HIPERTENSI
Dosen Pembimbing Dr.Moch.Maftuchul Huda,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom.
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat-Nya dapat
menyelesaikan MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA “HIPERTENSI”. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun & Juga memberikan
informasi & Pengetahuan.
Penyusun
ii
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan........................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… . 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. .. 5
1.3 Tujuan................................................................................................. 5
1.4 Manfaat.............................................................................................. . . 5
BAB IV ……………………………………………………………………… 29
BAB V Penutup............................................................................................... 62
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 62
3.2 Saran..................................................................................................... 62
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa definisi hipertermi ?
1.2.2 Bagaimana review dari organ jantung?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis hipertermi ?
1.2.4 Bagaiman etiologi hipertermi ?
1.2.5 Bagaimana faktor resiko hipertermi ?
1.2.6 Bagaimana manifestasi klinis hipertermi ?
1.2.7 Bagaimana patofisiologi hipertermi ?
1.2.8 Bagaimana WOC hipertermi ?
1.2.9 Apa saja komplikasi dari hipertermi ?
1.2.10 Bagaimana penatalaksanaan dari hipertermi ?
1.2.11 Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertermi ?
1.2.12 Bagaimana kasus semu dari hipertermi ?
1.2.13 Bagaimana asuhan keperawatan dari hipertermi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum dari hipertermi dan Mampu Untuk mengidentifikasi
asuhan keperawatan keluarga terhadap klien dengan masalah utama hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi hipertermi,review organ jantung,jenis-jenis
hipertermi,etiologi hipertermi,faktor resiko hipertermi,manifestasi klinis
hipertermi,patofisiologi hipertermi,WOC dari hipertermi,komplikasi yang
terjadi dari hipertermi, dan penatalaksanaan dari hipertensi.
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan dari hipertermi.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada krluarga yang menderita hipertensi.
1.4 Manfaat
1. Praktek keperawatan
Memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan
dalam keluarga.
2. Tenaga kesehatan
Memberikan informasi tentang hipertensi sehingga tenaga kesehatan dapat
melaksanakan tindakan yang dapat menekan kejadian hipertensi.
5
3. Keluarga
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 Review Organ
a. Gambar Organ
b. Fisiologi Jantung
Jantung adalah sebuah Organ berotot dengan 4 ruang yang terletak di
rongga dada dibawah perlindungan rusuk,sedikit ke sebelah kiri sternum.Ukuran
jantung kira-kira sevesar genggaman tangan dab beratnya kira-kira 250-300
gram.Jantung mempunyai 4 ruang yaitu atrium dextra,atrium sinistra,ventrikel
dextra dan ventrikel sinistra.Atrium adalah ruang sebelah atas jantung dan
verdinding tipis,sedangkan vertikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan
mempunyai dinding yang lebih tebal karena harus memompa darah keseluruh
tubuh.Berikut fungsi dari ruang jantung:
-Atrium kanan berfungsi menerima darah yang kaya akan karbon dioksida
dari seluruh tubuh dan membawanya menuju ventrikel kanan.
-Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru
dan membawanya ke ventrikel kiri.
8
-Ventrikel kanan berfungsi untuk menerima darah dari atrium kanan dan
memompanya ke paru-paru.
-Ventrkel kiri berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan oksigen
keseluruh tubuh.
Jantung juga memiliki 3 lapisan yaitu lapisan terluar (epikardium),lapisan
tengah merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung
yaitu miokardium. dan lapisan terdalam jantung yang teridri dari jaringan endotel
disebut endokardium (Syaifudin,2012).Dan ada 4 katub jantung yaitu :
-.Katub trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.Bila
katub ini terbuka,maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan.Katub tricuspid berfungsi mencegah kembalinya aliaran
darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
vertikel.
-Katub Pulmonal mengalir dari ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonalis sesaat katup tricuspid tertutup.Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat 3 katup yang terbuka bila ventrikel kanan
berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi,sehingga
memungkinkan darah mengalir dan ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.
-Katub Bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri.Seperti tricuspid menutup pada saat kontrksi
ventrikel,katub bicuspid terdiri dari dua daun katup.
-Katup Aorta terdiri dari 3 katup yang terdapat pada pangkal aorta.Katub
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah
akan mengalir keseluruh tubuh.Dan sebaliknya katup akan menutup pada
saat ventrikel kiri relaksasi ,sehingga mencegah darah masuk kembalik
kedalam ventrikel kiri.
9
1. Klasifikasi Tekanan Darah
2. Menurut American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA & JNC
VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :
10
Hipertensi Krisis > 180 > 110
(Depkes, 2016)
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah arteri yang
dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Supaya pembuluh darah elastis dan
tidak pecah, serta otak tidak mengalami kekurangan oksigen/ normal, MAP yang
dibutuhkan yaitu 70-100 mmHg. Apabila < 70 atau > 100 maka tekanan darah rerata
arteri itu harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan tekanan
darah pasien tersebut (Wahyuningsih, 2016; Baird, 2016).
Rumus menghitung MAP : MAP = sistol + 2 (diastol) 3 Hipertensi juga dapat
dikategorikan berdasarkan MAP (Mean Arterial Pressure). Rentang normal MAP adalah
70-100 mmHg (Wahyuningsih, 2016; Hamilton, 2017).
Kategori Hipertensi berdasarkan MAP merujuk pada JNC VIII (2014)
2.4 Etiologi
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit
parenkimal (Buss & Labus, 2013).
b) Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi.
Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya
peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(Triyanto, 2014).
c) Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau obesitas.
Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat
badan normal (Triyanto, 2014)
d) Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan katekolamin.
Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan peningkatan denyut
jantung, iritabilitas miokardial serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan
tekanan darah (Ardiansyah, 2012).
e) Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai anti-
adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot jantung dan relaksasi
pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun dan memberikan efek rileks)
12
menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus sistem
saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi disusul dengan
terjadinya peningkatan tekanan darah(Blush, 2014).
a) Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka kejadian hipertensi.
Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih banyak pada kembar monozigot (satu
telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga
menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut
penyakit turunan (Triyanto, 2014).
b) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi
primer ketika predisposisi kadar renin plasma yang rendah mengurangi kemampuan
ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer,
2011).
13
muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak(Kowalak, Weish, & Mayer,
2011).
2.7 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah yang
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah menuju ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor di hantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi .(Smeltzer & Bare, 2013)
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokontriksi. Orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vsokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah menuju ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Smeltzer & Bare, 2013).
Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smaltzer & Bare, 2013).
14
Faktor Disposisi
2.8 Woc
2.9
Tidak Dapat Diubah : Dapat diubah :
Usia, Jenis kelamin Gaya hidup, obesitas, stress
Hipertensi
Pembuluh struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
• Serangan jantung
Hipertensi lama kelamaan dapat membuat pembuluh darah arteri pada jantung
menjadi keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah jantung sudah
cukup parah, maka aliran darah menuju otot-otot jantung akan terhambat. Hal ini
kemudian dapat menyebabkan serangan jantung.
• Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah. Hal ini dapat membuat dinding dan otot jantung menebal, sehingga jantung
kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat
memompa darah dengan baik, maka kondisi ini disebut gagal jantung.
• Aneurisma
Hipertensi dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan memicu terbentuknya
kantong yang rapuh di pembuluh darah arteri. Aneurisma umumnya terbentuk di aorta,
namun bisa juga terbentuk pada pembuluh darah arteri di bagian tubuh lain.
Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin besar risiko terbentuknya aneurisma. Jika
tekanan darah tetap tinggi, lama kelamaan kondisi ini dapat menyebabkan aneurisma
pecah. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan organ permanen atau bahkan kematian.
Salah satu organ yang berisiko tinggi terkena kerusakan akibat komplikasi
hipertensi adalah otak. Komplikasi hipertensi pada otak ada banyak, di antaranya:
16
• Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA)
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah otak mengeras,
sehingga aliran darah di otak menjadi kurang lancar. Dalam jangka panjang, kondisi ini
bisa menyebabkan stroke ringan (TIA). Jika tidak ditangani, hipertensi yang sudah
menyebabkan TIA berisiko tinggi menimbulkan stroke.
• Stroke
Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor, pecah, atau
tersumbat. Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke
otak. Jika hal ini terjadi, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan
terjadinya stroke.
• Anerisma otak
Hipertensi kronis dan tidak terobati dalam jangka panjang dapat menyebabkan
terbentuknya aneurisma otak. Aneurisma pada otak ini rentan pecah dan menyebabkan
perdarahan otak yang sangat berbahaya.
3. Kerusakan mata
Tingginya tekanan darah dapat mengganggu fungsi retina dan saraf mata,
sehingga penglihatan menjadi terganggu.
Salah satu komplikasi hipertensi pada mata yang sering terjadi adalah retinopati
hipertensi. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan rusaknya pembuluh darah di
retina, sehingga mengakibatkan penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf mata akibat pecahnya
pembuluh darah di dalam bola mata. Komplikasi hipertensi yang satu ini bisa
menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan permanen.
4. Gangguan ginjal
Jika dibiarkan tanpa penanganan, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh
darah di ginjal dan mengganggu kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan baik.
Lama-kelamaan, hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa
gagal ginjal.
5. Sindrom metabolik
17
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gangguan metabolisme pada tubuh
yang ditandai dengan peningkatan berat badan atau obesitas, meningkatkanya kolesterol
jahat (LDL dan trigliserida), menurunnya kolesterol baik (HDL), serta gangguan pada
kinerja hormon insulin di dalam tubuh.Komplikasi hipertensi yang menyebabkan sindrom
metabolik akan membuat penderitanya rentan terserang diabetes, penyakit jantung, dan
stroke.
6. Disfungsi seksual
Hipertensi dapat menghalangi aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi
ereksi pada pria, terutama penderita diabetes. Sementara pada wanita, hipertensi dapat
menurunkan libido (hasrat atau gairah seksual), serta membuat vagina kering dan sulit
orgasme.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan hipertensi yang dapat menyembuhkan
penyakit ini sepenuhnya. Penanganan hanya bertujuan untuk menjaga agar tekanan darah
terkendali dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi hipertensi.
Agar Anda terhindar dari hipertensi dan berbagai komplikasi hipertensi di atas, yuk,
lakukan gaya hidup sehat mulai dari sekarang.
Mulailah dengan membatasi asupan garam harian (konsumsi garam tidak melebihi 2
sendok teh per hari), rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, menghindari minuman
beralkohol, tidak merokok, mengelola stres, dan menjalani pemeriksaaan tekanan darah
secara rutin dengan tensimeter di rumah. Bagi Anda yang sudah memiliki hipertensi,
penting untuk rutin memantau tekanan darah di rumah dan memeriksakan kondisi
kesehatan ke dokter agar komplikasi hipertensi dapat tercegah.
2.11 Penatalaksanaan
18
saat ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup cukup efektif dalam menangani
hipertensi ringan pada lansia. Beberapa cara berikut membantu menurunkan tekanan
darah pada lansia diantaranya yaitu :
1). Mengurangi berat badan yang berlebihan
2). Mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol
3). Mengurangi intake garam pada makanan
4). Melakukan olahraga ringan secara teratur
Cara lain yang secara independen mengurangi resiko penyakit arteri terutama
adalah berhenti merokok. Pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang (tekanan
diastolik 90-105 mmHg dan atau sistolik 160-180 mmHg) terapi non-farmakologi dapat
dicoba selama 3 sampai 6 bulan sebelum mempertimbangkan pemberian terapi
farmakologis. Pada hipertensi berat, perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi harus
dijalani secara bersama-sama. Pola makan makanan tinggi kalium dan kalsium serta
rendah natrium juga merupakan metode terapi non-farmakologis pada lansia penderita
hipertensi ringan.
19
kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari
golongan lain tersebut harus dilakukan.
Sebagian besar pasien hipertensi memerlukan dua atau lebih obat-obat anti hipertensi lain
untuk mencapai target tekanan darah yang diingini. Tambahan obat kedua dari golongan
lain seharusnya dimulai jika penggunaan obat tunggal pada dosis yang adekuat gagal
mencapai target tekanan darah yang diingini. Bila tekanan darah diatas 20/10 mmHg dari
target, pertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat, baik pada sebagai resep
yang terpisah maupun pada dosis kombinasi tetap. Pemberian obat anti hipertensi dengan
dua obat dapat mencapai target tekanan darah yang diingini dalam waktu yang singkat,
namun mesti diperhatikan adanya hipotensi ortostatik, seperti pada pasien diabetes
mellitus, disfungsi otonom, dan beberapa kelompok usia tua.
20
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
21
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugasperkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1. arakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5. Fungsi keluarga :
22
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perludukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6. Stres dan koping keluarga
a) Stressorjangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
23
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah.
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
a) Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam
keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b) Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan
untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d) Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e) Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien
untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f) Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati
secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g) Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan
yang dihadapi klien.Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang
muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5
unsur sebagai berikut :
24
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanankesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
3.Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
ini adalah sebagai berikut :
Intervensi :
25
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut
daripenyakit hipertensi..
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang
tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan
dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga
yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan
penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga
khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensiberhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan
terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan
dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
26
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap
proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit
hipertensimisalnya :
a. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang
tajam.
b. Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
c. Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan
dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi :Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk
perawatan dan pengobatan hipertensi.
4.Implementasi Keperawatan
Menurut (Kozier,2010) Implementasi Keperawatan adalah sebuah fase dimana
perawat melakukan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan
sebelumnya.Berdasarkan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan
sebelumnya.Berdasarkan terminology NIC,Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan
untuk melaksanakan intervensi.
5.Evaluasi
27
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier,2010) adalah fase kelima atau terakhir
dalam proses keperawatan.Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur,proses dan hasil
evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama proses
keperawatan berlangsung.Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah proses selesai
dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.Evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subjektif,Objektif,Assesment dan
Planing) (Achjar,2007).Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang klien
hadapi yang telah dibuat pada perencanaan tujuan dan criteria hasil.Evaluasi yang
dihararapkan sesuai dengan masalah yang klien hadapi yang telah dibuat perencanaan
tujuan dan criteria hasil.Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi
dengan kesiapan peningkatan pengetahuan adalah :
a.Pasien memiliki ketertarikan dalam belajar dan meningkatkan pengetahuan.
b.Pasien dapat mengidentifikasi sumber informasi yang akurat.
c.Pasien secara aktif mengungkapkan secara verbal informasi yang telah didapat
dapat diterapkan.
d.Pasien dapat mengguankan informasi yang diperoleh dalam meningkatkan
kesehatan,mencegah dan menanggulangi sehingga mampu mencapai tujuan
yaitu kualitas kesehatan.
28
BAB IV
Asuhan Keperawatan
4.1 Kasus Semu
Tn. A ( 50 th ) suami dari Ny.X ( 45 th ) mempunyai dua orang anak An. Y ( 12 th
) seorang laki - laki bersekolah SMA dan anak kedua An. Z ( 10 th ) seorang perempuan
bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn. A salah satu anggota keluarga, yaitu Tn. A
nampak lemas, merasa tidak nyaman, merasa lelah, sulit tidur karena kepalanya pusing,
dan juga terkadang mual. mempunyai riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, pada
saat pengkajian di dapatkan hasil: TD : 180 / 100 mmhg S : 36, 2 C BB : 54 kg N : 80
x/m, R : 20 x/m.Tn. A pernah masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama pada 1
tahun yang lalu . keluarga hanya membiarkannya saja karena menurutnya masih bisa di
tangani di rumah, dan keluarga Tn. A yang merawatnya dengan pengetahuan seadanya
Keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikn kesehatan, meskipun
mengaku pernah kepuskesmas tapi jika hanya ada keadaaan yang sangat berbahaya,
komunikasi yang terjadi di keluarga keluarga Tn. A kurang baik, Keluarga Tn.A juga
jarang memeriksakan tekanan darah meskipun pernah di rawat di rumah sakit. Keluarga
pasien khawatir tentang kelanjutan kondisi yang di alami Tn. A. serta keluarga takut dan
tekan dengan kondisi yang dialami oleh Tn. A
29
4.2 Askep
Asuhan Keperawatan Keluarga
Hipertensi
I. Data Umum
a. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Alamat : Pare
Agama : Islam
b. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Umur Hub Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Tn. A L 50 Suami Penjaga Toko SMA
2 Ny. X P 45 Istri Ibu Rumah Tangga SMP
3 An. Y L 15 Anak Pelajar SMA
4 An. Z P 10 Anak Pelajar SD
c. Genogram 3 Generasi
30
Keterangan : = Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Garis Serumah
d. Tipe Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
31
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak sekolah. Tugas perkembangan pada
keluarga Tn. S yang dapat terpenuhi
e. Suku bangsa
Asal suku bangsa : Jawa
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : suka mengknsumsi makanan yang
mengandung asin- asin.
f. Agama dan kepecayaan : Islam
Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status
kesehatan Tn. A
g. Status sosial ekonomi keluarga
Anggota keluarga yang mencari nafkah : Kepala Keluarga
Penghasilan : 2.500.000
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :2.000.000
Harta benda yang dimilki (perabot, alat tranportasi yang dimiliki) : televisi, sepeda motor,
h. Aktivitas rekreasi keluarga : anak - anak mereka biasanya
menghabiskan waktu liburannya untuk bermain dengan teman teman sebayanya dan
menonton tv dan menonton tv di rumah, kadang - kadang keluarga T merka ke rumah
neneknya yang berada di jogja di saat libur panjang atau hanya sekedar makan di luar
bersama.
32
b. Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat Dijalankan Tdk Dpt dijalankan
Bila Tidak dijalankan, sebutkan :................................................................
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Pemeliharaan Kesehatan
Tidak Efektif
2) Adakah salah satu anggota yang menderita penyakit? : Ada
3) Riwayat penyakit keturunan : keluarga Tn A tidak Memiliki riwayat penyakit
keturunan
4) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga
33
Pencahayaan Rumah : Baik/ Tidak* Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
…………………………………………… Ya/ Tidak*
Saluran Buang Limbah : Tertutup/terbuka* Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Karena dialirkan/ dibuang pada selokan yang Ya/ Tidak* Karena kualitas air dirumah sangat baik
tertutup………………………… dan bersih.........................................................
Air Bersih : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Ya/ Tidak*.
sebutkan..... Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Kualitas air: bersih dan sangat layak dipakai……….. Ya/ Tidak* adanya / memiliki tempat sampah
Jamban Memenuhi Syarat : dilingkungan rumah......................................
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* ya/tidak
Jarak septic tank dengan sumber air : +10m…….. setiap hari disapu dan dibersihkan..................(observasi
Tempat Sampah: dan validasi)
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jenis : Tertutup/Terbuka * Ya/ Tidak*
Karena memudahkan sampah untuk dibakar…… Menggunakan jamban sehat :
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Ya/ Tidak* jamban dirumah sudah memenuhi syarat
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * jamban sehat dan bersih...................................
Ya, bahkan memiliki kebun dan halaman yang sedikit Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
luas…………………………… Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Tidak dilakukan seminggu sekali melainkan satu bulan
sekali............................................................
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
kadang-kadang karena ada anggota keluarga yang tidak
terlalu suka dengan buah-buahan atau sayuran...........
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
keluarga sedikit malas untuk berolahraga.................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
merokok diluar rumah dan menjauh dari anggota
keluarga yang lain..........................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
34
c) Budaya yang berlaku dalam komunitas tersebut
Tn. A mengatakan tidak mengikuti kegiatan seperti ronda malam, rapat RW, dan
pengajian karena keadaannya yang kurang sehat.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Bagaimana Struktur Kekuatan Keluarga
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga :
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.A merawatnya dengan pengetahuan seadanya dan keluarga Tn.A termasuk keluarga
yang kurang memperhatikan kesehatan walaupun sering ke pukesmas akan tetapi mereka kesana
karena keadaan yang bahaya,komunikasi keluarga dari Tn.A ini kurang baik,keluarga Tn.A
jarang memeriksakan tekanan darah walaupun pernah dirawat di rumah sakit.
35
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.A khususnya Tn.A sendiri,sering berinterasi dengan warga sekitar,tetapi Tn.A jarang
mengikuti acara kegiatan di sekitarnya seperti posyandu dan rapat RW dikarenakan sakit.
3. Fungsi reproduksi
Tn. A sudah tidak melakukan hubungan seksual lagi, di karenakan usia dan juga kebutuhan hidup
keluarganya.
4. Fungsi ekonomi
Tn.A berpenghasilan 2.500.000 per bulan dan Tn.A memenuhi kebutuhan anggota keluarga setiap
bulannya sebesar 2.000.000 .
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,mereka akan ke
pukesmas kalau sudah keadaan bahaya.
6. Kebutuhan rekreasi
Keluarga Tn.A terutama anak-anaknya menghabiskan waktu libur mereka bermain dengan
teman-teman sebayanya dan menonton tv di rumah,kadang keluarga Tn.A juga pergi berlibur ke
rumah neneknya yang berada di Jogja saat libur panjang dan juga makan diluar.
36
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan ...................................................................................................................................
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan..................................................................................................................................
37
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4 Hidung Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih
tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada luka / ada luka / ada luka / ada luka /
memar, tidak memar, tidak memar, tidak memar, tidak
ada kelaianan ada kelaianan ada kelaianan ada kelaianan
yang di temukan yang di temukan yang di temukan yang di temukan
5 Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, keadaan lembab, keadaan lembab, keadaan sedikit kering,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak mulut sedikit
terdapat karies terdapat karies terdapat karies kotor, terdapat
gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada sariawan
kelainan kelainan kelainan
6 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
7 Thorax Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada simetris, dada simetris, dada simetris, dada simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal,
tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan tambahan tambahan
8 Abdomen nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
pada pada pada pada
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
tidak di tidak di tidak di tidak di
dapatkan dapatkan dapatkan dapatkan
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
38
pada hepar,tidak pada hepar,tidak pada hepar,tidak pada hepar,tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada
luka atau bekas luka atau bekas luka atau bekas luka atau bekas
operasi operasi operasi operasi
9 Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit kesulitan
Atas kesulitan saat kesulitan saat kesulitan saat saat pergerakan,
pergerakan, pergerakan, pergerakan, tidak ada edema,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak luka /
tidak luka / tidak luka / tidak luka / memar
memar memar memar
10 Ekstremitas Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Sedikit kesulitan
Bawah elastis, tidak ada elastis, tidak ada elastis, tidak ada dalam
luka / memar, luka / memar, luka / memar, pergerakan,
Turgor kulit
elastis, tidak ada
luka / memar,
39
ANALISA DATA
No Data Etiologi Permasalahan
Tn. A mempunyai
riwayat Hipertensi Gangguan Rasa Nyaman
sejak 8 tahun lalu
dan lemas
40
penyakit sejak 8
tahun yang lalu
Kurangnya
Tn. A pernah masuk pemahaman tentang
RS dengan keluhan perilaku sehat
yang sama 1 tahun
yang lalu
Ketidakmampuan
Keluarga hanya menjalankan
membiarkannya saja perilaku sehat
karena menurutnya
masih bisa di tangani
di rumah, dan Pemeliharaan
kesehatan tidak
keluarga Tn. A yang
efektif
merawat dengn
pengetahuan
seadanya.
Keluarga Tn A juga
jarang
memeriksakan
tekanan darah ke
puskesmas meskipun
pernah di rawat di
RS.
DO :
TD : 180 / 100
mmhg
S : 36, 2 C
BB : 54 kg
N : 80 x/m,
R : 20 x/m.
41
DS : Pola koping yang Ketidakmampuan Koping Keluarga
berbeda di antara
Keluarga Tn. A
klien dengan orang
kurang terdekat
memperhatikan
kesehatan,
meskipun Kurangnya
mengaku pernah pemahaman
ke puskesmas perawatan /
tetapi jika sudah pengobatan
keadaaan Tn. A
dalam bahaya
Mengabaikan
keluarga takut perawatan /
dan tekan pengobatan anggota
dengan kondisi keluarga
yang dialami
oleh Tn. A.
Ketidakmampuan
koping keluarga
DS : Ketidakadekuatan Ketegangan peran pemberi asuhan
lingkungan fisik
Keluarga Khawatir
dalam pemberian
tentang kelanjutan asuhan
perawatn yang akan
di berikan untuk Tn.
A Keluarga khawatir
tentang kelanjutan
komunikasi yang
perawatan klien
terjadi di keluarga
keluarga Tn. A
kurang baik Ketegangan peran
komunikasi yang pemberi asuhan
terjadi di keluarga
42
keluarga Tn. A
kurang baik
Masalah 1 : Gangguan Rasa Nyaman nyaman b/d gejala penyakit d/d pasien
mengeluh pusing, lelah dan tidak dapat tidur
43
N
A. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1
Aktual: 3 Tn. A memiliki riwayat
1
Resiko: 2 hipertensi.
Potensial: 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah Tn.A mampu beradaptasi
Mudah: 1 2 2/2 x 2 = 2
dengan keluhannya.
Sebagian: 2
Tidak dapat: 0
3. Kemungkinan
masalah dapat dicegah Tn. A sudah merasakan
Tinggi: 2 1 2/2 x 1 = 1
keluhannya berkurang.
Cukup: 2
Rendah: 1
Tn. A mengatakan merasa
4. Menonjolnya
masalah tidak nyaman , merasa
2
Segera: 2 x1=1 lelah, sulit tidur karena
1 2
Tidak segera: 1 kepalanya pusing , dan
Tidak dirasakan: 0 terkadang mual.
Total 5
PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Tekanan darah Tn. A 180 /
1. Sifat masalah 2 2 100 mmhg, jika tidak segara
x1=
Aktual: 3 1 3 3 di tangani maka akan
Resiko: 2 menimbulkan terjadinya
Potensial: 1 pembuluh darah pecah.
Keluarga Tn. A mampu
2. Kemungkinan sebagian mengenal masalah
masalah dapat diubah penyakit hipertensi dan
Mudah: 2 2 ½x2=1
sudah sedikit mengetahui
Sebagian: 1 sebagian tentang penyakit
Tidak dapat: 0
hipertensi
3. Kemungkinan 1 3 x1= 1 Tn. A mengatakan tekanan
masalah dapat dicegah 3 darah tinggi sudah di derita
44
selama 8 tahun dan sudah
ada kesadaran untuk
melakukan upaya - upaya
Tinggi: 3 pencegahan secara mandiri
Cukup: 2 seperti mengurangi makan
Rendah: 1 makanan yang asin-asin Dan
minum obat. Serta hidup
dengan pola yang sehat
Keluarga menyadari adanya
4. Menonjolnya 2 masalah tetapi tidak di
masalah x1=1 dukung dengan pemahaman
2
Segera: 2 yang adekuat tentang
1
Tidak segera: 1 karakteristik penyakit
Tidak dirasakan: 0 hipertensi
2
Skor 3
3
PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Keluarga Tn. A kurang
memperhatikan kesehatan,
meskipun mengaku pernah ke
2. Sifat masalah 2 2 puskesmas tetapi jika sudah
x1=
Aktual: 3 1 3 3 keadaaan Tn. A dalam
Resiko: 2 bahaya akibatnya pasien
Potensial: 1 merasa diabaikan an tidak
terkontrol kesehatannya
45
pelayanan kesehatan
Keluarga menyadari adanya
5. Menonjolnya masalah tetapi tidak
2 didukung dengan
masalah x1=1
2 pemahaman yang adekuat
Segera: 2
1 tentang perawatan atau
Tidak segera: 1
Tidak dirasakan: 0 pengobatan penyakit
hipertensi
2
Total 6
3
Masalah 4 : ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan keluarga/pemberi asuhan jauh
dari kerabat lain dan ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberi asuhan.
