Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN MANAJEMEN BENCANA

DENGANSIKAP MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI


BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA LOMAYA
KECAMATAN BULANGO UTARA

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF DISASTER


MANAGEMENT AND COMMUNITY PREVENTION
ATTITUDES IN FACING LANDSLIDE DISASTERS
IN LOMAYA VILLAGE BULANGO
UTARA DISTRICT
1
Pipin Yunus, 2 Haslinda Damansyah, 3 Sabirin B. Syukur
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, 2 FIKES UMGO, 3
Gorontalo e-mail: pipin Yunus@ umgo.ac. id

ABSTRAK
Bencana merupakan peristiwa yang mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat. Bencan a kerap kali
memunculkan korban serta kehancuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Manajemen Bencana Dengan Sikap Pencegahan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor Di Desa
Lomaya Kecamatan Bulango Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Sampel
diambil dengan teknik total sampling menggunakan rumus Arikonto nilai signifikan 10%, jumlah sampel sebanyak
34 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan analisis data menggunakan Chi Square
dengan tingkat kemaknaan (ɑ=0,05). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan yang baik dapat membuat suatu
sikap pencegahan menjadi baik. Hasil uji statistik didapatkan p=0,001(<0,05) sehingga dapat disimpulkan adanya
hubungan pengetahuan manajemen bencana dengan sikap pencegahan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kata kunci: Manajeman Bencana, Pengetahuan, Sikap

ABSTRACT
Disasters are events that disrupt people’s lives and livelihoods. Disasters often lead to casualties and
destruction.This study aims to determine the relationship between Knowledge of Disaster Management
and Community Prevention Attitudes in Facing Landslide Disasters in Lomaya Village, BulangoUtara
District. This study uses a quantitative descriptive method. The sample was taken by total sampling
technique using the Arikonto formula with a significant value of 10%, the number of samples was 34
respondents. Collecting data using a questionnaire sheet and data analysis using Chi Square with a
significance level (ɑ=0.05).The results showed that good knowledge can make a good prevention
attitude. The statistical test results obtained p= 0.001 (<0,05) so that it can be concluded that there is a
relationship between knowledge of disaster management and community prevention attitudes in dealing
with disasters.
Keywords: Attitud, Disaster Management, Knowledge

