Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

OKSIGENASI PADA TN.H DI IGD


RUMAH SAKIT TK.III 04.06.04 SLAMET RIYADI

Hari : Rabu
Tanggal : 28 Februari 2024
Jam : 16.30

A. KeluhanUtama
Pasien mengatakan sesak nafas sejak seminggu
B. DiagnosaMedis
pneumonia
C. Diagnosis Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan

D. Data yang mendukung


DS : Pasien mengatakan sesak nafas sejak seminggu, batuk pilek

DO : - Pasien tampak lemes dan sesak nafas


- RR : 25 x/menit
-SpO2 : 91%
E. Dasar Pemikiran
Pneumonia merupakan suatu peradangan pada paru-paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Dan
yang disertai dengan eksudasi maupun konsolidasi Dorland, (2010). Gejala
yang dialami pada penderita pneumonia adalah batuk disertai dengan sesak
nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma, aspieasi benda asing, dan yang berupa radang paru-paru disertai
dengan eksudasi dan konsolidasi Nurarif & Kusuma(2013).
Pneumonia adalah suatu infeksi atau peradangan pada organ paru-
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit, dimana
pulmonary alveolus (alveoli), organ yang bertanggung jawab menyerap oksigen
dan atmosfer, mengalami peradangan dan terisi oleh cairan Shaleh, (2013).
Pneumonia adalah suatu proses infeksi atau inflamasi yang terjadi pada
parenkim paru karena terdapat adanya suatu konsolidasi atau suatu
pengisian pada rongga alveoli karena adanya eksudat. Peradangan ini dapat
disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur Somantri (2016)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil studi kasus menunjukkan
bahwa pasien memiliki tanda dan gejala terdapat suara nafas tambahan ronchi,
RR 25x/m dan klien mengatakan batuk berdahak, dahak susah dikeluarkan
dan susah bernafas jika batuk Kesimpulan untuk melakukan asuhan
keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada psien pneumonia dapat
dilakukan tindakan keperawatan oksigenasi dan Nebulizer dengan posisi semi
fowler.
F. Prinsip tindakan Keperawatan
A. Pra interaksi
1. Melihat program terapi pasien

2. Mengecek urutan prosedur

3. Menyiapkan alat

B. Fase Orientasi
1. Mencuci tangan

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.

4. Memastikan identitas pasien

5. Menanyakan kesediaan pasien

6. Mempertahankan privasi

C. Fase Kerja
1. Menyiapkan tabung oksigen dengan manometer

2. Mengisi aquabidest pada tabung humidifier sesuai batas,

3. Mengatur posisi semifowler/fowler,

4. Membuka flowmeter dengan ukuran 2-5 liter/menit.


5. Kaji kelancaran aliran oksigen (dengan menggunakan punggung
tangan apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari Nasal Kanul
6. Pasang Nasal Kanul pada hidung klien

7. Melakukan fiksasi selang dengan benar.

D. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien,

2. Membereskan alat dan mencuci tangan

3. Mencuci tangan

G. Analisa tindakan
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen (O2) yang berasal dari sentral
atau tabung oksigen.Pemberian terapi oksigen dapat diberikan dengan
penambahan perangkat pelembab yang disebut humidifier. Humidifier
menambah uap air ke udara yang akan diinspirasi melalui nasal kanula,
terutama untuk pemberian terapi oksigen dengan tekanan lebih dari 2 L/menit
Dengan pemberian terapi oksigen melalui NRM diharapkan dapat membantu
klien mendapatkan tambahan oksigen, memperlancar sistem pernafasan dan
memperbaiki pola nafas sehingga klien tidak mengalami kesulitan untuk
bergerak dan beraktivitas (Kozier, 2018 dalam Hany, 2021).
H. Bahaya dilakukanya tindakan

1. Apabila alat yang dipakai tidak bersih maka dapat menjadi tempat
pertumbuhan bakteri
2. Apabila dosis pemberian oksigen yang diberikan kurang maka efek yang
diterima juga kurang efektif
3. Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien
dapat menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
4. Apabila diberikan dengan konsentrasi yang tinggi maka akan dapat
menimbulkan keluhan parestesia dan nyeri pada sendi
I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan
1. Posisikan semi fowler / fowler
2. Kolaborasi pemberian Nebulizer
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : pasien mengatakan sesak nafas berkurang
O : -pasien tampak lebih nyaman
-RR : 22 x/menit
-SpO2 : 97%
A : bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi
P : Hentikan intevensi
K. Evaluasi diri
Pada pelaksanaan tindakan oksigenasi pada Tn.H, pasien sangat
kooperatif dan mengikuti arahan. Oksigenasi pada Tn.H sudah di lakukan
dengan Aseptic dan sesuai SOP sehingga nantinya tidak terjadi infeksi.
L. Daftar Pustaka

Shaleh Zakiah, (2013). Penerapan Terapi Batuk Efektif Pada Pasien

Pneumoniadalam Mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif. Jurnal

Cendekia.

Somantri, (2016). Asuhan Keperawatan Penyebab Pneumonia Pada Pasien

Pneumonia. Jurnal Cendekia Muda.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

( Anisa Rahma ) (.................................................)

Anda mungkin juga menyukai