kriteria bobot perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah Keluarga khawatir
Actual : 3 tentang kelanjutan
Resiko : 2 1 perawatan yang akan
Potensial : 1 2 2 diberikan untuk tn.A
x1=
3 3 karena
kitidakadekuatan
lingkungan fisik
dalam pemberian
asuhan
2. Kemungkinan Keluarga tn.A
masalah dapat mampu memberi
diubah 2 1 asuhan dalam
x2=1
Mudah : 2 2 merawat klien
Sebagian: 1
tidak dapat : 0
3. Kemungkinan Komunikasi yang
masalah dapat terjadi dikeluarga
dicegah 1 2 tn.A kurang baik
x1= 1
Tinggi : 2 2 untuk melakukan
Cukup :1 upaya-upaya
Rendah : 1 pencegahan dengan
menginformasikan
kepada keluarga tn.A
agar tidak khawatir
tentang kelanjutan
perawatan klien
4. Menonjolnya keluarga menyadari
masalah adanya masalah tetapi
Segera :2 1 tidak di dukung
46
Tidak segera :1 2 dengan pemahaman
x 1= 1
Tidak dirasakan : 0 2 yang adekuat tentang
pemberian asuhan
kepada klien
Skor 2
3
3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit d/d pasien mengeluh pusing, lelah dan
tidak dapat tidur
2. Pemelihraan kesehatan tidak efektif b/d ketidakmaampuan sumber daya d/d
kurangnya pemahaman tentang perilaku sehat
3. Ketidakmanpuan koping keluarga b/d resistensi keluarga terhadap
perawatan/pengobatan yang kompleks d/d tidak memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, dan terlalu kwatir dengan anggota keluarga
4. Ketegangan peran pemberi asuhan b/d ketidkdekuatan lingkungan fisik dalam
Pemberi asuhan d/d keluarga kwatir tentang kelanjutan perawatan klien
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 :Gangguan Rasa Nyaman
47
dan benar. 4. Pasien lebih social ke -Periksa ketegangan
rileks. pasien. otot,frekuensi
5. Lelah dan nadi,tekanan darah, dan
lemas suhu sebelum dan sesudah
menurun.
latihan.
6. pola tidur
meningkat
-Monitor respon terhadap
terapi relasasi.
Teraupetik
-Ciptkan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman .
-Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi.
-Anjuran gunakan pakaian
longgar.
-Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
-Gunakan relaksasi
sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau
tindakan medis lain.
Edukasi
-Jelaskan
tujuan,manfaat,batasan
dan jenis relaksasi yang
tersedia
(Musik,meditasi,napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
-Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih.
-Anjurkan mengambil
posisinya nyaman.
-Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
-Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
-Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal:
napas dalam,peregangan
atau imajinasi terbimbing)
48
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0117 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12383
pemeliharaan asuhan asuhan pengetahua mampu Edukasi Kesehatan:
keperawatan keperawatan n menjelaskan Observasi
kesehatan keluarga dalam 2 keluarga dalam 2
tidak efektif tentang -Identifikasi
minggu, masalah minggu ,sumber
penyakit kesiapan dan
pada keluarga pemeliharaan pengetahuan
hipertensi kemampuan
Tn. A tentang kesehatan tidak keluarga menjadi
menerima informasi
pencegahan efektif bisa teratasi adekuat dengan
dengan kriteria kriteria hasil : -Identifikasi factor-
Hipertensi. hasil : 7. Perilaku Observasi Keluarga faktor yang dapat
3. Keluarga adaptif mampu meningkatkan dan
mampu keluarga mempraktikkan menurunkan
mempraktikkan meningkat. PHBS dengan motivasi perilaku
PHBS dengan 8. Pemahaman baik dan benar hidup bersih dan
baik dan benar Perilaku sehat.
kesehatan Teraupetik
meningkat.
-Sediakan materi
9. Kemamampuan
keluarga dalam dan media
menjalankan pendidikan
perilaku sehat kesehatan terkait
meningkat. penyakit.
-Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
-Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku
hidep sehat dan
bersih
-Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup sehat
dan bersih.
-Review ulang
bersama kelurga.
49
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0093 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.09260
asuhan asuhan pengetahua mampu Dukungan Koping
Ketidakmam keperawatan keperawatan n dan mendukung Keluarga
puan koping keluarga dalam 2 keluargadalam 2 perilaku. Observasi
minggu, masalah minggu,,Ketidakm ,memberka
keluarga pada n rasa -Identifikasi respon
Ketidakmampuan ampuan koping
keluarga Tn. A Koping keluarga keluarga dapat nyaman,me emosional terhadap kondisi
tentang cara dapat teratasi ,dengan saat ini.
mbantu dan
adaptasi teratasi,dengan criteria hasil : - Identifikasi beban
memotivasi
dengan criteria hasil: 1. Kepuasan prognosis secara
terhadap Observasi. pasien psikologis.
masalah yang sakit
1. Kelaurga perilaku -Identifikasi pemahaman
kesehatan dank lien bantuan terhadap tentang keputusan
yang dihadapi mampu keluarga adaptasi,m perawatan setelah pulang.
pasien yaitu beradapta meningkat engelola Terapeutik
hipertensi. si dengan .. -Dengarkan masalah,
dan
masalah 2. Keterpapa
mengatasi perasaan dan pertanyaan
kesehatan ran
yang informasi masalah keluarga.
sedang meningkat kesehatan. -Diskusikan rencana medis
dihadapi. .. dan perawatan.
2. Mampu 3. Perasaan -Fasilitasi pemenuhan
mempers diabaikan kebutuhan dasar keluarga.
amkan menurun.. -Fasilitasi memperoleh
pola 4. Perasaan pengetahuan,
koping tertekan keterampilan, dan
antara (depresi) peralatan yang diperlukan
pasien menurun
untuk mempertahankan
dan
keluarga
keputusan perawatan
(orang pasien
terdekat). -Berikan kesempatan
berkunjung bagi anggota
keluarga.
Edukasi
-Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
-Informasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia.
Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi
kaluarga, jika perlu.
50
Keperawata Tujuan Tujuan
Kriteria Standart
n Umum Khusus
D.0124 Setelah Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12402
Keteganga dilakukan asuhan pengetahua mampu Edukasi Pada Pengasuh :
asuhan keperawatan n dan menjelaskan Observasi
n Peran keperawatan keluarga dalam 2
Pemberi kemampua dan -Identifikasi pemahaman dan
keluarga dalam minggu,ketegang
n. mempraktika kesiapan peran pengasuh
Asuhan 2 minggu, an peran keluarga
n perawatan -Identifikasi sumber dukungan
pada masalah dalam memeberi
Ketegangan asuhan kesehatan kepada klien dan kebutuhan istirahat
keluarga denagn pengasuh.
peran keluarga bisa
Tn. A dalam member teratasi,dengan penyakit Teraupetik
terkait asuhan kriteria hasil : hipertensi -Berikan dukungan pada
penyakit kesehatan bisa 1. Kemampuan Observasi pengasuh selama pasien
Hipertensi teratasi dengan Peran pemberi mengalami kemunduran.
yang kriteria hasil : asuhan -Dukung keterbatasan pengasuh
1. Keluarga meningkat. Keluarga dan diskusikan denagan pasien.
diderita mampu 2. Kemampuan mampu -Fasilitasi Pengasuh untuk
Tn.A. mempraktik merawat klien mempraktikk bertanya.
kan PHBS meningkat.
dengan baik 3. Kemamampua
an PHBS Edukasi
dan benar. n dengan baik -Jelaskan dampak
2. Kekhawatir menyelesaikan dan benar ketergantungan pada pengasuh.
an keluarga tugas merawat -Ajarkan pengasuh
dalam klien mengekplorasi kekuatan dan
merawat meningkat. kelemahannya.
klien 4. Kekhawatiran -Ajarkan pengasuh cara
berkurang. kelanjutan memeberikan dukungan
perawatan perawatan diri (misal:
menurun.
Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/minu
m.)
.
51
efektif digunakan. -Pasien mengatakan tubuhnya
-Mengidentifikasi lebih rileks dan tidak cemas.
kesediaan,kemampuan,dan
penggunaaan teknik O:
sebelumnya.
-Memeriksa ketegangan -Pasien terlihat sudah bisa
otot,frekuensi nadi,tekanan tidur.
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan. -Pasien terlihat lebih tenang
-Memonitor respon dan nafsu makan juga mulai
terhadap terapi relasasi. membaik.
-Menciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan -Pasien dan keluarga terlihat
dengan pencahayaan dan paham dan mampu mengikuti
suhu ruang yang nyaman . teknik relaksasi yang
-Memberikan informasi dianjurkan dan diajarkan.
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik A:
relaksasi.
-Menggunakan relaksasi Masalah Teratasi.
sebagai strategi penunjang
P:
dengan analgetik atau
tindakan medis lain. Intervensi dihentikan.
-Menjelaskan
tujuan,manfaat,batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
(Musik,meditasi,napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
-Menjelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih.
-Menganjurkan mengambil
posisinya nyaman.
-Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
-Mendesmonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(misal: napas
dalam,peregangan atau
imajinasi terbimbing
.
52
9 kesehatan tidak efektif dan kemampuan menerima -Pasien dan keluarga
OKtober informasi mengatakan sudah paham
2020 -Mengdentifikasi faktor- terkait edukasi/meteri yang
faktor yang dapat
disampaikan.
meningkatkan dan
menurunkan motivasi -Pasien dan Keluarga dapat
perilaku hidup bersih dan mengulangi hal-hal yang
sehat.
mampu meningkatkan
-Menyediakan materi dan
media pendidikan perilaku kesehatan.
kesehatan terkait penyakit.
O:
-Memberikan kesempatan
untuk bertanya. -Pasien dan keluarga terlihat
-Menjelaskan faktor resiko mampu bersikap adaptif
yang dapat mempengaruhi
kesehatan -Mampu menjalankan perilaku
-Mengajarkan perilaku sehat.
hidep sehat dan bersih
-Mengajarkan strategi yang -Keluarga pasien juga
dapat digunakan untuk berespon dengan cara
meningkatkan perilaku bertanya terkait
hidup sehat dan bersih.
edukasi/materi yang
-Mereview ulang bersama
kelurga. disampaikan untuk
mempertegas pengetahuan.
A:
Masalah Teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
53
setelah pulangengarkan rasa takut dan tertekan
masalah, perasaan dan menurun.
pertanyaan keluarga.
-Mendiskusikan rencana -Keluarga pasien mengatakan
medis dan perawatan. rasa khawatir menurun.
-Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga. O:
-Memfasilitasi memperoleh
pengetahuan, keterampilan, -Pasien dan keluarga terlihat
dan peralatan yang mampu bersikap toleran dan
diperlukan untuk perhatian.
mempertahankan keputusan
perawatan pasien. -Kelaurga terlihat mampu
-Memberikan kesempatan memenuhi kebutuhan anggota
berkunjung bagi anggota keluarga yang sakit.
keluarga.
-Menginformasikan -Komunikasi antra pasien dan
kemajuan pasien secara anggota keluarga lain terlihat
berkala. membaik.
Menginformasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang -Memperhatikan
tersedia. perawatan/pengobatan
anggota keluarga yang sakit.
A:
Masalah Teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
54
bertanya. terkait tugas merawat
-Menjelaskan dampak pasien.
ketergantungan pada pengasuh.
-Mengajarkan pengasuh O:
mengekplorasi kekuatan dan
kelemahannya. -Pengasuh/Keluarga
-Mengajarkan pengasuh cara terlihat mampu dan telaten
memeberikan dukungan perawatan dalam merawat pasien.
diri (misal: Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/minum. -Pengasuh dan Perawat
) juga terlihat mampu
memberikan dukungan
kepada pasien untuk
melakukan perawatan diri.
A:
Masalah Teratasi.
P:
PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Tekanan darah Tn. A 180 /
3. Sifat masalah 2 2 100 mmhg, jika tidak seara di
x1=
Aktual: 3 1 3 3 tangani maka akan
Resiko: 2 menimbulkan terjadinya
Potensial: 1 pembuluh darah pecah.
4. Kemungkinan 2 Keluarga Tn. A mampu
masalah dapat diubah sebagian mengenal masalah
Mudah: 2 ½x2=1
penyakit hipertensi dan
Sebagian: 1 sudah sedikit mengetahui
Tidak dapat: 0 sebagian tentang penyakit
55
hipertensi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
56
dalam pendidikan
menjalankan kesehatan terkait
perilaku sehat penyakit.
meningkat. -Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
-Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku
hidep sehat dan
bersih
-Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup sehat
dan bersih.
-Review ulang
bersama kelurga.
Diagnosa 2 : Ketidakmampuan Koping Keluarga
57
dan untuk mempertahankan
keluarga keputusan perawatan
(orang pasien
terdekat). -Berikan kesempatan
berkunjung bagi anggota
keluarga.
Edukasi
-Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
-Informasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia.
Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi
kaluarga, jika perlu.
58
Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/mi
num.)
.
A:
Masalah Teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
59
Diagnosa 2 : Ketidakmampuan Koping Keluarga
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0093 S:
9 -Mengidentifikasi respon
Ketidakmampuan emosional terhadap kondisi -Pasien mengatakan kelurga
OKtober
koping keluarga saat ini. lebih perhatian dan bersikap
2020
-Mengidentifikasi hangat.
pemahaman tentang
keputusan perawatan -Keluarga Pasien mengatakan
setelah pulangengarkan rasa takut dan tertekan
masalah, perasaan dan menurun.
pertanyaan keluarga.
-Mendiskusikan rencana -Keluarga pasien mengatakan
medis dan perawatan. rasa khawatir menurun.
-Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga. O:
-Memfasilitasi memperoleh
pengetahuan, keterampilan, -Pasien dan keluarga terlihat
dan peralatan yang mampu bersikap toleran dan
diperlukan untuk perhatian.
mempertahankan keputusan
perawatan pasien. -Kelaurga terlihat mampu
-Memberikan kesempatan memenuhi kebutuhan anggota
berkunjung bagi anggota keluarga yang sakit.
keluarga.
-Menginformasikan -Komunikasi antra pasien dan
kemajuan pasien secara anggota keluarga lain terlihat
berkala. membaik.
Menginformasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang -Memperhatikan
tersedia. perawatan/pengobatan
anggota keluarga yang sakit.
A:
Masalah Teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
60
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0124 Ketegangan S:
9 Peran Pemberi -Mengidentifikasi pemahaman dan
kesiapan peran pengasuh -Pengasuh/keluarga
OKtober Asuhan
-Mengidentifikasi sumber menyatakan bahwa dirinya
2020
dukungan dan kebutuhan istirahat terlihat lebih semangat.
pengasuh.
-Memberikan dukungan pada -Pengasuh/keluarga
pengasuh selama pasien mengatakan kekwatiran
mengalami kemunduran. terhadap klien berkurang
-Mendukung keterbatasan
pengasuh dan diskusikan denagan -Pengasuh/keluarga
pasien. mengatakan sudah paham
-Memfasilitasi Pengasuh untuk terkait tugas merawat
bertanya. pasien.
-Menjelaskan dampak
ketergantungan pada pengasuh. O:
-Mengajarkan pengasuh
mengekplorasi kekuatan dan -Pengasuh/Keluarga
kelemahannya. terlihat mampu dan telaten
-Mengajarkan pengasuh cara dalam merawat pasien.
memeberikan dukungan perawatan
diri (misal: Mandi,BAB/BAK, -Pengasuh dan Perawat
berpakaian/berhias,makan/minum. juga terlihat mampu
) memberikan dukungan
kepada pasien untuk
melakukan perawatan diri.
A:
Masalah Teratasi.
P:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
61
Hipertensi ini dapat didefinisikan tekanan darah sistolik dan diastolik, hipertensi juga
dapat menyebabkan kecelakaan dalam meningkatkan aktivitas saraf yaitu seperti
meningkatkan tekanan darah tinggi.juga dapat memeproduksi tinggi kanar
rennin,hipertensi ini dapat mengembangkan kontribusi.
Didalam penyakit hipertensi ini juga kita mengenal berbagai macam gangguan yang
dikenal dengan meningkatnya tekanan darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan
serangan jantung,yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah
diastolik.
B. Saran
1. Bagi masyarakat : lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
2. Bagi institusi : menambah buku-buku tentang “Hipertensi” untuk menambah
pengetahuan mahasiswa dan mempermudah dalam pengerjaan tugas.
Daftar Pustaka
62
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap
Masyarakat..
Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf
repository.unimus.ac.id › ...PDF
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjMuu_Rj6TsAhX
u73MBHRS4C9QQFjAGegQIBxAC&url=http%3A%2F%2Fwww.kemkes.go.id
%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-
hipertensi.pdf&usg=AOvVaw208wPNOclVor1wxHuIUd9n
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/klasifikasi-hipertensi
http://repository.ump.ac.id/3907/3/GILANG%20YOGA%20SULISTYO%20UTOMO%20BAB
%20II.pdf
Smeltzer,S.C. & Bare, B.G.(2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Pustaka. Brunner &
Suddart, edisi 8. Jakarta : EGC.
63