Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

TELAAH ARTIKEL JURNAL DENGAN JUDUL


PENERAPAN PURSED LIP BREATHING EXERCISE UNTUK MENGATASI
MASALAH KEPERAWATAN POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan


Kritis

Pembimbing Akademik : Ns. Nana Rochana, S.Kep., M.N

: Ns. Nur Hafidzah, S.Kep., M.Kep


Pembimbing Klinik : Ns. Nurul Azizatunnisa, S.Kep

Oleh :

Rizaki Siti Zainab 22020121210048

Kelompok IV

PROGRAM PROFESI ANGKATAN KE XXXVIII

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
RINGKASAN ARTIKEL JURNAL

Tanggal: 10 November 2021 Metodologi Penelitian


Nama Mahasiswa: Rizaki Siti Zainab Lokasi Penelitian: -
Informasi Citasi Karakteristik Responden: -
Pengarang: Ericha Endrianti,janu Jumlah Responden: -
purwono, Immawati Teknik Sampling: -
Tahun: 2021 Variabel yang diukur/diteliti: -
Judul Artikel: Penerapan Pursed Lip Prosedur Tindakan: Intervensi ini Pursed
Breathing Exercise Untuk Mengatasi lip breathing exercise dilakukan sampai 5
Masalah Keperawatan Pola Napas Tidak kali pelaksanaan terapi pursed lip
Efektif Pada Pasien Penyakit Paru breathing exercise dengan durasi ± 35
Obstruktif Kronik (Ppok) detik.
Penerbit/Nama Jurnal: Jurnal Cendikia Metode Pengumpulan Data:
Muda pengumpulan data menggunakan lembar
Volume: 1 observasi dan lembar standar operasional
Issue/No: 1 prosedur (SOP) dalam melakukan
Halaman: 52-59 tindakan penerapan pursed lip breathing
exercise.
Reliabilitas dan Validitas Instrument
yang digunakan: -
Uji Statistik yang digunakan: -
Latar Belakang Hasil Penelitian/Studi
Memahami faktor-faktor yang dapat Pursed lip breathing exercise dilakukan
meyebabkan PPOK salah satuya yaitu pada saat pasien merasa tidak nyaman
pola nafas tidak efektif yang dapat diatasi ketika bernapas dan dilakukan pada
dengan intervensi keperawatan mandiri pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
pada PPOK yang dapat dilakukan dengan (PPOK). Pursed lip breathing exercise
cara meggunakan terapi pursed lip memiliki beberapa bermanfaat
breathing exercise untuk mengurangi meningkatkan keefektifan pola napas,
sesak nafas . Pursed Lip Breathing meredakan sesak napas serta
Exercise (PLB) adalah suatu latihan merileksasikan otot pernapasan.
menarik napas (inspirasi) secara biasa Intervensi ini dilakukan sampai 5 kali
beberapa detik melalui hidung dengan pelaksanaan terapi pursed lip breathing
mulut mengatup, kemudian exercise dengan durasi ± 35 detik.
mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan- Sebelum penulis melakukan tindakan
pelan melalui mulut dengan posisi seperti penerapan, penulis melakukan
bersiul.sehingga metode ini dapat pemeriksaan fisik serta pengkuran tingkat
dikembangkan serta dapat di pahami oleh derajat sesak menggunakan skala MRC
pemberi asuhan keperawatan dan respiratory rate (RR).

Tujuan Penelitian/Studi Implikasi Hasil Penelitian


Dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana cara menerapan pursed lip Terapi ini dapat membantu perawat
breathing exercise untuk mengatasi mengidentifikasi, strategi keperawatan,
masalah keperawatan pola napas tidak dan menentukan tindakan yang harus
efektif pada pasien penyakit paru diambil saat merawat pasien dengan
obstruktif kronis (PPOK). PPOK.

Pertanyaan Penelitian Kekuatan Penelitian/Studi


Aspek-aspek penting yang perlu Artikel ini mencakup topik klinis yang
diketahui dalam merawat pasien dengan kompleks dan dibutuhkan dalam praktik
PPOK klinis, sehingga Pursed lip breathing
exercise merupakan salah satu bentuk
terapi yang efektif dan mudah, terapi
teknik napas dalam ini juga tidak
memerlukan tempat yang luas dan alat
yang tidak mahal sehingga cocok
dilakukan oleh semua orang terutama
pada pasien PPOK

Desain Penelitian/Studi Keterbatasan Penelitian/Studi


Study kasus -
KESIMPULAN
Pada penerapan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan penerapan
pada pasien PPOK dengan menggunakan teknik pursed lip breathing exercise mampu
meningkatkan keefektifan pola napas dalam menurunkan tingkat sesak napas pada
pasien PPOK(Endrianti, 2021)

DAFTAR PUSTAKA

Endrianti, E. (2021). Penerapan Pursed Lip Breathing Exercise Untuk Mengatasi Masalah
Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(Ppok). Jurnal Cendikia Muda, 1(1), 52–59.
Jurnal Cendikia Muda
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021
ISSN : 2807-3469

PENERAPAN PURSED LIP BREATHING EXERCISE UNTUK


MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN POLA NAPAS
TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

IMPLEMENTATION OF PURSED LIP BREATHING EXERCISE FOR


OVERCOMING THE PROBLEM OF NURSING BREATH PATTERN
NOT EFFECTIVE IN PATIENTS OF LUNG DISEASE CHRONIC
OBSTRUKTIVE (COPD)

Ericha Endrianti1, Janu Purwono2, Immawati3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: erichaendrianti84@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronis berlangsung menahun
dengan manifestasi klinis utama sesak napas. Secara nasional angka kejadian PPOK menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 berdasarkan provinsi mencapai 10% dengan kasus
tertinggi di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan provinsi Lampung pada tahun 2013 tercatat 1.6%
kasus. Tujuan: Penerapan ini adalah untuk mengetahui penerapan pursed lip breathing exrcise
terhadapat pola napas tidak efektif pada pasien PPOK. Metode: Desain penerapan karya tulis
ilmiah ini menggunakan desain studi kasus dengan subyek yang digunakan 1 (satu) orang pasien
PPOK. Analisa data dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil: Identifikasi analisa data
sebelum dilakukan penerapan pursed lip breathing exercise didapatkan bahwa skala derajat sesak
2 (sedang) dengan RR 24 x/menit dan hasil penerapan pursed lip breathing exercise yang
dilakukan selama 1 hari, didapatkan bahwa skala derajat sesak 1 (ringan) dengan RR 22 x/menit.
Kesimpulan: Pursed lip breathing mampu meningkatkan keefektifan pola napas terhadap pasien
PPOK. Saran: Diharapkan pasien PPOK hendaknya dapat menggunakan pursed lip breathing
exercise untuk mengurangi sesak napas secara mandiri terutama ketika sesak ringan hingga
sedang.

Kata Kunci: Pursed Lip Breathing Exercise, Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

ABSTRACK

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic chronic pulmonary disease with the
main clinical manifestation of shortness of breath. Nationally, the incidence of COPD according to
Basic Health Research (Riskesdas) in 2013 based on province reached 10% with the highest cases
in East Nusa Tenggara. Meanwhile, Lampung province in 2013 recorded 1.6% of cases. Objective:
This application is to determine the application of pursed lip breathing exrcise to ineffective
breathing patterns in COPD patients. Methods: The design of the application of this scientific
paper used a case study design with 1 (one) COPD patient as the subject. Data analysis was
performed using descriptive analysis. Results: The identification of data analysis before the pursed
lip breathing exercise was carried out, it was found that the scale of the degree of shortness of 2
(moderate) with RR 24 x / minute and the results of the pursed lip breathing exercise that was
carried out for 1 day, found that the scale of the degree of shortness of 1 (mild) with RR 22 x /
minute. Conclusion: Pursed lip breathing can increase the effectiveness of breath patterns in
COPD patients. Suggestion: It is expected that COPD patients should be able to use pursed lip
breathing exercise to reduce shortness of breath independently, especially when shortness of breath
is mild to moderate.

Keywords: Pursed Lip Breathing Exercise, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 52


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah di Nusa Tenggara Timur
(PPOK) merupakan sekelompok (10.%) dan diikuti dengan Sulawesi
penyakit paru - paru yang memblokir Tengah (8%) pada urutan kedua,
aliran udara saat bernapas dan sedangkan di Provinsi Lampung
semakin sulit untuk bernapas. PPOK (1,6%) berada di urutan terakhir3.
merupakan penyebab utama
kematian di seluruh dunia. Berdasarkan hasil medical record
Kebanyakan PPOK disebabkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
merokok dalam jangka panjang, Jenderal Ahmad Yani Metro
sehingga pengobatan berfokus pada prevalensi PPOK pada bulan Januari
pengendalian gejala dan sampai Desember 2019
meminimalkan kerusakan lebih menunjukkan penyakit PPOK di
lanjut1. Ruang Paru menempati urutan kedua
dalam 10 besar penyakit terbanyak
Berdasarkan World Heatlh yaitu berjumlah 197 orang sementara
Organization (WHO) Penyakit Paru yang menempati urutan pertama
Obstruktif Kronik (PPOK) yaitu TB paru berjumlah 352 orang4.
merupakan salah satu penyakit yang
telah menyebabkan 251 milliyar Faktor risiko yang dapat
orang meninggal pada tahun 2016 menyebabkan PPOK cukup banyak
dan 3.17 milliyar pada tahun 2015 diantaranya penyebab utamanya
dan >90 % kematian akibat PPOK adalah merokok atau asap rokok.
terjadi di negara berpenghasilan Senyawa zat berbahaya yang ada
rendah sampai menengah2. didalam rokok menstimulus produksi
batuk, mukus berlebih, merusak
Prevalensi PPOK di Indonesia fungsi silia, serta kerusakan
mengacu pada hasil Riskesdas tahun bronkiolus dan dinding alveolus.
2013. Prevalensi PPOK di Indonesia Faktor lainnya seperti polusi udara,
(3.8%). Prevalensi PPOK perokok pasif, riwayat infeksi
berdasarkan Provinsi urutan pertama saluran napas, dan keturunan serta

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 53


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

terhadap beberapa polusi industri di Pursed Lip Breathing Exercise


tempat kerja. Hal tersebut dapat (PLB) adalah suatu latihan menarik
mengakibatkan kelainan pada saluran napas (inspirasi) secara biasa
pernapasan bagian bawah dan beberapa detik melalui hidung
pembuluh darah paru yang akan dengan mulut mengatup, kemudian
menyebabkan dispnea (kesulitan mengeluarkan napas (ekspirasi)
bernapas) yang merupakan keluhan pelan-pelan melalui mulut dengan
utama pada pola napas tidak efektif5. posisi seperti bersiul7.

Pola napas tidak efektif adalah Menurut Bakti pursed lip breathing
proses inspirasi dan atau ekspirasi exercise yang dilakukan pada 30
yang tidak memberikan ventilasi responden pasien PPOK di Balai
adekuat yang ditandai dengan Besar Kesehatan Paru Masyarakat
masalah utama dispnea serta faktor (BBKPM) Surakarta dengan
lainnya yaitu kapasitas vital dilakukan penerapan sehari 1 kali
menurun, tekanan ekspirasi dan atau dalam 5 kali pengulangan
inspirasi menurun serta pola napas menunjukkan bahwa terdapat
abnormal6. Pola napas tidak efektif pengaruh pursed lip breathing
dapat diatasi dengan beberapa exercise terhadap penurunan tingkat
penatalaksanaan keperawatan seperti sesak napas pada Penyakit Paru
relaksasi napas dalam, batuk efektif, Obstruktif Kronik (PPOK)9.
fisioterapi dada, pursed lip breathing
exercise, dan penatalaksanaan Menurut Silalahi dan Siregar tentang
keperawatan lainnya7. pemberian pursed lip breathing
exercise yang dilakukan pada 8
Salah satu intervensi keperawatan responden pasien PPOK di RSU
mandiri pada PPOK yang dapat Royal Prima Medan 2018
dilakukan yaitu dengan cara terapi menunjukkan bahwa terdapat
pursed lip breathing exercise untuk pengaruh pursed lip breathing
mengurangi sesak napas pada pasien exercise terhadap penurunan sesak
PPOK8.

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 54


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

napas setelah dilakukan terapi pursed HASIL


lip breathing exercise10. Penerapan ini dilakukan pada pasien
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Tujuan penerapan pursed lip (PPOK) yang mengalami pola napas
breathing exercise adalah untuk tidak efektif yaitu pada 1 orang
mengatasi masalah keperawatan pola sampel dengan masalah keperawatan
napas tidak efektif pada pasien pola napas tidak efektif pada tanggal
penyakit paru obstruktif kronis 30 Juni 2020 di Laboratorium
(PPOK). Keperawatan Akper Dharma Wacana
Metro.
METODE
Desain penelitian karya tulis ilmiah Gambaran karakteristik pasien serta
ini menggunakan desain stadi data-data yang ditetapkan pada saat
kasus11. Subyek yang digunakan pengkajian sesuai dengan tahapan
dalam studi kasus yang diambil yaitu rencana penerapan adalah sebagai
dengan pasien Penyakit Paru berikut Riwayat kesehatan
Obstruktif Kronis (PPOK) yang sebelumnya: pasien nyeri ulu hati
terdiri dari 1 pasien yang mengalami dengan skala nyeri 4. Keluhan saat
masalah keperawatan ini: pasien sesak napas, batuk
ketidakefektifan pola napas. berdahak ± 1 minggu, tidak ada
Instrumen yang digunakan dalam wheezing, suara napas ronkhi.
pengumpulan data menggunakan Pengkajian tanda-tanda vital : TD
lembar observasi dan lembar standar 140/70 mmHg, nadi 114 x/menit, RR
operasional prosedur (SOP) dalam 24 x/menit, SpO2 98% dan
melakukan tindakan penerapan mendapatkan terapi obat: IFVD
pursed lip breathing exercise. Asering 15 Tpm / 24 jam / IV,
Pengkajian pengukuran intensitas Omeprazole 40 mg / 24 jam /IV,
pernapasan mengacu pada skala Azithromycin 500 mg / 24 jam /
sesak Medical Research Council Oral, Terasma 2.5 mg / 12 jam /
(MRC) dan Respiratory Rate (RR). Oral. Retaphyl SR 300 mg / 24 jam /

