Anda di halaman 1dari 31

PAPER

REHABILITAS PENAGGULANGAN PASCA BENCANA


Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Aspek Kesling Dalam
Penanganan Bencana Yang DiAmpu Oleh Bapak Moh. Rivai Nakoe S.KM M.Kl

OLEH KELOMPOK III:


1. Reza Malik Inayath 811420072
2. Chandra Loca Amir 811420130
3. Zaskia Munishaa I. Galib 811420085
4. Dian Rahmatia Hutuyungo 811420015
5. Firli Oktaviani Bahute 811420075

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, isegala ipuji isyukur ikepada iAllah iSWT iTuhan isemesta


ialam, iberkat ilimpahan iRahmat idan iTaufiq-Nya ikami idapat imenyelesaikan
itulisan iini. iSyalawat idan isalam isemoga iselalu idicurahkan ikepada iNabi
iBesar iMuhammad iSAW, ibeserta ikeluarga, isahabat idan ipengikutnya ihingga
iakhir izaman.

Kami imengucapkan idan imenyampaikan irasa iterima ikasih idan


ipenghargaan iyang isetinggi-tingginya ikepada iDosen ipengampu iMoh. iRivai
iNakoe iS.Km iM.KL iselaku iDosen imata ikuliah i“ASPEK iKESLING iDALAM
iPENANGANAN iBENCANA” iyang imemberikan itugas iini ikepada ikami.
ikami ijuga idapat imenyelesaikan itugas idengan itepat iwaktu. iKami
imengharapkan ikritik idan isaran iserta imasukan iyang imembangun idemi
ikesempurnaan imakalah iini.

Akhirnya ihanya ikepada iAllah ikita iberserah idiri idan isemoga imakalah
iini idapat ibermanfaat ibagi ikita isemua, idan ipara ipembaca ikhususnya, idan
imudah-mudahan iAllah iSWT iselalu imemberikan iRidhoNya.

Amin iYa iRabbal i,Alamin...

Gorontalo, iFebruari i2023

iPenulis
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang bahaya terhadap bencana
alam. Daerah Indonesia dengan geologinya menimbulkan bencana alam contoh
tsunami di aceh, gempa bumi di yokyakarta, letusan gunung berapi di lombok, dan
juga sebagian bencana alam lainnya sebelum dan sesudah yang memebuat bangsa
Indonesia memahami bencana alam. (BNPB,2011)

Indonesia juga merupakan salah satu dari negara negara yang sangat
terpengaruh oleh perubahan iklim dan telah mengalami beberapa bencana alam
dengan dampak yang sangat besar. Namun pemulihan dan rehabilitasi
pascabencana tetap menjadi tantangan utama karena sulitnya memilih penerima
manfaat yang tepat, dan efektifitas bantuan pasca bencana. Sebagian besar negara
berkembang menghadapi bencana ini dan telah berjuang menghadapi menghadapi
peristiwa menghancurkan ini selama dua dekade terakhir. Menurut perkiraan,
sekitar 314 bencana terkait iklim telah tercatat setiap tahunnya diseluruh dunia sejak
tahun 2000.

Perihal ini membuat negara Indonesia untuk segera memahami cara dalam
menanggulangi bencana alam. Beberapa dianataranya yaitu pembentukan badan
nasional penanggulangan bencana (BNPB), peraturan perundang-undangan dan
peraturan pemerintah.

Bencana merupakan sesuatu peristiwa ataupun rangkaian peristiwa yang


menyebabkan korban penderitaan manusia serta bisa mengusik tata kehidupan serta
penghidupan warga. Bencana pada dasarnya tidak dapat dihindari, tetapi manusia
cuma sanggup sebatas buat menghindari serta untuk mempersiapkan diri saat
sebelum bencana itu tiba.

