UNIVERSITAS RIAU
KEPERAWATAN ANAK
NIM : 1611116179
Ruangan : Puskesmas
1. Definisi Tindakan
Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologi atau komplementer untuk
mengatasi bersihan jalan nafas. Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan
menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan
psikologi sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka molekul akan
masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik adalah daerah yang
mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar
hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan
darah, stress memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan.
2. Tujuan Tindakan
Terapi ini dapat mengatasi permasalah keperawatan bersihan jalan napas pada anak
dengan bronkopneumonia.
3. Alat dan Bahan dibutuhkan:
a. Alat Inhalasi
b. Aromaterapi peppermint
c. Air hangat
d. Tisu
4. Prosedur yang dilakukan
No. Kegiatan
1. Tahap pra interaksi
Mengecek catatan medis
Memvalidasi perasaan perawat
Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
Memberi salam
Memperkenalkan diri, memvalidasi pasien, menanyakan
keadaan pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Memberikan kesempatan pada orang tua pasien untuk
bertanya.
3. Tahap Kerja
Mencuci tangan dan memakai handscoon
Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
Mendekatkan peralatan Inhalasi ke bed pasien
Mengisi gelas dengan air poanas dan teteskan 2 tetes aroma
terapi ke dalam gelas yang berisi air panas
Menghidupkan dari alat inhalasi
setelah sudah 20 menit stop menghirup aroma terapi
Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
Bereskan alat
Buka handscoon dan mencuci tangan
4. Tahap Terminasi
Evaluasi tindakan
Evaluasi posisi yang ditetapkan
Evaluasi kenyamanan pasien
Mengontak waktu untuk pertemuannya berikutnya
Mencuci tangan
5. Domentasi
Tindakan dalam catatan keperawatan
Nama dan paraf perawatan
LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE
0.02).
7. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
diberikan pursed lips breathing pada pasien pneumonia di
kelompok perlakuan selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari pagi
dan sore dalam waktu 3 hari, kelompok perlakuan yang perubahan
RR di atas normal menurun. Didapatkan perbedaan antara
sebelum dan sesudah pemberian pursed lips breathing pada
kelompok perlakuan di RSUD Lawang, sehingga ada pengaruh
pemberian latihan pursed lips breathing terhadap peru-bahan RR
pasien pneumonia di RSUD Lawang.
8. Analisis keterkaitan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalah kasus :
Pursed Lips Breathing ber-manfaat untuk meningkatkan pengembangan alveolus pada
setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat dan dapat membantu mendorong
secret pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal.
Latihan pernapasan dengan Pursed Lips Breathing ini memiliki tahapan yang dapat mem-
bantu menginduksi pola pernapassan lambat, mem-perbaiki transport oksigen, membantu
pasien me-ngontrol pernapasan dan juga melatih otot respirasi, dapat juga meningkatkan
Pertukaran gas O2 dan CO2 terjadi di kapiler darah, yang disebabkan oleh inflamasi
alveoli yang dipenuhi oleh cairan yang membuat tubuh sulit untuk mendapatkan oksigen
sehingga pertukaran gas tidak dapat dilakukan dengan maksimal, Penimbunan cairan di
antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida.
Format SOP
1. Definisi Tindakan
Salah satu terapi non farmakologi yang diberikan adalah dengan latihan Pursed Lips
Breathing. Pursed Lips Breathingt diberikan untuk membantu meng-atasi ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada pasien dengan pneumonia dengan cara meningkat-kan
pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat dan
dapat membantu mendorong secret pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi
pola napas menjadi normal.
2. Tujuan tindakan
a. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernafasan.
b. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
c. Mencegah pola aktifitas otot pernafasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap, serta mengurangi kerja bernafas
3. Alat yang dibutuhkan
a. jam tangan berdetik yang berfungsi untuk mengukur RR
4. Prosedur tindakan
No. Kegiatan
1. Tahap pra interaksi
Mengecek catatan medis
Memvalidasi perasaan perawat
Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
Memberi salam
Memperkenalkan diri, memvalidasi pasien, menanyakan
keadaan pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Memberikan kesempatan pada orang tua pasien untuk
bertanya.
3. Tahap Kerja
Mengatur posisi pasien dengan duduk ditempat tidur atau
kursi
Menginstruksikan pasien untuk rileks dengan melemaskan
otot-otot leher dan bahu
Meletakkan satu tangan pasien di abdomen (tepat dibawah
proc.sipoideus) dan tangan lainnya ditengah dada untuk
merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas
Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai
dada dan abdomen terasa terangkat maksimal lalu jaga mulut
tetap tertutup selama inspirasi dan tahan nafas selama 2 detik
Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit
terbuka sambil mengkontraksikan otot – otot abdomen selama
4 detik Menginstruksikan pasien untuk melakukan Pursed
Lips Breathing selama 10 menit, tiap siklus sebanyak 6 kali
pernapasan dengan jeda antar siklus 2 detik, kemudian
mengevaluasi kondisi responden setelah dilakukan intervensi
Pursed Lips Breathing dilakukan 3 kali dalam sehari (pagi,
sore, malam) selama 3 hari berturut-turut
4. Tahap Terminasi
Evaluasi tindakan
Evaluasi posisi yang ditetapkan
Evaluasi kenyamanan pasien
Mengontak waktu untuk pertemuannya berikutnya
Mencuci tangan
5. Domentasi
Tindakan dalam catatan keperawatan
Nama dan paraf perawatan