1
PENDAHULUAN adalah bencana banjir, kemudian diikuti
Bencana merupakan peristiwa yang berturut-turut puting beliung dan tanah longsor.
mengganggu kehidupan serta penghidupan Untuk tanah longsor terdapat 291
masyarakat. Bencana kerap kali memunculkan kejadian.bencana tanah longsor tetap menjadi
korban serta kehancuran. Pada sisi yang lain urutan ke 3 bencana alam yang sering terjadi di
bencana bisa menimbulkan orang jatuh miskin. indonesia. Menyebabkan 98 orang meninggal,
Tidak menutup kemungkinan kalau bencana 3875 yang mengungsi, 148 luka-luka, 1.472
bisa melenyapkan harta barang apalagi mata rumah rusak berat, 503 rumah rusak sedang,
pencaharian penduduk. semacam bencana tanah 5.034 rumah rusak ringan, 154 fasilitas rusak,
longsor yang materialnya bisa menyapu secara dan 16 fasilitas kesehatan rusak. Pemukiman
kilat apa saja yang dilaluinya. Banyak korban masyarakat yang terletak di dataran tinggi atau
meninggal serta hilang apabila terkena longsor. di daerah lereng gunung biasanya rentan
Pada lereng yang jadi area perkebunan ataupun terhadap risiko terjadinya bencana tanah
persawahan, material longsor bisa menimbun longsor, dalam hal ini masyarakat harus
area sawah/ kebun yang dilalui. Area sawah/ waspada dengan setiap faktor pemicu dan
kebun yang tertimbun material longsor gejalanya agar dapat melakukan langkah
menimbulkan warga kehilangan lahan mata pencegahan yang tepat (BNPB, 2020)1.
pencaharian (BNPB, 2020)1. Berdasarkan data bencana longsor di
Bencana tanah longsor menjadi salah satu provinsi Gorontalo terdapat 9.856 jiwa jumlah
bencana besar di dunia. Berdasarkan data World korban yang terdampak, jumlah yang
Health Organization (WHO) dari tahun 1998- mengungsi 4.615 jiwa, serta rumah roboh
2020, tanah longsor mempengaruhi sekitar 5 ringan dan berat terdapat 487. Sedangkan di
juta orang dan menyebabkan lebih dari 20.000 kabupaten bone bolango tanah longsor
kematian. Perubahan iklim dan kenaikan suhu merupakan bencana kedua yang sering terjadi
diperkirakan dapat memicu lebih banyak lagi setelah bencana banjir. Pada tahun 2020
longsor, terutama di daerah pegunungan. Tanah Terdapat 5 kecamatan yang dilanda bencana
longsor lebih luas daripada peristiwa geologis tanah longsor diantaranya yakni kecamatan
lainnya, dan dapat terjadi dimana saja di dunia. kabila bone, bulango utara, bone pantai, bone,
(WHO, 2020)2. dan bone raya yang terdiri dari 27 desa. dengan
Secara geografis, indonesia terletak di jumlah korban terdampak 3.832 jiwa, jumlah
antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di yang mengungsi 2.079 jiwa, serta rumah roboh
antara Samudra Pasifik. Sedangkan secara ringan dan berat terdapat 197, longsor juga
astronomis, indonesia terletak di 6˚ LU (Lintang membuat jalan-jalan di Desa Lomaya tertutup
Utara) 11˚LS (Lintang Selatan) dan 95˚ BT (BPBD, 2020)3.
(Bujur Timur). Dengan kondisi seperti itu Penelitian yang dilakukan oleh Untidar
wilayah indonesia memiliki potensi ancaman pada tahun 2020 meneliti tentang manajemen
bahaya yang dapat berujung pada bencana. bencana tanah longsor di kabupaten malang
sebagian besar di antaranya (lebih dari 95 menyimpulkan bahwa manajemen bencana
persen) merupakan bencana hidrometeorologis dapat diawali dengan membentuk kesadaran
yang terkait iklim, antara lain longsor, puting masyarakat dan pemerintah terhadap akibat
beliung, banjir bandang, kebakaran hutan dan bencana alam, melakukan manajemen bencana
lahan, kekeringan serta cuaca ekstrim. Dalam dengan baik termasuk pada pra bencana atau
15 tahun terakhir kejadian bencana di indonesia pencegahan bencana, sosialisasi dan simulasi
cenderung meningkat (BNPB, 2020)1. kepada masyarakat di daerah rawan rencana,
Indonesia sendiri pada tahun 2020 serta regulasi peraturan pemerintah terhadap
mencatat total bencana mencapai 1.296 manajemen bencana dapat mengurangi kejadian
kejadian, kejadian bencana alam mendominasi bencana longsor ( Untidar, 2020)4.

