Disusun Oleh
NURUL FAIZAH
NIM : 19.11.1.060.3
( Nurul Faizah )
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1. Tinjauan Medis/Laporan Pendahuluan
1.1.1 Definisi
1.1.2 Etiologi
a. Faktor Fisiologi
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan
oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi
pernapasannya diantaranya adalah :
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia
atau pada saat terpapar zat beracun
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolik
5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada
seperti kehamilan, obesitas dan penyakit kronis.
b. Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi,
pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti
gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit
kronis.
c. Faktor perkembangan
1. Bronkosopi Untuk memperoleh sempel biopsi dan cairan atau sampel sputum/ benda
asing yang menghambat jalan nafas.
Kecepatan aliran ekspirasi puncak adalah titik aliran tertinggi yang dicapai selama
ekspirasi dan titik ini mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas
menjadi besar (Andarmoyo, 2018).
7. Pemeriksaan gas darah arteri Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel
darah dari pembuluh darah arteri yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi ion
hydrogen, tekanan parsial oksigen dan karbondioksida dan saturasi hemoglobin,
pemeriksaan ini dapat menggambarkan bagaimana difusigas melalui kapiler alveolar
dan keadekuatan oksigenasi jaringan (Andarmoyo, 2018).
8. Oksimetri
Hitung darah lengkap menentukan jumlah dan tipe sel darah merah dan sel darah
putih per mm3 darah. Hitung darah lengkap mengukur kadar hemoglobin dalam sel
darah merah. Defisiensi sel darah merah akan menurunkan kapasitas darah yang
menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen karena molekul hemoglobin
yang terseda untuk mengangkut ke jaringan lebih sedikit. Apanila jumlah sel darah
merah meningkat kapasitas darah yang mengangkut oksigen meningkat. Namun
peningkatan jumlah sel darah merah akan meningkatkan kekentalan dan risiko
terbentuknya trombus (Andarmoyo, 2018).
10. X-Ray Thorax Pemeriksaan sinar X-Ray terdiri dari radiologi thoraks, yang
memungkinkan perawat dan dokter mengobservasi lapang paru untuk mendeteksi
adanya cairan (misalnya fraktur klavikula dan tulang iga dan proses
abnormal lainnya (Andarmoyo, 2018).
11. Bronskokopi
Pemindaian paru yang paling umum adalah pemindaian Computed Tomografi (CT)
Scan paru. Sebuah pemindaian CT paru dapat mengidentifikasikan massa abnormal
melalui ukuran dan lokasi tetapi tidak dapat mengidentifikasikan tipe jaringan maka
harus dilakukan biposi (Andarmoyo, 2018).
1.1.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis :
2. Pemantauan Hemodinamika
Hemodinamika adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui
sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-
paru). Pemantauan Hemodinamika adalah pemantauan dari hemodinamika status
3. Pengukuran bronkodilator
Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat memperlebar luas permukaan
bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen
paru-paru meningkat. Senyawa bronkolidator dapat tersedia secara alami dari dalam
tubuh, maupun didapat melalui asupan obat-obatan dari luar.
Ventilator mekanik adalah merupakan suatu alat bantu mekanik yang berfungsi
bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien dengan cara
memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan.
Penatalaksanaan Medis
2. Fisioterapi dada.
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan perkawinan
X : Meninggal
Genogram :
1.2.2.4 Implementasi
Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2018) Implementasi juga diartikan
pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang dibuat
1.2.2.5 Evaluasi :SOAP /SOAPIER
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat
diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah yang baru.
Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
- Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap
tindakan.
- Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara
keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan (Nursalam, 2008).
Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal
ini biasa dilaksanakan dengan menggandakan hubungan dengan klien berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan (Nursalam, 2018).
1. Evaluasi ini dengan tipe Evaluasi sumatif yaitu evaluasi hasil rekapitulasi hasil
observasi dan analisis pasien pada waktu tertentu misalnya pasien pindah ruangan,
pasien pulang (sembuh/paksa), pasien meninggal, pasien dirujuk ditempat pelayanan
kesehatan lain atau tujuan keperawatan sudah tercapai.
