Disusun Oleh :
Mustika Bakri K062221002
Vivi Sri Saputri K062221004
Jufri K062221006
Awalia Nurrahmah K062221008
Andi Uaiz Syahputra K062222017
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN
MAKASSAR
2023
PRA BENCANA
merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Bencana alam merupakan
dapat mengakibatkan korban jiwa. Bencana alam yang sering terjadi di Sulawesi
Selatan yaitu bencana banjir. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Luwu
Utara pada tanggal 13 Juli 2020 terjadi banjir bandang yang mengakibatkan
mengungsi dan mengalami kerugian materi maupun korban jiwa (BNPB, 2015)
Banjir terjadi pada saat volume air dalam suatu badan air seperti sungai
atau danau meluap hingga keluar dari batas alaminya. Menurut Undang-Undang
untuk mendapatkan tempat tinggal yang dapat menjadi tempat berteduh terhindar
dari banjir, bagaimana mendapatkan makanan dan minuman yang cukup secara
terjadinya kasus penyakit diare, infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, baik
pada saat, maupun pasca banjir. Apalagi bila bencana terjadi dalam durasi waktu
yang cukup panjang atau lebih dari satu hari saja masalah sanitasi akan semakin
nampak dan mendesak. Semakin lama durasi bencana semakin jelas peningkatan
Pada pasca banjir potensi konflik akibat topik sanitasi juga berpotensi
tinggi untuk muncul , kemampuan ekonomi menurun bahkan ada yang hartanya
habis, untuk memenuhi kebutuhan dasar pun sulit, masalah sanitasi siapa yang
harus mengatasi, dimana harus membuang, orang sudah sangat lelah, sibuk, dan
dan penghidupan masyarakat secara lahir batin (Fadillah, Setiawati dan Arfah,
2022).
koordinasi yang baik dan saling mendukung oleh tim relawan yang
dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja
d. Berdaya guna dan berhasil guna. Maksudnya yaitu dengan berdaya guna
yang dilakukan harus berhasil guna dalam mengatasi kesulitan dan trauma
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak yang
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran
politik apapun.
h. Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama
atau kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat
bencana
Dalam kedaruratan bencana banjir ini sangat tepat bila sanitarian berperan,
yang dapat di berikan berupa pemikiran , kemampuan dan tenaganya dalam tahap
dan daerah, swasta pengembang , industri, rumah sakit, hotel, penduduk terutama
2. Menghimpun sumber daya dan sumber dana untuk kegiatan sanitasi dalam
pasca banjir.
banjir.
terjadinya banjir.
Manajemen bencana merupakan salah satu wujud pelayanan bagi publik dimana
Bencana banjir sangat erat hubungannya dengan aktifitas manusia itu sendiri
berlebihan, membangun atau mendirikan bangunan diarea sekitar aliran air dan
menyumbat aliran air sehingga pada saat peningkatan volume air maka akan
Sudah sewajarnya hal ini menjadikan bencana banjir sebagai isu nasional
yang harus ditanggulangi. Dalam upaya menyikapi hal tersebut membentuk suatu
badan yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana yaitu badan atau
Penanggulangan baik itu tingkat Nasional maupun tingkat daerah (Agisni Aulia
hujan yang sangat tinggi dan berada diwilayah dataran rendah akan menjadi
wilayah langganan banjir. Hak tersebut merupakan kondisi alamiah yang tidak
bisa dihindari maka diperulkan upaya – upaya agar pada saat kejadian bencana
Banjir tidak menimbulkan kerugian yang terlalu banyak apa lagi sampai
Dalam upaya pra bencana banjir dapat dilakukan simulasi yang melibatkan
seluruh lapisan masyarakat di dearah kawasan banjir. Hal tersebut bertujuan agar
masyarakat dapat mengetahui hal- hal yang perlu dipersipakan dan dilakukan pada
dapat mengurangi kepanikan pada masyarakat pada saat terjadi bencana (Saputra,
inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin terjadi,
Namun secara khusus kegiatan pra bencana banjir yang perlu diketahui
banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan.
7. Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota keluarga
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air minum
12. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat catatan
14. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan
15. Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
16. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
17. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
TANGGAP DARURAT
Fase Saat Bencana (Tanggap Darurat). Pada fase ini kegiatan yang
dilakukan dengan cepat dan tepat pada saat kejadian bencana yang bertujuan
mungkin pada saat bencana terjadi untuk mencegah potensi buruk terhadap
bencana banjir dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk apabila korban tidak
segera ditangani seperti memperparah potensi kejadian luar biasa (KLB) atau
penyakit yang ditularkan melalui media air (water-borne diseases) seperti diare,
Pada saat banjir datang tenaga kesehatan lingkungan ikut andil. Sehabis
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa lokasi puskesmas harus
bagi jalur transportasi, dan lain-lain. Kepala Puskesmas juga mempunyai peran
dalam menanggulangi bencana banjir yang terjadi. Menurut Surat Keputusan (SK)
darurat dapat melakukan tindakan dengan menerapkan tanggap darurat pada saat
bencana banjir yaitu sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Nasional
yang dilakukan dengan secepat mungkin pada saat terjadinya bencana untuk
menangani dampak buruk yang akan terjadi. Tindakan tersebut terdiri dari
Tahun 2007).
a. Air Bersih. Tidak tersedia air bersih Sumber air tercemar Sarana rusak.
dilaksanakan
Proses pembusukan terjadi setelah melampaui dua hari, bau dan cairan
leacet dan lalat muncul. Sampah dari luar/ sungai masuk ke dalam rumah.
dalam rumah
listrik
h. Kedinginan.
a. Pengadaan Air
menjaga kebersihan pribadi. Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk
keperluan minum pun tidak cukup, dan dalam hal ini pengadaan air yang
persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai tingkat
tertentu.
Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter.
b. Kualitas air
jumlahnya lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada
waktu ada risiko atau sudah ada kejadian perjangkitan penyakit diare,
mencapai standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada kran air
Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus
cukup banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari
Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga
untuk umum, satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
d. Pengadaan jamban
pemukiman mereka, supaya bisa diakses secara mudah dan cepat kapan
Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter dari pemukiman (rumah atau
mana pun, baik sumur maupun mata air, sungai, dan sebagainya 1
tindakan utama yang dilakukan pasca terjadinya bencana yaitu rehabilitasi dan
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
2. Sampah, Selama masih ada potensi banjir susulan sampah dan Lumpur tetap
sampah ditempat.
8. Makanan Minuman
dari 3 hal yaitu pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana yang
berdasarkan triase, penilaian awal secara cepat, surveilans penyakit menular dan
buruk yang mungkin timbul, KLB penyakit menular dan gizi buruk, upaya
kondusif, sehat, dan layak sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia
kala sebelum bencana terjadi, baik secara fisik dan psikologis (BPBD, 2018).
pemeriksaan air bersih dan pemantauan sanitasi lingkungan; dan pemberdayaan
pengecekan sanitasi air serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
kesehatan lapangan; surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin
timbul KLB penyakit menular dan gizi buruk. Upaya pemulihan masalah
mengenai data bencana, sumber daya sarana, tenaga dan dana, sanitasi dasar,
DAFTAR PUSTAKA
Agisni Aulia Silfa Putri, Khaerul Umam Noer, Mawar, D. G. P. (2022)
“Efektivitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bekasi Dalam Penanggulangan Pra Bencana Banjir Agisni,” Braz Dent J.,
33(1), hal. 1–12.
BPDB (2019) Mitigasi Bencana Banjir.
Departemen Kesehatan RI.(2001). Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan
Akibat Kedaruratan Kompleks, Penanggulangan Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 145/MENKES/SK/I/2007 Tentang Pedoman
Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan. Jakarta.
Fadillah, N., Setiawati, B. dan Arfah, S. R. (2022) “Manajemen Bencana
Penanggulangan Pasca Banjir,” Journal Unismuh, 3(3), hal. 722–732.
Faturahman, B. M. (2017) “Reformasi Administrasi dalam Manajemen Bencana,”
Mimbar Yustitia, 1(2), hal. 185–201.
Indo Tekhno Plus. 2022. Sanitasi Darurat Daerah Bencana. Tangerang Selatan.
Mirahesti, E. S. M. (2016) “Evaluasi Perencanaan Prabencana Banjir Bengawan
Solo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014,” Jurnal Berkala Epidemiologi,
(24), hal. 262–274. doi: 10.20473/jbe.v4i2.2016.262.
Saputra, N. G., Rifai, M. dan Marsingga, P. (2020) “Strategi Penanggulangan
Bencana Banjir Kabupaten Karawang di Desa Karangligar sebagai Desa
Tangguh Bencana,” Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik,
8(1), hal. 62–76.
Sari R, Adella, dkk. 2020. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga
Kesehatan dalam Tanggap Darurat Bencana Banjir di Puskesmas Bidara
Cina Jakarta Timur. Majalah Geografi Indonesia. 15-19.
Sugirilyati, Sri. 2005. Sanitasi Kedaruratan Bencana Banjir. Pokja AMPL.
http://hakli.or.id/. Jakarta.