Anda di halaman 1dari 43

HIPERTIROID DAN HIPOTIROID

KELOMPOK 6
NUR APRILLIAH PURNAMA (192521601)
RATNA (192521605)
AMANDA SUCI SANG JAYA (192531623)
WAFIQ AZIZAH SIGA (192521620)
SRI HASMIATI (192521615)
POKOK PEMBAHASAN
FARMAKOTERAPI

DEFINISI PENYAKIT PENYELESAIAN KASUS


HIPERTIROID DAN 1 7 MENGGUNAKAN S.O.A.P
HIPOTIROID

PATOFISIOLOGI PENYAKIT 2 6 EVALUASI HASIL TERAPI

TANDA DAN GEJALA 3 5 PENGOBATAN PENYAKIT


KLINIS
4

DIAGNOSIS PENYAKIT
Definisi Hipertiroid
dan Hipotiroid
DEFINISI HIPER-
TOROID
Hipertiroidisme adalah kondisi klinis
yang disebabkan oleh peningkatan
konsentrasi hormone tiroid dalam
jaringan akibat peningkatan sintesis
hormon oleh kelenjar tiroid berupa
peningkatan pelepasan hormon
tiroid endogenous atau sumber
ekstratiroidal eksogen. Sedangkan
tirotoksikosis mengacu pada
manifestasi klinis akibat sirkulasi
yang berlebihan dari hormone tiroid
(Agrawal et al., 2015)..
.
DEFINISI HIPOR-
TOROID
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat
penurunan fungsi hormon tiroid yang
dikikuti tanda dan gejala yang
mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh. Faktor penyebabnya akibat
penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang
dapat terjadi kongenital atau seiring
perkembangan usia. Pada kondisi
hipotiroid ini dilihat dari adanya
penurunan konsentrasi hormon tiroid
dalam darah disebabkan peningkatan
kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon)
(Kumorowulan &Supadmi, 2010).
Patofisiologi Hipertiroid
dan Hipotiroid
Patofisiologi Hipertiroid
Menurut Tarwoto, dkk (2012) penyebab
hipertiroid sebagai berikut:

Adenoma hipofisis
01 Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisisdan jarang terjadi

Penyakit graves

02 Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-seltiroid.

Tiroditis

03 Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri
seperti streptococcus pyogenedans, staphycoccus aureus pnemucoccus pneumonia.

Konsumsi yodium yang berlebih


04 Konsumsiyodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis
hormon tiroid .
Patofisiologi Hipertiroid
Mekanisme hipertiroid
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH,
Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH.
Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk
memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus
otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15
kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas
normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar (Kravets, 2016).
Patofisiologi Hipotiroid
Kongenital

01 Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis. Pada
daerah dengan asupan yodium yang mencukupi, hipotiroid kongenital pada 1 dari 4000 kelahiran
hidup, dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan.

Hipotiroid akuisital
FAKTOR PENYEBAB

02 Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan yodium dalam makanan adalah
penyebab hipotiroid yang paling umum diseluruh dunia

Autoimun

03 Penyebab hipotiroid yang paling umum adalah kondisi autoimun tiroiditis Hashimoto. Peran
autoimun pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan
adanya antibodi dalam sirkulasi darah

Bahan kimia dan obat-obatan

04 Beberapa bahan kimia maupun obat (misal: amiodaron, interferon) juga dapat menyebabkan
hipotiroid dengan cara mempengaruhi autoimunitas kelenjar tiroid
Patofisiologi Hipotiroid
Mekanisme hipotiroid
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan
terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis dan mensekresikan tirotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 danTetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang
merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Kelenjar tiroid adalah satu-satunya sumber hormon tiroid dalam tubuh. Prosesnya membutuhkan yodium dan
tirosin asam amino. Yodium dalam aliran darah diambil kelenjar dan dimasukkan ke dalam molekul tiroglobulin.
Prosesnya dikendalikan oleh tirotropin yang disekresikan oleh hipoofisis. Jika yodium atau TSH tidak cukup, bisa
mengakibatkan penurunan produksi hormon tiroid.
Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid memaninkan peran penting dalam menjaga kadar hormon tiroid dalam
batas normal. Produksi TSH oleh kelenjar hipofisis anterior dirangsang oleh TRH yang disekresikan oleh
hipotalamus. Produksi TSH dan TRH mengalami penurunan akibat peningkatan kadar liroksin melalui proses
umpan balik negatiff. Rendahnya kadar TRH, walaupun jarang terjadi, dapat menyebabkan rendahnya kadar TSH
sehingga meyebabkan berkurangnya produksi hormon tiroid (Kemenkes RI, 2016).
Tanda Gejala Hipertiroid
dan Hipotiroid
Tanda dan Gejala Hipertiroid
Tabel 1.1 Tanda dan Gejala Hipertiroid

Gejala Tanda
Penurunan berat badan meskipun nafsu
makan meningkat, intoleransi panas, berk- Penurunan berat badan
eringat
Tremor, gugup, gelisah, kelelahan, tidur ter- Tremor ekstremitas, hiperaktif, hiperfleksia,
ganggu, konsentrasi rendah kelemahan pada otot panggul
Takikardia, hipertensi sistolik, detak jantung
Palpitasi
tidak teratur
Disnepsia, nafas pendek Takipnea
Hiperdefekasi, mual, muntah Nyeri perut
Keringat meningkat Kulit hangat dan lembab
Proptosis, retraksi kelopak mata, edema pe-
Diplopia, iritasi pada mata, kelopak mata riorbital, infeksi konjungtiva dan kemosis, of-
bengkak, nyeri pada retro-orbital talmoplegia

Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan, 2015


Tanda dan Gejala Hipotiroid
Tabel 1.2 Tanda dan Gejala Hipotiroid

Gejala Tanda

Merasa lelah Lambat bergerak

Kulit kering Lambat berbicara

Tidak tahan suhu dingin Kulit kering dan kasar

Rambut rontok Ujung ekstremitas yang dingin

Sulit berkonsentrasi, cepat lupa Bengkak pada wajah, kaki, dan tangan

Depresi Botak

Konstipasi Bradikardi

Berat badan bertambah dengan nafsu makan berkurang Edema non piting

Suara yang memberat Hiporefleksi

Sesak nafas Relaksasi tendon melambat


Menoragi Sindrom carpal tunnel

Parestesi Efusi rongga tubuh


Atralgia
Gangguan Pendengaran
Sumber: Improving Health Care Provider’s Competencies in Internal Medicine in JKK Era, 2018
Diagnosis Hipertiroid
dan Hipotiroid
Diagnosis Hipertiroid dan Hipotiroid
Diagnosis gangguan tiroid
Penegakan diagnosis gangguan tiroid selain berdasarkan tanda dan gejala, juga memerlukan pemeriksaan
laboratorium yaitu minimal mengetahui kadar TSH, hormon Triiodotironin (T3), dan Tiroksin (T4).

