Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.

id
Volume 16, No 1, Juni 2020, Hal 1-7 p-ISSN 1858-0696
DOI.10.26753/jikk.v16i1.383 e-ISSN 2598-9855

EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP SENSASI PROTEKSI


KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Marlin Eppang*, Dewi Prabawati


STIK Sint Carolus
Jl. Salemba Raya 41, Jakarta Pusat
*e-mail : deprab24@yahoo.com

Abstract
Keywords: Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan dalam proses sekresi
Diabetes melitus, insulin dan resistensi insulin yang berdampak pada meningkatnya nilai
Ma s s a g e glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula darah pada pasien DM
effleurage, dapat mengakibatkan neuropati perifer dan terjadi penurunan sensasi
Sensasi proteksi proteksi kaki. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas massage
kaki effleurage selama 4 minggu terhadap sensasi proteksi kaki pasien
dengan DM. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan quasi
eksperimental pre-post design, melibatkan 95 responden yang dipilih
dengan purposive sampling technique dan dibagi dalam kelompok
intervensi sebanyak 71 responden dan kelompok kontrol 24 responden.
Sensasi proteksi diukur menggunakan monofilament 10 g pada 10 area
di kaki. Uji statistik Wilcoxon menunjukkan terdapat perubahan sensasi
proteksi kaki sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p= 0.02 (<
0.05); dan uji statistik Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan
signifikan sensasi proteksi kaki pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dengan p=0.000. Secara simultan variabel independen dalam
penelitian ini memberikan pengaruh sebanyak 40.7 % terhadap sensasi
proteksi kaki. Intervensi massage effleurage dapat diterapkan untuk
mencegah ulkus diabetik akibat penurunan sensasi proteksi kaki dan
perlu dilakukan kunjungan rumah pada pasien DM untuk memberikan
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan perawatan DM,
sehingga
pengetahuan pasien DM dapat meningkat serta memiliki perilaku yang
baik tentang pengaturan diit dan kepatuhan menjalani terapi.

I. PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan pola hidup seperti kepatuhan terhadap diit
suatu keadaan gangguan metabolisme yang DM, meningkatkan aktivitas, dan patuh
disebabkan ketidakmampuan sekresi insulin, terhadap regimen pengobatan (American
kerja insulin, atau keduanya (Yang et al., Diabetes Association, 2019)
2014). Pada DM tipe 2 terjadi penurunan Penderita DM dunia diperkirakan sebanyak
produksi insulin dan resistensi insulin. 415 juta jiwa pada 2015 (International
Meskipun pada diabetes jenis ini pasien tidak Diabetes Federation, 2017) dan jumlah ini
tergantung pada insulin eksogen, tetapi kemungkinan akan meningkat dua kali lipat
sangat ditekankan untuk pasien dapat pada tahun 2030 tanpa intervensi apapun.
memperbaiki

