Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PENGELOLAAN KASUS INDIVIDU

PURSED-LIPBREATHING

Di Susun Oleh :

Nama : Renal Zaenal Arif


NIM : KHGD 22038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARSA HUSADA
GARUT
2022
LATAR BELAKANG

Pursed lip breathing (PLB) adalah teknik pernapasan yang terdiri dari mengeluarkan

napas melalui bibir yang mengerut (kerucut) dan bernapas melalui hidung dengan mulut

tertutup. Dokter, perawat, ahli terapi fisik, ahli terapi okupasi, dan ahli terapi pernapasan

mengajarkan teknik ini kepada pasien mereka untuk meredakan sesak napas dan meningkatkan

pernapasan dalam, juga disebut sebagai pernapasan perut atau diafragma. Tujuan PLB adalah

untuk menciptakan tekanan balik di saluran udara untuk membukanya; udara yang bergerak

karenanya membutuhkan lebih sedikit kerja.Bernafas melalui bibir yang mengerucut baik

dalam pernapasan maupun inhalasi adalah salah satu tanda yang digunakan petugas kesehatan

untuk mendeteksi kemungkinan penyakit Asma pada pasien anak. Kanada menunjukkan

bahwa menggunakan PLB memiliki efek positif dalam mengobati gangguan terkait stres dan

kecemasan. Pernafasan eksfoliasi bibir juga dapat digunakan secara efektif selama serangan

asma untuk memperlambat pernapasan Anda, mengurangi kerja pernapasan, dan menenangkan

diri. Untuk bernafas di bibir, Anda harus menghirup hidung selama dua detik, lalu buang napas

perlahan melalui bibir yang berbentuk kerucut selama empat detik. Jika empat detik terlalu

lama, buang napas saja selama dua kali Anda bernapas (wahyono, 2019).

Teknik pernapasan melalui mulut yang terkontrol dan teratur ini tidak hanya bermanfaat

untuk mereka dengan penyakit pada paru-paru, melainkan juga bermanfaat untuk semua orang

pada umumnya. Teknik pernapasan melalui mulut mengerucut ini dapat membantu

meningkatkan serta mengendalikan sistem pernapasan secara penuh. Adapun beberapa

manfaat Pursed Lip Breathing adalah sebagai berikut:

▪ Mengatasi sesak napas.

▪ Membantu saluran udara terbuka lebih lama.

▪ Membantu mengeluarkan karbon dioksidan di dalam paru-paru secara penuh.


▪ Membantu paru-paru mendapatkan udara segar berupa oksigen lebih banyak.

▪ Menenangkan sistem saraf pusat.

▪ Mengurangi stres dan kecemasan.

Selain itu, Pursed Lip Breathing (PLB) atau teknik pernapasan memalui mulut ini juga

bermanfaat untuk mengencangkan bibir. Lebih dari itu, manfaat mempunyai kebiasaan Pursed

Lip Breathing (PLB) adalah membantu meningkatkan kendali atas pernapasan secara

keseluruhan, sehingga berbagai aktivitas termasuk olahraga untuk orang dengan penyakit paru-

paru pun tetap dapat dilakukan secara normal.

PENGERTIAN

Pursed lip breathing (PLB) adalah teknik pernapasan yang terdiri dari mengeluarkan

napas melalui bibir yang mengerut (kerucut) dan bernapas melalui hidung dengan mulut

tertutup. Pursed-lip breathing adalah teknik pernapasan yang dilakukan perlahan dan terkontrol

dengan menghirup udara dari hidung dan menghembuskannya melalui mulut. Latihan

pernapasan pursed lip kan mengoptimalkan kinerja paru-paru di saat bersamaan. Artinya, Anda

tidak perlu bekerja keras untuk bernapas secara optimal. Itulah sebabnya, pursed lip breathing

sangat membantu pasien yang bermasalah dengan paru-paru seperti asma, fibrosis paru, dan

termasuk pada bagian dari pengobatan penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK (Azelia,

2016). Adapun manfaat yang dihasilkan yaitu :

1. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja

pernafasan.

2. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas.

3. Mencegah pola aktifitas otot pernafasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi

pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap, serta mengurangi kerja bernafas.


