Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN NEBULIZER PASIEN ASMA

BRONCHIAL

Disusun Oleh:
Kukuh Nurrohman, S.Kep
A32020057

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAHGOMBONG
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Analisa Kasus

Asuhan Keperawatan Pada An. Rdengan Asma Bronchial Dengan Masalah Keperawatan
Utama Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Di Ruang Anak

Di Rs Pku Muhammadiyah Gombong

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Kukuh Nurrohman, S. Kep


A32020057

Mengetahui,
Fasilitator

Ning Iswati, M. Kep


Nama Pasien / Usia : An. R / 3 Bulan 5 hari
Tanggal Masuk RS : 16 Januari 2016 pukul 09.20 WIB
Tanggal dan Jam Tindakan : 08 Januari 2019. Pukul 11:00 Wib
Diagnosa Medis : Asma Bronchial

1. Diagnosa Keperawatan (PE):


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
(bronkospasme) dan adanya penumpukan secret.
2. Data Subjekif:
Pasien mengatakan sedikit sesak dan batuk berdahak.
3. Data Objektif:
Observasi:
o Nadi: 132x/menit
o Pernafasan:38 x/menit
o Suhu: 36,4 Derajat Celcius
o Terdapat bunyi nafas ronkhi.
o Suara wheezing terdengar

4. Prosedur Nebulizer : Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


Tujuan tindakan tersebut dilakukan:Untuk membuat pernafasan pasien menjadi lega,
secret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan dan tidak menganggu jalan nafas
klien
A. Fase Pra Interaksi
a. Persiapkan alat yang diperlukan dalam pemberian nebulizer
R: dengan menyiapkan alat dengan benar maka dapat mempermudah dalam
pemberiannebulizer
b. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien
R: memastikan kembali tindakan yang diberikan sesuai dengan program pengobatan
pasienc.
c. Mencuci tangan
R: mengurangi penularan mikroorganisme
d. Mengidentifikasi pasien dan menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
R: mencegah terjadinya salah pasien dan mengurangi rasa cemase.
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin
R: posisi nyaman membuat keadaan pasien rileks
f. Dekatkan alat didekat pasien
R: mempermudah dalam melakukan tindakang.
g. Jaga privasi pasien
R: agar pasien merasa dihargaih.
B. Fase Kerja
h. Masukkan obat kedalam masker sesuai dengan program terapi
R: memberikan efek terapi obat pada pasieni.
i. Hubungkan nebulizer dengan sumber listrik
R: untuk menyalakan alat nebulizer j.
j. Pasangkan masker pada pasien dan atur tekanan pada alat nebulizer
R: pemberian nebulizerk.
k. Instruksikan pasien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer dan nafas
panjang
R: uap yang keluar merupakan bentuk obat yang perlu dihirup pasienl.
l. Setelah obat yang diberikan telah habis, matikan nebulizer
R: tindakan pemberian nebulizer dihentikanm.
m. Rapikan pasien kembali
n. R: agar pasien merasa nyaman kembali
C. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
R: mengetahui perasaan pasien setelah diberikan nebulizer
b. Membereskan alat dan merapikan pasien
R: menjaga kebersihan tempat tidur pasien
c. Berpamitan dengan pasien
d. R: menjaga komunikasi yang baik dengan pasienq.
e. Mencuci tangan
R: mencegah penyebaran mikroorganismer.
f. Melakukan dokumentasi
R: mencatat tanggal, hari, jam, dan tindakan yang telah dilakukan kepada pasien dan
untukmenentukan intervensi selanjutnya
5. Kontraindikasi
terapi nebulizer memiliki resiko mual, muntah, bronkospasme
6. Dasar Pemikiran:
Global Initiative for Asthma (GINA) mendefinisikan asma sebagai gangguan
inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast,
eosinofil dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini
hari. (Winardi, 2013)
Fentolin mengandung zat salbutamol yaitu obat system saluran nafas yang termasuk
agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek, obat ini bekerja dengan cara
merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot bronkus
sehingga menyebabkan terjadinya bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami
relaksasi.. Bronkodilator berfungsi untuk merileksasikan otot polos bronkus dan
membantu aliran udara, juga mengurangi gejala sesak napas.Oleh sebab itu pasien di
berikan fentolin 0,9 % dan NS antara combiven yang berfungsi sebagai bronkodilator
dan pelarut yang memiliki fungsi sebagai mukolitik untuk mengatasi asma yang di
derita oleh An. R

7. Analisa Tindakan
Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori karena obat bronkodilator yang di
berikan indikasinya untuk mengatasi asma. (Mims, 2019) dan hal yang baru saya
temukan yakni dokter mengkombinasikan Fentolin dengan NS. namun hal inipun sesuai
dengan teori karena fungsi dari Fentolin yakni sebagai mukolitik membantu mengatasi
salah satu gejala asma memudahkan jalan nafas pasien. (Mims, 2019) Tindakan yang
dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien karena pasien kondisi pasien yang
mengalami asma yang mengakibatkan pasien mengalami masalah di dalam proses
pernafasan oleh sebab itu pasien di berikan obat Fentolin yang memiliki fungsi sebagai
bronkodilator yang berfungsi sebagai mukolitik untuk membantu pasien mengatasi
masalah kesulitan bernafas yang dialami oleh An. R.

8. Video
Nebulizer : https://youtu.be/45-kPQHIvkw
DAFTAR PUSTAKA
Chang, et al. (2019). Comparison of Salbutamol Delivery Efficiency for Jet versus Mesh
Nebulizer Using Mice. Journal of Pharmaceutics, 11(4), 192.
Hawks, B. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manaajemen khusus untuk hasil yang
diharapkan, edisi 8-buku 3. Singapura: Elsevier.
Hikino, et al. (2019). The Influence of Beta-2 Adrenergic Receptor Gene Polymorphisms
on Albuterol Therapy for Patients with Asthma: Protocol for a Systematic Review
and Meta-Analysis. Journal of Medical Internet Research, Research Protocols,
8(9), e14759.
Santosa, S. (2004). Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin®) secara Inhalasi
terhadap Tingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale.
Winardi, A. (2013). Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat Keparahan Asma
Bronkial Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Makassar .
respiratori.uin-alaudin.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai