara suaraatau bunyi
b. Marah-marah tanpasebab gaduh
yang yang jelas b. Mendengar suara
c. Bicara atau tertawa yang menyuruh
sendiri untuk melakukan
d. Menutup telinga sesuatu yang
berbahaya
c. Mendengar suara
yang mengajak
bercakap-cakap
d. Mendengar suara
orang yang sudah
meningga

Halusinasi a. Ketakutan pada sesuatu a. Melihat makhluk


Penglihatan atau objek yangdilihat tertentu,
b. Tatapan mata menuju bayangan,
tempat tertentu seseorang yang
c. Menunjuk ke arah tertentu sudah meninggal
sesuatu yang
menakutkan atau
hantu, dan
cahaya

Halusinasi a. Adanya tindakanmengecap a. Klien seperti


Pengecapan sesuatu gerakan sedang
mengunyah, sering merasakan
meludah, atau muntah makanan
ataurasa tertentu
atau mengunyah
sesuatu

Halusinasi a. Adanya gerakan cuping a. Mencium bau


Penghiduan hidung karena mencium dari bau-bauan
sesuatu atau tertentu, seperti
mengarahkanhidung pada bau mayat,
tempat tertentu masakan, feses,
bayi, atau
parfum
b. Klien sering
mengatakan
bahwa ia
mencium suatu
bau
c. Halusinasi
pencuman sering
menyertai klien
demensiakejang,
atau penyakit
serebrovaskular

Halusinasi a. Menggaruk-garuk a. Klien mengatakan


Perabaan permukaan kulit klien ada sesuatu yang
terlihat menatap tubuhnya menggerayangi
dan terlihat merasakan tubuh, seperti ta
sesuatu yang aneh seputar ngan, serangga,
tubuhnya ataumakhluk
halus
b. Merasakan
sesuatu di
permukaan
kulit,seperti rasa
yangsangat panas
dan dingin, atau
rasa tersengat
aliran listrik

6. Akibat Halusinasi
Menurut Wijayaningsih, (2015, p. 78) akibat dari gangguan
persepsi sensori halusinasi yaitu sebagai berikut:
Data Subjektif
a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
Data Objektif
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot rahang mengatup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
7. Cara keluarga merawat pasien halusinasi
a. Keluargaharusmampumelihatkebutuhan–
kebutuhankliendanmempertahankankedekatan–
kedekatandalamkeluargadengancaraketerampilanmerawatklien
b. Memenuhikebutuhanistirahatklien, memberidukunganemosional.
c. Keluargaharusmampumemberikandukungan financial
untukperawatankliendanterlibatdalamkelompok yang
dapatmemberikanbantuansepertiterapisuportif.
d. Keluargaharusmampumengembangakanhubungansecarabenaruntuk
membantuklienmerubahsikapdanprilakunya

8. Rentang Respon
Menurut Stuart, (2013) dalam Sutejo, (2019, p. 10) rentang respon
halusinasi sebagai berikut :

Adaptif Maladptif

Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan proses


menyimpang pikir : waham
Persepsi akurat
Ilusi emosi tidak Halusinasi
Emosi konsisten stabil
dengan pengalaman Ketidak mampuan
Perilaku aneh untuk mengalami
Perilaku seksual emosi
Menarik diri
Hubungan sosial Ketidakteraturan
isolasi sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Muhith, A. (2015) Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: ANDI.


Sutejo (2019) Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Wijayaningsih, K. S. (2015) Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.
Jawa Timur: CV. TRANS INFO MEDIA.
Yusuf, A., Fitryasari, R. and Nihayati, H. E. (2015) Buku ajar keperawatan
kesehatan jiwa. Jakarta: Salemba medika.
DOKUMENTASI
FOTO PENYULUHAN
ABSENSI PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai