Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

HIPERTENSI
Dosen Pembimbing Dr.Moch.Maftuchul Huda,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom.

Disusun Oleh : Kelompok III

1. Distya Afita Yudyawati ( 201801034 )


2. Durotun Nasikhah ( 201801035 )
3. Dwi Charles Nopi Andijaya ( 201801036 )
4. Dwinita Harnirahayu ( 201801037 )
5. Eka Cahyaning Tias ( 201801038 )
6. Eka Septiani ( 201801039 )
7. Evy Rusvita Widianti ( 201801040 )
8. Fadila Nur Oktavia ( 201801041 )
9. Fahim Risalatul Khabibah ( 201801042 )
10. Faniko Nanda Suwarno ( 201801043 )
11. Firda Ayu Magfiroh ( 201801045 )
12. Gita Rahmawati ( 201801048 )
13. Hani Murdiana ( 201801049 )
14. Okta Diah Maya Salena ( 201801151 )

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat-Nya dapat
menyelesaikan MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA “HIPERTENSI”. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata  kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun & Juga memberikan
informasi & Pengetahuan.

Kediri, 09 Oktober 2020

Penyusun

ii
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan........................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… . 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. .. 5
1.3 Tujuan................................................................................................. 5
1.4 Manfaat.............................................................................................. . . 5

BAB II Tinjauan Pustaka.............................................................................. 7


2.1 Definisi Hipertensi ............................................................................... 7
2.2 Review Organ ……………………………………………………….. 8
2.3 Jenis-Jenis/Klasifikasi Hipertensi ........................................................ 9
2.4 Etiologi Hipertensi ............................................................................... 11
2.5 Faktor Resiko Hipertensi ..................................................................... 12
2.6 Manifestasi Klinis Hipertensi .............................................................. 13
2.7 Patofisiologi Hipertensi ....................................................................... 14
2.8 WOC .................................................................................................... 15
2.9 Komplikasi Hipertensi ......................................................................... 16
2.10 Penatalaksanaa Hipertensi …………………………………………. 18

BAB III Konsep Askep …………………………………………………….. 21

BAB IV ……………………………………………………………………… 29

4.1 Kasus Semu ………………………………………………………… 29

4.2 Askep ………………………………………………………………… 30

BAB V Penutup............................................................................................... 62
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 62
3.2 Saran..................................................................................................... 62

Daftar Pustaka ……………………………………………………………... 63

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 - 190 mmHg dan diastolik di atas 90 – 95 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagaitekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Nugroho d. T., 2011)
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler. Kondisi abnormal dari
hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan sistolik 140 – 190 mmHg dan atau tekanan
distolik 95 -95 mmHg ( untuk usia > 60 tahun ) dan tekanan sistolik > 160 dan atau tekanan
diastolik > 95mmHg ( untuk usia > 60 tahun ).
Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di
Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa
menderita penyakit ini. Bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang
2025. Oleh karena itulah diperlukan penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan
angka kematian pada penderita hipertensi.
Pada tahun 1995 survei kesehatan rumah tangga menunjukkan prevalensi hipertensi di
Indonesia sudah mencapai 83 per 1000 anggota rumah tangga. Wanita lebih banyak ketimbang
pria. Survei tahun sebelumnya 1986, hipertensi disebut sebagai penyebab utama kematian pada
penderita jantung koroner di Indonesia. Jumlah kasusnya 42.8 per 1.000 kematian(Senio, 2005)
Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah hipertensi perlu mendapat perhatian
dan penanganan yang baik, mengingat prevalensi dan akibat yang ditimbulkan cukup kompleks.
Penanganan awal yang dapat dilakukan adalah di lingkungan keluarga. Hal ini akan memberikan
dampak secara sistematis baik pada pola akibat dari penyakit itu sendiri maupun pada upaya
yang dilakukan untuk pengelolaan penyakit tersebut. Pada dasarnya hipertensi memerlukan
perhatian khusus keluarga karena ada kecenderugan penderita tidak mau berobat, karena tidak
merasakan gejala awal sehingga keluarga tidak mengetahui masalah kesehatan yang terjadi.
Berdasarkan tingginya angka kejadian, sifat dan komplikasi dari penyakit hipertensi,
maka diperlukan tindakan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh melalui kerja sama antar
anggota keluarga dan tim keperawatan keluarga agar keluarga mampu melakukan tugas-tugas
kesehatan secara mandiri.

4
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa definisi hipertermi ?
1.2.2 Bagaimana review dari organ jantung?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis hipertermi ?
1.2.4 Bagaiman etiologi hipertermi ?
1.2.5 Bagaimana faktor resiko hipertermi ?
1.2.6 Bagaimana manifestasi klinis hipertermi ?
1.2.7 Bagaimana patofisiologi hipertermi ?
1.2.8 Bagaimana WOC hipertermi ?
1.2.9 Apa saja komplikasi dari hipertermi ?
1.2.10 Bagaimana penatalaksanaan dari hipertermi ?
1.2.11 Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertermi ?
1.2.12 Bagaimana kasus semu dari hipertermi ?
1.2.13 Bagaimana asuhan keperawatan dari hipertermi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum dari hipertermi dan Mampu Untuk mengidentifikasi
asuhan keperawatan keluarga terhadap klien dengan masalah utama hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi hipertermi,review organ jantung,jenis-jenis
hipertermi,etiologi hipertermi,faktor resiko hipertermi,manifestasi klinis
hipertermi,patofisiologi hipertermi,WOC dari hipertermi,komplikasi yang
terjadi dari hipertermi, dan penatalaksanaan dari hipertensi.
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan dari hipertermi.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada krluarga yang menderita hipertensi.

1.4 Manfaat
1. Praktek keperawatan
Memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan
dalam keluarga.
2. Tenaga kesehatan
Memberikan informasi tentang hipertensi sehingga tenaga kesehatan dapat
melaksanakan tindakan yang dapat menekan kejadian hipertensi.

5
3. Keluarga

Memberikan informasi betapa pentingnya menjaga kesehatan keluarga dan agar


keluarga mampu melakukan tugas-tugas kesehatan secara mandiri

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi


Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat
berbahaya (Silent Killer). Definisi hipertensi sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi
kenaikan tekanan darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg dan
diastolic diatas sama dengan 90 mmHg (WHO).
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah
di atas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas, maupun
mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang
di pompa oleh jantung dan fase diastolic 90 mmHg menunjukkan fase darah yang
kembali ke jantung (Triyanto, 2014)
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis, gagal
jantung stroke dan gagal ginjal, gagal ginjal di tandai dengan tekanan darah
sistoliklebihdari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90mmHg. Berdasarkan
dua kali pengikuran atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2012)
Hipertensi merupakan gangguan pada system peredaran darah yang sering terjadi
pada lansia, dengan kenaikan darah yang sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan darah
diastolic lebihdari 90 mmHg, tekanan sistolik 150-155 mmHg dianggap masih normal
padalansia (Sudarta, 2003)
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(KemKES)
Berdasarkan beberapa pengertian oleh beberapa sumber tersebut maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolic, dengan tekanan darah siastolik lebih dari 140 mmHg dan siastolik lebih dari 90
mmHg, Hipertensi merupakan faktor resiko utama bagi penyakit gagal ginjal, gagal
jantung dan stroke.

7
2.2 Review Organ
a. Gambar Organ

b. Fisiologi Jantung
Jantung adalah sebuah Organ berotot dengan 4 ruang yang terletak di
rongga dada dibawah perlindungan rusuk,sedikit ke sebelah kiri sternum.Ukuran
jantung kira-kira sevesar genggaman tangan dab beratnya kira-kira 250-300
gram.Jantung mempunyai 4 ruang yaitu atrium dextra,atrium sinistra,ventrikel
dextra dan ventrikel sinistra.Atrium adalah ruang sebelah atas jantung dan
verdinding tipis,sedangkan vertikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan
mempunyai dinding yang lebih tebal karena harus memompa darah keseluruh
tubuh.Berikut fungsi dari ruang jantung:
-Atrium kanan berfungsi menerima darah yang kaya akan karbon dioksida
dari seluruh tubuh dan membawanya menuju ventrikel kanan.
-Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru
dan membawanya ke ventrikel kiri.

8
-Ventrikel kanan berfungsi untuk menerima darah dari atrium kanan dan
memompanya ke paru-paru.
-Ventrkel kiri berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan oksigen
keseluruh tubuh.
Jantung juga memiliki 3 lapisan yaitu lapisan terluar (epikardium),lapisan
tengah merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung
yaitu miokardium. dan lapisan terdalam jantung yang teridri dari jaringan endotel
disebut endokardium (Syaifudin,2012).Dan ada 4 katub jantung yaitu :
-.Katub trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.Bila
katub ini terbuka,maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan.Katub tricuspid berfungsi mencegah kembalinya aliaran
darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
vertikel.
-Katub Pulmonal mengalir dari ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonalis sesaat katup tricuspid tertutup.Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat 3 katup yang terbuka bila ventrikel kanan
berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi,sehingga
memungkinkan darah mengalir dan ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.
-Katub Bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri.Seperti tricuspid menutup pada saat kontrksi
ventrikel,katub bicuspid terdiri dari dua daun katup.
-Katup Aorta terdiri dari 3 katup yang terdapat pada pangkal aorta.Katub
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah
akan mengalir keseluruh tubuh.Dan sebaliknya katup akan menutup pada
saat ventrikel kiri relaksasi ,sehingga mencegah darah masuk kembalik
kedalam ventrikel kiri.

2.3 Jenis-jenis Hipertensi / Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :


 Hipertensi Essensialatau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
 Hipertensi SekunderPenyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme) dll.
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali
dengan jarak 1 minggu.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World Health Organization-International
Society of Hypertension), dan ESH-ESC (European Society of Hypertension-European
Society of Cardiology), 2014

9
1. Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikas Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


i Tekanan
WHO- ESH-ESC WHO- ESH-ESC
Darah
ISH ISH
Optimal <120 <120 <80 <80
Normal <130 120-129 <85 80-84
Tinggi- 130-139 130-139 85-89 85-89
Normal
Hipertensi 140-159 140-159 90-99 90-99
kelas 1
(ringan)
Cabang: 140-149 90-94
perbatasan
Hipertensi 160-179 160-179 100-109 100-109
kelas 2
(sedang)
Hipertensi ≥180 ≥180 ≥110 ≥110
kelas 3
(berat)
Hipertensi ≥140 ≥180 <90 <90
sistolik
terisolasi
Cabang: 140-149 <90
perbatasan

(Setiati, 2015; Bope & Kellerman, 2017)

2. Menurut American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA & JNC
VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 ≥ 160 ≥ 100

10
Hipertensi Krisis > 180 > 110

(Bope & Kellerman, 2017)

3. Berikut kategori tekanan darah menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


(2016) :
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal tinggi 130-139 89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi derajat 3 > 180 > 110

(Depkes, 2016)

Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah arteri yang
dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Supaya pembuluh darah elastis dan
tidak pecah, serta otak tidak mengalami kekurangan oksigen/ normal, MAP yang
dibutuhkan yaitu 70-100 mmHg. Apabila < 70 atau > 100 maka tekanan darah rerata
arteri itu harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan tekanan
darah pasien tersebut (Wahyuningsih, 2016; Baird, 2016).
Rumus menghitung MAP : MAP = sistol + 2 (diastol) 3 Hipertensi juga dapat
dikategorikan berdasarkan MAP (Mean Arterial Pressure). Rentang normal MAP adalah
70-100 mmHg (Wahyuningsih, 2016; Hamilton, 2017).
Kategori Hipertensi berdasarkan MAP merujuk pada JNC VIII (2014)

Kategori Nilai MAP (mmHg)


Normal <93
Pre hipertensi 93-105
Hipertensi stage 1 106-119
Hipertensi stage 2 120 atau >120
Hipertensi Krisis 133 atau >133

2.4 Etiologi

Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu :

1) Hipertensi esensial atau primer


11
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial
tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik
serta ras menjadi bagian dari penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress,
intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014)

2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit
parenkimal (Buss & Labus, 2013).

2.5 Faktor Resiko


1) Faktor resiko yang bisa dirubah
a) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh terhadap
hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko
mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia,
hal ini disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi pembuluh
darah, hormon serta jantung(Triyanto, 2014).

b) Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi.
Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya
peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(Triyanto, 2014).

c) Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau obesitas.
Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat
badan normal (Triyanto, 2014)

d) Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan katekolamin.
Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan peningkatan denyut
jantung, iritabilitas miokardial serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan
tekanan darah (Ardiansyah, 2012).

e) Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai anti-
adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot jantung dan relaksasi
pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun dan memberikan efek rileks)

12
menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus sistem
saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi disusul dengan
terjadinya peningkatan tekanan darah(Blush, 2014).

2) Faktor resiko yang tidak bisa dirubah

a) Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka kejadian hipertensi.
Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih banyak pada kembar monozigot (satu
telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga
menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut
penyakit turunan (Triyanto, 2014).

b) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi
primer ketika predisposisi kadar renin plasma yang rendah mengurangi kemampuan
ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer,
2011).

2.6 Manifestasi Klinis

Manisfestasi klinikmenurut Ardiansyah (2012)muncul setelah penderita


mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain :
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan tekanan
intrakranial yang disertai mual dan muntah.
c. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
vasokonstriksi pembuluh darah.
e. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi.
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran darah ke
ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.

Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun tanda-tanda


klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali pengukuran
tekanan darah secara berturutan dan bruits (bising pembuluh darah yang terdengar di
daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis disebabkan oleh
stenosis atau aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun
gejalanya dapat berhubungan dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah satu contoh
penyebab adalah sindrom cushing yang menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae
berwarna kebiruan, sedangkan pasien feokromositoma mengalami sakit kepala, mual,

13
muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak(Kowalak, Weish, & Mayer,
2011).

2.7 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah yang
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah menuju ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor di hantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi .(Smeltzer & Bare, 2013)
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokontriksi. Orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vsokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah menuju ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Smeltzer & Bare, 2013).
Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smaltzer & Bare, 2013).

14
Faktor Disposisi
2.8 Woc

2.9
Tidak Dapat Diubah : Dapat diubah :
Usia, Jenis kelamin Gaya hidup, obesitas, stress

Hipertensi

Kerusakan vascular pembuluh darah

Pembuluh struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Jantung Otak Ginjal Retina Aktivitas syaraf


Beban kerja jantung Vasokontriksi Spasme Epineprin dan
pembuluh arteriole nosepineprin
Arteri tidak mengembang Resistensi Suplai 02
pembuluh darah ginjal
Diplopia
Vasokontriksi darah otak Resiko perfusi Blood flow Perubahan
serebral tidak Risiko injury situasi (stress)
Gangguan sirkulasi
Nyeri kepala efektif Respon RAA
Penglihatan Koping
Risiko perfusi Ransang tidak
miokard tidak efektif aldosterone efektif
Retensi Na Gangguan
interaksi Ketidakmapuan
Memodifikasi Edema sosial mengenal masalah
Sulit tidur
perawatan
dirumah Hipovolemi Aktivitas Merasa tidak berguna
Informasi kurang
Gangguan
Ketidakmampuan rasa nyaman
merawat anggota yang Koping tidak Hambatan
sakit Penampilan Keputusasaan pemeliharaan
efektif
peran tidak
efektif
15 Ketidakefektifan
Ketegangan peranpemberi
Anggota keluarga pemeliharaan
asuhan
pasrah kesehatan
Intoleransi
2.10 Komplikasi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi hipertensi yang dapat terjadi:

1. Masalah pada jantung dan pembuluh darah


Hipertensi berat yang tidak terkontrol dapat membuat struktur dan fungsi jantung
serta pembuluh darah mengalami kerusakan. Akibatnya, akan muncul komplikasi
hipertensi pada jantung dan pembuluh darah, seperti:

• Serangan jantung
Hipertensi lama kelamaan dapat membuat pembuluh darah arteri pada jantung
menjadi keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah jantung sudah
cukup parah, maka aliran darah menuju otot-otot jantung akan terhambat. Hal ini
kemudian dapat menyebabkan serangan jantung.

• Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah. Hal ini dapat membuat dinding dan otot jantung menebal, sehingga jantung
kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat
memompa darah dengan baik, maka kondisi ini disebut gagal jantung.

• Aneurisma
Hipertensi dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan memicu terbentuknya
kantong yang rapuh di pembuluh darah arteri. Aneurisma umumnya terbentuk di aorta,
namun bisa juga terbentuk pada pembuluh darah arteri di bagian tubuh lain.
Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin besar risiko terbentuknya aneurisma. Jika
tekanan darah tetap tinggi, lama kelamaan kondisi ini dapat menyebabkan aneurisma
pecah. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan organ permanen atau bahkan kematian.

• Penyakit arteri perifer


Komplikasi hipertensi ini terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh tertentu,
seperti kaki, lengan, perut, dan kepala, berkurang akibat rusaknya pembuluh darah.
Penyakit arteri perifer dapat membuat bagian tubuh yang terdampak tidak dapat berfungsi
dengan baik.

2. Masalah pada otak

Salah satu organ yang berisiko tinggi terkena kerusakan akibat komplikasi
hipertensi adalah otak. Komplikasi hipertensi pada otak ada banyak, di antaranya:

16
• Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA)
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah otak mengeras,
sehingga aliran darah di otak menjadi kurang lancar. Dalam jangka panjang, kondisi ini
bisa menyebabkan stroke ringan (TIA). Jika tidak ditangani, hipertensi yang sudah
menyebabkan TIA berisiko tinggi menimbulkan stroke.

• Stroke
Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor, pecah, atau
tersumbat. Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke
otak. Jika hal ini terjadi, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan
terjadinya stroke.

• Anerisma otak
Hipertensi kronis dan tidak terobati dalam jangka panjang dapat menyebabkan
terbentuknya aneurisma otak. Aneurisma pada otak ini rentan pecah dan menyebabkan
perdarahan otak yang sangat berbahaya.

• Penurunan daya ingat


Hipertensi yang tidak terkendali lama-kelamaan bisa menyebabkan aliran darah
pada otak menjadi bermasalah. Akibatnya, hipertensi dapat menyebabkan fungsi otak,
seperti berpikir, mengingat, belajar, atau berkonsentrasi, menjadi terganggu. Jika sudah
parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi demensia.

3. Kerusakan mata
Tingginya tekanan darah dapat mengganggu fungsi retina dan saraf mata,
sehingga penglihatan menjadi terganggu.
Salah satu komplikasi hipertensi pada mata yang sering terjadi adalah retinopati
hipertensi. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan rusaknya pembuluh darah di
retina, sehingga mengakibatkan penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf mata akibat pecahnya
pembuluh darah di dalam bola mata. Komplikasi hipertensi yang satu ini bisa
menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan permanen.

4. Gangguan ginjal
Jika dibiarkan tanpa penanganan, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh
darah di ginjal dan mengganggu kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan baik.
Lama-kelamaan, hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa
gagal ginjal.

5. Sindrom metabolik

17
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gangguan metabolisme pada tubuh
yang ditandai dengan peningkatan berat badan atau obesitas, meningkatkanya kolesterol
jahat (LDL dan trigliserida), menurunnya kolesterol baik (HDL), serta gangguan pada
kinerja hormon insulin di dalam tubuh.Komplikasi hipertensi yang menyebabkan sindrom
metabolik akan membuat penderitanya rentan terserang diabetes, penyakit jantung, dan
stroke.

6. Disfungsi seksual
Hipertensi dapat menghalangi aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi
ereksi pada pria, terutama penderita diabetes. Sementara pada wanita, hipertensi dapat
menurunkan libido (hasrat atau gairah seksual), serta membuat vagina kering dan sulit
orgasme.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan hipertensi yang dapat menyembuhkan
penyakit ini sepenuhnya. Penanganan hanya bertujuan untuk menjaga agar tekanan darah
terkendali dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi hipertensi.
Agar Anda terhindar dari hipertensi dan berbagai komplikasi hipertensi di atas, yuk,
lakukan gaya hidup sehat mulai dari sekarang.
Mulailah dengan membatasi asupan garam harian (konsumsi garam tidak melebihi 2
sendok teh per hari), rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, menghindari minuman
beralkohol, tidak merokok, mengelola stres, dan menjalani pemeriksaaan tekanan darah
secara rutin dengan tensimeter di rumah. Bagi Anda yang sudah memiliki hipertensi,
penting untuk rutin memantau tekanan darah di rumah dan memeriksakan kondisi
kesehatan ke dokter agar komplikasi hipertensi dapat tercegah.

2.11 Penatalaksanaan

Tujuan terapi anti hipertensi adalah pengurangan morbiditas dan mortalitas


penyakit kardiovaskular dan ginjal. Karena sebagian besar pasien dengan hipertensi,
terutama yang berumur sedikitnya 50 tahun, mendapatkan tekanan darah diastolik yang
normal bila tekanan sisitolik normal dapat diwujudkan, maka tujuan utama terapi
hipertensi adalah mempertahankan tekanan sistolik dalam batas normal.
Mempertahankan tekanan darah sistolik dan diastolik kurang dari 140/90 mmHg
berhubungan dengan menurunnya komplikasi penyakit kardiovaskular. Pada pasien
dengan hipertensi yang disertai diabetes dan penyakit ginjal, target tekanan darahnya
adalah 130/80 mmHg. Penatalaksanaan medis menurut Sobel (1999), yaitu :

1). Penatalaksanaan Non Farmakologis


Adopsis gaya hidup sehat oleh semua individu penting dalam pencegahan
meningkatnya tekanan darah dan bagian yang tidak terpisahkan dari terapi pasien dengan
hipertensi. Terdapat banyak pilihan terapi non-farmakologis dalam menangani hipertensi
pada lansia, terutama bagi mereka dengan peningkatan tekanan darah yang ringan. Bukti

18
saat ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup cukup efektif dalam menangani
hipertensi ringan pada lansia. Beberapa cara berikut membantu menurunkan tekanan
darah pada lansia diantaranya yaitu :
1). Mengurangi berat badan yang berlebihan
2). Mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol
3). Mengurangi intake garam pada makanan
4). Melakukan olahraga ringan secara teratur

Cara lain yang secara independen mengurangi resiko penyakit arteri terutama
adalah berhenti merokok. Pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang (tekanan
diastolik 90-105 mmHg dan atau sistolik 160-180 mmHg) terapi non-farmakologi dapat
dicoba selama 3 sampai 6 bulan sebelum mempertimbangkan pemberian terapi
farmakologis. Pada hipertensi berat, perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi harus
dijalani secara bersama-sama. Pola makan makanan tinggi kalium dan kalsium serta
rendah natrium juga merupakan metode terapi non-farmakologis pada lansia penderita
hipertensi ringan.

2). Penatalaksanaan Farmakologis


Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
1). Mempunyai efektivitas yang tinggi
2). Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3). Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4). Tidak menimbulkan intoleransi
5). Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien, dan memungkinkan
penggunaan jangka panjang.
Saat ini, pemberian terapi farmakologis menunjukkan penurunan morbiditas dan
mortalitas pada lansia penderita hipertensi. Berdasarkan penelitian terbaru pada obat-obat
anti hipertensi yang tersedia sekarang ini angiotensin converting enzyme inhibitor(ACE
inhibitor), angiotensin-receptorblocker(ARBs), calcium channel blocker, diuretik tipe
Tiazid, beta-blocker, semua menurunkan komplikasi penyakit hipertensi. Diuretik tiazid
merupakan terapi dasar anti hipertensi pada sebagian besar penelitian. Pada penelitian-
penelitian tersebut, termasuk Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To
Prevent Heart Attack Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi
kardiovaskular akibat penyakit hipertensi. Pengecualian datang dari Australian National
Blood PressureTrial, yang melaporkan hasil yang sedikit lebih baik pada pria kulit putih
yang memulai terapi hipertensi dengan ACE inhibitor dari pada mereka yang memulai
dengan diuretik. Diuretik menambah keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk
mengontrol tekanan darah dan lebih terjangkau dari pada obat-obat anti hipertensilain.
Diuretik seharusnya dipakai sebagai pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua
pasien, baik secara sendiri maupun kombinasi dengan 1 dari golongan obat anti hipertensi
lain (ACE inhibitor, ARBs, β-Blocker, CCB), karena memberikan manfaat pada beberapa
penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau merupakan

19
kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari
golongan lain tersebut harus dilakukan.
Sebagian besar pasien hipertensi memerlukan dua atau lebih obat-obat anti hipertensi lain
untuk mencapai target tekanan darah yang diingini. Tambahan obat kedua dari golongan
lain seharusnya dimulai jika penggunaan obat tunggal pada dosis yang adekuat gagal
mencapai target tekanan darah yang diingini. Bila tekanan darah diatas 20/10 mmHg dari
target, pertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat, baik pada sebagai resep
yang terpisah maupun pada dosis kombinasi tetap. Pemberian obat anti hipertensi dengan
dua obat dapat mencapai target tekanan darah yang diingini dalam waktu yang singkat,
namun mesti diperhatikan adanya hipotensi ortostatik, seperti pada pasien diabetes
mellitus, disfungsi otonom, dan beberapa kelompok usia tua.

20
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam


praktekkeperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
denganmenggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup
wewenangserta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yangdiberikan melalui praktik


keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu
sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh


data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan
pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :

a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa

21
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugasperkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1. arakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5. Fungsi keluarga :

22
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perludukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6. Stres dan koping keluarga
a) Stressorjangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

23
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah.
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan


keluarga yang mungkin muncul adalah :

a) Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam
keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b) Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan
untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d) Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e) Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien
untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f) Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati
secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g) Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan
yang dihadapi klien.Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang
muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5
unsur sebagai berikut :

24
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanankesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi

3.Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
ini adalah sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga.


Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit
hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.

Intervensi :

1) Jelaskan arti penyakit hipertensi


2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi.

25
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut
daripenyakit hipertensi..
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang
tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan
dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga
yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan
penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga
khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensiberhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan
terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan
dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.

26
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap
proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit
hipertensimisalnya :
a. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang
tajam.
b. Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
c. Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan
dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi :Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk
perawatan dan pengobatan hipertensi.

4.Implementasi Keperawatan
Menurut (Kozier,2010) Implementasi Keperawatan adalah sebuah fase dimana
perawat melakukan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan
sebelumnya.Berdasarkan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan
sebelumnya.Berdasarkan terminology NIC,Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan
untuk melaksanakan intervensi.
5.Evaluasi

27
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier,2010) adalah fase kelima atau terakhir
dalam proses keperawatan.Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur,proses dan hasil
evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama proses
keperawatan berlangsung.Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah proses selesai
dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.Evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subjektif,Objektif,Assesment dan
Planing) (Achjar,2007).Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang klien
hadapi yang telah dibuat pada perencanaan tujuan dan criteria hasil.Evaluasi yang
dihararapkan sesuai dengan masalah yang klien hadapi yang telah dibuat perencanaan
tujuan dan criteria hasil.Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi
dengan kesiapan peningkatan pengetahuan adalah :
a.Pasien memiliki ketertarikan dalam belajar dan meningkatkan pengetahuan.
b.Pasien dapat mengidentifikasi sumber informasi yang akurat.
c.Pasien secara aktif mengungkapkan secara verbal informasi yang telah didapat
dapat diterapkan.
d.Pasien dapat mengguankan informasi yang diperoleh dalam meningkatkan
kesehatan,mencegah dan menanggulangi sehingga mampu mencapai tujuan
yaitu kualitas kesehatan.

28
BAB IV
Asuhan Keperawatan
4.1 Kasus Semu
Tn. A ( 50 th ) suami dari Ny.X ( 45 th ) mempunyai dua orang anak An. Y ( 12 th
) seorang laki - laki bersekolah SMA dan anak kedua An. Z ( 10 th ) seorang perempuan
bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn. A salah satu anggota keluarga, yaitu Tn. A
nampak lemas, merasa tidak nyaman, merasa lelah, sulit tidur karena kepalanya pusing,
dan juga terkadang mual. mempunyai riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, pada
saat pengkajian di dapatkan hasil: TD : 180 / 100 mmhg S : 36, 2 C BB : 54 kg N : 80
x/m, R : 20 x/m.Tn. A pernah masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama pada 1
tahun yang lalu . keluarga hanya membiarkannya saja karena menurutnya masih bisa di
tangani di rumah, dan keluarga Tn. A yang merawatnya dengan pengetahuan seadanya
Keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikn kesehatan, meskipun
mengaku pernah kepuskesmas tapi jika hanya ada keadaaan yang sangat berbahaya,
komunikasi yang terjadi di keluarga keluarga Tn. A kurang baik, Keluarga Tn.A juga
jarang memeriksakan tekanan darah meskipun pernah di rawat di rumah sakit. Keluarga
pasien khawatir tentang kelanjutan kondisi yang di alami Tn. A. serta keluarga takut dan
tekan dengan kondisi yang dialami oleh Tn. A

29
4.2 Askep
Asuhan Keperawatan Keluarga
Hipertensi

I. Data Umum
a. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Alamat : Pare
Agama : Islam
b. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Umur Hub Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Tn. A L 50 Suami Penjaga Toko SMA
2 Ny. X P 45 Istri Ibu Rumah Tangga SMP
3 An. Y L 15 Anak Pelajar SMA
4 An. Z P 10 Anak Pelajar SD

c. Genogram 3 Generasi

30
Keterangan : = Laki-laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

= Garis Perkawinan

= Garis Keturunan

= Garis Serumah

d. Tipe Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut

1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.

3. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat


perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

31
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak sekolah. Tugas perkembangan pada
keluarga Tn. S yang dapat terpenuhi

 membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

 memenuhi kebutuhan Yang meningkat

tugas perkembangan dari Tn. A yang belum terpenuhi adalah

 mempertahankan keintiman pasangan di karena saat ini komunikasi Tn.A


sedang tidak baik

e. Suku bangsa
Asal suku bangsa : Jawa
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : suka mengknsumsi makanan yang
mengandung asin- asin.
f. Agama dan kepecayaan : Islam
Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status
kesehatan Tn. A
g. Status sosial ekonomi keluarga
Anggota keluarga yang mencari nafkah : Kepala Keluarga
Penghasilan : 2.500.000
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :2.000.000
Harta benda yang dimilki (perabot, alat tranportasi yang dimiliki) : televisi, sepeda motor,
h. Aktivitas rekreasi keluarga : anak - anak mereka biasanya
menghabiskan waktu liburannya untuk bermain dengan teman teman sebayanya dan
menonton tv dan menonton tv di rumah, kadang - kadang keluarga T merka ke rumah
neneknya yang berada di jogja di saat libur panjang atau hanya sekedar makan di luar
bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan anak sekolah

32
b. Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat Dijalankan Tdk Dpt dijalankan
Bila Tidak dijalankan, sebutkan :................................................................
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Pemeliharaan Kesehatan
Tidak Efektif
2) Adakah salah satu anggota yang menderita penyakit? : Ada
3) Riwayat penyakit keturunan : keluarga Tn A tidak Memiliki riwayat penyakit
keturunan
4) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga

N Nama Umur BB Keadaan Imunisasi(BCG Masalah Tindakan yang


o Kesehatan /Polio/DPT/Hb/Campak Kesehatan telah di lakukan
1. Tn A 50 th 54 kg Sakit Lengkap Hipertensi Keluarga
merawatnya dan
menangani
dengan
pengetahuan
yang ada
Ny.X 45 th 50 kg Baik Lengkap
An Y 12 th 43 kg Baik Lengkap
An Z 10 th 38 kg Baik Lengkap

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Puskesmas Bidan Dokter Perawat

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Type rumah : permanen/semi permanen* kesehatan :
Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya…. Ya/ Tidak* terdapat bidan yang membuka praktek di
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* dekat rumah................................................
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* kecuali saat hujan Ya/ Tidak* karena ditimbang sesuai jadwal
dan sedang berpergian………………………………… posyandu..............................................

33
Pencahayaan Rumah : Baik/ Tidak*  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
…………………………………………… Ya/ Tidak*
 Saluran Buang Limbah : Tertutup/terbuka*  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Karena dialirkan/ dibuang pada selokan yang Ya/ Tidak* Karena kualitas air dirumah sangat baik
tertutup………………………… dan bersih.........................................................
Air Bersih :  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Ya/ Tidak*.
sebutkan.....  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Kualitas air: bersih dan sangat layak dipakai……….. Ya/ Tidak* adanya / memiliki tempat sampah
 Jamban Memenuhi Syarat : dilingkungan rumah......................................
Kepemilikan jamban : ya/tidak*  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* ya/tidak
Jarak septic tank dengan sumber air : +10m…….. setiap hari disapu dan dibersihkan..................(observasi
 Tempat Sampah: dan validasi)
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak*  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jenis : Tertutup/Terbuka * Ya/ Tidak*
Karena memudahkan sampah untuk dibakar……  Menggunakan jamban sehat :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Ya/ Tidak* jamban dirumah sudah memenuhi syarat
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * jamban sehat dan bersih...................................
Ya, bahkan memiliki kebun dan halaman yang sedikit  Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
luas…………………………… Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Tidak dilakukan seminggu sekali melainkan satu bulan
sekali............................................................
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
kadang-kadang karena ada anggota keluarga yang tidak
terlalu suka dengan buah-buahan atau sayuran...........
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
keluarga sedikit malas untuk berolahraga.................
Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak*
merokok diluar rumah dan menjauh dari anggota
keluarga yang lain..........................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a) Kebiasaan yang ada dalam komunitas tersebut
Sosialisasi dengan tetangga baik, Tn. A jarang berkumpul di kerenakan sedang
sakit.
b) Aturan yang ada dalam komunitas tersebut
Aturan/ kesepakatan yang dianut adalah aturan/ kesepakatan yang berlaku di
masyarakat dan di lingkungan sekitar.

34
c) Budaya yang berlaku dalam komunitas tersebut
Tn. A mengatakan tidak mengikuti kegiatan seperti ronda malam, rapat RW, dan
pengajian karena keadaannya yang kurang sehat.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Bagaimana Struktur Kekuatan Keluarga
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga :

di lakukan dengan musyarawarah dengan anggota keluarga.


b. Bagaimana Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ny.X sebagau istri yang sehari - harinya sebagai ibu rumah tangga
An. Y sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 3
An Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 5

c. Bagaimana Nilai dan Norma yang berlaku dalam keluarga


Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka, Tn A sakit memang disebabkan oleh hal - hal tertentu, sehingga
mereka lebih untuk memeriksakannya ke puskesmas.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.A merawatnya dengan pengetahuan seadanya dan keluarga Tn.A termasuk keluarga
yang kurang memperhatikan kesehatan walaupun sering ke pukesmas akan tetapi mereka kesana
karena keadaan yang bahaya,komunikasi keluarga dari Tn.A ini kurang baik,keluarga Tn.A
jarang memeriksakan tekanan darah walaupun pernah dirawat di rumah sakit.

35
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.A khususnya Tn.A sendiri,sering berinterasi dengan warga sekitar,tetapi Tn.A jarang
mengikuti acara kegiatan di sekitarnya seperti posyandu dan rapat RW dikarenakan sakit.
3. Fungsi reproduksi
Tn. A sudah tidak melakukan hubungan seksual lagi, di karenakan usia dan juga kebutuhan hidup
keluarganya.
4. Fungsi ekonomi
Tn.A berpenghasilan 2.500.000 per bulan dan Tn.A memenuhi kebutuhan anggota keluarga setiap
bulannya sebesar 2.000.000 .
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,mereka akan ke
pukesmas kalau sudah keadaan bahaya.
6. Kebutuhan rekreasi
Keluarga Tn.A terutama anak-anaknya menghabiskan waktu libur mereka bermain dengan
teman-teman sebayanya dan menonton tv di rumah,kadang keluarga Tn.A juga pergi berlibur ke
rumah neneknya yang berada di Jogja saat libur panjang dan juga makan diluar.

2. Fungsi perawatan kesehatan


1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak karena
Karena keluarga Tn. A masih mengabaikan penggobatan Tn. A
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak , ………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
 Ya  Tidak , kurangnya pengetahuan pada keluarga Tn. A
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat :
 Ya  Tidak, karena minimnya pengetahuan pada keluarga Tn. A
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , ……………………………………………………………
a. Kader  Tenaga kesehatan, yaitu Perawat
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
(bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
 Ya  Tidak,jelaskan ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota
keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan karena keluarga jarang melakukan pengobatan kepada Tn. A
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: 
Ya  Tidak, jelaskan ..........................................................................................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan..........................................................................

36
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan ...................................................................................................................................
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
 Ya  Tidak, jelaskan..................................................................................................................................