ETIOLOGI
Etiologi adalah istilah yang digunakan untuk mengacu pada sebab dari gangguan

Kesehatan atau penyakit tertentu. Etiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang

sebab penyakit tertentu. Dan penyakit yang sering dikaji dalam etiologi adalah permasalahan

pada paru-paru. Dilakukannya pursed lip breathing dalam yaitu untuk mengatasi penyebab

dari:

1. Sesak nafas

2. Asma

3. Tersumbatnya saluran pernapasan

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan fisiologis yang

diakibatkan oleh proses patologi. Patologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari penyakit yang

disebabkan oleh perubahan struktur dan fungsi dari sel dan jaringan tubuh. Pasalnya, golongan

penyakit pada paru-paru tersebut sangat memengaruhi sistem pernapasan sehingga pasien perlu

untuk memahami dan mengerti bagaimana menerapkan teknik pernapasan PLB. Diharapkan,

pasien penyakit paru-paru dapat mencegah sekaligus mengatasi gejala yang kerap ditimbulkan

seperti sesak napas, batuk, mengi, dan gejala pada gangguan sistem pernapasan lainnya. Teknik

pursed lip breathing dalam dipercaya dapat mengatasi sesak nafas melalui mekanisme yaitu

meningkatkan pengeluaran karbondioksida dan meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan

membantu menyeimbangkan homestatis (Adhitya, 2015).


TANDA DAN GEJALA

Teknik pernapasan dengan mengerucutkan bibir atau Pursed Lip Breathing tidak

mempunyai risiko atau dampak negatif apapun. Kendati demikian, pastikan melalukan teknik

pernapasan ini dengan baik dan benar. Bila perlu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter

atau ahli terapis sebelum memulai menerapkan teknik pernapasan ini. Apabila terjadi

penurunan fungsi paru-paru saat melalukan Pursed Lip Breathing (PLB) secara drastis, segera

beritahu dokter (Sebastian, 2021).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Melakukan uji fungsi paru meliputi spirometri sederhana, pengukuran volume paru

formal, kapasitas difusi karbon monoksida (CO) dan gas darah arteri. Uji fungsi paru digunakan

untuk mengukur dan merekam 4 komponen paru yaitu saluran napas (besar dan kecil),

parenkim paru (alveoli, interstitial), pembuluh darah paru dan mekanisme pemompaan

Menerapkan teknik pernapasan melalui mulut atau Pursed Lip Breating (PLB) ini dapat

dilakukan setiap saat dan sangat dianjurkan menjadi suatu kebiasaan. Berikut cara melakukan

teknik pernapasan melalui mulut atau Pursed Lip Breathing (PLB):

▪ Posisikan tubuh senyaman mungkin dengan posisi punggung tegak atau bisa juga

dengan berbaring.

▪ Kedua bahu usahakan sereleks mungkin dan jangan ada ketegangan di sendi mana pun.

▪ Tarik napas panjang melalui hidung kurang lebih dua hingga tiga detik dan pastikan

perut terisi penuh dengan udara.

▪ Selama proses menghirup udara, mulut harus terturup. Diamkan beberapa saat udara di

dalam tubuh.
▪ Keluarkan atau hembuskan udara dari dalam tubuh secara perlahan melalui mulut.

Usahakan mulut mengerucut saat menghembuskan udara.

▪ Ulangi menghirup udara melalui hidung dan hembuskan melalui mulut secara teratur

sebanyak beberapa kali.

Waktu untuk menghirup udara dapat ditingkatkan hingga empat detik atau lebih tergantung

kemampuan.

PATHWAY

Pasien ASMA Obstruksi Kesulitan saat


Jalan Napas eksperimen

Arus Puncak
Ekspirasi
Faktor yang mempengaruhi APE : Arus Puncak
Ekspirasi
2. Faktor Host
- Jenis Kelamin
- Umur
- Tinggi badan
1. APE meningkat
2. APE tetap
Faktor yang mempengaruhi APE : 3. APE menurun
1. Faktor Lingkungan
- Kebiasaan merokok
- Polusi udara
- Infeksi
- Penggunaan nebulasi
PENGKAJIAN

Menurut(Somantri, 2012) fokus pengkajian yang dikaji pada pasien PPOK adalah:

a. Biodata

Data Biografi : nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, nama

penanggung jawab dan catatan kedatangan.

b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama: keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien

mencari pertolongan atau berobat kerumah sakit. Keluhan utama pada pasien PPOK

yaitu sesak napas.

