Anda di halaman 1dari 10

Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B.

Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak Multirisiko Bencana


Kabupaten Tuban

KARAKTERISTIK DAMPAK MULTIRISIKO BENCANA KABUPATEN TUBAN

Moch, Shofwan1) Indri Suryawati2) Annisa B. Tribhuwaneswari3)


1) 2) 3)
Fakultas Teknik, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email : shofwan.moch@unipasby.ac.id

Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam hal manajemen bencana dan pengurangan
risiko bencana, dengan segala kapasitasnya baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya
anggarannya. Analisis dampak multirisiko bencana tersebut digunakan Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagai salah satu dasar dalam perencanaan kabupaten/kota dengan tujuan tercapainya pembangunan
fisik dan non fisik yang optimal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua tahapan yaitu (1) analisis deskriptif matematis berdasarkan dampak multirisiko bencana, dan (2)
deskriptif eksploratif berdasarkan matriks dampak multirisiko bencana. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa karakteristik dampak multirisiko bencana dapat diketahui berdasarkan kejadian bencana
kemudian dilakukan perhitungan secara matematis berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana sehingga diketemukan penggolongan tiap wilayah dan tiap jenis bencana.
Sedangkan matriks dampak multirisiko bencana di semua kecamatan yang ada di wilayah
administratif Kabupaten Tuban masuk kategori zona hijau, kuning, dan merah.

Kata kunci: Dampak, Multirisiko, Bencana

Abstract
Districts/Cities have an important role in disaster management and disaster risk reduction,
with all their capacities, both human resources and budgetary resources. The multi-risk disaster
impact analysis is used by the Regency/City Government as one of the bases in district/city planning
with the aim of achieving optimal physical and non-physical development. The analytical method used
in this study is divided into two stages, namely (1) descriptive mathematical analysis based on the
impact of multi-risk disasters, and (2) descriptive exploratory based on the matrix of multi-risk
disaster impacts. Based on the results of the study that the characteristics of the impact of multi-risk
disasters can be known based on disaster events, then mathematical calculations are carried out based
on the Regulation of the Head of the National Disaster Management Agency so that it is found the
classification of each region and each type of disaster. Meanwhile, the multi-risk disaster impact
matrix in all sub-districts in the administrative area of Tuban Regency is categorized as green, yellow,
and red zones.

Keywords: Impact, Multirisk, Disaster


kepulauan secara geografis terletak di daerah
1. PENDAHULUAN khatulistiwa dan terletak di antara dua benua
Bencana adalah peristiwa atau yaitu benua Asia dan benua Australia/Oceania
rangkaian peristiwa yang dapat mengancam serta diantara dua Samudera, yaitu Samudera
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan Pasifik dan Hindia, dan berada pada pertemuan
masyarakat yang terjadi secara tiba-tiba tiga lempeng tektonik utama dunia yang
maupun perlahan, dan disebabkan baik oleh merupakan wilayah territorial yang sangat
faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun rawan terhadap bencana alam (Rukmana &
faktor manusia, sehingga mengakibatkan Shofwan, 2019). Permasalahan tentang
kematian, luka- luka, kehilangan tempat bencana merupakan permasalahan yang
tinggal, kerugian ekonomi, kerusakan sistem tergolong prioritas, hal itu disebabkan oleh
pemerintahan, efeknya terhadap kesehatan, banyaknya frekuensi kejadian bencana serta
serta dampak psikologis(Shofwan & Aini, luasnya wilayah yang menjadi prioritas
2020). Indonesia sebagai negara maritim dan penanganan (Moch. Shofwan & Yoga

Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867 129
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak Multirisiko Bencana
Kabupaten Tuban

Pratama, 2021). Negara Indonesia jika dikaji kabupaten/kota sebagai salah satu dasar
dari sudut pandang geografis dan geologis pengambilan kebijakan perencanaan
sangat berpotensi terjadinya bencana, daerah secara optimal (Shofwan, 2020),
khususnya bencana alam yang dapat sehingga diharapkan dalam penelitian ini
menimbulkan korban jiwa serta kerusakan
menghasilkan gambaran spasial
infrastruktur dan lingkungan yang dapat
(keruangan) sekaligus analisis matematis
menghambat laju pembangunan daerah
maupun nasional. Kejadian bencana menjadi
matriks dampak bencana yang
sebuah peristiwa yang harus terus dikaji diakibatkan.
mengingat dampak yang diakibatkan sangat
2. METODE
besar ketika wilayah/daerah tersebut tidak siap
menghadapi bencana tersebut (Shofwan, Rancangan kegiatan penelitian ini
diawali dengan mengurus perijinan untuk
2018).
survei serta pengambilan data dasar. Setelah
Kabupaten/Kota memiliki peran sudah di dapatkan ijin dari instansi terkait,
penting dalam hal manajemen bencana dan maka dilanjutkan dengan survei dan
pengurangan risiko bencana, dengan pengambilan data. Langkah terakhir dari
kegiatan penelitian ini yaitu mengolah data
segala kapasitasnya baik sumberdaya
yang telah didapatkan selama survei dan
manusia maupun sumberdaya pengambilan data tersebut. Ruang Lingkup
anggarannya maka sudah sepatutnya dalam penelitian ini adalah di Kabupaten
daerah memiliki dokumen (legal formal) Tuban
Teknik pengumpulan data pada
serta kajian kebencanaan secara holistik penelitian ini yaitu dokumentasi, studi
untuk antisipasi dan penanganan litelatur, dan instansi terkait misalnya BPBD,
terjadinya bencana. dan BAPPEDA Kabupaten Tuban.
Analisis dampak multirisiko Jenis Penelitian ini termasuk deskriptif
bencana menjadi variabel penting bagi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
eksploratif, serta keruangan.

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Tuban

130 Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak
Multirisiko Bencana Kabupaten Tuban

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara historis di wilayah


Kabupaten Tuban merupakan Kabupaten Tuban telah sering terjadi
salah satu kabupaten yang ada di Provinsi kejadian bencana yang meliputi:
Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara 1. Genangan air/banjir;
Jawa Timur. Kabupaten Tuban terletak 2. Gelombang ekstrim yang
pada koordinat 111º 30’ – 112º 35’ BT mengakibatkan angin kencang
dan 6º 40’ – 7º 18’ LS. Kabupaten Tuban (puting beliung);
berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah 3. Kebakaran bangunan yang
utara, Kabupaten Lamongan di sebelah terjadi di lingkungan daerah
timur, Kabupaten Bojonegoro di sebelah industri dimana lokasi tersebut
selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di dekat dengan lokasi
sebelah barat. Luas wilayah daratan permukiman;
Kabupaten Tuban adalah 1.839,94 Km2 4. Kekeringan terutama
dengan panjang pantai 65 Km dan luas ketersediaan air untuk areal
wilayah lautan sebesar 22.608 Km2. persawahan serta kebutuhan air
Kabupaten Tuban terdiri dari 20 bersih untuk dikonsumsi
kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 328 masyarakat.
desa dan kelurahan. Wilayah Kabupaten
Tuban berada di ketinggian 0 – 500 mdpl, 3.1 Karakteristik Dampak Bencana
dengan titik terendah 0 mdpl berada di Banjir
jalur pantura dan titik tertinggi 500 mdpl Banjir adalah suatu peristiwa
terletak di Kecamatan Grabagan. dimana volume air tidak dapat lagi
Kabupaten Tuban dilalui oleh Sungai tertampung oleh badan air, sehingga
Bengawan Solo yang mengalir dari Solo terjadi luapan air yang kemudian
menuju Gresik. Sebagian besar wilayah menggenangi area yang lebih luas. Banjir
di Kabupaten Tuban beriklim kering tidak hanya dapat terjadi saat kondisi
dengan kondisi bervariasi dari agak curah hujan di atas normal, tetapi juga
kering sampai sangat kering yang berada saat curah hujan normal apabila daya
di 19 kecamatan, sedangkan yang serap tanah terhadap air di daerah
beriklim agak basah berada pada 1 tersebut relatif buruk.
kecamatan.

Gambar 2. Pengamatan Lapangan

Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867 131
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak
Multirisiko Bencana Kabupaten Tuban

Banjir merupakan bencana wilayah ini, yaitu Sungai Bengawan


hidrometeorologi yang tidak lagi menjadi Solo, yang memiliki dua hulu sungai
suatu peristiwa asing bagi wilayah yaitu di daerah Pegunungan Sewu,
Tuban. Kondisi topografi Kabupaten Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya
Tuban dapat ditinjau dari ketinggian bermuara di daerah Gresik. Sungai
wilayah di atas permukaan laut dan Bengawan Solo merupakan sungai yang
kemiringan lereng. Kabupaten Tuban panjangnya mencapai 548,53 Km dan
yang juga merupakan daerah subur mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Timur
karena ada sungai besar yang melewati dan Jawa Tengah.

Gambar 3. Peta Mapping Lokasi Banjir Kabupaten Tuban

3.2 Karakteristik Dampak Bencana adalah angin puting beliung. Angin


Cuaca Ekstrim (Angin Puting Beliung) puting beliung adalah salah satu contoh
akibat dari Cuaca Ekstrim.
Ancaman bencana berikutnya
yang pernah terjadi di Kabupaten Tuban

Gambar 4. Kediaman Ibu Jampi yang terdampak bencana puting beliung

132 Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak
Multirisiko Bencana Kabupaten Tuban

Berdasarkan data kejadian Kenduruan, Parengan, Montong, Soko,


(frekuensi kejadian) maka indeks Widang, dan Semanding memiliki nilai
ancaman bencana untuk cuaca ekstrim ancaman Sedang, sisanya sebanyak 12
atau puting beliung dapat disimpulkan (dua belas) kecamatan memiliki nilai
bahwa di Kecamatan Rengel dan ancaman Rendah.
Kecamatan Bangilan memiliki nilai
ancaman Tinggi, sedangkan Kecamatan

Gambar 5. Peta Mapping Lokasi Bencana Puting Beliung Kabupaten Tuban

3.3 Karakteristik Dampak Bencana dibawah kebutuhan air baik untuk


Kekeringan kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan
ekonomi, dan lingkungan.
Kekeringan adalah hubungan
antara ketersediaan air yang jauh

Gambar 6. Lahan Kering di Kabupaten Tuban

Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867 133
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak
Multirisiko Bencana Kabupaten Tuban

3.4 Karakteristik Dampak Bencana pantai akibat abrasi ini dipicu oleh
Gelombang Ekstrim/Abrasi terganggunya keseimbangan alam daerah
pantai tersebut. Walaupun abrasi dapat
Gelombang tinggi yang
disebabkan oleh gejala alami, namun
ditimbulkan karena efek terjadinya siklon
manusia sering disebut sebagai penyebab
tropis di sekitar wilayah Indonesia dan
utama abrasi.
berpotensi kuat menimbulkan bencana
Proses terjadinya abrasi karena
alam. Indonesia bukan daerah lintasan
faktor alam disebabkan oleh angin yang
siklon tropis tetapi keberadaan siklon
bertiup di atas lautan yang menimbulkan
tropis akan memberikan pengaruh kuat
gelombang dan arus laut mempunyai
terjadinya angin kencang, gelombang
kekuatan untuk mengikis daerah pantai.
tinggi disertai hujan deras. Sedangkan
Gelombang yang tiba di pantai dapat
Abrasi adalah proses pengikisan pantai
menggetarkan tanah atau batuan yang
oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
lama kelamaan akan terlepas dari
yang bersifat merusak. Abrasi biasanya
daratan.
disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis

Gambar 7. Rusaknya Tanggul Akibat Gelompang Ekstrim


Gelombang ekstrim yang melanda maupun harta benda. Daerah rawan
daerah pantai sebagai akibat adanya bencana gelombang pasang di Kabupaten
gempa bumi yang terjadi di dasar laut, Tuban adalah wilyah pesisir utara, yaitu
karena terjadi badai di laut. Bencana ini Kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu,
telah menimbulkan kerugian jiwa Tuban dan Palang.