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
b. Stressor yg dihadapi keluarga : sejak sakit Tn. A semakin cemas karena
memikirkan
keadaanya dan anak - anaknya yang masih sekolah dan
Ny. X hanya bisa pasrah mengharap kesembuhan
dari Tn. A
14) PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan pemeriksaan fisik kepada seluruh anggota keluarga
No Pemeriksaa An. Y An. Z Tn. A Ny. X
n
1 TTV TD : 120 /70 TD : 110 /70 TD :180/100 TD : 120/80
mmhg mmhg mmhg mmhg
N : 80 x/m N : 70 x/m N : 80 x/m N : 80 x/m
S : 37 ℃ S : 37 ℃ S : 36,2℃ S : 36,5℃
R : 15x/m R : 17/m R : 20 x/m R : 20 x/m
2 Kepala Simetris, Simetris, rambut Simetris, rambut Simetris, rambut
Rambut berwarna hitam, berwarna hitam, berwarna hitam,
berwarna Hitam, tidak ada sedikit kusut, tidak ada
tidak ada ketombe,tidak tidak ada luka / ketombe, tidak
ketombe, tidk ada luka atau memar, ada luka /
ada luka atau memar memar
memar
3 Mata Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada kotoran, ada kotoran, ada kotoran, ada kotoran,

37
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4 Hidung Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih
tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan, tidak ada cairan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada luka / ada luka / ada luka / ada luka /
memar, tidak memar, tidak memar, tidak memar, tidak
ada kelaianan ada kelaianan ada kelaianan ada kelaianan
yang di temukan yang di temukan yang di temukan yang di temukan
5 Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, keadaan lembab, keadaan lembab, keadaan sedikit kering,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak mulut sedikit
terdapat karies terdapat karies terdapat karies kotor, terdapat
gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada sariawan
kelainan kelainan kelainan
6 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
7 Thorax Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada simetris, dada simetris, dada simetris, dada simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal,
tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan tambahan tambahan
8 Abdomen nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
pada pada pada pada
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
tidak di tidak di tidak di tidak di
dapatkan dapatkan dapatkan dapatkan
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

38
pada hepar,tidak pada hepar,tidak pada hepar,tidak pada hepar,tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada 35x/m, tidak ada
luka atau bekas luka atau bekas luka atau bekas luka atau bekas
operasi operasi operasi operasi
9 Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit kesulitan
Atas kesulitan saat kesulitan saat kesulitan saat saat pergerakan,
pergerakan, pergerakan, pergerakan, tidak ada edema,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak luka /
tidak luka / tidak luka / tidak luka / memar
memar memar memar
10 Ekstremitas Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Sedikit kesulitan
Bawah elastis, tidak ada elastis, tidak ada elastis, tidak ada dalam
luka / memar, luka / memar, luka / memar, pergerakan,
Turgor kulit
elastis, tidak ada
luka / memar,

15) HARAPAN KELUARGA


a) Terhadap masalah kesehatannya : keluarga berharap agar Tn. A dapat
sembuh
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada : petugas kesehatan dapat memberika
pelayanan yang baik

39
ANALISA DATA
No Data Etiologi Permasalahan

DS : Resistensi Pembuluh Darah Ke otak Gangguan Rasa


Nyaman
 Tn. A mengatakan
merasa tidak nyaman ,
Gejala dari penyakit hipertensi
merasa lelah, sulit
tidur karena
kepalanya pusing ,
dan terkadang mual. sulit tidur,merasa tak nyaman, merasa
lelah, dan kadang mual
DO :

 Tn. A mempunyai
riwayat Hipertensi Gangguan Rasa Nyaman
sejak 8 tahun lalu

 dan lemas

 TD : 180 / 100 mmhg


 S : 36, 2 C
 BB : 54 kg
 N : 80 x/m,
 R : 20 x/m.

Tanggal Data Etiologi Masalah Keperawatan


7 - 10 - DS : Ketidakmampuan Pemeliharaan kesehatan tidak
2020 sumber daya ( Misal efektif
 Tn. A mengatakan
keuangan, fasilitas )
mempunyai riwayat

40
penyakit sejak 8
tahun yang lalu
Kurangnya
 Tn. A pernah masuk pemahaman tentang
RS dengan keluhan perilaku sehat
yang sama 1 tahun
yang lalu
Ketidakmampuan
 Keluarga hanya menjalankan
membiarkannya saja perilaku sehat
karena menurutnya
masih bisa di tangani
di rumah, dan Pemeliharaan
kesehatan tidak
keluarga Tn. A yang
efektif
merawat dengn
pengetahuan
seadanya.

 Keluarga Tn A juga
jarang
memeriksakan
tekanan darah ke
puskesmas meskipun
pernah di rawat di
RS.

DO :

 Tn. A nampak pusing


dan lemas

 TD : 180 / 100
mmhg
 S : 36, 2 C
 BB : 54 kg
 N : 80 x/m,
 R : 20 x/m.

41
DS : Pola koping yang Ketidakmampuan Koping Keluarga
berbeda di antara
 Keluarga Tn. A
klien dengan orang
kurang terdekat
memperhatikan
kesehatan,
meskipun Kurangnya
mengaku pernah pemahaman
ke puskesmas perawatan /
tetapi jika sudah pengobatan
keadaaan Tn. A
dalam bahaya
Mengabaikan
 keluarga takut perawatan /
dan tekan pengobatan anggota
dengan kondisi keluarga
yang dialami
oleh Tn. A.
Ketidakmampuan
koping keluarga
DS : Ketidakadekuatan Ketegangan peran pemberi asuhan
lingkungan fisik
 Keluarga Khawatir
dalam pemberian
tentang kelanjutan asuhan
perawatn yang akan
di berikan untuk Tn.
A Keluarga khawatir
tentang kelanjutan
 komunikasi yang
perawatan klien
terjadi di keluarga
keluarga Tn. A
kurang baik Ketegangan peran
komunikasi yang pemberi asuhan
terjadi di keluarga

42
keluarga Tn. A
kurang baik

SKALA PRIORITAS MASALAH

Masalah 1 : Gangguan Rasa Nyaman nyaman b/d gejala penyakit d/d pasien
mengeluh pusing, lelah dan tidak dapat tidur

KRITERIA BOBOT PERHITUNGA PEMBENARAN

43
N
A. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1
Aktual: 3 Tn. A memiliki riwayat
1
Resiko: 2 hipertensi.
Potensial: 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah Tn.A mampu beradaptasi
Mudah: 1 2 2/2 x 2 = 2
dengan keluhannya.
Sebagian: 2
Tidak dapat: 0
3. Kemungkinan
masalah dapat dicegah Tn. A sudah merasakan
Tinggi: 2 1 2/2 x 1 = 1
keluhannya berkurang.
Cukup: 2
Rendah: 1
Tn. A mengatakan merasa
4. Menonjolnya
masalah tidak nyaman , merasa
2
Segera: 2 x1=1 lelah, sulit tidur karena
1 2
Tidak segera: 1 kepalanya pusing , dan
Tidak dirasakan: 0 terkadang mual.
Total 5

Masalah 2 : Pemeliharaan Keshatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan


sumber pengetahuan

PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Tekanan darah Tn. A 180 /
1. Sifat masalah 2 2 100 mmhg, jika tidak segara
x1=
Aktual: 3 1 3 3 di tangani maka akan
Resiko: 2 menimbulkan terjadinya
Potensial: 1 pembuluh darah pecah.
Keluarga Tn. A mampu
2. Kemungkinan sebagian mengenal masalah
masalah dapat diubah penyakit hipertensi dan
Mudah: 2 2 ½x2=1
sudah sedikit mengetahui
Sebagian: 1 sebagian tentang penyakit
Tidak dapat: 0
hipertensi
3. Kemungkinan 1 3 x1= 1 Tn. A mengatakan tekanan
masalah dapat dicegah 3 darah tinggi sudah di derita

44
selama 8 tahun dan sudah
ada kesadaran untuk
melakukan upaya - upaya
Tinggi: 3 pencegahan secara mandiri
Cukup: 2 seperti mengurangi makan
Rendah: 1 makanan yang asin-asin Dan
minum obat. Serta hidup
dengan pola yang sehat
Keluarga menyadari adanya
4. Menonjolnya 2 masalah tetapi tidak di
masalah x1=1 dukung dengan pemahaman
2
Segera: 2 yang adekuat tentang
1
Tidak segera: 1 karakteristik penyakit
Tidak dirasakan: 0 hipertensi
2
Skor 3
3

Masalah 3 : Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan resistensi keluarga terhadap


perawatan/pengobatan yang kompleks d/d tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga, dan
terlalu kwatir dengan anggota keluarga

PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Keluarga Tn. A kurang
memperhatikan kesehatan,
meskipun mengaku pernah ke
2. Sifat masalah 2 2 puskesmas tetapi jika sudah
x1=
Aktual: 3 1 3 3 keadaaan Tn. A dalam
Resiko: 2 bahaya akibatnya pasien
Potensial: 1 merasa diabaikan an tidak
terkontrol kesehatannya

3. Kemungkinan Keluarga Tn. A mampu


masalah dapat diubah 2 meningkatkan kesehatan
Mudah: 1 2 x2=4
1 pada masalah penyakit
Sebagian: 2 hipertensi
Tidak dapat: 0
4. Kemungkinan 1 3 Keluarga Tn.A mengabaikan
masalah dapat dicegah x1= 1
3 pengobatan pada anggota
Tinggi: 3 keluarganya sudah ada
Cukup: 2 kesadaran untuk melakukan
Rendah: 1 upaya pencegahan dengan
mencari informasi ke

45
pelayanan kesehatan
Keluarga menyadari adanya
5. Menonjolnya masalah tetapi tidak
2 didukung dengan
masalah x1=1
2 pemahaman yang adekuat
Segera: 2
1 tentang perawatan atau
Tidak segera: 1
Tidak dirasakan: 0 pengobatan penyakit
hipertensi
2
Total 6
3