1
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar teknik pijat yang dapat meningkatkan
(Riskesdas, 2018) prevalensi DM pada sirkulasi darah, dengan melibatkan otot.
penduduk berumur ≥ 15 tahun mengalami Dengan teknik pijat lembut dan superfisial
peningkatan, dimana pada tahun 2013 mulai tekanan yang ringan hingga kuat
terdapat 6.9% dan tahun 2018 meningkat memiliki manfaat yang sangat berguna
menjadi 8.5%. untuk penderita DM. Studi literatur
Pusat Data dan Informasi Kementerian sistematik review yang dilakukan Pandey,
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014, Tripathi, Pandey, Srivatava & Goswami,
menyatakan bahwa komplikasi terbanyak (2011), menyatakan bahwa massage
DM adalah neuropati yang dialami oleh 54 memiliki efek positif menormalkan gula
% penderita DM yang dirawat di RSCM darah serta dapat memperbaiki 50% kasus
diikuti retinopati diabetik dan proteinuria. dari neuropati ekstremitas pada pasien.
Neuropati merupakan kerusakan saraf Massage effleurage merupakan memijat
progresif yang menyebabkan hilangnya dengan cara mengusap secara lembut,
fungsi saraf. Kerusakan saraf dapat dipicu mengikuti lekuk tubuh, dan dilakukan
karena hipoksia dan kurangnya glukosa mulai dari distal ke proksimal dan sejajar
masuk ke dalam sel. Neuropati juga dapat dengan sumbuh panjang jaringan. Kompresi
disebabkan karena kondisi hipoksia pada secara bertahap dapat menstimulus keadaan
sel saraf sehingga terjadi demielinisasi relaksasi dan mengurangi ketegangan otot.
yang mengakibatkan terjadinya gangguan Tekanan yang diberikan pada saat massage
konduksi saraf. Kondisi hiperglikemia akan meningkatkan sirkulasi darah dan kelenjar
memperberat kerusakan saraf, sehubungan getah bening, meningkatkan sirkulasi
dengan adanya perubahan kelebihan jaringan, mencegah terjadinya edema
glukosa menjadi sorbitol yang tertumpuk (Goats, 1994; Zhang, Sun, & Yue, 2013).
pada saraf dan merubah konduksi dari Massage effleurage merupakan salah
saraf kerusakan saraf dapat mengakibatkan satu terapi komplementer yang mudah
hilangnya sensasi nyeri atau kerusakan dan bermanfaat untuk pasien DM. Hal
sensoris lainnya (Ignatavicius & Workman, ini ditunjang dengan penelitian dari
2010; Lewis, et al, 2014). Sensasi proteksi (Adinugraha, 2015) yang menyatakan
merupakan suatu kemampuan seseorang terdapat perbedaan tekanan sistolik ankle
untuk merasakan stimulus atau nyeri pada kelompok yang diberikan Massage
sebagai suatu mekanisme perlindungan effleurage selama 3 minggu (p=0.0001).
yang penting. Penurunan sensasi proteksi Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk
pada pasien DM disebabkan karena mengetahui efektivitas massage effleurage
Diabetic Peripheral Neuropathy (DPN), terhadap sensasi proteksi kaki pasien
dimana pasien kehilangan kemampuan dengan DM.
untuk menyadari saat ada stimulus nyeri
atau cedera pada kaki. Pasien DM yang II. METODE
mengalami penurunan sensasi proteksi
Penelitian ini menggunakan quasi
dapat meningkatkan resiko ulserasi kaki,
eksperimental design dengan pretest-
termasuk potensi amputasi kaki. Dengan
posttest control group design. Jumlah
mengidentifikasi penurunan sensasi
sampel dalam penelitian ini adalah 95
proteksi kaki secara dini dapat mencegah
responden yang dipilih menggunakan
terjadinya luka diabetik (Tesfaye &
purposive sampling technique, yang terbagi
Selvarajah, 2012).
dalam kelompok intervensi sebanyak 71
Terapi komplementer yang dapat responden dan kelompok kontrol 24
dilakukan untuk meningkatkan sensasi responden. Penelitian ini dilakukan di
proteksi pada kaki adalah massage wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
(Chatchawan, Eungpinichpong, Plandee, Tana Toraja yaitu Puskesmas Makale,
& Yamauchi, 2015). Massage merupakan Puskesmas Makale
Utara, dan Puskesmas Ge’tengan. Tabel 2 menunjukkan sebelum
Responden dalam kelompok intervensi intervensi massage effleurage, mayoritas
diberikan massage effleurage 3 kali responden memiliki sensasi proteksi kaki
seminggu selama 4 minggu, dimana pada sedang (77.5%), dan setelah diberikan
pertemua pertama, peneliti menjelaskan intervensi mayoritas responden memiliki
prosedur pemeriksaan sensasi proteksi kaki sensasi proteksi kaki normal 83.1%. Hal
dan massage effleurage. Pemeriksaan sensasi ini menunjukkan bahwa secara statistik ada
proteksi dilakukan dengan menggunakan perbedaan signifikan sebelum dan sesudah
monofilament 10 g, pada 10 area di kaki. diberikan intervensi massage effleurage
Pasien yang tidak merasakan sentuhan terhadap sensasi proteksi kaki dengan p-
monofilament > 4 area, dilibatkan menjadi value 0.002 (<0.05).
responden. Untuk menganalisa uji beda
maka digunakan uji statistik non parametrik Tabel 3. Uji beda independent kelompok intervensi
dan kontrol
Wilcoxon dan Mann Whitney U.
Kategori Intervensi Kontrol Nilai
Selanjutnya dilakukan uji multivariat
n % n %
dengan Regresi Logistik Nominal/ Binari.
Normal 59 83.1 0 0 0,000
Variabel Karakteristik Jumlah
III. HASIL Sedang 7 9.9 10 41.7
n % Berat 5 7.0 14 58.3 T
Usia 18-40 tahun 39 41.1
58.9 a
b
Jenis kelamin Laki-laki 51 53.7
46.3 e
l
L a m a ≥ 2 tahun 61 64.2
m e n d e r i t a <2tahun 34 35.8
DM 3
Nilai GDS ≤200 mg/dl 10 10.5
> 200 mg/dl 85 89.5
m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