2
Survey dan wawancara awal, yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 april Analisis Univariat
2020 Berdasarkan hasil wawancara dengan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
aparat desa dan warga di desa lomaya kec. Pengetahuan Manajemen Bencana Di Dusun 2
Bulango utara bahwa kejadian tanah longsor Desa Lomaya Kecamatan Bulango Utara
terakhir pada tahun 2020 yang terjadi di dusun 2 Pengetahuan Frekuensi Presentase
yang katanya disebabkan adanya hujan yang Manajemen
terus-menerus terjadi. Dilihat juga dari letak Bencana
rumah warga yang berada tepat di kaki gunung Baik 19 55.9%
sehingga sangat rawan untuk terjadi bencana Kurang 15 44.1%
tanah longsor. Kejadian ini sangat merugikan Total 34 100%
warga setempat karena merusak bangunan Sumber: Data Primer (2021)
tempat tinggal mereka, dan membuat Berdasarkan tabel 1 hasil yang
perekonomian mereka turun. Terdapat 40 KK didapatkan bahwa responden terbanyak dalam
serta 116 jiwa yang terdampak kejadian tanah penelitian ialah Pengetahuan Manajemen
longsor. Pada saat ditanyakan mengenai Bencana yang Baik sebanyak 19 responden
manajemen bencana warga setempat masih (55,9%).
asing mendengar kata tersebut, tidak 2. Analisis Univariat Berdasarkan Sikap
mengetahui mengenai hal yang harus dilakukan Pencegahan Bencana Tanah Longsor
pada saat pra bencana, saat bencana maupun Tabel 2. Distribusi Responden
pasca bencana, serta walaupun rumah mereka Berdasarkan Sikap Pencegahan Bencana Tanah
sudah tertimpa tanah longsor mereka masih Longsor Di Dusun I Desa Lomaya Kecamatan
tetap menetap dengan alasan tidak ada lagi Bulango Utara
tempat lain untuk di tinggalkan (BPBD, 2020) 5. Sikap Frekuensi Presentase
Pencegahan
Dari latar belakang diatas maka peneliti TanahLongsor
tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan Baik 16 47.1%
manajemen bencana dengan sikap pencegahan Kurang 18 52.9%
masyarakat dalam menghadapi bencana tanah Total 34 100%
longsor di Desa Lomaya Kecamatan Bulango Sumber : Data Primer (2021)
Utara. Berdasarkan Tabel 2 hasil yang
didapatkan bahwa responden terbanyak dalam
METODE PENELITIAN penelitian ialah Sikap Pencegahan Tanah
Penelitian ini menggunakan metode Longsor yang kurang sebanyak 18 responden
penelitian deskriptif kuantitatif, metode (52,9%).
kuantitatif adalah metode penelitian yang Analisis Bivariat
berlandaskan pada filsafat positivisme, yang Tabel 3. Hubungan Pengetahuan
digunakan untuk meneliti pada populasi atau Manajemen Bencana Dengan Sikap Pencegahan
sampel tertentu. Pengumpulan data Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tanah
menggunakan instrumen penelitian analisis data Longsor Di Dusun I Desa Lomaya Kecamatan
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk Bulango Utara
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sikap Pencegahan
Dengan menggunakan rancangan Cross Variabel Tanah Longsor Total P
Sectional. Populasi dalam penelitian ini yakni Baik Kurang value
masyarakat di Dusun 2 dengan jumlah 336 jiwa, N%N%N%
dengan sampel penlitian berjumlah 34 Pengetah
uan0,001
Responden diambil menggunakan rumus Manaje
Arikonto dengan nilai signifikan 10%. men

3
Bencana dibuat oleh pemerintah ataupun masyarakat itu
sendiri namun tidak menambahkan aspek
14.
Baik 14 41.2 5 19 55.9 pencegahan yang lebih kuat sedangkan
7
38. pengetahuan yang kurang sebanyak 15 (44,1%).
Kurang 2 5.9 13 15 44.1 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
2
52. manajemen bencana baik dari tahapan pra
Total 16 47.1 18 34 100 bencana, saat bencana dan bahkan pasca
9
Berdasarkan Tabel 3. diatas bencana disebabkan kurang dilakukannya
menunjukan bahwa, pengetahuan manajemen sosialisasi maupun penyampaian akan hal
bencana baik dengan sikap pencegahan tanah manajemen bencana terutama dalam hal
longsor kategori baik sebanyak 14 responden bencana tanah longsor. Hal ini tentunya
(41,2%) dibandingkan dengan pengetahuan berhubungan terhadap sikap pencegahan
manajemen bencana kurang dengan sikap pencegahan yang sudah
pencegahan tanah longsor baik yaitu sebanyak 2
responden (5,9%). Sedangkan pengetahuan
manajemen bencana baik dengan sikap
pencegahan tanah longsor kategori kurang yaitu
sebanyak 5 responden (14,7%), dibandingkan
dengan pengetahuan manajemen bencana
kurang dengan sikap pencegahan bencana
longsor kategori kurang yaitu sebanyak 13
responden (38.2%).
Hasil uji statistik di dapatkan nilai
p=0,001 dengan α<0,05, maka dapat
disimpulkan ada Hubungan Pengetahuan
Manajemen Bencana Dengan Sikap Pencegahan
Manajemen Bencana Masyarakat Dalam
Menghadapi Bencana Tanah Longsor di Desa
Lomaya Kecamatan Bulango Utara.

