Anda di halaman 1dari 10

Makalah Manajemen Kesling Dalam Bencana

“Menganalisis Resiko Bencana Gempa di Provinsi Bengkulu ”

Disusun oleh :
Vira Tika Yuniar (25000222420022)
Dosen Pembimbing Dr.Yusniar Hanani D, S.TP., M.Kes.

Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang
Tahun
2023
1. DEFINISI DAN ISTILAH PENTING DALAM BENCANA
Bencna adalah Serangkaian peristiwa, mengancam & mengganggu
kehidupan & penghidupan masyarakat. Disebabkan faktor alam, non alam
maupun manusia, menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.
Penangulangan Bencana adalah Upaya penetapan kebijakan
pembangunan di wilayah yang berisiko terjadinya bencana. Meliputi kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi.
Mitigasi adalah Serangkaian upaya mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Rekonstrusi Pembangunan kembali sarana & prasarana kelembagaan
pada wilayah pasca bencana demi tumbuh & berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan pada
wilayah pasca bencana.
Rehabilitas Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
pada wilayah pasca bencana demi berjalannya semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana secara wajar .
2. GEOLOGI PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu merupakan zona rawan terjadi gempa bumi.
Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun
Klimatologi Kepahiang, bulan November tahun 2022 saja telah terjadi 57 kali
gempa tektonik di Provinsi Bengkulu "Sejak 1-20 November saja telah terjadi
gempa bumi di wilayah Bengkulu dan sekitarnya sebanyak 57 kali ," kata
Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama BMKG Kepahiang
Nabila Ardiana. Guncangan gempa terparah terjadi pada tahun 2000 dengan
kekuatan 7,3 skala Richter. Banyak bangunan yang rusak serta menelan
korban jiwa.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-
tiba yang menciptakan gelombang seismik Daerah terdekat dengan lokasi
pusat gempa bumi adalah Pulau Enggano, Kota Bengkulu, Kabupaten
Bengkulu Utara dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Morfologi daerah tersebut
merupakan dataran pantai yang dibatasi pada bagian timur oleh perbukitan
bergelombang hingga terjal.
Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Tersier
berupa batuan sedimen dan rombakan gunungapi, serta endapan Kuarter
berupa endapan aluvial pantai, sungai dan rawa. Sebagian batuan berumur
Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan
berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum
kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan
gempa bumi.
Selain itu pada morfologi perbukitan terjal dan batuannya telah
mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh
guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data
mekanisme sumber dari BMKG, GFZ Jerman, dan USGS Amerika Serikat,
maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman
pada megathrust dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut – tenggara
dengan sudut landai (low angle), dan kedudukan N 347 E, dip 6 dan rake 125.
3. PRESEPSI MASYARAKAT TERKAIT HAZARD BENCANA GEMPA
Pandangan masyarakat terhadap bahaya gempa bumi dapat berdampak pada
kesadaran akan risiko, kesiapan menghadapinya, dan upaya mitigasi yang
dilakukan. Informasi yang akurat, pendidikan mengenai bahaya gempa bumi ,
dan upaya mitigasi yang efektif dapat membantu mengubah atau
meningkatkan presepsi masyarakat terkait dengan bahaya gempa bumi.
Beberapa persepsi masyarakat tentang bahaya banjir :
a) Ancaman keselamatan
Presepsi ini didasarkan pada fakta bahwa gempa bumi dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari, dan mengancam keselamatan masyarakat
dikarenaakan gempa bumi dan gempa susula yang akan datang tidak dapat
terdeteksi dengan pasti kapan itu terjadi
b) Dampak ekonomi
Bencana gempa bumi ini juga dianggap memiliki dampak ekonomi yang
signifikan. Hal ini berkaitan dengan kerugian ekonomi yang ditimbulkan
akibat kerusakan bangunan tempat tinggal,usaha ataupun lahan pertanian,
gempa bumi ini juga dapat mengganggu kegiatan masyarakat dalam
berkerja dikarenakan tempat nya hancur dan perlu waktu untuk
memperbaikinya
c) Respon Masyarakat
Pemahaman masyarakat mengenai bencana gempa bumi yang perlu
ditingkatkan untuk mengurangi adanya kerugian yang timbul yang
disebabkan oleh gempa bumi
d) Penanganan dan mitigasi
Beberapa orang mungkin melihat gempa bumi sebagai tantangan yang
dapat ditangani melalui upaya mitigasi, pembangunan rumah anti gempa
dan ada titik kumpul di setiap wilayah
4. PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan
terkoordinasi, terintegrasi, dan memperhatikan aspek-aspek:
a. sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;
b. kelestarian lingkungan hidup;
c. kemanfaatan dan efektivitas; dan
d. lingkup luas wilayah.

