MUSDALIPA
NPM: 2260311011
MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
TAHUN 2023
LATAR BELAKANG
Asma adalah gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri
bronkospasme periodic (kontraksi spasme pada spasme saluran pernafasan).
Bronkus mengalami inflamsi atau peradangan dan hiperresponsif sehingga
saluran nafas menyempit dan menimbulkan kesulitan dalam bernafas. Asma
adalah penyakit obtruksi saluran pernafasan yang bersifat reversible dan
berbeda dari obstruksi saluran pernafasan lain seperti pada penyakit
bronchitis yang bersifat irreversible dan berkelanjutan (Saktya, 2018).
Teknik Pursed Lip Breathing adalah teknik yang dapat meningkatkan
asupan oksigen ke paru- paru dan jaringan tubuh. Peningkatan kadar oksigen
dapat dilakukan dengan latihan Pursed Lip Breathing. Dalam menangani
ketidak efektifan jalan nafas pada penderita asma bronhciale terutama pada
anak-anak yang bisa dilakukan tanpa butuh biaya tambahan dan obat-obatan
serta dapat dilakukan dalam keadaan sesak atau tidak guna menjaga asupan
oksigen diparu-paru. (Sachdewa, Shaphe, dan Mahajan, 2013)
Sebagai petugas kesehatan professional perawat mempunyai peranan dalam
membantu pasien asma mempunnyai self care agency dimana perawat
berperan dalam supportive educative terkait rehabilitasi paru. Maka dari itu
penyusun tertarik untuk membuat Makalah Evidance Based Nursing Practice
mengenai “Pengaruh Pernafasan Pursed Lip Breathing Pada Penderita Asma”
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah penelitian literature review
menggunakan metode PICO. Metode PICO terdiri dari population,
intervention, comparison, dan outcome. Berikut ini tabel rumusan
masalah sesuai dengan metode PICO
PICO
P Penderita Asma
C -
O Perbaikan Pernafasan
Tabel 1.1
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah “Apakah Pengaruh Teknik Pernafasan Pursed Lip Breathing
Pada Penderita Asma?”
Patofisiologi asma
Kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema, dan
inflamasi dinding bronkus mengakibatkan obstruksi saluran napas
pada asma. Pada masa ekspirasi, obstruksi akan bertambah berat
karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut
(Setiati et al., 2017). Jalan napas pada kondisi inflamasi persisten
pada asma. Berbagai faktor dapat memicu respon inflamasi akut,
selama sel nflamasi yang tinggal berinteraksi dengan mediator
inflamasi, sitokin dan sel inflamasi menginfiltrasi tambahan. Pemicu
umum pada serangan asma akut diantaranya adalah pajanan terhadap
allergen, infeksi saluran napas, latihan, iritan yang di inhalasi, dan
kekecewaan emosi (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016).
Klasifikasi Asma
Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat
dan tingkat kontrol. Menurut derajat beratnya, asma
dibedakan menjadi empat kategori yaitu intermiten,
persisten ringan, persisten sedang, dan persisten
berat. Berdasarkan kontrol, klasifikasi asma dapat
dibedakan menjadi asma terkontrol, terkontrol
parsial, dan tidak terkontrol (Tanto, Liwang,
Hanifati, & Pradipta, 2018).
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Beberapa tanda ketika terjadi
serangan asma yaitu sensasi subjektif kekakuan dada,
batuk, dispnea dan mengi. Takikardi, takipnea, dan
ekspirasi yang lama merupakan hal umum yang terjadi
ketika serangan. Pada saat auskultasi terdengar mengi
pada serangan yang lebih hebat terjadi penggunaan
otot aksesoris pernapasan, retraksi interkostal, mengi
yang kencang, dan ditemukan suara napas jauh
(LeMone et al., 2016).
Definisi Pursed lip breathing (PLB)
Kesimpulan
Untuk melihat efek latihan pernapasan pursed lip breathing pada pasien asma
bronchial dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pursed Lip Breathing dapat meningkatkan kemampuan arus puncak ekspirasi
secara significant
Latihan Pursed Lip Breathing memberikan hasil yang positif terhadap
penurunan Respirasi Rate secara significant
Pursed Lip Breathing dapat meningkatkan secara significant terhadap
perubahan saturasi oksigen selama 5 minggu
Saran
Diharapkan perawat yang bertugas dapat selalu mendemonstrasikan tindakan
Pursed Lip Breathing pada pasien asma bronchial yang dating berkunjung di
klinik atau Rumah Sakit, pelayanan kesehatan diharapkan dapat menyediakan
standar operasional prosedur (SOP) dan dibuatkan dalam bentuk leaflet
mengenai pentingnya latihan Pursed Lip Breathing
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PURSED LIP BREATHING
8. Cara kerja Tahap kerja :
1. Nama kegiatan Teknik pernapasan Pursed Lip Breathing 1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang perasat yang akan di
lakukan dan minta izinnya.