2. Riwayat penyakit sekarang : pasien PPOK diawali batuk, produksi sputum

meningkat, sesak napas, mengi dan ronki pada saat ekspirasi

c. Data fisiologis, respirasi, nutrisi atau cairan, eliminasi, aktivitas atau istirahat,

reproduksi, perilaku dan lingkungan. Pada klien dengan gangguan pola nafas tidak

efektif dalam kategori fisiologis dengan subkategori respirasi, perawat harus mengkaji

data mayor dan minor yang tercantum dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia (2016) yaitu :

1. Tanda dan gejala mayor

Subyektif : dyspnea

Obyektif : Penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola

napas abnormal

2. Tanda dan gejala minor

Subyektif : Ortopnea
Obyektif : Pernapasan pursed-lips, pernapasan cuping hidung, diameter thoraks

anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun,

tekanan ekspirasi menurun, ekskursi dada berubah.

DIAGNOSE KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan bertujuan untuk megidentifikasi respon klien individu, keluarga

atau komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan Kesehatan. Diagnosa keperawatan

dalam masalah ini gangguan pola napas tidak efektif. Dalam standar diagnosis keperawatan

Indonesia gangguan pola napas tidak efektif termasuk kedalam kategori fisiologis dan

subkategori respirasi. Penyebab dari gangguan pola napas tidak efektif adalah adanya

hambatan upaya napas, hipoventilasi dan kelelahan otot pernapasan. Adapun gejala dan tanda

mayor dari gangguan pola napas tidak efektif adalah subyektif yaitu dyspnea, obyektif yaitu

penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal. Gejala

dan tanda minor dari gangguan pola napas tidak efektif secara subyektif adalah ortopnea.

Secara obyektif adalah pernapasan pursed-lips, pernapasan cuping hidung, diameter thoraks

anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan

ekspirasi menurun, ekskursi dada berubah (PPNI, 2016). Salah satu gejala klinis dari gangguan

pola napas tidak efektif adalah PPOK.

FOCUS INTERVENSI

Focus intervensi Teknik Pursed Lip Breating dapat diterapkan untuk pasien yang menderita

penyakit paru-paru yang salah satunya berfungsi untuk mengatasi pernafasan yang sesak.

Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas diagnosa

keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi serta merumuskan
intervensi serta aktivitas keperawatan. Berikut ini adalah intervensi untuk klien dengan

gangguan pola napas tidak efektif :

1. Masalah keperawatan : gangguan pola napas tidak efektif

2. Tujuan keperawatan yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali 24 jam

dengan Nursing Outcome Classification :

a. Respiratory status: ventilation

Status pernapasan ventilasi adalah volume udara yang bergerak masuk dan keluar

dari hidung atau mulut pada proses bernapas.

b. Respiratory status : Ariway Patency

Status pernapasan dimana saluran udara trakeobronkial yang terbuka dan lancar

untuk pertukaran udara.

c. Vital sign status

Tanda-tanda vital adalah pemeriksaan tekanan darah, temperature, frekuensi nadi

dan frekuensi napas dimana nilai ini akan menentukan tingkat keparahan dari suatu

penyakit.

(Wiguna, 2018).

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya. (2015). PENGARUH PURSED LIP BREATHING EXERCISE TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT SESAK NAPAS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI

KRONIK (PPOK) DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

(BBKPM) SURAKARTA. eprints.ums.

Azelia. (2016). SehatQ. Retrieved from Olahraga: https://www.sehatq.com/artikel/teknik-

pursed-lip-breathing
Sebastian, I. (2021). Home Care. Retrieved from Kesehaan Umum:

https://mhomecare.co.id/blog/pursed-lip-breathing/

wahyono, W. (2019). Penerapan Teknik pernapasan pursed lip breathing terhadap

ketidakefektivan pola nafas pada pasien anak dengan Asma Bronchiale di Puskesmas

Cecar.

Wiguna, I. K. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Prosedur Latihan

Pernafawan Pursed Lips Breathing (PLB) Untuk Mengatasi POla Napas Tidak Efektif

Pada Penyakit PPOK. repository.poltekkes-denpasar.

Anda mungkin juga menyukai