RANCANGAN PROGRAM KOMUNIKASI RISIKO HAZARD GEMPA BUMI


DI PROVINSI BENGKULU
“SIGAP HADAPI BENCANA GEMPA BUMI ”
1. Materi terkait risiko bencana gempa
a. Pengetahuan dan Sikap Terhadap Bencana
Pengetahuan terhadap bencana merupakan alasan utama seseorang untuk
melakukan kegiatan perlindungan atau upaya kesiapsiagaan yang ada.
Indikator pengetahuan dan sikap individu/rumah tangga merupakan
pengetahuan dasar yang semestinya dimiliki oleh individu meliputi
pengetahuan tentang bencana, penyebab dan gejala-gejala, maupun apa
yang harus dilakukan bila terjadi gempa bumi
b. Rencana Tanggap Darurat
Rencana tanggap darurat adalah suatu rencana yang dimiliki oleh individu
atau masyarakat dalam menghadapi keadaan darurat di suatu wilayah
akibat bencana alam. Rencana tanggap darurat sangat penting terutama
pada hari pertama terjadi bencana atau masa dimana bantuan dari pihak
luar belum datang.
c. Sistem Peringatan Dini
Sistem peringatan meliputi tanda peringatan dan distribusi informasi jika
akan terjadi bencana. Sistem yang baik ialah sistem dimana masyarakat
juga mengerti informasi yang akan diberikan oleh tanda peringatan dini
tersebut atau tahu apa yang harus dilakukan ada tanda peringatan.
d. Sumber daya Mendukung
Indikator ini umumnya melihat berbagai sumber daya yang dibutuhkan
individu atau masyarakat dalam upaya pemulihan atau bertahan dalam
kondisi bencana atau keadaan darurat. Sumberdaya mendukung berasal
dari internal maupun eksternal dari wilayah yang terkena bencana.
Sumber daya dibagi menjadi 3 bagian yaitu sumber daya manusia,
sumber daya pendanaan/logistik, dan sumber daya bimbingan teknis dan
penyedian materi.
e. Modal Sosial
Modal sosial sering diartikan sebagai kemampuan individu atau
kelompok untuk bekerja sama dengan individu atau kelompok lainnya.
Masyarakat atau individu yang memiliki ikatan sosial yang lebih baik
antara satu dengan yang lainnya akan lebih mudah dalam melakukan
kesiapsiagaan yang ada. Modal sosial yang baik diantara masyarakat di
wilayah yang rentan terhadap bencana akan mengurangi kerentanan itu
sendiri.
2. Karakteristik target subjek
a. Permukiman penduduk
Permukiman penduduk, terutama yang terletak di dekat pantai, atau
daerah dataran rendah, rentan terhadap gempa dan tsunami. Rumah-
rumah penduduk, infrastruktur, dan fasilitas umum di daerah ini dapat
menjadi target utama bahaya bencana.
b. Daerah pesisir
Daerah yang terletak di pesisir rentan menjadi korban gempa bumi jika
mengalami tsunami.
c. Jalan dan transportasi
Jaringan jalan, terutama yang melintasi daerah pesisir pantai harus
memiliki batasan. Hal ini dapat mengganggu transportasi dan
aksesibilitas, serta berdampak pada mobilitas penduduk dan distribusi
barang.
d. Fasilitas umum
Fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, klinik, kantor, pusat
perdagangan, dan infrastruktur publik lainnya juga dapat menjadi
target bahaya gempa. gempa dapat menyebabkan kerusakan pada
fasilitas ini dan mengganggu layanan yang disediakan kepada
masyarakat.
3. Stakeholder yang dilibatkan
Dalam program risiko bahaya gempa bumi di provinsi bengkulu, berbagai
stakeholder atau pihak yang terlibat dapat termasuk:
a. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen memiliki peran penting
dalam pengelolaan risiko gempa bumi. Mereka bertanggung jawab
untuk menyusun kebijakan, merencanakan dan mengimplementasikan