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 55


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Oral, Nebu (Combivent : Pulmicort) derajat sesak 1 kategori sesak ringan


1 mg : 2.5 mg / 8 jam. dengan RR 22 x/menit.

Pursed lip breathing exercise PEMBAHASAN


dilakukan pada saat pasien merasa PPOK merupakan sekelompok
tidak nyaman ketika bernapas dan penyakit paru-paru yang memblokir
dilakukan pada pasien Penyakit Paru aliran udara saat bernapas dan
Obstruktif Kronik (PPOK). semakin sulit untuk bernapas. PPOK
merupakan penyebab utama
Pursed lip breathing exercise kematian di seluruh dunia1.
memiliki beberapa bermanfaat
meningkatkan keefektifan pola Pada pemeriksaan fisik dengan
napas, meredakan sesak napas serta pasien PPOK, adanya peningkatan
merileksasikan otot pernapasan. usaha dan frekuensi pernapasan,
Intervensi ini dilakukan sampai 5 serta penggunaan otot bantu
kali pelaksanaan terapi pursed lip pernapasan (sternokleidomastoid).
breathing exercise dengan durasi ± Pada saat inspeksi, dapat terlihat
35 detik. Sebelum penulis melakukan klien mempunyai bentuk dada barrel
tindakan penerapan, penulis chest akibat udara yang
melakukan pemeriksaan fisik serta terperangkap, penipisan massa otot,
pengkuran tingkat derajat sesak bernapas dengan bibir yang
menggunakan skala MRC dan dirapatkan, dan pernapasan abnormal
respiratory rate (RR). yang tidak efektif. Pengkajian batuk
produktif dengan sputum purulen
Adapun hasil pengkajian sebelum dan dispnea terjadi pada saat
dilakukan penerapan Tn.Z beraktivitas bahkan pada aktivitas
mengalami sesak napas dengan skala kehidupan sehari-hari. Kemudian
derajat sesak 2 kategori sesak sedang pada pemeriksaan auskultasi
dengan RR 24 x/menit. Sedangkan didapatkan adanya bunyi napas
setelah dilakukan penerapan ronkhi dan wheezing sesuai tingkat
didapatkan hasil pengukuran skala

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 56


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

keparahan obstruktif pada Pada pasien PPOK mengalami sesak


bronkiolus12. napas dan penurunan oksigenasi
tubuh karena pola napas tidak
PPOK merupakan kelainan dengan efektif13. Pola napas tidak efektif
kemajuan lambat yang membutuhkan merupakan inspirasi dan atau
waktu bertahun-tahun untuk ekspirasi yang tidak memberikan
menunjukkan awitan (onset) gejala ventilasi yang adekuat yang ditandai
klinisnya seperti kerusakkan fungsi dengan masalah utama dispnea
paru. PPOK juga dianggap sebagai (kesulitan bernapas) serta kapasitas
penyakit yang berhubungan dengan vital menurun, fase ekspirasi
interaksi genetik dengan lingkungan memanjang dan pola napas
seperti merokok, polusi udara, dan abnormal6.
paparan tempat kerja (terhadap batu
bara, kapas, dan padi-padian) Pursed Lip Breathing Exercise
merupakan faktor risiko penting merupakan suatu latihan menarik
terjadinya PPOK12. napas (inspirasi) secara biasa
beberapa detik melalui hidung
Dengan demikian pada subyek untuk dengan mulut mengatup, kemudian
penyakit PPOK terjadi tidak secara mengeluarkan napas (ekspirasi)
tiba-tiba melainkan dalam rentang pelan-pelan melalui mulut dengan
waktu yang lama sampai tahunan. posisi seperti bersiul. Pursed Lip
Faktor risiko lainnya penyebab dari Breathing Exercise dilakukan dengan
PPOK yaitu bertambahnya usia maka atau tanpa kontraksi otot abdomen
kelainan ini cenderung akan bersifat selama ekspirasi9. Pursed lip
menetap terutama pada usia tua13. breathing dapat memperlambat
Usia mayoritas berusia 40-45 tahun kecepatan pernapasan dan membantu
sebayak 6 orang (78%), minoritas mempertahankan jalan napas terbuka
berusia 50-55 tahun sebanyak 1 selama ekshalasi dengan menjaga
orang (11%) dan usia 30-35 tahun tekanan positif dijalan napas serta
sebanyak 1 orang (11%)10. pernapasan abdomen dapat
meredakan kerja otot aksesoris