Analisis Univariat
Pengetahuan Manajemen Bencana
Masyarakat Desa Lomaya Kcamatan
Bulango Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan pada 34 responden bahwa
responden terbanyak dengan Pengetahuan
Manajemen Bencana yang baik sebanyak 19
responden (55,9%). Sedangkan pengetahuan
yang kurang yaitu sebanyak 15 (44,1%)
responden. Menurut hasil penelitian
pengetahuan manajemen bencana baik
sebanyak 19 responden (55,9%) karena
masyarakat pada dasarnya memiliki
pengetahuan terutama dalam hal manajemen
bencana namun akan tetapi dalam upaya sikap
pencegahan mereka mengandalkan sistem

4
masyarakat terhadap suatu bencana longsor.
Menurut peneliti pengetahuan
merupakan hal yang paling dasar dan utama
terutama pengetahuan mengenai manajemen
bencana. Dilihat dari hasil penelitian bahwa
masih banyak masyarakat yang kurang
pengetahuan mengenai manajemen bencana
sebanyak (44,1%). Dimana pengetahuan ini
merupakan hal penting sama halnya dengan
dilihat dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh peneliti di atas bahwa
pengetahuan tentang kebencanaan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat
meminimalisir kejadiaan dari suatu bencana,
Sebab dari adanya pengetahuan mengenai
manajemen bencana maka dapat membuat
suatu sikap pencegahan bencana tanah
lonngsor jadi lebih baik. Sikap pencegahan
yang baik dapat mengurangi dampak resiko
yang akan terjadinya pada masyarakat.

Sikap Pencegahan Masyarakat Dalam


Mengahadapi Bencana Tanah Longsor Di
Desa Lomaya Kecamatan Bulango Utara
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada
34 responden bahwa responden terbanyak
dalam sikap pencegahan tanah longsor yang
kategori kurang sebanyak 18 (52,9%)
responden sedangkan sikap pencegahan banjir
kategori baik yaitu sebnanyak 16 (47,1%)
responden .
Menurut hasil penelitian yang telah
dilakukan sikap pencegahan longsor yang
kurang sebanyak 18 (52,9%). Sebenarnya
masyarakat cukup mengetahui tentang
pencegahan yang harus dilakukan hanya saja

5
masyarakat bergantung kepada pemerintah pencegahan yang baik dapat mengurangi resiko
untuk melakukan pencegahan itu sendiri. terjadinya bencana sama halnya dengan yang
Keadaan ekonomi pun menjadi salah satu dilakukan oleh peneliti sebelumnya di atas
faktor, masyarakat tidak punya tempat untuk dijelaskan bahwa .Pencegahan dapat diartikan
dijadikan tempat tinggal. jadi, mereka tetap sebagai kegiatan yang bertujuan untuk
bertahan walaupun tempat tinggal mereka “mengobati” bahaya tertentu sedemikian rupa
sebenanya tidak aman untuk ditinggali. sehingga akan berdampak pada masyarakat
masyarakat mengandalkan pemerintah untuk dengan tingkatan yang lebih rendah daripada
melaksanakan pencegahan. Tetapi ada sebagian seharusnya. Kegiatan pencegahan ini yang
masyarakat yang juga masih sering melakukan bertujuan mengurangi risiko bencana.
penebangan pohon di area pengunungan yang
menjadi salah satu faktor terjadinya longsor, Analisis Bivariat
masih kurangnya kesadaran terhadap sikap Hubungan Pengetahuan Manajemen
pencegahan tanah longsor itu sendiri. Dan sikap Bencana Dengan Sikap Pencegahan
pencegahan dalam kategori baik sebanyak 16 Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana
(47,1%) responden ,dikarenakan hanya sebagian Tanah Longsor
masyarakat yang paham tentang tindakan dari Berdasarkan dari data hasil penelitian
pencegahan dari bencana tanah longsor. yang telah dilakukan bahwa pengetahuan
Pencegahan longsor merupakan suatu manajemen bencana baik dengan sikap
bentuk upaya mengurangi dampak bencana di pencegahan tanah longsor kategori baik
suatu wilayah, tindakan pencegahan perlu sebanyak 14 responden (41,2%), ini
dilakukan oleh masyarakatnya. Pada saat menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang
bencana terjadi, korban jiwa dan kerusakan dapat berpengaruh terhadap sikap dari
yang timbul umumnya disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. dibandingkan dengan
kurangnya persiapan dan sistem peringatan dini. pengetahuan manajemen bencana kurang
Persiapan yang baik akan bisa membantu dengan sikap pencegahan tanah longsor baik
masyarakat untuk melakukan tindakan yang yaitu sebanyak 2 responden (5,9%), hal ini
tepat guna dan tepat waktu (Nina 2020)6. disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi
Menurut peneliti sikap pencegahan dari terkait dengan manajemen bencana. Sedangkan
bencana longsor perlu adanya peningkatan, pengetahuan manajemen bencana baik dengan
serta kesadaran dari masyarakat untuk sikap pencegahan tanah longsor kategori kurang
mengurangi atau meminimalisir dampak dari yaitu sebanyak 5 responden (14,7%),
terjadinya bencana tanah longsor. Pencegahan disebabkan sebenarnya masyarakat itu karena
itu sendiri dapat dimulai dari hal yang paling terdapat beberapa faktor yakni karena
sederhana yaitu dengan tidak melakukan masyarakat lebih mengandalkan pemerintah
penebangan pohon di area pegunungan, serta untuk melakukan pencegahan itu sendiri seperti
melakukan penghijauan. Dilihat dari hasil sikap pembuatan drainase, dan karena faktor dari
pencegahan masyrakat di Desa Lomaya ini ekonomi masyarakat memilih untuk tetap
masih sangat kurang yakni sebanyak (47,1%). tinggal di daerah tersebut karna sudah tidak
Kurangnya sikap pencegahan masyarakat ini punya lagi tempat lain untuk dijadikan tempat
disebabkan oleh beberapa faktor yakni masih untuk tinggal. Dibandingkan dengan
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengetahuan manajemen bencana kurang
lingkungan tempat tinggal yang rawan akan dengan sikap pencegahan bencana longsor
bencana longsor, dan faktor dari ekonomi kategori kurang yaitu sebanyak 13 responden
dimana masyarakat memilih untuk tetap tinggal (38.2%), melihat dari hasil ini bahwa dapat
di daerah tersebut karena tidak memiliki tanah dikatakan suatu pengetahuan dapat
atau tempat lain untuk ditinggalkan. Sikap berhubungan langsung dengan sikap

6
pencegahan masyarakat, pengetahuan yang baik tanah longsor sekitar 52.9%, sehingga dapat
tentunya akan membuat sikap pencegahan dikatakan bahwa pengetahuan manajemen
masyarat menjadi lebih baik, dan sebalikanya bencana berhubungan dengan sikap pencegahan
pengetahuan yang kurang juga dapat membuat masyarakat. Pengetahuan manajemen bencana
sikap pencegahan itu sendiri kurang. Tetapi ada yang baik dapat membuat suatu pencegahan
beberapa masyarakat yang cukup paham dengan masyarakat terhadap bencana longsor akan
manajemen bencana tetapi sikap dari lebih baik, dan sebaliknya pengetahuan
pencegahannya kurang karena disebabkan manajemen bencana yang kurang dapat
beberapa faktor yakni masyarakat masih menyebabkan kurangnya sikap pencegahan
mengandalkan pemerintah untuk turun langsung masyarakat dalam menghadapi bencana tanah
dalam pencegahan bencana longsor, dan faktor longsor. Kurangnya pengetahuan di masyarakat
dari ekonomi dimana masyarakat terpaksa atau karena masih kurangnya sosialisasi terhadap
memilih untuk tetap tinggal di desa meski itu manajemen bencana di desa tersebut.
membahayakan mereka karena tidak memiliki .Pengetahuan mengenai manajemen
tempat lain untuk dijadikan tempat untuk bencana merupakan hal penting, sebagai dasar
tinggal. untuk melakukan sikap pencegahan bencana
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang tanah longsor. Pengetahuan yang baik tentu
dilakukan oleh Pabowo (2018)7 tentang ”Kajian berhubungan dengan sikap pencegahan itu
Pengetahuan Dalam Manajemen Bencana Di sendiri. Dari hasil penelitian dan dari hasil uji
Kabupaten Tulungagung” mengatakan bahwa analisis didapatkan hasil p=0,001 dimana
kajian pengetahuan manajemen bencana dikatakan bahwa ada hubungan antara
dinyatakan bahwa pemahaman manajemen pengetahuan manajemen bencana dengan sikap
bencana belum terlaksana secara menyeluruh, pencegahan manajemen bencana tanah longsor
baik itu tentang pemahaman mengenai pra di Desa Lomaya.
bencana, saat bencana dan pasca bencana
terutama untuk masyarakat yang wilayah PENUTUP
tempat tinggalnya merupakan daerah rawan Kesimpulan
bencana. Sehingga kegiatan observasi dan Dari hasil penelitian didapatkan Pengetahuan
analisis bencana serta peringatan dini maupun Manajemen Bencana Masyarakat yang baik
pencegahan terhadap bencana harus sebanyak 19 responden (55,9%) dan
ditingkatkan terutama pada daerah-daerah yang pengetahuan yang kurang sebanyak 15 (44,1%)
rawan bencana. responden. Kurangnya pengetahuan masyarakat
Setelah dilakukan penelitian, peneliti mengenai manejemen bencana disebabkan
membuktikan Hasil Uji Statistik di dapatkan masih kurang dilakukannya sosialisasi maupun
nilai p=0,001 dengan α<0,05 maka dapat penyampaian akan hal manajemen bencana
disimpulkan ada Hubungan Pengetahuan terutama dalam hal bencana tanah longsor.
Manajemen Bencana dengan Sikap Pencegahan Hasil penelitian didapatkan Sikap Pencegahan
Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tanah Tanah Longsor yang kurang sebanyak 18
Longsor Di Desa Lomaya Kecamatan Bulango responden (52,9%) dan sikap pencegahan yang
Utara. Dilihat dari hasil penelitian yang telah baik sebanyak 16 (47,1%). %). Sebenarnya
dilakukan di masyarakat masih banyak masyarakat cukup mengetahui tentang
masyarakat yang belum memiliki pengetahuan pencegahan yang harus dilakukan hanya saja
manajemen bencana yang baik yaitu sekitar masyarakat bergantung kepada pemerintah
44,1% dimana pengetahuan manajemen ini untuk melakukan pencegahan itu sendiri.
berhubungan dengan sikap pencegahan Keadaan ekonomi pun menjadi salah satu
masyarakat sendiri, masih kurangnya pen faktor, masyarakat tidak punya tempat untuk
cegahan dari masyarakat terhadap bencana dijadikan tempat tinggal. jadi, mereka tetap be

7
rtahan walaupun tempat tinggal mereka Kajian Pengetahuan Dalam Manajemen
sebenanya tidak aman untuk ditinggali. Dan Bencana Di Kabupaten Tulungagung.
berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Jurnal BENEFIT, 5(1), 60–77.
p=0,001 dengan α<0,05, maka dapat http://www.jurnal-
disimpulkan ada Hubungan Pengetahuan unita.org/index.php/benefit/article/view/
Manajemen Bencana Dengan Sikap Pencegahan
Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tanah
Longsor di Desa Lomaya Kecamatan Bulango
Utara.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada program studi ilmu keperawatan yang
sudah medukung serta mensuport penelitian
ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana). (2020a). Data Bencana
Indonesia.

2. World Health Organization (WHO).


(2020). Landslide WHO. www.who.int.
https://www.who.int/health-
topics/landslides. Diakses 23 Maret 2021.

3. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana


Daerah) Provinsi Gorontalo. (2020a).
Laporan Kejadian Bencana di Provinsi
Gorontalo.

4. Untidar, F. (2020). Manajemen Bencana


Tanah Longsor Di Desa Sambungrejo
Kecamatan Grabag Kabupaten
MAagelang Rosyana. 4(2).

5. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana


Daerah) Kabupaten Bone Bolango.
(2020b). Laporan Kejadian Bencana di
Kabupaten Bone Bolango.

6. Nina Ismayani, H. F. (2020). Longsor,


Pencegahan Lahan, Melalui Konservasi
Karo, Di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten. 2020(7), 9–14.

7. Pabowo, R. G. M., & Eldon, M. (2018).

Anda mungkin juga menyukai