Masalah 4 : ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan keluarga/pemberi asuhan jauh
dari kerabat lain dan ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberi asuhan.
kriteria bobot perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah Keluarga khawatir
Actual : 3 tentang kelanjutan
Resiko : 2 1 perawatan yang akan
Potensial : 1 2 2 diberikan untuk tn.A
x1=
3 3 karena
kitidakadekuatan
lingkungan fisik
dalam pemberian
asuhan
2. Kemungkinan Keluarga tn.A
masalah dapat mampu memberi
diubah 2 1 asuhan dalam
x2=1
Mudah : 2 2 merawat klien
Sebagian: 1
tidak dapat : 0
3. Kemungkinan Komunikasi yang
masalah dapat terjadi dikeluarga
dicegah 1 2 tn.A kurang baik
x1= 1
Tinggi : 2 2 untuk melakukan
Cukup :1 upaya-upaya
Rendah : 1 pencegahan dengan
menginformasikan
kepada keluarga tn.A
agar tidak khawatir
tentang kelanjutan
perawatan klien
4. Menonjolnya keluarga menyadari
masalah adanya masalah tetapi
Segera :2 1 tidak di dukung

46
Tidak segera :1 2 dengan pemahaman
x 1= 1
Tidak dirasakan : 0 2 yang adekuat tentang
pemberian asuhan
kepada klien
Skor 2
3
3

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit d/d pasien mengeluh pusing, lelah dan
tidak dapat tidur
2. Pemelihraan kesehatan tidak efektif b/d ketidakmaampuan sumber daya d/d
kurangnya pemahaman tentang perilaku sehat
3. Ketidakmanpuan koping keluarga b/d resistensi keluarga terhadap
perawatan/pengobatan yang kompleks d/d tidak memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, dan terlalu kwatir dengan anggota keluarga
4. Ketegangan peran pemberi asuhan b/d ketidkdekuatan lingkungan fisik dalam
Pemberi asuhan d/d keluarga kwatir tentang kelanjutan perawatan klien

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 :Gangguan Rasa Nyaman

Tujuan Evaluasi Intervensi


Diagnosa
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan
Kriteria Standart
Khusus
D.0074 Setelah dilakukan Setelah Pasien I.09326
Gangguan asuhan dilakukan mampu Terapi Relaksasi
keperawatan asuhan beradaptasi Observasi
rasa nyaman keluarga dalam 2 keperawatan
pada Tn. A dengan -Identifikasi penurunan
minggu, masalah keluarga dalam
kondisinya. tingkat
terkait dengan gangguan rasa 2 minggu
energy,ketidakmampuan
gangguan rasa nyaman bisa ,sumber
teratasi dengan keluahan pasien Observasi berkonsentrasi,atau gejala
nyaman karena Keluhan lain yang menganggu
kriteria hasil : menurun dengan
penyakit 1. Pasien mampu kriteria hasil : pasien kemampuan kognitif.
hipertensi beradaptasi 1. Keluhan menurun. -Identifikasi teknik
dengan Pusing relaksasi yang pernah
kondisinya. menurun. Keluarga efektif digunakan.
2. Keluarga 2. Kesulitan -Identifikasi
mampu tidur
mampu
kesediaan,kemampuan,dan
mempraktikka menurun. member
penggunaaan teknik
n PHBS 3. Keluhan mual dukungan sebelumnya.
dengan baik menurun.

47
dan benar. 4. Pasien lebih social ke -Periksa ketegangan
rileks. pasien. otot,frekuensi
5. Lelah dan nadi,tekanan darah, dan
lemas suhu sebelum dan sesudah
menurun.
latihan.
6. pola tidur
meningkat
-Monitor respon terhadap
terapi relasasi.
Teraupetik
-Ciptkan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman .
-Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi.
-Anjuran gunakan pakaian
longgar.
-Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
-Gunakan relaksasi
sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau
tindakan medis lain.
Edukasi
-Jelaskan
tujuan,manfaat,batasan
dan jenis relaksasi yang
tersedia
(Musik,meditasi,napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
-Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih.
-Anjurkan mengambil
posisinya nyaman.
-Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
-Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
-Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal:
napas dalam,peregangan
atau imajinasi terbimbing)

Diagnosa 2 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

48
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0117 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12383
pemeliharaan asuhan asuhan pengetahua mampu Edukasi Kesehatan:
keperawatan keperawatan n menjelaskan Observasi
kesehatan keluarga dalam 2 keluarga dalam 2
tidak efektif tentang -Identifikasi
minggu, masalah minggu ,sumber
penyakit kesiapan dan
pada keluarga pemeliharaan pengetahuan
hipertensi kemampuan
Tn. A tentang kesehatan tidak keluarga menjadi
menerima informasi
pencegahan efektif bisa teratasi adekuat dengan
dengan kriteria kriteria hasil : -Identifikasi factor-
Hipertensi. hasil : 7. Perilaku Observasi Keluarga faktor yang dapat
3. Keluarga adaptif mampu meningkatkan dan
mampu keluarga mempraktikkan menurunkan
mempraktikkan meningkat. PHBS dengan motivasi perilaku
PHBS dengan 8. Pemahaman baik dan benar hidup bersih dan
baik dan benar Perilaku sehat.
kesehatan Teraupetik
meningkat.
-Sediakan materi
9. Kemamampuan
keluarga dalam dan media
menjalankan pendidikan
perilaku sehat kesehatan terkait
meningkat. penyakit.
-Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
-Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku
hidep sehat dan
bersih
-Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup sehat
dan bersih.
-Review ulang
bersama kelurga.

Diagnosa 3 : Ketidakmampuan Koping Keluarga

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

49
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0093 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.09260
asuhan asuhan pengetahua mampu Dukungan Koping
Ketidakmam keperawatan keperawatan n dan mendukung Keluarga
puan koping keluarga dalam 2 keluargadalam 2 perilaku. Observasi
minggu, masalah minggu,,Ketidakm ,memberka
keluarga pada n rasa -Identifikasi respon
Ketidakmampuan ampuan koping
keluarga Tn. A Koping keluarga keluarga dapat nyaman,me emosional terhadap kondisi
tentang cara dapat teratasi ,dengan saat ini.
mbantu dan
adaptasi teratasi,dengan criteria hasil : - Identifikasi beban
memotivasi
dengan criteria hasil: 1. Kepuasan prognosis secara
terhadap Observasi. pasien psikologis.
masalah yang sakit
1. Kelaurga perilaku -Identifikasi pemahaman
kesehatan dank lien bantuan terhadap tentang keputusan
yang dihadapi mampu keluarga adaptasi,m perawatan setelah pulang.
pasien yaitu beradapta meningkat engelola Terapeutik
hipertensi. si dengan .. -Dengarkan masalah,
dan
masalah 2. Keterpapa
mengatasi perasaan dan pertanyaan
kesehatan ran
yang informasi masalah keluarga.
sedang meningkat kesehatan. -Diskusikan rencana medis
dihadapi. .. dan perawatan.
2. Mampu 3. Perasaan -Fasilitasi pemenuhan
mempers diabaikan kebutuhan dasar keluarga.
amkan menurun.. -Fasilitasi memperoleh
pola 4. Perasaan pengetahuan,
koping tertekan keterampilan, dan
antara (depresi) peralatan yang diperlukan
pasien menurun
untuk mempertahankan
dan
keluarga
keputusan perawatan
(orang pasien
terdekat). -Berikan kesempatan
berkunjung bagi anggota
keluarga.
Edukasi
-Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
-Informasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia.
Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi
kaluarga, jika perlu.

Diagnosa 4 : Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

50
Keperawata Tujuan Tujuan
Kriteria Standart
n Umum Khusus
D.0124 Setelah Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12402
Keteganga dilakukan asuhan pengetahua mampu Edukasi Pada Pengasuh :
asuhan keperawatan n dan menjelaskan Observasi
n Peran keperawatan keluarga dalam 2
Pemberi kemampua dan -Identifikasi pemahaman dan
keluarga dalam minggu,ketegang
n. mempraktika kesiapan peran pengasuh
Asuhan 2 minggu, an peran keluarga
n perawatan -Identifikasi sumber dukungan
pada masalah dalam memeberi
Ketegangan asuhan kesehatan kepada klien dan kebutuhan istirahat
keluarga denagn pengasuh.
peran keluarga bisa
Tn. A dalam member teratasi,dengan penyakit Teraupetik
terkait asuhan kriteria hasil : hipertensi -Berikan dukungan pada
penyakit kesehatan bisa 1. Kemampuan Observasi pengasuh selama pasien
Hipertensi teratasi dengan Peran pemberi mengalami kemunduran.
yang kriteria hasil : asuhan -Dukung keterbatasan pengasuh
1. Keluarga meningkat. Keluarga dan diskusikan denagan pasien.
diderita mampu 2. Kemampuan mampu -Fasilitasi Pengasuh untuk
Tn.A. mempraktik merawat klien mempraktikk bertanya.
kan PHBS meningkat.
dengan baik 3. Kemamampua
an PHBS Edukasi
dan benar. n dengan baik -Jelaskan dampak
2. Kekhawatir menyelesaikan dan benar ketergantungan pada pengasuh.
an keluarga tugas merawat -Ajarkan pengasuh
dalam klien mengekplorasi kekuatan dan
merawat meningkat. kelemahannya.
klien 4. Kekhawatiran -Ajarkan pengasuh cara
berkurang. kelanjutan memeberikan dukungan
perawatan perawatan diri (misal:
menurun.
Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/minu
m.)
.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa 1 : Gangguan Rasa Nyaman