s
e

3
n k
s o
a n
s t
i r
p o
r l
o d
t i
e d
k o
s m
i i
k n
a a
k s
i i
r d
e e
s n
p g
o a
n n
d
e k
n a
, t
d e
i g
m o
a r
n i
a b
e
m r
a a
y t
o (
r 5
i 8
t .
a 3
s %
)
sensasi proteksi kaki responden .
sesudah D
intervensi massage effleurage e
adalah n
g
normal (83.1%), a
sedangkan kelompok n
4
nilai(<0,05). Secara
p- statistik dapat
value disimpulkan
0,000 bahwa model
(<0,0 dengan
5) variabel
didap independen
atkan (intervensi
bahw massage
a effleurage,
perbe
daan
yang signifikan antara sensasi proteksi
kaki
Tabel 1. Frekuensi kelompok
distribusi
intervensi massage
responden DM tipe
effleurage
2 dengan
penurunan sensasi dengan kelompok
proteksi kaki kontrol

Tabel 4. Uji
Tabel 1
kelayakan Model Fit
menggambarkan sensasi proteksi kaki
frekuensi pada kelompok
distribusi dimana intervensi
mayoritas Model Fit (-2 Log Likelihood
respondent Hasil Uji -2 L o
Likelihood
berusia dewasa Intercept Only 118.609
madya (41-60
Final 56.656
tahun) 58.9%,
berjenis kelamin
laki-laki 53.7%, Berdasark
lama menderita an tabel 4
DM ≥2 tahun kelayakan
64.2% dan model fit pada
memiliki nilai kelompok
GDS >200 mg/dl intervensi
89,5%. massage
effleurage
Tabel 2. Uji beda didapatkan
sebelum dan penurunan
sesudah intervensi nilai -2 Log
massage efflurage Likelihood
pada kelompok setelah
intervensi dilakukan
Pe nur unan Pre-test intervensi
s e n s a s i
massage
proteksi kaki n
Normal 0 effleurage
sebesar 61.953
Sedang 55
dengan
Berat 16 p=0,000

5
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020 (premenstrual
usia, jenis kelamin, lama menderita dan
nilai GDS) memberikan akurasi yang baik
untuk memprediksi perubahan sensasi
proteksi kaki pada pasien DM Tipe 2 dan
signifikan dengan p=0,000 (<0,05).

Tabel 5. Uji Pseudo R-square terhadap sensasi


proteksi kaki

Intervensi Cox and Snell


Massage effleurage .479

Berdasarkan tabel 5 besarnya


kontribusi variabel independen terhadap
variabel dependen, dapat dijelaskan
sebagai berikut: pada intervensi massage
effleurage didapatkan cox and snell
sebesar 0,479 yang secara statistik berarti
bahwa variabel independen (intervensi
massage effleurage, usia, jenis kelamin,
lama menderita, dan nilai GDS)
memberikan kontribusi terhadap variabel
sensasi proteksi kaki sebesar 47.9%,
sisanya 52.1% dijelaskan oleh variabel
diluar model atau variabel yang belum
diteliti.

IV. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan
beberapa teori yang menjelaskan bahwa
DM tipe 2 paling sering terjadi pada orang
dewasa yang berusia 40 tahun atau lebih,
dan prevalensi penyakit ini meningkat
seiring bertambahnya usia, dimana hal ini
disebabkan karena pada usia tersebut terjadi
intoleransi glukosa (Black & Hawks, 2014).
Lebih lanjut Ekpenyong, Akpan, Ibu, &
Nyebuk (2012) menyatakan bahwa pada
orang yang berusia lanjut, fungsi organ
tubuh semakin menurun, mengakibatkan
menurunnya fungsi endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
Pada dasarnya, angka kejadian DM tipe
2 bervariasi antara laki-laki dan perempuan,
dimana mereka mempunyai peluang yang
sama terkena DM. Hanya saja dilihat dari
faktor resiko, perempuan mempunyai
peluang lebih besar diakibatkan
peningkatan indeks massa tubuh (IMT)
yang lebih besar. Sindrom siklus bulanan
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020 karena kondisi hipoksia pada sel saraf
syndrome), pascamenopause yang sehingga terjadi demielinisasi yang
membuat distribusi lemak tubuh mengakibatkan terjadinya gangguan
menjadi mudah terakumulasi akibat konduksi saraf. Kondisi hiperglikemia akan
proses hormonal tersebut sehingga memperberat kerusakan saraf, sehubungan
wanita berisiko menderita DM (Auni et dengan adanya perubahan kelebihan
al., 2004). Hal ini juga ditunjang glukosa
dengan penelitian Zhao et al. (2014)
yang menemukan adanya korelasi menjadi sorbitol Pemeriksaan
positif antara nilai HbA1c dan risiko yang tertumpuk sensasi proteksi kaki
strok pada responden perempuan pada saraf dan merupakan salah
dengan DM tipe 2, dan korelasi ini merubah konduksi satu pemeriksaan
lebih signifikan pada perempuan yang dari saraf kerusakan untuk menentukan
berusia diatas 55 tahun. saraf dapat faktor neuropati yang
Kondisi hiperglikemia akan mengakibatkan merupakan penyebab
memperberat kerusakan saraf, hilangnya sensasi terjadinya ulkus
sehubungan dengan adanya perubahan nyeri atau diabetik. Salah satu
kelebihan glukosa menjadi sorbitol kerusakan sensoris alat yang digunakan
yang tertumpuk pada saraf dan lainnya adalah monofilamen.
merubah konduksi dari saraf dapat (Ignatavicius & Uji sensasi dengan
mengakibatkn hilangnya sensasi nyeri Workman, 2010; monofilamen
dan kerusakan sensoris lainnya Hinkle & Cheever, merupakan tehnik
(Ignatavius & Workman, 2010; Lewis, 2014) yang sangat sederhana
2014). Hiperglikemia dalam waktu Penurunan dan cukup sensitif
lama dapat mengakibatkan penebalan sensasi proteksi untuk mendiagnosis
dinding pembuluh darah, kerusakan kaki dapat pasien yang memiliki
fungsi dari integritas sel, dan iskemia menyebabkan risiko terkena ulkus
pada pembuluh darah kecil, yang dapat peningkatan resiko karena mengalami
mengakibatkan hipoksia jaringan dan terjadinya cedera gangguan neuropati
mengakibatkan komplikasi multiorgan dan ulkus yang sensorik perifer.
(Hinkle & Cheever, 2014). berujung pada Neuropati sensorik
Pasien DM tipe 1 dan 2 yang diabetic foot pada menyebabkan
memiliki kontrol glikemik buruk penderita DM. menghilangnya
memilik risiko terjadinya DPN. Faktor Infeksi dapat terjadi sensasi proteksi yang
risiko lain yang juga berkontribusi pada kaki diabetik berakibat kaki rentan
untuk terjadinya DPN adalah lamanya dan keadaaan yang terhadap trauma fisik
sakit. Diabetes Neuropati sangat tidak data dan termal, sehingga
berhubungan erat dengan kadar dikendalikan dapat meningkatkan risiko
HbA1c, dimana dijelaskan bahwa menyebabkan ulkus kaki (Kartika,
penderita DM dengan kadar HbA1c amputasi. Penelitian 2017). Lebih lanjut
stabil < 5.4%, tetap akan memiliki yang dilakukan dijelaskan pasien yang
risiko terjadinya gangguan Gordois (2003) kehilangan sensasi
makrovaskular; dan keadaan akan menyebutkan kaki sering mengalami
diperberat dengan durasi sakit yang terjadi komplikasi luka tusuk, luka
lama (Tesfaye & Selvarajah, 2012). pada kaki sebanyak gesek, dan luka
Neuropati merupakan kerusakan 15% dari 10.27 juta bakar yang dapat
saraf progresif yang menyebabkan penderita DM tipe 2 terinfeksi yang lebih
hilangnya fungsi saraf. Kerusakan dan 60-70% lanjut akan berujung
saraf dapat dipicu karena hipoksia dan berawal dari pada amputasi
kurangnya glukosa masuk ke dalam penurunan sensasi (Tesfaye &
sel. Neuropati juga dapat disebabkan proteksi kaki. Selvarajah, 2012).
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020
Efek tekanan darah dengan demikian
massage sehingga sistolik, mengurangi
terhadap memperlancar penurunan edema (Goats,
jaringan dapat peredaran nadi, suhu 1994). Dari
bersifat mekanis, darah. Selain tubuh dan penelitian yang
reflektoris, dan itu syaraf kecemasan dilakukan oleh
chemis. Efek motorik yang (p<0,05). Harmaya, (2014)
mekanis yaitu terstimulus dijelaskan masase
Intervensi
dengan teknik akan kaki yang
Massage
menekan dan meningkatkan dilakukan selama
effleurage
mendorong tonus otot. 4 minggu dapat
merupakan
secara bergantian Efek chemis meningkatkan
salah satu
menyebabkan dimana sensasi proteksi
teknik dasar
terjadinya massage kaki. Dijelaskan
memijat
pengosongan dan menyebabkan lebih lanjut,
dengan cara
pengisian terbebasnya penekanan yang
mengusap
pembuluh vena, suatu zat dilakukan melalui
secara lembut,
sehingga dapat sejenis Teknik masase
mengikuti
membantu histamin yang mengakibatkan
lekuk tubuh,
melancarkan memberikan vasodilatasi
dan dilakukan
sirkulasi, sekresi efek dilatasi pembuluh darah
mulai dari
dan pemberian terhadap yang melibatkan
distal ke
nutrisi ke dalam pembuluh reflex pada otot
proksimal serta
jaringan. Efek darah kapiler di dinding arteiol.
sejajar dengan
reflektoris (Fatmawati, Selain itu
sumbuh
dimana massage 2013). penekanan dapat
panjang
menimbulkan Dampak jaringan mendorong aliran
pacuan terhadap efek relaksasi dengan cara darah vena
syaraf dan dari massage memberi kembali ke
peredaran darah ini juga dapat usapan lembut jantung sehingga
akan merangsang mempengaruhi secara terus- mencegah aliran
proses parameter menerus darah kembali ke
vasodilatasi lokal fisiologis (Weerapong, perifer.
tubuh lain Hume, & Kolt, Massage
seperti tekanan 2005). effleurage
darah, nadi dan Kompresi merupakan teknik
suhu tubuh. secara bertahap dasar memijat
Penelitian yang dapat yang dapat
dilakukan oleh menginduksi menjangkau
Edwards & keadaan umum seluruh titik-titik
Palmer (2010) relaksasi yang refleksiologi
menjelaskan mengurangi dikaki pasien,
bahwa terjadi kejang otot. dengan demikian
perubahan Tekanan kuat pemberian
signifikan mempercepat massage ini akan
pasien DM tipe aliran darah memberi dampak
2 setelah dan getah yang baik selain
dilakukan bening, untuk
massage, meningkatkan meningkatkan
dimana terjadi sirkulasi sirkulasi darah
peningkatan jaringan dan juga
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020
mengaktifka fungsi organ itu dari uji
n kembali tubuh multivariat khususnya
didapatkan secara massage
melalui pemijatan (p=0.0001). statistik bahwa effleurage bagi
pada titik Penelitian lain model dengan perawat untuk
refleksiologi (Mulyati, 2009) variabel independen meningkatkan
tubuh. Pemijatan juga menemukan (intervensi massage tindakan mandiri
yang dilakukan bahwa terdapat effleurage, usia, keperawatan.
dari telapak kaki perbedaan jenis kelamin, lama Selain itu perlu
hingga ke betis signifikan pada menderita dan nilai dilakukan
akan melancarkan sensasi proteksi GDS) memberikan kunjungan rumah
aliran darah kaki, nyeri dan ABI akurasi yang baik pada pasien DM
kembali ke setelah dilakukan untuk memprediksi untuk
jantung. Nutrisi massage kaki perubahan sensasi memberikan
yang diperlukan secara manual proteksi kaki pada penyuluhan
organ tubuh serta (p=0.000). pasien DM Tipe 2. kesehatan tentang
oksigen dapat pencegahan dan
Penelitian ini
dengan mudah V. SIMPULAN DAN perawatan DM
merekomendasikan
sampai ke perifer. SARAN sehingga
intervensi massage
Sehingga Intervensi mencegah
effleurage dapat
pemijatan dengan massage effleurage terjadinya
diterapkan untuk
massage merupakan teknik komplikasi
mencegah ulkus
effleurage dapat yang aman, mudah multiorgan.
diabetic dan perlu
mempertahankan dan terbukti effektif diadakan pelatihan
serta untuk VI. DAFTAR
tentang
meningkatkan meningkatkan PUSTAKA
complementary
sensasi proteksi sensasi proteksi Adinugraha, T. S.
alternative
kaki, untuk kaki pasien DM (2015). Efek
medicine
mencegah kaki tipe 2. Terdapat pijat
diabetik sebagai perbedaan terhadap
dampak dari significant pada perubahan
menurunan sensai pasien DM sebelum tekanan
proteksi kaki. dan sesudah sistolik
Hal ini diberikan intervensi Ankle
ditunjang dengan selama 4 minggu, Pasien
penelitian yang selain itu terdapat diabetes
dilakukan oleh perbedaan yang mellitus tipe
Hal ini ditunjang signifikan pada 2. Media
dengan penelitian kelompok Ilmu
dari (Adinugraha, intervensi Kesehatan,
2015) yang dibandingkan 4(3), 169–
menyatakan dengan kelompok 175.
terdapat kontrol yang tidak American
perbedaan mendapatkan Diabetes
tekanan sistolik intervensi massage Association.
ankle pada effleurage, dimana (2019).
kelompok yang pada kelompok ini Classificatio
diberikan tidak memiliki n and
Massage peningkatan sensasi diagnosis of
effleurage selama proteksi kaki yang diabetes:
3 minggu bermakna. Selain Standards
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020 of library.ua y: a massage
medical lberta.ca/ randomize therapy on
care in login? d parallel- African
diabetes url=http:/ controlled Americans
d2019. / trial. with type 2
Diabete search.ebs Medical diabetes
s Care, cohost.co Science mellitus: A
42(Janu m/login.as Monitor pilot study.
ary), px?dir Basic Complement
S13– ect=true& Research, ary Health
S28. db=edsovi 21, 68–75. Practice
https://d &AN=eds https://doi Review,
oi. ovi.00 .org/10.12 15(3), 149–
org/10. 003458.20 659/ 155.
2337/dc 0412000.0 MSMBR. https://doi.
19- 0021&site 894163 org/10.1177/
S002 =eds- Edwards, B. 1533210110
Auni, J., live&scope=sit G., & 390024
Saara, e Palmer, J. Ekpenyong, C. E.,
K., Black, J., & (2010). Akpan, U. P., Ibu,
Seppo, Hawks, J. Effects of J.
L., (2014).
O., & Nyebuk, Massage
Tapani, Medical
D. E. (2012). Effleuragge in
R., Surgical
Gender And Myofacial
Kalevi, Nursing.
Age Specific Trigger Point of
P., & Singapura
Prevalence Upper Trapezius
Markku, : Elsevier
And Muscle. Sport
L. (Singapur
Associated and Fitness
(2004). a) Pte Ltd.
Risk Factors of Journal, 1(1),
Gender Chatchawan,
Type 2 60–71.
Differe U.,
Diabetes Goats, G. C. (1994).
nce in Eungpinic
Mellitus In Massage - the
the hpong,
Uyo scientific basis of
Impact W.,
Metropolis, an ancient art:
of Type Plandee,
South Eastern part 1. The
2 P., &
Nigeria. techniques.
Diabete Yamauchi
Diabetologia British Journal
s on , J.
Croatica, of Sports
Coronar (2015).
41(1), 17–28. Medicine, 28(3),
y Heart Effects of
Disease thai foot Fatmawati, V. 149–152.
Risk. massage (2013). The Harmaya, D. (2014).
Diabete on Decreasing Pengaruh
s Care, balance Pain and Masase Kaki
27(12), performan Disability Terhadap Sensasi
2898. ce in With Proteksi Pada
Retriev diabetic Integrated Kaki Pasien
ed from patients Neuromuscula Diabetes Melitus
http://lo with r Inhibition Tipe Ii
gin.ezpr peripheral Techniques Dengandiabetic
oxy. neuropath (Init ) and Peripheral
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020 Neuropathy. Lewis, S. L. (2014).
COPING Medical therapies Paneri, S.,
NERS Surgical useful in Badi, P. et
(Community Nursing the al. Effect of
of Assessment managem increasing
Publishing and ent of duration of
in Nursing), Management diabetes: diabetes
2(3). of Clinical A mellitus type
Problem (9th systematic 2 on
Hinkle, J. L., &
ed). St.Louis, review. glycated
Cheever, K.
Missouri : Journal of hemoglobin
H. (2014).
Elsevier pharmacy and insulin
Brunner &
Mulyati, L. (2009). & sensitivity.
Suddarth’s
Pengaruh bioallied Indian J
textbook of
Masase Kaki sciences, Clin
medical-
Secara Manual 3(4), 504. Biochem 21,
surgical
Terhadap Riskesdas. 142 (2006).
nursing
Sensasi (2018). https://doi.
(13th.ed).
Proteksi , Hasil org/10.1007/
China :
Nyeri Dan Utama BF02913083
Wolters
Kluwer/Lippi Ankle Brachial Riskesdas Weerapong, P.,
ncott Index ( Abi ) 2018. Hume, P. A.,
Williams & Pada Pasien Tesfaye, S., & & Kolt, G.
Wilkins Diabetes Selvarajah S. (2005).
Mellitus Tipe , D. The
International
2 Di Rumah (2012). mechanisms
Diabetes
Sakit Umum Advances of massage
Federation.
Daerah. in the and effects
(2017). IDF
Thesis, epidemolo on
Clinical
Fakultas Ilmu gy, performance
Practice
Keperawatan pathogene , muscle
Recommend
Universitas sis and recovery and
ations for
Indonesia. managem injury
managing
ent of prevention.
Type 2 Pandey, A.,
diabetic Sports
Diabetes in Tripathi, P.,
peripheral Medicine,
Primary Pandey, R.,
neurophat 35(3), 235–
Care Srivatava, R.,
y. 256.
Internationa & Goswami,
Diabetes/ https://doi.
l Diabetes S. (2011).
Metabolis org/10.2165
Federation - Alternative
m /00007256-
2017.
Research 200535030-
Kartika, R. W.
and 00004
(2017).
Reviews, Yang, Q., Zhang, Z.,
Pengelolaan
28(1), 8– Gregg, E. W.,
gangren kaki
14. Flanders,
Diabetik.
https://doi W. D.,
Continuing
. Merritt, R.,
Medical
org/10.10 & Hu, F. B.
Education,
02/dmrr (2014).
44(1), 18–
Verma, M., Added sugar
22.
JIKK Volume 16, No 1, Juni http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
2020 intake 10518
and Zhao, W.,
cardiov Katzmarz
ascular yk, P. T.,
diseases Horswell,
mortalit R., Wang,
y Y.,
among Johnson,
us J., & Hu,
adults. G. (2014).
JAMA Sex
Internal difference
Medici s in the
ne, risk of
174(4), stroke and
516– HbA1c
524. among
https://d diabetic
oi.org/1 patients.
0.1001/ Diabetolo
jamaint gia, 57(5),
ernmed. 918–926.
2013.13 https://
563 doi.org/10
Zhang, Q., .1007/s00
Sun, Z., 125-014-
& Yue, 3190-3
J.
(2013).
Massag
e
therapy
for
preventi
ng
pressure
ulcers.
Cochra
ne
Databa
se of
System
atic
Review
s,
2013(5)
. https://
doi.org/
10.1002
/146518
58.CD0

Anda mungkin juga menyukai