Peristiwa bencana kerap kali terjadi di indonesia yang menjadi perhatian


mendalam. Bukah hanya saja menyebabkan kehancuran akan tetapi juga
menimbulkan banyak korban jiwa serta kerugian yang cukup besar. Pada saat
tercadi bencana maka penangulangan bencana dibagi menjadi 2 bagian termasuk
didalamnnya adalah tahap rehabilitasi.
Pada tahun 2015, yang merupakan 50% lebih dari rekor 15 tahun
sebelumnya.banjir sendiri menyumbang 43% bencana alam global antara tahun
1994-2013, menyebabkan 2,5 miliar orang terkena banjir dan 0,16 juta kematian,
serta kerugian ekonomi sebesae 1,115 miliar. Selain itu, Asia dan Afrika lebih
rentan, dengan banjir yang mempengaruhi 95 persen orang setiap tahun dan
menyebabkan 73 persen dari semua kerusakan ekonomi secara langsung. Bahkan,
sebagian besar penduduk tinggal di daerah pedesaan dan bergantung pada pertanian
sebagai sumber pendapatan utama mereka. Namun, karena pendapatan yang
rendah, pertanian merupakan sektor yang paling terkena dampak, yang paling
rentan terhadap bencana.

sangat penting memberikan bantuan pascabencana untuk memulihkan


kehidupan para korban bencana setelah mereka kehilangan tempat tinggal, tanah,
tanaman, kehidupan dan mata pencaharian. Terutama negara-negara berkembang
membutuhkan bantuan agar tidak jatuh ke dalam perangkap kemiskinan, karena
mereka biasanya tidak memiliki sumber pendapatan alternatif.
Mempertimbangkan bahwa periode pemulihan dan rehabilitasi merupakan peluang
untuk "pemulihan yang lebih baik", juga diusulkan untuk mengintegrasikan proses
pascabencana dengan lebih baik ke dalam pembangunan berkelanjutan secara
keseluruhan di daerah yang terkena dampak. Tentu saja peningkatan bantuan dapat
berdampak positif bagi kesejahteraan mereka yang terkena dampat dan mejadi
keseimbangan bagi untuk Tahar rehabilitasi jangka Panjang.

Ada dukungan empiris dan teoritis yang kuat untuk transfer pendapatan
sosial yang ditargetkan, seperti bantuan tunai, misalnya memberikan bantuan
keuangan selama peristiwa bencana alam dapat memainkan peran penting dalam
memenuhi keinginan penduduk karena dapat menggunakan uang tersebut sesuai
dengan kebutuhan mereka. Namun, penargetan dan pendistribusian bantuan
pascabencana merupakan masalah nyata di negara-negara berkembang seperti
indonesia, di mana penggunaan atau penyalahgunaan bantuan pascabencana untuk
orang-orang yang terpinggirkan dan rentan adalah hal biasa.
Pada tahun 2022 bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjjir, yakni
dengan total kejadian 1.524 jumlah tersebut setara dengan 43,1 % dari total kejadian
bencana nasional. Adapula 1.062 peristiwa cuaca ekstrem, 634 tanah longsor, 252
kebakaran hutan dan lahan, 28 gempa bumi, 26 gelombang pasang/abrasi serta 4
peristiwa kejadian kekringan. Bencana yang terjadi di indonesia setiap tahunnya
banyak menimbulakn korban jiwa serta kerugian besar bagi negara.

melihat dari dekat peristiwa bencana yang terjalin, serta upaya kita
wajib berikan apresiasi kepada usahayang sudah dicoba oleh
pemerintah,sukarelawan,dll dalam menangani bencana alam meskipun banyak hal
yang masih harus diperbaiki. Karena ini, Manajemen bencana diperlukan dari
pemrosesan bantuan lebih baik dan lebih sistematis. Penanggulangan mala
(bencana) masih terfokus hanya pada tanggap darurat, terus bergantung di posisi
serta keahlian Pemerintah Kota, serta tidak terdapat koordinasi yg efektif antara
unit/lembaga pemerintahan negara, pemerintah kabupaten dan kabupaten/kota,
serta koordinasi antar lainnya. grup kepentingan mirip instansi, perusahaan
partikelir, LSM.

Paper ini dibuat terbuat bertujuan supaya mahasiswa bisa mengenali


sebagian point mengenai tentang rehabilitas dalam penanggulangan bencana alam
di antara lain merupakan:

1. apa yang di maksud dengan rehabilitas pasca bencana alam

2. Lembaga apa saja yang berperan dalan rehabilitas bencana alam

3. Jangka Waktu Pelaksanaan Rehabilitasi pasca bencana alam

4. Faktor Penghambat Dan Pendukung Rehabilitas Pasca Bencana Alam

B. Pembahasan

I. Rehabilitas pasca Bencana


a) Definisi Rehabilitas Pasca Bencana

Rehabilitas adalah peningkatan serta pemulihan terhadap aspek pelayan public


masyarakat ke tingkat yang lebih memadai didaerah pasca bencana dengan tujuan
utama untuk memulihkan serta menormalkan segala aspek kehidupan masyarakat
maupun pemerintah di daerah pasca bencana.
Kegiatan rehabilitas pasca bencana tidak hanya dicoba dalam bentuk perbaikan
kawasan atau tempat tinggal, akan tetapi juga mendorong perbaikan sosial-ekonomi
budaya, pemulihan pelayan publik seperti semula, perbaikan rumah atau bangunan
warga, anak-anak yang kembali bersekolah lagi, perbaikan mental psikolgis
masyarakat, dan lain-lain. Yang bertujuan agar warga/ masyarakat dapat
beraktivitas seperti semula.

Banyak tujuan dari tahap rehabilitas dengan tujuan utama yaitu memulihkan
keadaan sebelum bencana itu terjadi. Berdasarkan undang-undang nomot 24 tahun
2007 rencana penanggulangan bencana rehabilitasi adalah pemugaran dan
pemulihan public atau sosial ke tingkat yang lebih memadai dengan tujuan primer
memperbaiki segala aspek pengelolaan pasca bencana alam. serta kehidupan rakyat
balik normal atau menetap secara normal di wilayah bencana. Pasal 56 menyatakan
bahwa rehabilitasi di kawasan pascabencana harus diupayakan menggunakan:
pemulihan mala (bencana); peningkatan sarana dan prasarana universal;
mendorong orang buat memperbaiki tempat tinggal mereka; pemulihan sosial dan
psikologis; pelayanan kesehatan; rekonsiliasi dan resolusi konflik; revitalisasi
sosial, ekonomi dan budaya; pemulihan keamanan serta disiplin; pemulihan
penggunaan negara; dan pulang ke pelayanan publik.

Penindakan ataupun penanggualangan bencana meliputu 3 fase yakni fase


dikala saat sebelum terjalin bencana, fase disaat terbentuknya bencana, serta fase
setelah peristiwa bencana. Penanggulangan pasca bencana meliputi 2 aksi utama
ialah rehabilitas serta rekontruksi.

Rehabilitasi serta rekonstruksi secara bersamaan mengarah kepada


pemulihan jangka panjang yang memikirkan aspek raga nonfisik dari daerah yang
terkena bencana. Menurut Alka Dhameja, terdapat 3 tipe rehabilitasi bencana, ialah
fisik, sosial, serta psikologis.

Dalam menentukan kebijakan rehabilitasi, prinsip-prinsip dasar berikut


digunakan:

1. Menempatkan wargatidak saja selaku korban bencana, tetapi pula selaku


pelakon aktif dalam aktivitas rehabilitasi.(Husein, Achmad. 2017).
2. Aktivitas rehabilitasi yakni merupakan serangkaian kegiatan yang terarah
serta terintegrasi dengan aktivitas prabencana, mengerti darurat dan
pemulihan dini pada kegiatan rekontruksi. (husein, Achmad. 2017)

3. “Early Recovery” dicoba oleh “Rapid Assessment Team” lekas ssehabis


terjalin bencana. (Husein, Achmad. 2017)

4. Program rehabilitasi diawali lekas sehabis masa paham darurat


(sesuaidengan Perpres tentang Penetapan Status serta Tingkatan Bencana)
serta diakhiri sehabis tujuan utama rehabilitasi tercapai. (Husein, Achmad.
2017)

b) Ruang Lingkup rehabilitas

Dalam proses rehabilitas perlu melihat bermacam perspektif, yaitu prinsip


dasar bantuan stimulan, kebijakan memberi bantuan, langkah-langkah, jangakauan,
standar menerima bantuan, tata cara,serta permohonan sumbangan stimulan.

Berlandaskan juklak BNPB tahun 2018, prinsip awal dari bantuan stimulant
terdiri dari dana siap guna, pemerintah wilayah serta masyrakat bertanggung jawab
secara swakelola berlandas publik. Mengenakan prinsip integrasi serta
singkronisasi sumber energi secara komprhensip lewat kelompok fasilitator, serta
dilakukan secara cepat tanggap, terencana terpadu koordinatif serta sebanding juga
dengan tujuan utama.

Sedangkan dari strategi tersebut, aktifitas stimulan merupakan membantu


harapan masyarakat. Harapan tersebut tentunya dengan tidak menyisihkan
keragaman budaya lokal. Tidak hanya aspirasi, yang ditampung ialah semua
bersumber pembiayaan yang legal. Pembiayaan yang legal berawal dari APBN dan
APBN/Kabupaten/Kota. Bukan hanya itu, dalam strategi stimulan juga
menyertakan tim Penjaga, Keamanan Pemerintah serta Pembentukan wilayah
(TP4D) yang berfungsi sebagai akuntabilitas dalam penerapan aktifitas bantuan
stimulan.Bidang penerapan aktivitas pemulihan dini meliputi:

- Kawasan pemikiman, melalui:

a) Pengembangan pedoman serta prinsip buat mekanisme subsidi perumahan.


b) Memfasilitasi organisasi pembersihan perumahan sertazona warga.

c) Memudahkan pengelolaan perumahan.

- Kawasan infrastruktur, antara lain dengan metode selaku berikut:

a) Memfasilitasi pertemuan desa buat membangunan kembali jalur serta


jembatan desa.

b) Memfasilitasi pengelolaan air bersih dan jamban.

- Zona social, meliputi:

a) Penyediaan layanan psikolgis perbaikan mental masyarakat.

b) Penyediaan layanan kesehatan universal.

c) Pengadaan produk kebersihan.

d) Memberikan atau menwarkan makanan tambahan bagi balita.

e) Pembayaran insentif serta perlengakapan bagi siswa Sekolah dasar, Sekolah


menengah pertama serta Sekolah menengah atas yang bersangkutan.

f) Pemulihan aktivitas keagamaan serta kebangkitan organisasi keagamaan.

g) Pemulihan system keamanan desa.

h) Mereevitalisasi seni budaya yang bermanfaat dalam mendesak pemulihan.

- Bidang ekonomi produksi, meliputi:

a) Revitalisasi kelompok tani, kebun serta ternak.

b) Program diversifikasi kebun.

c) Memastikan bibit tumbuhan cepat panen.

d) Mendesak modal usaha bagi para pengusaha dagang serta industri kecil
menengah.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa setiap proses telah


menjadi kebutuhan akan masalah yang terjadi sepanjang proses berlangsung.
Tetapi, hasil yang lebih efisien bakal didapatkan apabila kita mampu meminimalisir
masalah yang berlangsung. Selaku langkah meminimalisisr permasalah tersebut ,
maka perlu adanya dilakukan upaya untuk mengatasi masalah ketika pasca bencana.

Pemulihan adalah upaya awal untuk membangun kembali dan merupakan


bagian dari perkembangan biasa yang dicoba melalui rehabilitasi dan rekonstruksi.
Rehabilitasi dapat disebut sebagai semua upaya perbaikan untuk mengembalikan
fungsi minimum pada sarana, prasarana dan fasilitas universal yang rusak akibat
bencana. Dengan kembalinya fungsi-fungsi tersebut, maka pelayanan publik/warga
dapat dilaksanakan. Sasaran utamanya adalah normalisasi/normalisasi berjalan
berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan warga dalam keadaan sebelum
bencana. Sedangkan rekonstruksi dapat disebut sebagai setiap upaya pembangunan
kembali fasilitas, infrastruktur sarana universal, dan kapasitas kelembagaan yang
rusak akibat bencana baik di tingkat pemerintah maupun masyarakat/masyarakat.

Kegiatan manajemen pemulihan dilakukan sejak proses evaluasi kerusakan


dan kerugian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan penilaian pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi, rekonstruksi dan pengawasan yang didukung dengan
pendanaan yang memadai. Yang tercantum dalam kegiatan tersebut adalah
memasukkan faktor-faktor pengurangan efek bencana dalam kegiatan pemulihan
pascabencana melalui pendekatan "build back better" atau build better/quality
untuk menghindari terulangnya kerusakan akibat bencana di kemudian hari.
(Nurjana, et al. 2013)

Masyarakat dan daerah yang terkena bencana sangat membutuhkan barang-


barang untuk memulihkan dan membangunnya kembali secepat mungkin. Lebih
dari sekedar menyediakan tenda untuk tempat berlindung, para korban bencana,
terpenting yang kerugian harta benda serta aset produktifnya, pasti memerlukan
bantuan dari pemerintah bagi memulihkan memungkinkan pemulihan semenjak
keterpurukan. Warga yang menjadi korban bencana, perahunya diterjang tsunami,
rumah hilang karena tsunami menerjang air laut dari gunung, sawah rusak terkena
banjir, toko ataupun warungnya tidak diganggu banjir. laut. air serta sebagainya,
pasti tidak bisa mereka balik dengan gesit tanpa ada bantuan dari pemerintah.
Rehabilitasi pascabencana dilakukan tidak hanya untuk membenahi lingkungan,
tapi bisa untuk membenahi rumah korban bencana, pembaruan sosial ekonomi dan
budaya, memulihkan pelayanan publik, mengembalikan anak ke sekolah, dll.
dengan cepat mengembalikan penduduk ke kehidupan normal sehari-hari. .
Sementara itu, upaya memulihkan dilakukan dengan membangun kembali sarana
dan prasarana, melaksanakan perencanaan yang tepat serta menggunakan alat yang
lebih bagus dan kuat terhadap bencana, revitalisasi keterlibatan, status lembaga
serta organisasi masyarakat, dunia usaha, anggota masyarakat dan kenaikan posisi.
-situasi bencana kedaan sosial, ekonomi serta budaya. Adalah penduduk yang
tertimpa dampak bencana rehabilitasi serta rekonstruksi daerah, harus diakui tidak
mudah. Tentu saja, di tengah situasi keuangan negara yang sedang labil terkait
bencana di beragam daerah, pemerintah wajib betul-betul berhitung serta jujur
dalam pengalokasian anggaran. Tentu saja, korban bencana yang kehabisan
segalanya butuh kesabaran lebih. Tindakan yang tidak paham serta tergiring pilih
kasih, tidak heran apabila menimbulkan keirihatian sosial serta memancing keluhan
dari para korban bencana. (Wulan. 2019)

1. Pemulihan Sosial Psikogis

Pemulihan sosial psikologis menjadi penyemangat bagi warga terdampak bencana


agar dapat berguna kembali dengan wajar. Alasan aktivitas psikososial ialah
aktivitas aktif bagian warga negara sehingga mereka dapat kembali melakukan
penggunaan sosial dengan wajar. Aktifitas ini bisa dikerjakan pada siapa saja yang
telah tersentuh. Tujuan kesembuhan psikologis sosial adalah supaya warga dapat
melaksanakan kewajiban sosial semacam sebelum bencana, serta untuk
menghindari konsekuensi psikologis lainnya yang menyebabkan masalah
kesehatan mental. (Hussein, Achmad. 2017)