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 57


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

pernapasan5. Latihan pernapasan ini bahwa dalam pelaksanaan penerapan


juga dapat mengurangi frekuensi pada pasien PPOK bahwa pursed lip
pernapasan, menjadikan pola napas breathing exercise mampu
efektif, mengurangi sesak napas, meningkatkan keefektifan pola napas
serta mampu meningkatkan dalam menurunkan tingkat sesak
pemenuhan oksigenasi manusia napas.
khususnya pada pasien PPOK13.

Pursed lip breathing exercise DAFTAR PUSTAKA


merupakan salah satu bentuk terapi 1. Kemeskes RI. (2018). Direktorat
yang efektif untuk memperbaiki Jenderal Pelayanan Kesehatan :
penurunan sesak napas, selain Penyakit Paru Obstruktif Kronik
mudah, terapi teknik napas dalam ini (PPOK)
juga tidak memerlukan tempat yang 2. WHO. (2017). Chronic
luas dan alat yang tidak mahal Obstructive disease (COPD),
sehingga cocok dilakukan oleh diunduh pada 08 Maret 2019,
semua orang terutama pada pasien dari<https://www.who.int/news-
PPOK10. room/fact-sheets/detail/chronic-
obstructive-pulmonary-disease-
Dengan demikian pursed lip (copd)>
breathing exercise mampu 3. Riskesdas. (2013). Riset
meningkatktifan keefektifan pola Kesehatan Dasar. Badan
napas dalam menurunkan tingkat Penelitian dan Pengembangan
derajat sesak napas terhadap pasien Kesehatan Kementerian
PPOK. Keberhasilan tindakan itu Kesehatan. RI.
tidak terlepas dari pemberian terapi 4. Medical Record. (2019). RSUD
obat untuk pasien PPOK. Jenderal Ahmad Yani Metro
5. Black, J.M., & Hawks, J.H.
KESIMPULAN (2014). Keperawatan Medikal
Berdasarkan hasil uraian penerapan Bedah : Manajemen Klinis untuk
diatas dapat diambil kesimpulan

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 58


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 11. Setiadi. (2013). Konsep dan


Jilid 3. Jakarta: Salemba Medika Praktik Penulisan Riset
6. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Keperawatan Edisi 2.
(2016). Standar Diagnosis Yogyakarta: Graha Ilmu
Keperawatan Indonesia : 12. Tabrani, R. (2010). Ilmu Penyakit
Definisi dan Indikator Diagnostik Paru. Jakarta: TIM
Edisi I. Jakarta Selatan: Dewan 13. Qamila, et al. (2019). Efektivitas
Pengurus Pusat Persatuan Teknik Pursed Lip Breathing
Perawat Nasional Indonesia Pada Pasien Penyakit Paru
7. Mubarak, W.I et al. (2015). Buku Obstruktif Kronik (PPOK).
Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Jurnal Kesehatan, Vol 12, No.2
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
8. Fauzi, R. (2018). Asuhan
Keperawatan Pasien PPOK
dengan Masalah Keperawatan
9. Ketidakefektifan Pola Napas di
Ruang Cendana Rumah Sakit
Prof.Dr.Magono Soekardjo.
Purwokerto: Karya Ilmiah Akhir
Ners STIKES Muhammadiyah
Gombong
10. Silalahi, K., & Siregar, T. H.
(2018). Pengaruh Pursed Lip
Breathing Exercise Terhadap
Penurunan Sesak Napas pada
Pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) Di RSU Royal
Prima Medan. Jurnal
Keperawatan Priory, Vol 2, No.1
ISSN 2614-4719

Endrianti, Penerapan Pursed Lips… 59

Anda mungkin juga menyukai