2. Pengertian Pursed lip breathing (PLB) adalah teknik pernapasan yang terdiri dari
2. Lakukan diruang privasi, dan dekatkan alat yang akan
mengembuskan napas melalui bibir yang mengerut (mengerucut) dan
digunakan.
menghirup melalui hidung dengan mulut tertutup.Teknik ini diterapkan 3. Cuci tangan.
untuk,meredakan sesak napas dan meningkatkan pernapasan dalam, juga
disebut sebagai pernapasan perut atau diafragma.Tujuan PLB adalah
4. Atur posisi nyaman saat tindakan (posisi duduk)
menciptakan tekanan balik di dalam saluran udara untuk membukanya,
memindahkan udara dengan demikian membutuhkan lebih sedikit kerja. 5. Selanjutnya minta pasien menghirup Udara melalui hidung selama
(Black & Hawks, 2014). dua hitungan kemudian di hembuskan melalui mulut selama 4
hitungan dengan posisi mulut seperti mencucu atau meniup lilin
6. Lakukan berulang hingga pola nafas napasnya membaik
7. Setelah selesai rapikan pasien dan anjurkan pasien untuk
melakukan Pursed lip breathing kembali apabila terasa sesak
kembali
8. Bereskan dan bersihkan peralatan, simpan kembali pada
3. Tujuan sebagai penatalaksanaan nonfarmakologis (GOLD, 2017) (Olsson tempatnya.
& Swedberg, 2005). 9. Perawat Cuci tangan, dan dokumentasikan seluruh tindakan
Meningkatkan volume paru, meningkatkan oksigenasi, mempertahankan yaang dilakukan.
alveolus tetap mengembang, membantu membersihkan sekresi, Untuk
mempermudah proses pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran napas
dalam upaya meningkatkan kekuatan otot pernapasan yang terfokus pada
latihan ekspirasi.
4. Indikasi Apabila dalam aktifitas sehari-hari kita dapat kesulitan dalam menarik napas
seperti napas tersengal-sengal dan ada sesak.
9. Tahap terminasi :
5. Kontraindikasi 1. Hipertensi Tahap
2. Penyakit jantung terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
7. Tahap orientasi :
Persiapan
10. Hasil Dokumentasi :
pasien 1. Memberikan salam pada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 1. Catat tindakan yang telah dilakukan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 2. Waktu dan tanggal tindakan
3. Nama pasien dan usia
DAFTAR PUSTAKA
Eman Mahmoud Hafez Mohamed., Aml Ahmed Mohammed ELmetwaly.,
Maulana, Arief. (2020). Jurnal Epidemologi Kesehatan Indonesia. Vol. 4, No. 1 Juni 2020 e-ISSN:
2548-513X
Mendes, L. P., Moraes K. S, Hoffman, M., Vieira, D. S., Ribeiro-Samora, G. A., Lage, S.M., ...
Parreira, V.F. (2019). Effects of Diaphragmatic Breathing With and Without Pursed Lip Breathing
in Subjects Wiht COPD Respiratory Care, 64(2), 136-144 https://doi.org/10.4187/respcare.06319
Prasanna K. B., Sowmiya K. R. , Dhileeban C. M.(2015) Departments of Medicine, Community
Medicine and 2 Tagore Medical College and Hospital, Rathinamangalam, Chennai, Tamil Nadu,
India. Website: www.ijmedph.org DOI: 10.4103/2230-8598.151267
Utama, Saktya Yudha Ardhi. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.
Sleman: Budi Utama. Didapat dari https://books.google.co.id/books
Wijaya, Ardi dan Rijal Toyib. (2018). Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma Dengan
Menggunakan Algoritme Genetik (Studi Kasus RSUD Kabupaten Kepahiang) Jurnal Pseudocode,
Volume V Nomor 2, September 2018, ISSN 2355-5920
www.ejournal.unib.ac.id/index.php/pseudocode 1