program-program mitigasi bencana, serta mengkoordinasikan berbagai
pihak terkait.
b. Dinas Penanggulangan Bencana
Dinas Penanggulangan Bencana atau Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berperan dalam merencanakan dan melaksanakan
program pengurangan risiko banjir di wilayah tersebut. Mereka
bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan, peringatan dini,
evakuasi, dan upaya tanggap darurat terkait .
c. Kepolisian/Tentara
Kepolisian/Tentara setempat terlibat dalam pengelolaan risiko bencana
dengan mengawasi keamanan dan ketertiban selama kejadian bencana,
serta membantu dalam operasi evakuasi dan penanganan darurat.
d. Perangkat Desa
Perangkat desa, termasuk kepala desa dan perangkat pemerintahan
desa lainnya, terlibat dalam upaya mitigasi risiko bencana di tingkat
lokal. Menyampaikan informasi kepada warga, serta melakukan
langkah-langkah mitigasi di tingkat desa.
e. Masyarakat
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam program risiko gempa.
Masyarakat harus diberdayakan dengan pengetahuan tentang bahaya
gempa, perencanaan tanggap darurat, dan langkah-langkah pencegahan.
Mereka juga perlu melaporkan kondisi bencana dan bekerja sama
dalam upaya mitigasi, termasuk evakuasi dan pemulihan pasca-
bencana.
f. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi dapat
berperan dalam menyebarkan pengetahuan tentang risiko gempa bumi
kepada siswa dan masyarakat umum. Mereka juga dapat menjadi pusat
koordinasi untuk melibatkan siswa, guru, dan keluarga dalam program-
program mitigasi bencana gempa bumi.
g. Organisasi Non-Pemerintah (LSM)
LSM yang peduli dengan pengurangan risiko bencana juga dapat
terlibat dalam program risiko bencana, Mereka dapat memberikan
dukungan dalam bentuk pengetahuan, sumber daya, dan upaya mitigasi.
Kerjasama dan keterlibatan semua stakeholder ini sangat penting untuk
mengelola risiko bencana dengan efektif. Koordinasi yang baik antara
pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait akan membantu dalam
pencegahan, penanganan, dan pemulihan dari dampak bahaya gempa.
4. Media/Metode/Teknologi yang digunakan
a. Pelatihan dan Pendidikan
Teknologi juga digunakan dalam pelatihan dan pendidikan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko gempa bumi dan
tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat. Materi edukasi bisa
disebarkan melalui video pendidikan, presentasi multimedia, dan
platform e-learning.
b. Kampanye Kesadaran Masyarakat
Media massa, termasuk cetak, televisi, radio, dan media sosial, dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi penting tentang bahaya
gempa bumi, langkah-langkah mitigasi, dan tindakan pencegahan
kepada masyarakat setempat. Kampanye kesadaran masyarakat juga
dapat melibatkan penyuluhan, pelatihan, dan latihan evakuasi.
c. Sistem Peringatan Dini
Pemanfaatan sistem peringatan dini gempa bumi sangat penting untuk
memberikan informasi cepat kepada masyarakat mengenai ancaman
banjir. Sistem ini biasanya melibatkan pemantauan gelombang laut dan
pemantauan aktivitas lempeng di bawa laut ,dan penggunaan teknologi
komunikasi seperti SMS, sirene, atau aplikasi ponsel untuk memberi
peringatan kepada masyarakat.
d. Sosial Media dan Situs Web
Penggunaan platform media sosial, seperti Facebook, Twitter,
Instagram, atau situs web resmi pemerintah daerah, dapat menjadi
saluran yang efektif untuk menyampaikan informasi tentang risiko