Diagnosis Total T3 dan T4 TSH Plasma Manifestasi klinik


Hipertiroidisme Tinggi Rendah Hipertiroid

Hipotoroidisme Rendah Tinggi Hipotoroid

Sumber: Balai Litbang GAKI Magelang Kementrian Kesehatan


Diagnosis Hipertiroid
Peningkatan penyerapan yodium radioaktif 24 jam (RAIU) menunjukkan hipertiroidisme sejati: kelenjar
tiroid pasien memproduksi secara berlebihan T4, T3, atau keduanya (normal RAIU 10%– 30%). RAIU
yang rendah menunjukkan bahwa kelebihan hormon tiroid bukan akibat dari hiperfungsi kelenjar tiroid
tetapi kemungkinan disebabkan oleh tiroiditis atau konsumsi hormon.
Hipertiroidisme yang diinduksi TSH didiagnosis dengan bukti gangguan perifer hipermetabolisme,
pembesaran kelenjar tiroid difus, peningkatan hormon tiroid bebas dan peningkatan konsentrasi serum
imunoreaktif TSH. Karena kelenjar hipofisis sangat sensitif bahkan terhadap peningkatan minimal T4
bebas, sebuah "normal" atau peningkatan kadar TSH pada pasien tirotoksikosis menunjukkan
ketidaksesuaian produksi TSH. Adenoma hipofisis yang mensekresi TSH didiagnosis dengan
menunjukkan kurangnya TSH respon terhadap stimulasi TRH, kadar TSH yang tidak sesuai, peningkatan
TSH α-subunit tingkat, dan pencitraan radiologis.
Pada penyakit Graves tirotoksik, ada peningkatan produksi hormon secara keseluruhan tingkat dengan
peningkatan yang tidak proporsional dalam T3 relatif terhadap T4. saturasi dari TBG meningkat karena
peningkatan kadar serum T4 dan T3, yang tercermin dalam T3 tinggi penyerapan resin. Akibatnya,
konsentrasi T4 bebas, T3 bebas, dan T4 dan T3 indeks meningkat ke tingkat yang lebih besar daripada
serum yang diukur total. Tingkat TSH tidak terdeteksi karena negatif umpan balik oleh peningkatan kadar
hormon tiroid di hipofisis. Pada pasien dengan penyakit manifestasi, pengukuran serum bebas T4 (atau
total T4 dan T3 penyerapan resin), total T3 , dan TSH akan mengkonfirmasi diagnosis tirotoksikosis. Jika
pasien tidak hamil, peningkatan RAIU 24 jam menunjukkan bahwa kelenjar tiroid tidak tepat
menggunakan yodium untuk menghasilkan lebih banyak hormon tiroid ketika pasien tirotoksik
Diagnosis Hipotiroid
Peningkatan kadar TSH adalah bukti pertama dari hipotiroidisme
primer. Banyak pasien mempunyai T4 tingkat bebas dalam kisaran
normal (hipotiroidisme terkompensasi) dan sedikit, jika ada, gejala
hipotiroidisme. Seiring perkembangan penyakit, T4 turun bebas
dibawah normal. Konsentrasi T3 sering dipertahankan dalam kisaran
normal meskipun T4 rendah . Antibodi peroksidase antitiroid dan
antibodi antitiroglobulin biasanya ditinggikan. RAIU tidak berguna dalam
evaluasi hipotiroidisme karena rendah, normal, atau tinggi.
Kegagalan hipofisis (hipotiroidisme sekunder) harus dicurigai pada
pasien dengan penurunan tingkat T4 dan kadar TSH normal atau
rendah yang tidak tepat.
Pengobatan Hipertiroid
dan Hipotiroid
Terapi Farmakologi

Sasaran terapi Hipertiroid Sasaran terapi Hipotiroid

Menghilangkan kelebihan hormon tiroid, Mengembalikan konsentrasi hormon


meminimalkan gejala dan konsekuensi tiroid dalam jaringan, memberikan
jangka panjang, dan memberikan terapi menghilangkan gejala, mencegah
individual berdasarkan jenis dan defisit neurologis pada bayi baru
keparahan penyakit, usia dan jenis lahir dan anak-anak, dan
kelamin pasien, adanya kondisi nontiroid, membalikkan kelainan biokimia
dan respon terhadap terapi sebelumnya. hipotiroidisme.
Terapi Farmakologi Hipertiroid
GUIDELINE HIPERTIROID

OBAT REGIMEN

Propiltiourasil 900-1200 mg/hari secara oral dalam empat atau enam


dosis terbagi
Metimazol 90-120 mg/hari secara oral dalam empat atau enam
dosis terbagi
Natrium iodida Hingga 2 ghari IV dalam dosis tunggal terbagi

Larutan logul 5-10 tetes tiga kali sehari dalam air atau jus

Larutan jenuh kalium iodida 1-2 tetes tiga kali sehari dalam air atau jus

Propranotor 40-80 mg setiap 6 jam

Deksametason 5-20 mg/hari per oral atau IV dalam dosis terbagi

Prednison 25-100 mg/hari per oral dalam dosis terbagi

Metilprednisolon 20-80 mg/hari IV dalam dosis terbagi


Terapi Farmakologi Hipertiroid
GUIDELINE HIPERTIROID

 PTU dalam dosis besar mungkin merupakan thionamide yang disukai karena menghambat
periferal konversi T4 ke T3 selain mengganggu produksi hormon tiroid. Namun, -blocker dan
kortikosteroid memiliki tujuan yang sama. Metimazol memiliki durasi aksi yang lebih lama, yang
menawarkan keuntungan teoretis.
 Iodida, yang dengan cepat memblokir pelepasan hormon tiroid yang terbentuk sebelumnya,
harus diberikan setelah thionamide dimulai untuk menghambat pemanfaatan iodida oleh
kelenjar yang terlalu aktif.
Terapi antiadrenergik dengan esmolol agen short-acting lebih disukai karena dapat digunakan
pada pasien dengan penyakit paru atau pada risiko gagal jantung dan karena efeknya dapat
dengan cepat dibalik. Kortikosteroid umumnya direkomendasikan, tetapi tidak ada bukti yang
meyakinkan tentang insufisiensi adrenokortikal pada badai tiroid; manfaat mereka dapat
dikaitkan dengan antipiretik dan stabilisasi tekanan darah (BP).
Tindakan suportif umum, termasuk asetaminofen sebagai antipiretik (hindari aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid lainnya, yang dapat menggantikan ikatan hormon tiroid), penggantian
cairan dan elektrolit, obat penenang, digoksin, antiaritmia, insulin, dan antibiotik harus diberikan
sesuai indikasi.
Terapi Non-Farmakologi Hipertiroid
Menghilangkan kelebihan hormon tiroid, meminimalkan gejala dan konsekuensi jangka
panjang, dan memberikan terapi individual berdasarkan jenis dan keparahan penyakit,
usia dan jenis kelamin pasien, adanya kondisi nontiroid, dan respon terhadap terapi
sebelumnya.