Proses pemulihan sosial


2. Pelayanan Kesehatan

Pemulihan pelayanan kesehatan adalah kegiatan mengembalikan seluruh pelayanan


kesehatan ke keadaan yang sekurang-kurangnya Sama misalnya sebelum bencana.
Pemulihan sistem kesehatan adalah segala upaya telah diupayakan agar
memulihkan sistem kesehatan yang meliputi: Sumber energi manusia kesehatan,
sarana/prasarana kesehatan, dan kepercayaan masyarakat. (Hussein,
Achmad.2017)

Proses pelayanan kesehatan

3. Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya


Pemulihan sosial ekonomi budaya yang dimaksud adalah buat menolong
warga yang terdampak bencana dalam rangkaian pemulihan keadaan kehidupan
sosial, ekonomi, serta budaya semacam pada keadaan seblum terkena bencana.
Aktifitas pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya dicoba dengan menolong warga
mengoperasikan kembali dan membangkitakn kembali aktifitas sosial, ekonomi,
serta budaya memitasi: pelayanan pengarahan serta penyuluhan; pemberian
stimulan kegiatan ekonomi serta pembelajaran.

4. Pemulihan Keamanan Dan ketertiban


Pemulihan keamanan serta ketertiban artinya kegiatan memulihkan keadaan
rakyat mirip sebelum mala (bencana) serta menyingkirkan gangguan keamanan dan
ketertiban di wilayah mala (bencana). Pemulihan keamanan dan ketertiban
dimaksudkan guna untuk menolong memperbaiki keadaan keamanan dan
ketertiban masyarakat di wilayah bencana sebagai akibatnya mereka balik ke situasi
sebelum bencana serta bebas dari ketidaknyamanan serta kekacauan yang
disebebakan oleh bencana. (Hussein, Achmad. 2017).

II. Lembaga Penanggulangan Bencana

a) Badan Nasional Penangulangan mala BNPBB Tugas pokok BNPB ialah


menyampaikan pedoman serta petunjuk akan perjuangan penanggulangan
bencana yg meliputi pencegahan bencana, menghadapi situasi bencana,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan merata.

b) dan Penggeledahan serta Penyelamatan Nasional (BASARNAS) dalam


penanggulangan bencana, BASARNAS biasa bekerja menyelamatkan
korban bencana alam atau mengantarkan sumbangan. tidak hanya itu,
BASARNAS pula bekerja mencari memcahkan korban yang lenyap
dampak bencana alam.

c) Palang Merah Indonesia (PMI) tidak hanya bertugas menyampaikan


layanan transfusi darah, PMI pula bertugas menangani penanggulangan
bencana. Posisi PMI dalam perihal penanggulangan bencana terhimpun
pada aktifitas penyajian penanggulangan bencana. dalam perihal perbaikan
bencana, PMI berikan dorongan seperti suport psikososial, tempat tinggal
sesaat, serta perbaikan ikatan saudara.

d) pusat Vulkanologi serta siaga bencana Geologi (PVMBG) PVMBG adalah


salah satunya diantaranya elemen di lingkungan Badan Geologi di dasar
naungan Kementerian energi serta asal Daya Mineral.

III. Jangka Waktu Pelaksanaan Rehabilitasi

Peraturan Badan Nasional Penanggulangan bencana Republik Indonesia


angka 05 Tahun 2017 perihal Pembentukan planning Rehabilitasi serta
Rekonstruksi Pascabencana disebutkan bahwa Penyusunan planning Rehabilitasi
serta Rekonstruksi Pascabencana seperti maksud di ayat (1), paling lama 90
(sembilan puluh) hari. menyusun planning Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana dijalankan ketika tanggap darurat.

IV. Faktor Penghambat Dan Pendukung Rehabilitas Pasca Bencana

• peran masyarakat
Pada fase pasca bencana sangat diperlukan dukunga serta partisipasi dari
segala pihak ata lembaga organisasi kemasyarakatan untuk menunjang
kegiatan rehabilitasi. Peran partisipasi masyarakat bisa dalam berbagai
bentuk seperti adanya kegiatan postif maupun organisasi yang dibentuk
khusus dalam rangka rehabilitas ataupun rekontruksi.
• Kerjasama pemangku kepentingan
Diperlukannya kerja sama pemangku diantaranya koordinasi dan
komunikasi yang baik dapat mewujudkan pelaksanaan rehabilitas dan
infrastruktur pemulihan pada saat pasca bencana.
• Konflik sosial
Mengarah pada faktor penghambat dalam pelaksanaan rehabilitas dan
rekontruksi pemulihan, pelibatan masyarakat dalam program
penanggulangan pasca bencana tidak kalah penting dimana pemerintah
bergerak mengeluarkan kebijakan namun masyarakat juga merupak ujung
tombak keberhasilan penanggulangan bencana. Oleh sebab itu, walaupun
masa rehabilitas dan infrastruktur belum siap dalam mendukung pelayanan
masyrakat.

KESIMPULAN

Keberhasilan tahap rehabilitasi dalam pasca bencana adalah dukungan dari setiap
orang yang terlibat, dari lembaga pemerintas maupun masyarakat. Walau
bagaimanapun baiknya prosedur dan sistem yang diterapkan serta yg dijalankan
jika tidak dilakukan dengan konsisten dan dukungan dari semua pihak tentu tidak
akan berhasil dengan baik. Sehingganya perlu memperhatikan beberapa hal yang
dapat menggangu keberhasilan dalam proses rehabilitas .
DAFTAR PUSTAKA

BNPB, Petunjuk Pelaksanaan Bentuan Stimulan Perbaikan Rumah Korban Gempa


di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018

BNPB. (2011). Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana


Erupsi Gunung Merapi di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2013. Jakarta: BAPPENAS & BNPB. Retrieved from
https://www.bnpb.go.id/rencana-aksi-rehabilitasi-dan-rekonstruksi-
wilayahpascabencana-erupsi-gunung-merapi-di-prov-diy-dan-prov-
jateng-tahun-2011-2013

Indonesia, Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan. TLN RI Tahun 2011 Nomor.25

Indonesia, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana. TLN RI Nomor.4723

Ramli, Soehatman, 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster


Management). Jakarta: Dian Rakyat.

Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Serta Percepatan


Pembangunan Wilayah Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2011-2013, BNPB dan Bappenas, Desember 2010).
TURNITIN
by Abe Store

Submission date: 27-Feb-2023 07:09AM (UTC-0700)


Submission ID: 2024288867
File name: PAPER_KELOMPOK_3.docx (245.16K)
Word count: 2535
Character count: 17591
14

8
13
7

11
4
3

3
2

12

2
1

1
6
5

2
10

7
1
TURNITIN
ORIGINALITY REPORT

11 %
SIMILARITY INDEX
10%
INTERNET SOURCES
1%
PUBLICATIONS
2%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
media.neliti.com
Internet Source 2%
2
cantikaindonesia.blogspot.com
Internet Source 2%
3
docobook.com
Internet Source 1%
4
databoks.katadata.co.id
Internet Source 1%
5
docplayer.info
Internet Source 1%
6
Submitted to UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Student Paper 1%
7
www.scribd.com
Internet Source 1%
8
journal.unnes.ac.id
Internet Source <1 %
9
www.researchgate.net
Internet Source <1 %
10
peraturan.bpk.go.id
Internet Source <1 %
11
1660-clothesoyp3.blogspot.com
Internet Source <1 %
12
bppsdmk.kemkes.go.id
Internet Source <1 %
13
rosesmerah.com
Internet Source <1 %
14
www.slideshare.net
Internet Source <1 %

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off
TURNITIN
PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7

PAGE 8

PAGE 9

PAGE 10

PAGE 11

PAGE 12

PAGE 13

Anda mungkin juga menyukai