gempa bumi. Pemerintah daerah dapat memposting update , peringatan
dini, informasi evakuasi, dan langkah-langkah mitigasi melalui akun
media sosial resmi atau situs web mereka.
e. Media Cetak
Pemerintah daerah dapat menggunakan media cetak, seperti brosur,
pamflet, leaflet, atau poster untuk menyampaikan informasi tentang
risiko gempa bumi, langkah-langkah mitigasi, dan tindakan darurat
yang harus diambil. Media cetak ini dapat didistribusikan kepada
masyarakat secara langsung di pusat keramaian, sekolah, kantor
pemerintahan, atau lembaga masyarakat lainnya
1. Kapan dilakukan dan frekuensi
Dalam situasi tanggap darurat bencana rutin, masyarakat tentunya
perlu dibekali secara rutin mengenai proses untuk menghadapi pra
bencana, bencana dan pasca bencana. Pelatihan / sosialisasi perlu
dilakukan dengan cara yang beragam dan informasi kebencanaan gempa
bumi yang beragam, karena karakteristik gempa yang tidak selalu sama
setiap tahunya. Komunikasi risiko bahaya bencana gempa tepat dilakukan .
Komunikasi risiko dapat dilakukan kepada berbagai lini dan kelompok
masyarakat, tentunya untuk mengasah kesiap siagaan masyarkat
diperlukan setidaknya enam bulan sekali masyarakat dilatih atau diberikan
sosisalisasi kebencanaan oleh BPBD ataupun pihak-pihak terkait.
2. Monev Komunikasi Risiko Bahaya Bencana Banjir
a. Pengembangan Rencana Tanggap Darurat
Bersama-sama dengan stakeholder terkait, mengembangkan rencana
tanggap darurat gempa yang terstruktur dan terperinci. Rencana ini
harus mencakup tindakan pencegahan, mitigasi, evakuasi, dan
pemulihan pasca-banjir. Pastikan bahwa semua stakeholder memiliki
peran dan tanggung jawab yang jelas dalam rencana tersebut.
b. Analisis Risiko Gempa Bumi
Lakukan analisis risiko gempa bumi. Identifikasi daerah-daerah yang
rentan terhadap gempa, faktor-faktor penyebab
c. Pemantauan Sistem Peringatan Dini
Mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif dan memastikan
bahwa semua stakeholder menerima informasi secara cepat dan akurat
ketika bahaya gempa terdeteksi. Sistem ini dapat mencakup
pemberitahuan melalui pesan teks, sirene, pengumuman publik, atau
media sosial.
d. Kerjasama Pemeliharaan Infrastruktur
Mengkoordinasikan dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah
atau dinas terkait, untuk memastikan pemeliharaan dan perbaikan
teratur dari infrastruktur
e. Penyusunan Materi Komunikasi
Menggunakan materi komunikasi yang mudah dipahami dan menarik
perhatian masyarakat. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, serta
sertakan gambar atau grafik yang mendukung pesan yang ingin
disampaikan. Materi ini dapat mencakup infografis tentang langkah-
langkah persiapan menghadapi gempa bumi, petunjuk evakuasi, atau
informasi kontak darurat yang penting.
f. Evaluasi dan Pemantauan
Melakukan evaluasi rutin terhadap efektivitas program yang dilakukan
serta memantau perkembangan mitigasi gempa. Evaluasi ini harus
melibatkan semua stakeholder yang terlibat dan digunakan untuk
mengidentifikasi area peningkatan serta mengambil tindakan yang
diperlukan.
Penting untuk menjaga komunikasi terbuka dan kolaborasi antara semua
stakeholder yang terlibat dalam penanganan hazard gempa. Dengan
melibatkan semua pihak terkait, diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih
efektif dalam mitigasi dan penanganan bencana gempa bumi di provinsi
bengkulu

Anda mungkin juga menyukai