2. Menggunakan formulasi S-O-A-P/ S-O-A-P-I-E-R
1) S= Evaluasi Subyektif
2) O= Evaluasi Obyektif
3) A= Assesment (penilaian terkait dengan tujuan yang ingin dicapai):
a. Kriteria tujuan tercapai
b. Kriteria tujuan tercapai sebagian
c. Kriteria tujuan tidak tercapai
4) P= Planning yang ditujukan kepada Assesment
5) I= Intervensi lanjutan bila muncul masalah baru, intervensi yang sudah terapkan
tidak efektif, atau perlu intervensi tambahan untuk mengatasi masalah.
6) R= Reassesment (penilaian ulang terkait dengan intervensi baru yang dilakukan)
DAFTAR PUSTAKA
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn ”A”
Umur : 76 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Asurans i : BPJS JKN
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ngrancah Ngepoh RT/RW 04/03
Tanggal Masuk : 31Januari 2022
Tanggal Pengkajian : 01 Februari 2022
No.Register : 09.12.61
Diagnosa Medis : PPOK
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Penanggung : Ny”D”
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat :
Nomor Kartu Identitas :-
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Bandung
2.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Batuk, sesak, mual tidak nafsu makan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan batuk,sesak, sejak 4 hari yang lalu,
Pasien sudah di bawa berobat ke rumah sakit tapi belum berkurang keluhannya, dan
akhirnya rawat inap di rumah sakit umum muhamadiyah.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Anak pasien mengatakan mempunyai riwayat sesak
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan diabetes, hipertensi.
Genogram :
Keterangan
: garis pernikahan
: garis keturunan
: Pasien
: meninggal
: Perempuan
: laki-laki
5. Riwayat Sosiokultural :
Anak pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik, terbukti pada saat
sakit keluarga selalu menemani pasien dan tetangga menjenguknya ketika pasien
Sakit dan dirawat
6 . Review Pola Sehat – Sakit
Anak pasien mengatakn jika bapaknya sakit ataupun anggota keluarga lain yang sakit
maka akan segera di bawa ke RS untuk periksa dan mendapatkan pengobatan.
7. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan jika sakit dan anggota keluarga lain yang sakit maka segera di
bawa ke RS untuk melakukan pemeriksaan dan untuk mendapatkan pengobatan.
2) Pola Nutrisi – Metabolik
Pasien mengatakan makan sehari tetap 3x dan tidak ada masalah minum juga masih
seperti biasa sebelum sakit ini, setelah sakit ini makan sehari 3x habis 3 – 4 sendok dari
makanan porsi dari rumah sakit.
3) Pola Eliminasi
Pasien mengatakan tidak ada masalah, BAB tiap pagi dan umtuk BAK 3x dalam
sehari.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan mampu melakukan aktifitas sehari- hari tanpa ada masalah setiap
harinya, tapi mulai sakit aktifitas di bantu oleh anaknya.
5) Pola Kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan sebelum sakit ini tidak ada masalah dari penglihatan, pendengaran,
pengecapan peraba dan penciumannya
6) Pola Persepsi Konsep Diri
Pasien mengatakan kalau tidak pernah mengeluh dengan kondisinya yang selalu harus
bolak-balik kontrol ke RS dan harus rutin minum obat.
7) Pola Tidur dan Istirahat
pasien mengatakan selalu nyenyak saat tidur malam dan tidak pernah terganggu.
8) Pola Peran – Hubungan
Saat ini pasien berperan sebagai bapak dari 2 anaknya.
Hubunganny dengan anggota keluarga semua sangat baik
9) Pola Seksual – Reproduksi
Pasien mengatakn tidak melakukan hubungan seksual karena sudah tua.
10) Pola Toleransi Stress – Koping
Pasien mengatakan jika selalu rutin kontrol dan minum obat supaya tetap sehat.
5 5
Extremitas kanan dan kiri tidak ada kelemahan,extremitas kiri terpasang infus.
10. Genetalia
Bersih tidak ada kelainan dan masalah
11. Anus
Anus bersih tidak ada benjolan dan tidak ada lesi
2.1.4 Data Penunjang ( Pemeriksaan Diagnostik )
Laborat
Hasil laborat tanggal 31 Januari 2022
Hari atau
Tanggal Jenis pemerisaan Hasil (satuan) Normal
Nurul faizah
2.2 ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
11 DS : Bronchitis Kronis Pola nafas tidak efektif
pasien mengatakan
batuk, sesak. Obstruksi pada pertkaran oksigen dan
DO : karbodioksida terjadi akibat
Keadaan umum lemah, kerusakan dinding alveoli
pasien terlihat sesak dan
batuk-batuk. Gangguan pergerakan udara dari
hasil TTV didapatkan : dalam dan luar paru
GCS 4-5-6
Tanda-tanda Vital penurunan kemampuan batuk efektif
S : 36,2◦C
N : 71 x/menit pola nafas tidak efektif
2 RR : 26 X/menit
TD : 160/100 mmHg
SpO2 :92%
2
DS: Bronchitis Kronis Devisit nutrisi kurang dari
pasien mengatakan kebutuhan
mual,tidak nafsu makan mual, intake nutrisi, tidak adekuat
DO:
Pasien terlihat lemah, Devisit pemenuhan nutrisi kurang
makan habis 3-4 sendok dari kebutuhan
dari porsi rs
S : 36,2◦C
N : 71 x/menit
RR : 26 X/menit
TD : 160/100 mmHg
SpO2 :92%
3 MMT: 5 5
5 5
5 5
2.5 IMPLEMENTASI
Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi
01-02-2022 Pola napas tidak efektif b/d Observasi :
14:00 gangguan neurologis ditandai 1. Monitor TTV
dengan pasien hyperventilasi 2. monitor pola nafas ( frekuensi,kedalaman dan
usaha nafas )
3. monitor bunyi nafas tambahan (wheezing,ronki
kering)
Terapeutik :
1. Pemasangan Reabreathing Mask dengan 10
liter/menit
Edukasi
1. jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
canul nasal kepada keluarga
Kolaboraasi dengan timmedis
- Infus NS 12 tpm
injeksi : - ceftriaxon 2x1gram
- omeprazol 1x40 mg
- Santagesik 3x1 amp
- ondancentron 3x4 mg
oral : ambroxol 3x1 tab
Sucrafat syr 3x2 cth
5 5
2.6 EVALUASI
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
01-02-2022 Pola napas tidak efektif b/d S:
14.00 gangguan neurologis Pasien mengatakan batuk, sesak
ditandai dengan pasien O:
hyperventilasi Keadaan umum lemah, pasien terlihat sesak dan batuk-
batuk.
hasil TTV didapatkan :
GCS 4-5-6
Tanda-tanda Vital
S : 36,2◦C
N : 71 x/menit
RR : 26 X/menit
TD : 160/100 mmHg
SpO2 :92%
A : masalah belum teratasi ketidakefektifan pola napas
P : intervensi dilanjutkan
5 5
A : masalah belum teratasi ketidakefektifan pola napas
P : intervensi dilanjutkan
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
02-02-2022 Pola napas tidak efektif b/d S:
14:00 gangguan neurologis Pasien mengatakan batuk, sesak berkurang
O:
Keadaan umum cukup, pasien terlihat sesak dan batuk-
batuk berkurang.
hasil TTV didapatkan :
GCS 4-5-6
Tanda-tanda Vital
S : 36,2◦C
N : 80 x/menit
RR : 26X/menit
TD : 140/90 mmHg
SpO2 :96%
A : masalah belom teratasi ketidakefektifan pola napas
P : intervensi dilanjutkan
MMT: 5 5
5 5
A : masalah belom teratasi ketidakefektifan pola napas
P : intervensi dilanjutkan
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
03-02-2022 Pola napas tidak efektif b/d S:
14:00 gangguan neurologis - Pasien mengatakan batuk, sesak berkurang
ditandai dengan pasien O:
hyperventilasi Keadaan umum cukup, pasien terlihat sesak dan batuk-
batuk berkurang.
hasil TTV didapatkan :
GCS 4-5-6
Tanda-tanda Vital
S : 36◦C
N : 80 x/menit
RR : 20X/menit
TD : 140/90 mmHg
SpO2 :95%
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan