KELOMPOK 6
NUR APRILLIAH PURNAMA (192521601)
RATNA (192521605)
AMANDA SUCI SANG JAYA (192531623)
WAFIQ AZIZAH SIGA (192521620)
SRI HASMIATI (192521615)
POKOK PEMBAHASAN
FARMAKOTERAPI
DIAGNOSIS PENYAKIT
Definisi Hipertiroid
dan Hipotiroid
DEFINISI HIPER-
TOROID
Hipertiroidisme adalah kondisi klinis
yang disebabkan oleh peningkatan
konsentrasi hormone tiroid dalam
jaringan akibat peningkatan sintesis
hormon oleh kelenjar tiroid berupa
peningkatan pelepasan hormon
tiroid endogenous atau sumber
ekstratiroidal eksogen. Sedangkan
tirotoksikosis mengacu pada
manifestasi klinis akibat sirkulasi
yang berlebihan dari hormone tiroid
(Agrawal et al., 2015)..
.
DEFINISI HIPOR-
TOROID
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat
penurunan fungsi hormon tiroid yang
dikikuti tanda dan gejala yang
mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh. Faktor penyebabnya akibat
penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang
dapat terjadi kongenital atau seiring
perkembangan usia. Pada kondisi
hipotiroid ini dilihat dari adanya
penurunan konsentrasi hormon tiroid
dalam darah disebabkan peningkatan
kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon)
(Kumorowulan &Supadmi, 2010).
Patofisiologi Hipertiroid
dan Hipotiroid
Patofisiologi Hipertiroid
Menurut Tarwoto, dkk (2012) penyebab
hipertiroid sebagai berikut:
Adenoma hipofisis
01 Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisisdan jarang terjadi
Penyakit graves
02 Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-seltiroid.
Tiroditis
03 Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri
seperti streptococcus pyogenedans, staphycoccus aureus pnemucoccus pneumonia.
01 Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis. Pada
daerah dengan asupan yodium yang mencukupi, hipotiroid kongenital pada 1 dari 4000 kelahiran
hidup, dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan.
Hipotiroid akuisital
FAKTOR PENYEBAB
02 Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan yodium dalam makanan adalah
penyebab hipotiroid yang paling umum diseluruh dunia
Autoimun
03 Penyebab hipotiroid yang paling umum adalah kondisi autoimun tiroiditis Hashimoto. Peran
autoimun pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan
adanya antibodi dalam sirkulasi darah
04 Beberapa bahan kimia maupun obat (misal: amiodaron, interferon) juga dapat menyebabkan
hipotiroid dengan cara mempengaruhi autoimunitas kelenjar tiroid
Patofisiologi Hipotiroid
Mekanisme hipotiroid
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan
terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis dan mensekresikan tirotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 danTetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang
merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Kelenjar tiroid adalah satu-satunya sumber hormon tiroid dalam tubuh. Prosesnya membutuhkan yodium dan
tirosin asam amino. Yodium dalam aliran darah diambil kelenjar dan dimasukkan ke dalam molekul tiroglobulin.
Prosesnya dikendalikan oleh tirotropin yang disekresikan oleh hipoofisis. Jika yodium atau TSH tidak cukup, bisa
mengakibatkan penurunan produksi hormon tiroid.
Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid memaninkan peran penting dalam menjaga kadar hormon tiroid dalam
batas normal. Produksi TSH oleh kelenjar hipofisis anterior dirangsang oleh TRH yang disekresikan oleh
hipotalamus. Produksi TSH dan TRH mengalami penurunan akibat peningkatan kadar liroksin melalui proses
umpan balik negatiff. Rendahnya kadar TRH, walaupun jarang terjadi, dapat menyebabkan rendahnya kadar TSH
sehingga meyebabkan berkurangnya produksi hormon tiroid (Kemenkes RI, 2016).
Tanda Gejala Hipertiroid
dan Hipotiroid
Tanda dan Gejala Hipertiroid
Tabel 1.1 Tanda dan Gejala Hipertiroid
Gejala Tanda
Penurunan berat badan meskipun nafsu
makan meningkat, intoleransi panas, berk- Penurunan berat badan
eringat
Tremor, gugup, gelisah, kelelahan, tidur ter- Tremor ekstremitas, hiperaktif, hiperfleksia,
ganggu, konsentrasi rendah kelemahan pada otot panggul
Takikardia, hipertensi sistolik, detak jantung
Palpitasi
tidak teratur
Disnepsia, nafas pendek Takipnea
Hiperdefekasi, mual, muntah Nyeri perut
Keringat meningkat Kulit hangat dan lembab
Proptosis, retraksi kelopak mata, edema pe-
Diplopia, iritasi pada mata, kelopak mata riorbital, infeksi konjungtiva dan kemosis, of-
bengkak, nyeri pada retro-orbital talmoplegia
Gejala Tanda
Sulit berkonsentrasi, cepat lupa Bengkak pada wajah, kaki, dan tangan
Depresi Botak
Konstipasi Bradikardi
Berat badan bertambah dengan nafsu makan berkurang Edema non piting
OBAT REGIMEN
Larutan logul 5-10 tetes tiga kali sehari dalam air atau jus
Larutan jenuh kalium iodida 1-2 tetes tiga kali sehari dalam air atau jus
PTU dalam dosis besar mungkin merupakan thionamide yang disukai karena menghambat
periferal konversi T4 ke T3 selain mengganggu produksi hormon tiroid. Namun, -blocker dan
kortikosteroid memiliki tujuan yang sama. Metimazol memiliki durasi aksi yang lebih lama, yang
menawarkan keuntungan teoretis.
Iodida, yang dengan cepat memblokir pelepasan hormon tiroid yang terbentuk sebelumnya,
harus diberikan setelah thionamide dimulai untuk menghambat pemanfaatan iodida oleh
kelenjar yang terlalu aktif.
Terapi antiadrenergik dengan esmolol agen short-acting lebih disukai karena dapat digunakan
pada pasien dengan penyakit paru atau pada risiko gagal jantung dan karena efeknya dapat
dengan cepat dibalik. Kortikosteroid umumnya direkomendasikan, tetapi tidak ada bukti yang
meyakinkan tentang insufisiensi adrenokortikal pada badai tiroid; manfaat mereka dapat
dikaitkan dengan antipiretik dan stabilisasi tekanan darah (BP).
Tindakan suportif umum, termasuk asetaminofen sebagai antipiretik (hindari aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid lainnya, yang dapat menggantikan ikatan hormon tiroid), penggantian
cairan dan elektrolit, obat penenang, digoksin, antiaritmia, insulin, dan antibiotik harus diberikan
sesuai indikasi.
Terapi Non-Farmakologi Hipertiroid
Menghilangkan kelebihan hormon tiroid, meminimalkan gejala dan konsekuensi jangka
panjang, dan memberikan terapi individual berdasarkan jenis dan keparahan penyakit,
usia dan jenis kelamin pasien, adanya kondisi nontiroid, dan respon terhadap terapi
sebelumnya.
Dipiro, J.T.. Wells, B.G.. Schwinghammer, T.L. Dipiro. C.V. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th
edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Hermawan G.A. 1990. Pengelolaan dan Pengobatan Hipertiroidi. Cermin Dunia Kedokteran No.
63, 1990.
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015, Kementerian Kesesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Daftar Pustaka
Kravets, Hipertiroidisme: Diagnosis and Treatment. Stony Brook University School of Medicine,
Stony Brook, New York. Volume 93, Number 5. 2016. The Indonesian Society of Endocrinology
Task Force on Thyroid Diseases. Indonesian Clinical Practice Guidelines for Hipertiroidisme. Vol.
27 No. 2012. ISSN 0857-1074
Kumorowulan S & Supadmi S. 2010. Hipotiroid Kongenital. Jurnal Media Mikro Indonesia Vol.3.
Manaf A. 2018. Improving Health Care Provider’s Competencies in Internal Medicine in JKK Era