Gambar 8. Peta Tinggi Gelombang Laut Jawa

134 Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak
Multirisiko Bencana Kabupaten Tuban

Gambar 9. Peta Mapping Gelombang Ekstrim Kabupaten Tuban

3.5 Karakteristik Dampak Bencana pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-


Tanah Longsor faktor yang memengaruhi kondisi
Longsor atau sering disebut material sendiri, sedangkan faktor
gerakan tanah adalah suatu pemicu adalah faktor yang menyebabkan
peristiwa geologi yang terjadi karena bergeraknya material tersebut. Meskipun
pergerakan penyebab utama kejadian ini
masa batuan atau tanah dengan berbagai adalah gravitasi yang memengaruhi
tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan suatu lereng yang curam, namun ada pula
atau gumpalan besar tanah. Secara umum faktor-faktor lainnya yang turut
kejadian longsor disebabkan oleh dua berpengaruh.
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor

Gambar 10. Kondisi Tanah Rawan Longsor

Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867 135
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak Multirisiko Bencana
Kabupaten Tuban

Hasil penilaian komponen ancaman tanah longsor yang didasarkan kriteria dalam Perka
BNBP No.02 Tahun 2012 pada 20 kecamatan, sejumlah 5 kecamatan memiliki ancaman Tinggi dan
sisanya sejumlah 15 kecamatan memiliki ancaman Sedang sampai Rendah.

Gambar 11. Peta Rawan Longsor Kabupaten Tuban

Berdasar data-data yang diperoleh dari yang ada pada suatu daerah. Kajian dan peta
Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi risiko bencana ini harus mampu menjadi dasar
dan Sumber Daya Mineral), dapat dilihat pada yang memadai bagi Kabupaten Tuban untuk
Gambar 4.17, mengenai Peta Prakiraan menyusun kebijakan penanggulangan
Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah, bencana.
hanya sebagian kecil wilayah administrasi Dalam penyusunan dampak
Kabupaten Tuban berpotensi Tinggi multirisiko bencana di Kabupaten Tuban ini,
(Kecamatan Kenduruan, Bangilan, Senori, tidak dilakukan pengkajian risiko bencana
Singgahan, dan Grabagan), dan sisanya secara menyeluruh, dimana metodologi
memiliki potensi Sedang sampai Rendah. pengkajian harus sesuai dengan Peraturan
Kepala BNPB tahun No. 02 Tahun 2012
mengenai Metode Pangkajian Risiko Bencana.
3.6 Matriks Dampak Multirisiko Bencana
Penggunaan metodologi tersebut diikuti perlu
Pengkajian dan penilaian dampak penambahan item-item lain termasuk
multirisiko bencana daerah dilaksanakan didalamnya penggunaan perangkat lunak GIS
dengan mengkaji dan memetakan tingkat (Geographical Information System) untuk
bahaya (hazard), tingkat kerentanan keperluan analisis. Oleh karena itu penilaian
(vulnerability) dan tingkat kapasitas, ini dilakukan dengan tetap menganalisis
berdasarkan indeks bahaya, indeks penduduk komponen bahaya, kerentanan dan kapasitas
terpapar, indeks kerugian dan indeks kapasitas. dari hasil survei lapangan, survei data sekunder
Metodologi untuk menterjemahkan berbagai dan masukan-masukan selama pelaksanaan
indeks tersebut ke dalam peta dan kajian FGD (Forum Group Discussion). Dari hasil
diharapkan dapat menghasilkan tingkat risiko analisis tersebut dapat dihasilkan indeks risiko
dan peta risiko untuk setiap bahaya bencana bencana yang disusun berdasarkan komponen

136 Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak Multirisiko Bencana
Kabupaten Tuban

bahaya, kerugian dan kapasitas kemudian BAPPEDA Kabupaten Tuban yang telah
dalam tahap selanjutnya dapat dipetakan dalam membantu dalam memperoleh data.
format digital untuk ditampilkan pemetaan
6. DAFTAR PUSTAKA
indeks risiko bencana tiap kecamatan.
Komponen bahaya disusun Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban
berdasarkan parameter intensitas dan Tahun 2020.
probabilitas kejadian. Komponen kerentanan Carter, N. 1991. Disaster Management: A
disusun berdasarkan parameter sosial budaya, Disaster Manager’s Handbook, ADB,
ekonomi, fisik dan lingkungan. Komponen Manila.
kapasitas disusun berdasarkan parameter Badan Nasional Penanggulangan Bencana
kapasitas, regulasi, kelembagaan, sistem tentang Dokumen Indeks Risiko Bencana
peringatan dini, pendidikan, pelatihan, Indonesia Tahun 2011.
keterampilan, mitigasi dan sistem Moch. Shofwan, & Yoga Pratama. (2021).
kesiapsiagaan. Kondisi Kawasan Rawan Bencana
Pengkajian ini bertujuan untuk : Tsunami Di Kecamatan Muncar. Jurnal
1. Mengkaji risiko setiap bencana yang Plano Buana, 2(1).
ada di Kabupaten Tuban; https://doi.org/10.36456/jpb.v2i1.3971
2. Mengoptimalkan penyelenggaraan Muta’ali, L. 2012. Daya Dukung
penanggulangan bencana di Lingkungan untuk Perencanaan
Kabupaten Tuban dengan berfokus Pengembangan Wilayah. Yogyakarta:
kepada perlakuan beberapa parameter Fakultas Geografi UGM.
risiko dengan dasar yang jelas dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun
terukur; 2012 tentang Metode Pengkajian Potensi
3. Menyelaraskan arah kebijakan Risiko Bencana.
penyelenggaraan penanggulangan Rukmana, S. N., & Shofwan, M. (2019).
bencana antara pemerintah pusat, DAMPAK RISIKO SECONDARY
Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten HAZARD DI SEKITAR BENCANA
Tuban dalam kesatuan tujuan. LUMPUR LAPINDO TERHADAP
PERUBAHAN LINGKUNGAN.
4. KESIMPULAN JURNAL PEMBANGUNAN
Karakteristik dampak multirisiko WILAYAH & KOTA, 14(4), 295.
bencana di semua kecamatan yang ada di https://doi.org/10.14710/pwk.v14i4.2034
wilayah administratif Kabupaten Tuban masuk 5
kategori zona hijau, kuning, dan merah. Shofwan, Moch. 2018. Mitigasi Bencana
Matriks dampak multirisiko bencana dapat Erosi dan Longsor. Sidoarjo: Meja
diketahui berdasarkan kejadian bencana Tamu.
kemudian dilakukan perhitungan secara Shofwan, M., & Aini, F. N. (2020).
matematis berdasarkan Peraturan Kepala DISTRIBUTION OF WATER
Badan Nasional Penanggulangan Bencana POLLUTION AREAS BASED ON THE
sehingga diketemukan penggolongan tiap KERNEL DENSITY METHOD FOR
wilayah dan tiap jenis bencana. LAPINDO MUDFLOW DISASTER OF
SIDOARJO. Jurnal Sains Dan Teknologi
5. UCAPAN TERIMAKASIH Mitigasi Bencana, 15(1), 40–45.
Ucapan terima kasih serta penghargaan https://doi.org/10.29122/JSTMB.V15I1.4
perlu penulis sampaikan kepada Tuhan Yang 122
Maha Esa serta berbagai pihak yang telah Shofwan, Moch. 2020. Dimensi Kebencanaan
memberikan bantuan berupa bimbingan, Dalam Penataan Ruang Daerah.
arahan dan saran, serta dukungan. BPBD dan
Sidoarjo: Meja Tamu.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867 137
Moch. Shofwan, Indri Suryawati dan Annisa B. Tribhuwaneswari : Karakteristik Dampak Multirisiko Bencana
Kabupaten Tuban

Twigg, J. 2004. Good Practice Network (HPN), Overseas Development


Review:Disaster Risk Reduction. Institute, London.
Mitigation and preparedness in UURI No. 24 Tahun 2007 tentang
development and emergency penanggulangan bencana, LNRI Tahun
programming. Humanitarian Practice 2007 Nomor 66; TLNRI Nomor 4723

138 Jurnal Teknik WAKTU Volume 20 Nomor 02 – Juli 2022 – ISSN: 1412:1867

Anda mungkin juga menyukai