Operasi pengangkatan Jika tiroidektomi direncanakan, Propranolol dapat


kelenjar tiroid harus methimazole biasanya diberikan digunakan selama
dipertimbangkan pada sampai pasien secara biokimia beberapa minggu sebelum
pasien dengan kelenjar eutiroid (biasanya 6-8 minggu), operasi dan 7 sampai 10
(>80 g), oftalmopati diikuti dengan penambahan hari setelahnya operasi
parah, atau kurangnya iodida (500 mg/hari) selama 10 untuk mempertahankan
remisi pada obat sampai 14 hari sebelum operasi denyut nadi kurang dari 90
antitiroid perlakuan. untuk mengurangi vaskularisasi denyut / menit.
kelenjar. Levothyroxine dapat Pretreatment gabungan
ditambahkan untuk dengan propranolol dan 10
mempertahankan keadaan sampai 14 hari kalium
eutiroid sementara thionamides iodida juga telah
dilanjutkan. dianjurkan.
Terapi Farmakologi Hipertiroid
Methimazole dan Propylthiouracil (PTU) Iodida secara akut memblokir pelepasan
memblokir sintesis hormon tiroid dengan cara hormon tiroid, menghambat biosintesis hormon
menghambat sistem enzim peroksidase tiroid, tiroid dengan mengganggu penggunaan iodida
mencegah oksidasi iodida yang terperangkap intratiroid, dan mengurangi ukuran dan
dan penggabungan berikutnya ke dalam vaskularisasi kelenjar. Kalium iodida tersedia
iodotirosin dan akhirnya iodothyronine dan IODIDES sebagai larutan jenuh (SSKI, 38 mg iodida per
dengan menghambat penggabungan MIT dan tetes) atau sebagai larutan Lugol, mengandung
DIT untuk membentuk T 4 dan T 3 . Dosis 6,3 mg iodida per tetes. Dosis awal khas SSKI
awal yang biasa termasuk methimazole 30 adalah 3 sampai 10 tetes setiap hari (120-400
sampai 60 mg setiap hari diberikan dalam dua mg) dalam air atau jus. Ketika digunakan untuk
atau tiga 3 dosis terbagi atau PTU 300 hingga mempersiapkan pasien untuk operasi, itu harus
THIOUREAS diberikan 7 hingga 14 hari sebelum operasi..
600 mg setiap hari (biasanya dalam tiga atau
(THIONAMIDES) Efek samping termasuk reaksi hipersensitivitas
empat dosis terbagi). Efek samping ringan
termasuk ruam makulopapular pruritus, (ruam kulit, demam obat, dan rinitis,
artralgia, demam, dan leukopenia transien konjungtivitis), pembengkakan kelenjar ludah,
jinak (jumlah sel darah putih <4000/mm 3 "iodisme" (rasa logam, terbakar) mulut dan
atau 4 × 10 /L). tenggorokan, sakit gigi dan gusi, gejala masuk
angin, dan kadang-kadang sakit perut dan
diare), dan ginekomastia.
Terapi Farmakologi Hipertiroid
β-Blocker digunakan untuk memperbaiki Sodium iodide adalah cairan oral yang
gejala seperti palpitasi, kecemasan, tremor, terkonsentrasi di tiroid dan awalnya
dan intoleransi panas. Mereka tidak memiliki mengganggu sintesis hormon dengan
efek pada tirotoksikosis perifer dan protein memasukkan ke dalam hormon tiroid dan
metabolisme dan tidak mengurangi TSab atau tiroglobulin. RAI adalah agen pilihan untuk
mencegah badai tiroid. Propranolol dan penyakit Graves, nodul otonom toksik, dan
nadolol memblokir sebagian konversi T4 ke RADIOACTIVE toksik gondok multinodular. Tujuan terapi
IODINE
T3 , tetapi kontribusi ini terhadap efek adalah untuk menghancurkan sel-sel tiroid
keseluruhan kecil. Dosis propranolol yang yang terlalu aktif, dan dosis tunggal 4000
diperlukan untuk meredakan gejala hingga 8000 rad (40-80 Gy) menghasilkan
adrenergik bervariasi, tetapi dosis awal 20 keadaan eutiroid pada 60% pasien pada 6
sampai 40 mg secara oral empat kali sehari bulan atau lebih cepat. Dosis kedua RAI harus
efektif untuk sebagian besar pasien (denyut ADRENERGIC diberikan 6 bulan setelah pengobatan RAI
jantung <90 denyut/menit). Efek samping BLOCKERS pertama jika pasien tetap hipertiroid.
termasuk mual, muntah, kecemasan, Hipotiroidisme biasanya terjadi berbulan-bulan
insomnia, pusing, bradikardia, dan gangguan hingga bertahun-tahun setelah RAI. Akut,
hematologi. Simpatolitik yang bekerja sentral jangka pendek efek samping termasuk nyeri
(misalnya, clonidine) dan antagonis saluran tiroid ringan dan disfagia. Tindak lanjut jangka
kalsium (misalnya, diltiazem) mungkin panjang belum mengungkapkan peningkatan
berguna untuk mengontrol gejala ketika risiko untuk pengembangan mutasi atau
kontraindikasi terhadap β-blokade ada. bawaan cacat.
Terapi Farmakologi Hipotiroid
Bentuk obat/dosis Isi Dosis relatif Kesetaraan
Tyroid USP Desiccated 1 butir (setara Rasio T3 :T4 tinggi, murah
Armour Thyroid, NatureThroid, dan pork thyroid dengan 74 mcg
Westhroid (rasio kira-kira T4 :T3 4.2:1); gland [~60– 100] mcg
Armour, 1 butir = 60 mg; Nature-Throid of T4 )
dan Westhroid, 1 butir = 65 mg. dosis
termasuk 1/4, 1/2, 1, 2, 3, 4, and 5 butir
tablet.

Levothyroxine Synthetic T4 100 mcg Stabil, potensi yang dapat


Synthroid, Levothroid, Levoxyl, Levo-T, diprediksi, obat generik mungkin
Unithroid, dan obat generil lainnya 25, bioekuivalen, ketika beralih dari
50, 75, 88, 100, 112, 125, 137, 150, tiroid alami ke i-tiroksin, dosis
175, 200, 300 mcg tablet; Tirosint 13– lebih rendah satu setengah
150 mcg cair dalam gelatin kapsul; 200 butir, penyerapan variabel antar
and 500 mcg per vial injeksi produk, waktu paruh=7 hari,
sehingga dosis harian dianggap
sebagai obat pilihan
Terapi Farmakologi Hipotiroid
Bentuk obat/dosis Isi Dosis relatif Kesetaraan
Liothyronine Synthetic T3 33 mcg(~setara Penyerapan seragam, onset
Tablet Cytomel 5, 25, dan50 mcg dengan100 mcg cepat, half-life = 1.5 hari
T4 )

Liotrix Synthetic Thyrolar 1 = 50 Stabil dapat diprediksi, mahal,


Tablet Thyrolar 1/4-, 1/2-, 1-, 2-, dan 3- T4 :T3 dalam mcg T4 dan risiko tirotoksikosis T3 karena
butir rasio 4:1 12.5 mcg T3 rasio T3 yang relatif tinggi
terhadap T4
Terapi Non Farmakologi
Diet sehat untuk penderita Diet pada penderita hipotiroid
hipotiroid meliputi biji-bijian, disarankan untuk lebih baik makan
makanan alami, banyak buah dan dalam porsi kecil tetapi frekuensinya
sayuran, serta asupan yang baik Diet sering (5-6 kali), daripada makan dalam
dari makanan laut dan protein porsi besar tetapi frekuensinya hanya 3
lainnya. Yang harus dikurangi kali. Apabila makan dalam porsi kecil
adalah daging yang dengan frekuensi sering, akan
berlemak. membantu menyeimbangkan
metabolisme yang lambat yang terjadi
pada tubuh penderita hipotiroid.

Diet sehat Farmakoterapi Nutrisi

Mineral yang penting bagi penderita Mengkonsumsi nutrisi yang mengandung


hipotiroid adalah Selenium. Mineral banyak serat. Serat dapat menyebabkan
ini merupakan antioksidan dan rasa kenyang dan dapat membantu
penting dalam mengkonversi dalam penurunan berat badan serta
hormon tiroid yang diproduksi oleh membantu pada kejadian konstipasi pada
tubuh, yaitu T4, menjadi bentuk Mineral pasien hipotiroid. Serat dapat diperoleh
aktifnya, yaitu T3. Makanan yang dalam bentuk sediaan obat, tetapi lebih
banyak mengandung selenium baik serat yang berasal dari makanan,
yaitu seperti kacang, beras, biji- bijian, serta
kacang-kacangan dan daging tidak gandum.
Evaluasi Hasil Terapi
Hipertiroid dan
Hipotiroid
Evaluasi Setelah terapi (operasi, thionamides, atau RAI)

Hasil Terapi untuk hipertiroidisme telah dimulai, mengevaluasi


pasien setiap bulan sampai mereka mencapai
Hipertiroid kondisi eutiroid.
Kaji tanda-tanda klinis tirotoksikosis berkelanjutan
atau perkembangan hipotiroidisme.
Jika T4 penggantian dimulai, tujuannya adalah
untuk mempertahankan kedua T4 . bebas tingkat
dan konsentrasi TSH dalam batas normal. Setelah
dosis stabil T4 diidentifikasi, memantau pasien
setiap 6 sampai 12 bulan.
Evaluasi  Konsentrasi TSH serum adalah parameter pemantauan
yang paling sensitif dan spesifik untuk penyesuaian dosis
Hasil levothyroxine. Konsentrasi mulai turun dalam beberapa jam
dan biasanya dinormalisasi dalam waktu 2 sampai 6 minggu.
Terapi  Periksa konsentrasi TSH dan T4 setiap 6 minggu sampai
keadaan eutiroid tercapai. Tingkat TSH yang meningkat
Hipotiroid menunjukkan penggantian yang tidak mencukupi. Serum T4
konsentrasi dapat berguna dalam mendeteksi
ketidakpatuhan, malabsorpsi, atau perubahan dalam
bioekivalensi produk levothyroxine. TSH juga dapat
digunakan untuk membantu mengidentifikasi ketidakpatuhan.
 Pada pasien dengan hipotiroidisme yang disebabkan oleh
kegagalan hipotalamus atau hipofisis, pengurangan sindrom
klinis dan pemulihan serum T4 ke kisaran normal adalah
satu-satunya kriteria yang tersedia untuk memperkirakan
dosis pengganti yang tepat dari levotiroksin.
Penyelesaian Kasus
Menggunakan Metode
S.O.A.P
Kasus 6 (Hipertiroid dan Hipotiroid)
Seorang wanita 19 tahun datang ke klinik dan mengatakan, “Saya
sangat gelisah, berkeringat, lapar, dan berat badan saya turun.
Saya pikir saya kehilangan akal. Apa yang salah denganku?” Dia
pertama kali melihat gejala ini 3 bulan yang lalu, dan telah
memburuk dengan pasti. Dia merasa cemas tanpa alasan dan
memiliki kesulitan tidur. Dia telah memperhatikan bahwa nafsu
makannya telah meningkat, meskipun dia telah kehilangan sekitar
2 kg (4,4lb) selama 3 bulan terakhir. Terkadang dia bisa
merasakan jantungnya berdetak di dadanya, tapi dia tidak
mengalami nyeri dada atau sinkop.Dia hanya mengkonsumsi
produk vitamin, naproxen sesekali untuk sakit kepala, dan
kontrasepsi hormonal. Dia berpikir bahwa ibunya memiliki
semacam masalah tiroid ketika mengandung dirinya.
Kasus 6 (Hipertiroid dan Hipotiroid)
Hasil pemeriksaan fisik :
Nadi : 122x/menit
TD : 106/71 mmHG
RR : 12x/menit
Temperatur : 37.8oC
HEENT (Head, Eye, Ear, Nose, Throat) : Pembesaran tiroid yang
menyebar, eksoftalmus ringan
Cardiovascular : Takikardia
Eksaminasi : Tremor
Kulit : Hangat, lembut dan halus
EKG : Sinus takikardia
Lab : Elektrolit, CBC normal. TSH kurangdari 0,1 mIU/L
(μIU/mL; rentang referensi 0,5–2,5 mIU/L atau IU/mL); FT4
4,2 ng/dL(54,1 pmol/L; rentang referensi 0,7–1,9 ng/dL,
atau 9,0–24,5 pmol/L); + TSHR-Sab.
 
Subjektif

• Jenis kelamin : Wanita Content A


• Usia : 19 Tahun
• Keluhan : Gelisah, berkeringat, lapar, dan berat badan
turun, cemas tanpa alasan, kesulitan tidur,
• Riwayat pengobatan : mengkonsumi produk vitamin, naproxen
sesekali untuk sakit kepala, dan kontrasepsi
hormonal.
Objektif
Tabel 1.3 Data Pemeriksaan Fisik

Data pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan


Nadi 122x/menit
TD 106/71 mmHG (normal :90/60 mmHG atau
120/90 mmHG)
RR (respiratory rate) 12X/menit
Temperatur/suhutubuh 37.8°C
HEENT (Head, Eye, Ear, Nose, Pembesaran tiroid yang menyebar,
Throat) eksoftalmus ringan
Cardiovaskular Takikardia
Eksaminasi Tremor
Kulit Hangat, lembut dan halus
EKG Sinus takikardia
Objektif
Tabel 1.4 Data Pemeriksaan Laboratorium
Data laboratorium Hasil pemeriksaan Rentang referensi/Nilai Kategori
normal
Elektrolit - Na+ : 135-145 mEq/L, -
K+ : 3,5-5,3 mEq/L,
danCl- : 100-106
mEq/L.
Complete blood Normal HB : 12-16 g/dL Normal
count (CBC) Eritrosit : 4,0;5,3
juta/uL
Leukosit : 3.500-
10.000 /μL darah.
Thyroid-stimulating 0,1 mIU/L atau 0,5–2,5 mIU/L atau Rendah
hormone (TSH) μIU/mL IU/mL
Free tiroksin 4 4,2 ng/dL 0,7–1,9 ng/dL, atau Tinggi
(FT4) 9,0–24,5 pmol/L)
Assasement
Berdasarkan data hasil pemeriksaan fisik dan data lab, pasien menderita penyakit
hipertiroid yaitu kadar Thyroid-stimulating hormone (TSH) pasien rendah dan kadar
Free tiroksin 4 (FT4) pasien tinggi serta pasien mengalami tremor, takikardia, dan
denyut nadi yang cepat melebihi batas normal pada orang dewasa.

