Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN EVIDANCE BASED PRACTICE

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS RIAU

KEPERAWATAN ANAK

Nama : Velisia Dwi Puspita Ardi

NIM : 1611116179

Ruangan : Puskesmas

1. Judul Penelitian :Aromaterapi Peppermint terhadap Masalah Keperawatan


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Anak dengan
Bronkopneumonia
2. Penelitian oleh : Sherly Amelia, Rola Oktorina, Niko Astuti
3. Tujuan penelitian : Mengetahui pengaruh aromaterapi peppermint terhadap bersihan
jalan napas tidak efektif pada pasien anak usia 1-5 tahun dengan
bronkopneumonia di RSUD Padang Panjang.
4. Metode : Quasi Eksperimen One Group Pretest-Posttest Design
5. Hasil yang diukur : pengaruh aromaterapi peppermint terhadap bersihan jalan napas
anak dengan bronkopneumonia
6. Hasil : Terdapat pengaruh aromaterapi peppermint terhadap masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien
anak usia 1-5 tahun dengan bronkopneumonia
7. Kesimpulan : berdasarkan hasil analisis data dilakukan pada penelitian ni
tentang pengaruh aromaterapi peppermint terhadap masalah
keperwatan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien anak

1-5 tahun dengan bronkopneumonia maka didapatkan bahwa


aromaterapi peppermint dapat dijadikan terapi nonfarmakologi
untuk mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan
jalan napas pada anak dengan bronkopneumonia.
8. Analisis keterkaitan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalah kasus :
Ketika minyak esensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan meransang sistem
limbik di otak. Sistim limbik adalah daerah yang mempengaruhi emosi dan memori serta
secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian
tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress, memori, keseimbangan
hormone dan pernafasan. Aromaterapi peppermint mengandung menthol sehingga sering
digunakan juga sebagai bahan baku obat flu. Aromaterapi peppermint akan membantu
mengobati infeksi akibat serangan bakteri. Karena aromaterapi peppermint memiliki sifat
antibakteri. Aromaterapi peppermint akan melonggarkan bronkus sehingga akan
melancarkan pernafasan. Untuk melegakan pernafasan dapat menghirup aromaterapi
peppermint secara langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian aromaterapi peppermint dengan inhalasi sederhana terhadap masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak usia 1-5 tahun dengan
bronkopneumonia, dimana terjadi penurunan pada frekuensi nafas dan pengurangan pada
akumulasi sputum.
Format SOP

1. Definisi Tindakan
Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologi atau komplementer untuk
mengatasi bersihan jalan nafas. Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan
menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan
psikologi sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka molekul akan
masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik adalah daerah yang
mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar
hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan
darah, stress memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan.
2. Tujuan Tindakan
Terapi ini dapat mengatasi permasalah keperawatan bersihan jalan napas pada anak
dengan bronkopneumonia.
3. Alat dan Bahan dibutuhkan:
a. Alat Inhalasi
b. Aromaterapi peppermint
c. Air hangat
d. Tisu
4. Prosedur yang dilakukan

No. Kegiatan
1. Tahap pra interaksi
 Mengecek catatan medis
 Memvalidasi perasaan perawat
 Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
 Memberi salam
 Memperkenalkan diri, memvalidasi pasien, menanyakan
keadaan pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Memberikan kesempatan pada orang tua pasien untuk
bertanya.
3. Tahap Kerja
 Mencuci tangan dan memakai handscoon
 Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
 Mendekatkan peralatan Inhalasi ke bed pasien
 Mengisi gelas dengan air poanas dan teteskan 2 tetes aroma
terapi ke dalam gelas yang berisi air panas
 Menghidupkan dari alat inhalasi
 setelah sudah 20 menit stop menghirup aroma terapi
 Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
 Bereskan alat
 Buka handscoon dan mencuci tangan

4. Tahap Terminasi
 Evaluasi tindakan
 Evaluasi posisi yang ditetapkan
 Evaluasi kenyamanan pasien
 Mengontak waktu untuk pertemuannya berikutnya
 Mencuci tangan
5. Domentasi
 Tindakan dalam catatan keperawatan
 Nama dan paraf perawatan
LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

1. Judul Penelitian : Pengaruh latihan Pursed Lips Breathing terhadap perubahan RR


Pasien Pneumonia di RSUD Lawang
2. Penelitian oleh : Rizky Amalia Ulul Azizah, Tri Nataliswati, Ririn Anantasari
3. Tujuan penelitian :untuk mengetahui efek latihan Pursed Lips Breathing pada
perubahan RR pada pasien pneumonia di ruang flamboyan RSUD
Lawang.
4. Metode : Quasi Experimental dengan tipe metode Non equivalent Control
Group
5. Hasil yang diukur : Pengaruh latihan Pursed Lips Breathing terhadap perubahan RR
Pasien Pneumonia
6. Hasil : Hasil menunjukkan bahwa ada efek dari latihan Pursed Lips
Breathing dalam perubahan RR di pasien dengan pneumonia (nilai

0.02).
7. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
diberikan pursed lips breathing pada pasien pneumonia di
kelompok perlakuan selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari pagi
dan sore dalam waktu 3 hari, kelompok perlakuan yang perubahan
RR di atas normal menurun. Didapatkan perbedaan antara
sebelum dan sesudah pemberian pursed lips breathing pada
kelompok perlakuan di RSUD Lawang, sehingga ada pengaruh
pemberian latihan pursed lips breathing terhadap peru-bahan RR
pasien pneumonia di RSUD Lawang.
8. Analisis keterkaitan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalah kasus :
Pursed Lips Breathing ber-manfaat untuk meningkatkan pengembangan alveolus pada
setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat dan dapat membantu mendorong
secret pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal.
Latihan pernapasan dengan Pursed Lips Breathing ini memiliki tahapan yang dapat mem-
bantu menginduksi pola pernapassan lambat, mem-perbaiki transport oksigen, membantu
pasien me-ngontrol pernapasan dan juga melatih otot respirasi, dapat juga meningkatkan
Pertukaran gas O2 dan CO2 terjadi di kapiler darah, yang disebabkan oleh inflamasi
alveoli yang dipenuhi oleh cairan yang membuat tubuh sulit untuk mendapatkan oksigen
sehingga pertukaran gas tidak dapat dilakukan dengan maksimal, Penimbunan cairan di
antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida.
Format SOP

1. Definisi Tindakan
Salah satu terapi non farmakologi yang diberikan adalah dengan latihan Pursed Lips
Breathing. Pursed Lips Breathingt diberikan untuk membantu meng-atasi ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada pasien dengan pneumonia dengan cara meningkat-kan
pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat dan
dapat membantu mendorong secret pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi
pola napas menjadi normal.
2. Tujuan tindakan
a. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernafasan.
b. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
c. Mencegah pola aktifitas otot pernafasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap, serta mengurangi kerja bernafas
3. Alat yang dibutuhkan
a. jam tangan berdetik yang berfungsi untuk mengukur RR
4. Prosedur tindakan

No. Kegiatan
1. Tahap pra interaksi
 Mengecek catatan medis
 Memvalidasi perasaan perawat
 Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
 Memberi salam
 Memperkenalkan diri, memvalidasi pasien, menanyakan
keadaan pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Memberikan kesempatan pada orang tua pasien untuk
bertanya.
3. Tahap Kerja
 Mengatur posisi pasien dengan duduk ditempat tidur atau
kursi
 Menginstruksikan pasien untuk rileks dengan melemaskan
otot-otot leher dan bahu
 Meletakkan satu tangan pasien di abdomen (tepat dibawah
proc.sipoideus) dan tangan lainnya ditengah dada untuk
merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas
 Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai
dada dan abdomen terasa terangkat maksimal lalu jaga mulut
tetap tertutup selama inspirasi dan tahan nafas selama 2 detik
 Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit
terbuka sambil mengkontraksikan otot – otot abdomen selama
4 detik Menginstruksikan pasien untuk melakukan Pursed
Lips Breathing selama 10 menit, tiap siklus sebanyak 6 kali
pernapasan dengan jeda antar siklus 2 detik, kemudian
mengevaluasi kondisi responden setelah dilakukan intervensi
 Pursed Lips Breathing dilakukan 3 kali dalam sehari (pagi,
sore, malam) selama 3 hari berturut-turut

4. Tahap Terminasi
 Evaluasi tindakan
 Evaluasi posisi yang ditetapkan
 Evaluasi kenyamanan pasien
 Mengontak waktu untuk pertemuannya berikutnya
 Mencuci tangan
5. Domentasi
 Tindakan dalam catatan keperawatan
 Nama dan paraf perawatan

Anda mungkin juga menyukai