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


Jum’at,0 D.0074 Gangguan rasa S:
9 nyaman -Mengidentifikasi
penurunan tingkat -Pasien mengtakan pusing
OKtober
energy,ketidakmampuan berkuarang dan mampu untuk
2020
berkonsentrasi,atau gejala istirahat tidur.
lain yang menganggu
kemampuan kognitif. -Pasien menagtakan lemas
-Mengidentifikasi teknik dan lelah berkuarang.
relaksasi yang pernah

51
efektif digunakan. -Pasien mengatakan tubuhnya
-Mengidentifikasi lebih rileks dan tidak cemas.
kesediaan,kemampuan,dan
penggunaaan teknik O:
sebelumnya.
-Memeriksa ketegangan -Pasien terlihat sudah bisa
otot,frekuensi nadi,tekanan tidur.
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan. -Pasien terlihat lebih tenang
-Memonitor respon dan nafsu makan juga mulai
terhadap terapi relasasi. membaik.
-Menciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan -Pasien dan keluarga terlihat
dengan pencahayaan dan paham dan mampu mengikuti
suhu ruang yang nyaman . teknik relaksasi yang
-Memberikan informasi dianjurkan dan diajarkan.
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik A:
relaksasi.
-Menggunakan relaksasi Masalah Teratasi.
sebagai strategi penunjang
P:
dengan analgetik atau
tindakan medis lain. Intervensi dihentikan.
-Menjelaskan
tujuan,manfaat,batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
(Musik,meditasi,napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
-Menjelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih.
-Menganjurkan mengambil
posisinya nyaman.
-Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
-Mendesmonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(misal: napas
dalam,peregangan atau
imajinasi terbimbing
.

Diagnosa 2 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0117 pemeliharaan S:
-Mengidentifikasi kesiapan

52
9 kesehatan tidak efektif dan kemampuan menerima -Pasien dan keluarga
OKtober informasi mengatakan sudah paham
2020 -Mengdentifikasi faktor- terkait edukasi/meteri yang
faktor yang dapat
disampaikan.
meningkatkan dan
menurunkan motivasi -Pasien dan Keluarga dapat
perilaku hidup bersih dan mengulangi hal-hal yang
sehat.
mampu meningkatkan
-Menyediakan materi dan
media pendidikan perilaku kesehatan.
kesehatan terkait penyakit.
O:
-Memberikan kesempatan
untuk bertanya. -Pasien dan keluarga terlihat
-Menjelaskan faktor resiko mampu bersikap adaptif
yang dapat mempengaruhi
kesehatan -Mampu menjalankan perilaku
-Mengajarkan perilaku sehat.
hidep sehat dan bersih
-Mengajarkan strategi yang -Keluarga pasien juga
dapat digunakan untuk berespon dengan cara
meningkatkan perilaku bertanya terkait
hidup sehat dan bersih.
edukasi/materi yang
-Mereview ulang bersama
kelurga. disampaikan untuk
mempertegas pengetahuan.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan.

Diagnosa 3 : Ketidakmampuan Koping Keluarga


Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0093 S:
9 -Mengidentifikasi respon
Ketidakmampuan emosional terhadap kondisi -Pasien mengatakan kelurga
OKtober
koping keluarga saat ini. lebih perhatian dan bersikap
2020
-Mengidentifikasi hangat.
pemahaman tentang
keputusan perawatan -Keluarga Pasien mengatakan

53
setelah pulangengarkan rasa takut dan tertekan
masalah, perasaan dan menurun.
pertanyaan keluarga.
-Mendiskusikan rencana -Keluarga pasien mengatakan
medis dan perawatan. rasa khawatir menurun.
-Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga. O:
-Memfasilitasi memperoleh
pengetahuan, keterampilan, -Pasien dan keluarga terlihat
dan peralatan yang mampu bersikap toleran dan
diperlukan untuk perhatian.
mempertahankan keputusan
perawatan pasien. -Kelaurga terlihat mampu
-Memberikan kesempatan memenuhi kebutuhan anggota
berkunjung bagi anggota keluarga yang sakit.
keluarga.
-Menginformasikan -Komunikasi antra pasien dan
kemajuan pasien secara anggota keluarga lain terlihat
berkala. membaik.
Menginformasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang -Memperhatikan
tersedia. perawatan/pengobatan
anggota keluarga yang sakit.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan.

Diagnosa 4 : Ketegangan Peran Pemberi Asuhan


Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0124 Ketegangan S:
9 Peran Pemberi -Mengidentifikasi pemahaman dan
kesiapan peran pengasuh -Pengasuh/keluarga
OKtober Asuhan
-Mengidentifikasi sumber menyatakan bahwa dirinya
2020
dukungan dan kebutuhan istirahat terlihat lebih semangat.
pengasuh.
-Memberikan dukungan pada -Pengasuh/keluarga
pengasuh selama pasien mengatakan kekwatiran
mengalami kemunduran. terhadap klien berkurang
-Mendukung keterbatasan
pengasuh dan diskusikan denagan -Pengasuh/keluarga
pasien. mengatakan sudah paham
-Memfasilitasi Pengasuh untuk

54
bertanya. terkait tugas merawat
-Menjelaskan dampak pasien.
ketergantungan pada pengasuh.
-Mengajarkan pengasuh O:
mengekplorasi kekuatan dan
kelemahannya. -Pengasuh/Keluarga
-Mengajarkan pengasuh cara terlihat mampu dan telaten
memeberikan dukungan perawatan dalam merawat pasien.
diri (misal: Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/minum. -Pengasuh dan Perawat
) juga terlihat mampu
memberikan dukungan
kepada pasien untuk
melakukan perawatan diri.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan dan


diobservasi.

SKALA PRIORITAS MASALAH


Masalah 1 : Pemeliharaan Keshatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan
sumber pengetahuan

PERHITUNGA
KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
N
Tekanan darah Tn. A 180 /
3. Sifat masalah 2 2 100 mmhg, jika tidak seara di
x1=
Aktual: 3 1 3 3 tangani maka akan
Resiko: 2 menimbulkan terjadinya
Potensial: 1 pembuluh darah pecah.
4. Kemungkinan 2 Keluarga Tn. A mampu
masalah dapat diubah sebagian mengenal masalah
Mudah: 2 ½x2=1
penyakit hipertensi dan
Sebagian: 1 sudah sedikit mengetahui
Tidak dapat: 0 sebagian tentang penyakit

55
hipertensi

Tn. A mengatakan tekanan


darah tinggi sudah di derita
selama 8 tahun dan sudah
5. Kemungkinan 3 x1= 1
ada kesadaran untuk
masalah dapat dicegah 3 melakukan upaya - upaya
Tinggi: 3 1
pencegahan secara mandiri
Cukup: 2 seperti mengurangi makan
Rendah: 1
makanan yang asin-asin Dan
minum obat. Serta hidup
dengan pola yang sehat
Keluarga menyadari adanya
6. Menonjolnya 2 masalah tetapi tidak di
masalah x1=1 dukung dengan pemahaman
2
Segera: 2 yang adekuat tentang
1
Tidak segera: 1 karakteristik penyakit
Tidak dirasakan: 0 hipertensi
2
Skor 3
3

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0117 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12383
pemeliharaan asuhan asuhan pengetahua mampu Edukasi Kesehatan:
keperawatan keperawatan n menjelaskan Observasi
kesehatan keluarga dalam 2 keluarga dalam 2
tidak efektif tentang -Identifikasi
minggu, masalah minggu ,sumber
penyakit kesiapan dan
pada keluarga pemeliharaan pengetahuan
hipertensi kemampuan
Tn. A tentang kesehatan tidak keluarga menjadi
menerima informasi
pencegahan efektif bisa teratasi adekuat dengan
dengan kriteria kriteria hasil : -Identifikasi factor-
Hipertensi. hasil : 10. Perilaku Observasi Keluarga faktor yang dapat
4. Keluarga adaptif mampu meningkatkan dan
mampu keluarga mempraktikkan menurunkan
mempraktikkan meningkat. PHBS dengan motivasi perilaku
PHBS dengan 11. Pemaha baik dan benar hidup bersih dan
baik dan benar man Perilaku sehat.
kesehatan Teraupetik
meningkat.
-Sediakan materi
12. Kemama
mpuan keluarga dan media

56
dalam pendidikan
menjalankan kesehatan terkait
perilaku sehat penyakit.
meningkat. -Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
-Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku
hidep sehat dan
bersih
-Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup sehat
dan bersih.
-Review ulang
bersama kelurga.
Diagnosa 2 : Ketidakmampuan Koping Keluarga

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standart
D.0093 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.09260
asuhan asuhan pengetahua mampu Dukungan Koping
Ketidakmam keperawatan keperawatan n dan mendukung Keluarga
puan koping keluarga dalam 2 keluargadalam 2 perilaku. Observasi
minggu, masalah minggu,,Ketidakm ,memberka
keluarga pada n rasa -Identifikasi respon
Ketidakmampuan ampuan koping
keluarga Tn. A Koping keluarga keluarga dapat nyaman,me emosional terhadap kondisi
tentang cara dapat teratasi ,dengan saat ini.
mbantu dan
adaptasi teratasi,dengan criteria hasil : - Identifikasi beban
memotivasi
dengan criteria hasil: 5. Kepuasan prognosis secara
terhadap Observasi. pasien psikologis.
masalah yang sakit
3. Kelaurga perilaku -Identifikasi pemahaman
kesehatan dank lien bantuan terhadap tentang keputusan
yang dihadapi mampu keluarga adaptasi,m perawatan setelah pulang.
pasien yaitu beradapta meningkat engelola Terapeutik
hipertensi. si dengan .. -Dengarkan masalah,
dan
masalah 6. Keterpapa
mengatasi perasaan dan pertanyaan
kesehatan ran
yang informasi masalah keluarga.
sedang meningkat kesehatan. -Diskusikan rencana medis
dihadapi. .. dan perawatan.
4. Mampu 7. Perasaan -Fasilitasi pemenuhan
mempers diabaikan kebutuhan dasar keluarga.
amkan menurun.. -Fasilitasi memperoleh
pola 8. Perasaan pengetahuan,
koping tertekan keterampilan, dan
antara (depresi) peralatan yang diperlukan
pasien menurun

57
dan untuk mempertahankan
keluarga keputusan perawatan
(orang pasien
terdekat). -Berikan kesempatan
berkunjung bagi anggota
keluarga.
Edukasi
-Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
-Informasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia.
Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi
kaluarga, jika perlu.