1. Thyroid-stimulating hormone 2. Triodothyronine (13) bebas dan


(TSH) Rendah/Menurun 2 Tiroksin bebas (T4)
Pada hipertiroid, konsentrasi TSH Tinggi/meningkat
plasma menurun (karena terdapat Hal ini disebabkan karena TSI yaitu
suatu antibodi yang menyerupai pembentukan TSH ditekan oleh
TSH, biasanya antibodi kelenjar hipofisis anterior sehingga
immunoglobulin (TSI) yang kelenjar tiroid dipaksa
berikatan dengan reseptor yang mensekresikan hormon hingga
mengikat TSH. Dimana bahan-
1
diluar batas yang menyebabkan
bahan tersebut merangsang sel-sel sekretori kelenjar membesar
aktivasi CAMP dalam sel sehingga dan terjadi peningkatan laju
hasil akhirnya hipertiroid metabolisme diatas normal dan
terjadi penurunan berat badan dan
ketidak seimbangan energi.
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring

Naproxen Digunakan untuk Tidak ada Dibersikan Efektivitas : efektif


mengurangi rasa sakit menghambat dua macam
misalnya sakit kepala isoenzim cyclooxygenase
(COX-1 dan COX-2),
sehingga menurunkan
produksi prostaglandin.

ESO: sakit perut, mual


Vitamin Digunakan untuk Tidak ada Diberikan Efektivitas : efektif untuk
membantu mengatur nutrisis tambahan yang
metabolisme, mencegah diperlukan tubuh untuk
penyakit kronis, menunjang kinerja tubuh
memelihara nafsu makan,
dan kekebalan tubuh,

Hormon Digunakan untuk Tidak ada Diberikan Efektivitas : efektif untuk


kontrasepsi (Obat mencegah kehamilan. mencegah kehamilan
KB)
ESO: Mual, kenaikan berat
badan, sakit kepala

Plan
Merekomendasikan obat Antihipertiroid (Propylthiourasil) atau obat methimazole
digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme atau kelebihan hormon tiroid.
• Dosis propylthiourasil: 150 mg/8 jam atau 150-450 mg/hari dalam dosis terbagi.
• Pasien tetap dikontrol selama 408 minggu (untuk melihat penurunan
abnormalitas), kemudian dosis mulai di turunkan 50-300 mg. Penyesuaian dosis
dilakukan setiap bulan. Pengobatan dilanjutkan 1-2 tahun.

KIE DAN TERAPI NON FARMAKOLOGI

Kepatuhan Diet tinggi kalori, yaitu Konsumsi protein Hindari stress


memberikan kalori Olahraga secara
minum obat harus tinggi, yaitu 100-
teratur
2600-3000 kalori per 125 gr (2.5 gr/kg BB)
hari baik dari makanan
maupun suplemen
Daftar Pustaka
Agrawal Pankaj, Rajeev Philip, Saran Sanjay, et al. 2015. Congenital Hypothyroidsm. Indian J
Endocrinology Metabolic. India: National Center of Biotechnology Information.

American Thyroid Association. 2011. Hypertiroidsm And Other of Thyrotoxicosis: Management


Guidelines of The American Thyroid Association And American Association of Clinical
Endocrinologist. AACE Endocrine Practice Vol. 17 (3).

Balai Litbang GAKI Magelang Kementrian Kesehatan

Buku Pharmacotherapy, Section 8, Hal 1310-1315 dan 1317-1321

Dipiro, J.T.. Wells, B.G.. Schwinghammer, T.L. Dipiro. C.V. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th
edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Hermawan G.A. 1990. Pengelolaan dan Pengobatan Hipertiroidi. Cermin Dunia Kedokteran No.
63, 1990.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015, Kementerian Kesesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Daftar Pustaka
Kravets, Hipertiroidisme: Diagnosis and Treatment. Stony Brook University School of Medicine,
Stony Brook, New York. Volume 93, Number 5. 2016. The Indonesian Society of Endocrinology
Task Force on Thyroid Diseases. Indonesian Clinical Practice Guidelines for Hipertiroidisme. Vol.
27 No. 2012. ISSN 0857-1074

Kumorowulan S & Supadmi S. 2010. Hipotiroid Kongenital. Jurnal Media Mikro Indonesia Vol.3.

Manaf A. 2018. Improving Health Care Provider’s Competencies in Internal Medicine in JKK Era

Mayer Brenna. Buku Ajar Patofisiologi( Profesional Guide to Pathophysiology)


2012. Buku kedokteran. Jakarta

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan, 2015. ISSN 2442-7659

Pharmacotherapy Handbook, Tenth Edition Barbara G. Wells_ Joseph T. DiPiro_ Terry L.


Schwinghammer_ Cecily DiPiro - (2017, McGraw-Hill Education _ Medical) - libgen.lc
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai