Type the Manuscript Title (Capitalize Each Words), Cambria Bold, 14Pt,
Italic
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wilayah yang mempunyai keunikan dan
keistimewaan yang khas di dunia. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 buah dan panjang garis pantai lebih
dari 80.000 km merupakan jumlah pulau terbesar dan garis pantai terpanjang di dunia. Pada posisi yang
demikian Indonesia merupakan wilayah dengan predikat dilalui sabuk api atau ring of fire. Dari predikat
tersebut dalam sepuluh tahun terakhir ditandai dengan bencana gempa dan tsunami Aceh (2004), gempa
Yogyakarta (2006), Tasikmalaya (2009), Sumatra Barat (2010), gempa dan tsunami Mentawai (2010), tanah
longsor Wassior di Papua Barat (2010) dan letusan Gunung Merapi Yogyakarta (2010) yang membawa
korban ratusan jiwa dan ratusan triliun rupiah dalam nilai ekonomi. Letusan Gunung Merapi yang tak
kunjung reda, makin mempertegas predikat NKRI sebagai negara sabuk api.
Kata kunci :
In such a position, Indonesia is a region with the title of passing through a fire belt or ring of fire. From this
predicate in the last ten years marked by the earthquake and tsunami disaster in Aceh (2004), the Yogyakarta
earthquake (2006), Tasikmalaya (2009), West Sumatra (2010), the Mentawai earthquake and tsunami
(2010), the Wassior landslide in West Papua ( 2010) and the eruption of Mount Merapi in Yogyakarta (2010)
which claimed hundreds of lives and hundreds of trillions of rupiah in economic value. The eruption of Mount
Merapi that never subsides, further reinforcing the title of NKRI as a country of fire belt.
Keywords:
rupiah dalam nilai ekonomi. Letusan Gunung bencana sosial. Dalam Nurjanah (2013: 21-22)
Merapi yang tak kunjung reda, makin secara umum faktor penyebab terjadinya bencana
mempertegas predikat NKRI sebagai negara sabuk adalah karena adanya interaksi antara ancaman
api. (hazard) dan kerentanan (vulnerability).
Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana dalam Nurjanah dkk, (2013: 54)
adalah upaya untuk mengurangi risiko yang
ditimbulkan oleh bencana (jika terjadi bencana).
Fokus dalam mitigasi bencana adalah untuk
mengurangi dampak dari ancaman sehingga
dampak negatif yang ditimbulkan akan berkurang.
Kegiatan mitigasi bencana di dalam
UndangUndang No 24 tahun 2007 tentang tanggul, dam, bangunan tahan gempa dan
penanggulangan bencana serangkaian upaya sejenisnya.
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan Menurut Priyambodo (2009: 25) terdapat dua
peningkatan kemampuan dalam menghadapi unsur penting yang menjadi dasar keberhasilan
ancaman bencana. Secara umum kegiatan mitigasi mitigasi bencana yaitu unsur mikrokosmos dan
bencana adalah pemberian peraturan dan makrokosmos.
pengaturan, sanksi dan penghargaan untuk 1. Mikrokosmos adalah pembangunan
memberi pemahaman dan kesadaran kepada kesadaran manusia yakni pada pola pikir
manusia terhadap usaha untuk mengurangi dan pola hidup atau kebiasaan dalam
dampak suatu bencana. Menurut peraturan kepala kehidupan sehari-hari.
BNPB No.4 tahun 2008 tentang penyusunan 2. Makrokosmos adalah pembangunan
rencana penanggulangan bencana mitgasi lingkungan yang ramah bagi kehidupan
bencana dapat digolongkan menjadi mitigasi aktif makhluk hidup yang tinggal didalamnya
dan mitigasi pasif. Yang termasuk kedalam maupun bagi lingkungan itu sendiri.
kegiatan mitigasi pasif antara lain: Untuk membangun alam yang ramah
a. Penyusunan peraturan perundang- perlu diperhatikan dua hal yakni
undangan. karakteristik lingkungan dan hukum
b. Pembuatan peta rawan bencana dan alam.
pemetaan masalah.
c. Pembuatan pedoman/ standart/
prosedur METODE PENELITIAN
d. Pembuatan brosur/ poster
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
e. Pengkajian karakteristik bencana
kajian pustaka (literature review) dengan cara
f. Analisis risiko bencana
menggumpulkan data-data dari berbagai sumber
g. Pembentukan organisasi satuan gugus
berupa : buku, jurnal, majalah, maupun sumber-
tugas bencana
sumber lainnya yang relevan. Metode penelitian
h. Perkuatan unit-unit sosial dalam
kajian pustaka bertujuan untuk menemukan,
masyarakat.
menganalisi, mengklasifikasi, mensintesis, dan
Sedangkan tindakan pencegahan yang termasuk menyimpulkan dari sumber-sumber ilmiah untuk
dalam mitigasi aktif adalah: menemukan jawaban atas permasalahan .
ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Komponen Ancaman yang ada di suatu wilayah tidak hanya
ancaman disusun berdasarkan parameter satu jenis melainkan beberapa ancaman. Ancaman
intensitas dan probabilitas kejadiaan. utama yang prioritas sampai ancaman yang
rendah nilainya harus dapat diidentifikasi,
Komponen kerentanan disusun berdasarkan sehingga semua potensi ancaman diketahui
parameter sosial budaya, ekonomi, fisik, dan dengan baik. Potensi ancaman di suatu daerah
lingkungan. Komponen kapasitas disusun dapat dilakukan dengan melakukan review
berdasarkan parameter kapasitas regulasi, terhadap kejadian bencana yang pernah terjadi di
kelembagaan, sistem peringatan, pendidikan daerah tersebut. Kejadian bencana yang pernah
pelatihan keterampilan, mitigasi dan sistem terjadi dapat dipastikan memiliki potensi untuk
kesiapsiagaan (BNPB, 2012 dalam Muta’ali, 2014). terjadi kembali mengingat kejadian bencana
Upaya pengkajian risiko bencana pada dasarnya adalah suatu kejadian yang bersifat siklik.
adalah menentukan besaran dan manajemen 3
komponen risiko. Upaya memperkecil risiko Analisi Kerentanan
dilakukan dengan
Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik
a. memperkecil ancaman, biologis, geografis, hukum, ekonomi, politik,
b. mengurangi kerentanan, dan budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu
c. meningkatkan kapasitas dari kawasan wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
yang terancam. mengurangi kemampuan masyarakat tersebut
untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan
Analisis Ancaman dan menanggapi dampak ancaman atau bahaya
Ancaman adalah suatu kejadian atau peristiwa tertentu. Kerentanan yang ada di setiap wilayah
yang bisa menimbulkan bencana. Istilah ancaman memiliki tingkat, jenis dan karakteristik yang
seringkali disejajarkan dengan bahaya (UU No.24 bervariasi. Wilayah yang telah dilakukan kajian
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). kerentanan sebelumnya, maka perlu dilakukan
Ancaman dapat diartikan sebagai suatu hal atau review dan update data. Indikator kerentanan
kejadian yang memberikan kemungkinan bencana disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari tipe
terjadi, dengan kata lain dikatakan sebagai kerentanan, indikator, dan rincian indikator yang
bencana yang belum terjadi. Ancaman dapat dapat diamati dalam Tabel berikut.
dianalisis seperti pada tabel berikut ini.
Analisi kapasitas