Diagnosa 3 : Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Keperawata Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
n Kriteria Standart
D.0124 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Post test Keluarga I.12402
Ketegangan asuhan asuhan keperawatan pengetahuan mampu Edukasi Pada Pengasuh :
keperawatan keluarga dalam 2 dan menjelaskan Observasi
Peran keluarga dalam 2 minggu,ketegangan
Pemberi kemampuan. dan -Identifikasi pemahaman dan
minggu, masalah peran keluarga dalam
mempraktikan kesiapan peran pengasuh
Asuhan Ketegangan peran memeberi asuhan
perawatan -Identifikasi sumber
pada keluarga dalam kesehatan bisa
kepada klien dukungan dan kebutuhan
keluarga Tn. member asuhan teratasi,dengan kriteria
kesehatan bisa hasil : denagn istirahat pengasuh.
A terkait teratasi dengan 5. Kemampuan Peran penyakit Teraupetik
penyakit kriteria hasil : pemberi asuhan Observasi hipertensi -Berikan dukungan pada
Hipertensi 3. Keluarga meningkat. pengasuh selama pasien
yang diderita mampu 6. Kemampuan merawat mengalami kemunduran.
Tn.A. mempraktikk klien meningkat. -Dukung keterbatasan
an PHBS 7. Kemamampuan Keluarga pengasuh dan diskusikan
dengan baik menyelesaikan tugas mampu denagan pasien.
dan benar. merawat klien mempraktikka -Fasilitasi Pengasuh untuk
4. Kekhawatiran meningkat.
keluarga 8. Kekhawatiran
n PHBS bertanya.
dalam kelanjutan perawatan dengan baik Edukasi
merawat klien menurun. dan benar -Jelaskan dampak
berkurang. ketergantungan pada
pengasuh.
-Ajarkan pengasuh
mengekplorasi kekuatan dan
kelemahannya.
-Ajarkan pengasuh cara
memeberikan dukungan
perawatan diri (misal:

58
Mandi,BAB/BAK,
berpakaian/berhias,makan/mi
num.)
.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa 1 : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0117 pemeliharaan S:
9 kesehatan tidak efektif -Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima -Pasien dan keluarga
OKtober
informasi mengatakan sudah paham
2020
-Mengdentifikasi faktor- terkait edukasi/meteri yang
faktor yang dapat disampaikan.
meningkatkan dan
menurunkan motivasi -Pasien dan Keluarga dapat
perilaku hidup bersih dan mengulangi hal-hal yang
sehat. mampu meningkatkan
-Menyediakan materi dan
perilaku kesehatan.
media pendidikan
kesehatan terkait penyakit. O:
-Memberikan kesempatan
untuk bertanya. -Pasien dan keluarga terlihat
-Menjelaskan faktor resiko mampu bersikap adaptif
yang dapat mempengaruhi
kesehatan -Mampu menjalankan perilaku
-Mengajarkan perilaku sehat.
hidep sehat dan bersih
-Mengajarkan strategi yang -Keluarga pasien juga
dapat digunakan untuk berespon dengan cara
meningkatkan perilaku bertanya terkait
hidup sehat dan bersih. edukasi/materi yang
-Mereview ulang bersama
disampaikan untuk
kelurga.
mempertegas pengetahuan.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan.

59
Diagnosa 2 : Ketidakmampuan Koping Keluarga
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0093 S:
9 -Mengidentifikasi respon
Ketidakmampuan emosional terhadap kondisi -Pasien mengatakan kelurga
OKtober
koping keluarga saat ini. lebih perhatian dan bersikap
2020
-Mengidentifikasi hangat.
pemahaman tentang
keputusan perawatan -Keluarga Pasien mengatakan
setelah pulangengarkan rasa takut dan tertekan
masalah, perasaan dan menurun.
pertanyaan keluarga.
-Mendiskusikan rencana -Keluarga pasien mengatakan
medis dan perawatan. rasa khawatir menurun.
-Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga. O:
-Memfasilitasi memperoleh
pengetahuan, keterampilan, -Pasien dan keluarga terlihat
dan peralatan yang mampu bersikap toleran dan
diperlukan untuk perhatian.
mempertahankan keputusan
perawatan pasien. -Kelaurga terlihat mampu
-Memberikan kesempatan memenuhi kebutuhan anggota
berkunjung bagi anggota keluarga yang sakit.
keluarga.
-Menginformasikan -Komunikasi antra pasien dan
kemajuan pasien secara anggota keluarga lain terlihat
berkala. membaik.
Menginformasika nfasilitas
perawatan kesehatan yang -Memperhatikan
tersedia. perawatan/pengobatan
anggota keluarga yang sakit.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan.

Diagnosa : 3 Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

60
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jum’at,0 D.0124 Ketegangan S:
9 Peran Pemberi -Mengidentifikasi pemahaman dan
kesiapan peran pengasuh -Pengasuh/keluarga
OKtober Asuhan
-Mengidentifikasi sumber menyatakan bahwa dirinya
2020
dukungan dan kebutuhan istirahat terlihat lebih semangat.
pengasuh.
-Memberikan dukungan pada -Pengasuh/keluarga
pengasuh selama pasien mengatakan kekwatiran
mengalami kemunduran. terhadap klien berkurang
-Mendukung keterbatasan
pengasuh dan diskusikan denagan -Pengasuh/keluarga
pasien. mengatakan sudah paham
-Memfasilitasi Pengasuh untuk terkait tugas merawat
bertanya. pasien.
-Menjelaskan dampak
ketergantungan pada pengasuh. O:
-Mengajarkan pengasuh
mengekplorasi kekuatan dan -Pengasuh/Keluarga
kelemahannya. terlihat mampu dan telaten
-Mengajarkan pengasuh cara dalam merawat pasien.
memeberikan dukungan perawatan
diri (misal: Mandi,BAB/BAK, -Pengasuh dan Perawat
berpakaian/berhias,makan/minum. juga terlihat mampu
) memberikan dukungan
kepada pasien untuk
melakukan perawatan diri.

A:

Masalah Teratasi.

P:

Intervensi dihentikan dan


diobservasi.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

61
Hipertensi ini dapat didefinisikan tekanan darah sistolik dan diastolik, hipertensi juga
dapat menyebabkan kecelakaan dalam meningkatkan aktivitas saraf yaitu seperti
meningkatkan tekanan darah tinggi.juga dapat memeproduksi tinggi kanar
rennin,hipertensi ini dapat mengembangkan kontribusi.
Didalam penyakit hipertensi ini juga kita mengenal berbagai macam gangguan yang
dikenal dengan meningkatnya tekanan darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan
serangan jantung,yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah
diastolik.
B. Saran
1. Bagi masyarakat : lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
2. Bagi institusi : menambah buku-buku tentang “Hipertensi” untuk menambah
pengetahuan mahasiswa dan mempermudah dalam pengerjaan tugas.

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/mengetahui-berbagai-komplikasi-hipertensi (Diakses tanggal 09


oktober 2020, pukul 09.23 WIB)

62
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap
Masyarakat..

https://core.ac.uk/download/pdf/292076499.pdf (Diakses tanggal 07 Oktober 2020, pukul 11:40


WIB)
Sobel, Barry J, et all. (1999). Hipertensi: Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi. Jakarta:
Penerbit Hipokrates
Syarifudin,A.2012.Hubungan Antara Faktor Sosiodemografik dan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
pada Polisi laki-laki di Kabupaten Purworejo. JawaTengah.Skripsi:Universitas Indonesia.

Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf

repository.unimus.ac.id › ...PDF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian ... - Repository Unimus

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjMuu_Rj6TsAhX
u73MBHRS4C9QQFjAGegQIBxAC&url=http%3A%2F%2Fwww.kemkes.go.id
%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-
hipertensi.pdf&usg=AOvVaw208wPNOclVor1wxHuIUd9n

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/klasifikasi-hipertensi

http://repository.ump.ac.id/3907/3/GILANG%20YOGA%20SULISTYO%20UTOMO%20BAB
%20II.pdf

Smeltzer,S.C. & Bare, B.G.(2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Pustaka. Brunner &
Suddart, edisi 8. Jakarta : EGC.

63

Anda mungkin juga menyukai