Anda di halaman 1dari 7

Makalah Pengetahuan kebencanaan dan lingkungan

PROSES PEMULIHAN BENCANA

OLEH

KELOMPOK 3

MULYA RAHIM ( 2111102010066)

DAVID ABIYEL

M. ANNAFRI (2111102010001)

M. DAWAMI ALWAFI (2111102010052)

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan dan semoga dengan
dibuatnya makalah ini dapat membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.
Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami dan umumnya untuk
kita semua.

Banda Aceh, Februari 2022

Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia terkenal karena kekayaan dan keindahan alamnya, juga merupakan negara
yang rawan terhadap bencana. Hal ini disebabkan posisi geografis dan geodinamiknya,
sehingga Indonesia memiliki aktivitas vulkanik dan kegempaan yang cukup tinggi. Posisi ini
juga menyebabkan bentuk relief Indonesia yang sangat bervariasi, mulai dari pegunungan
dengan lereng yang curam sampai daerah landai di sepanjang garis pantai yang sangat
panjang, yang kesemuanya memiliki kerentanan terhadap ancaman bahaya tanah longsor,
banjir, abrasidan tsunami. Kondisi hidrometeorologis yang beragam juga kadang-kadang
menimbulkan ancaman bahaya banjir dan longsor, angin ribut atau angin puting beliung,
bahaya kekeringanyang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lain-lain. Ancaman lainnya
adalah bencana yangdisebabkan oleh berbagai kegagalan teknologi.

Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar
datayang dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa untuk strategi internasional
pengurangan risiko bencana. Tingginya posisi indonesia ini dihitung dari jumlah manusia
yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki
peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi. Dan
menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.

Penerapan manajemen bencana di indonesia masih terkendala berbagai masalah, antara


lain kurangnya data dan informasi kebencanaan, baik di tingkat masyarakat maupun di
tingkat pengambil kebijakan. Keterbatasan data dan informasi spasialkebencanaan
merupakan salah satu permasalahan yang menyebabkan manajemen bencana diindonesia
berjalan kurang optimal. Pengambilan keputusan ketika terjadi bencana sulit dilakukan
karena data yang beredar memiliki banyak versi dan sulit divalidasi kebenarannya.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar menambah wawasan pembaca tentang
bagaimana proses pemulihan bencana di suatu daerah dan juga sebagai pemenuhan tugasmata
kuliah Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bencana


Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan /atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi
tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.
Oleh karena itu, undang-undang nomor 24 tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi. Dan wabah penyakit. Bencana sosial
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,
dan teror.

2.2 Tahapan Bencana


Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap serangan
atausaat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahap rekonstruksi. Dari ke-empat
tahap ini, tahap pra disaster memegang peran yang sangat strategis.
a. Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat
sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini dipandang oleh
para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini
masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya kelak.
Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat akan sangat berdampak
kepada jumlah besarnya korban saat bencana menyerang (impact), peringatan dini
dikenalkan kepada masyarakat pada tahap pra bencana.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase) merupakan fase
terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat tenaga mencoba
untuk bertahan hidup. Waktunya bisa terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu
atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat bencana menyerang sampai serang
berhenti.

c. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana yang pertama. Tahap
emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan. Pada tahap
emergensi, hari-hari minggu pertama yang menolong korban bencana adalah
masyarakat awam atau awam khusus yaitu masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat
bencana. Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban
dengan masalah airway dan breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah
ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam
benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala, luka
bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir atau
gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban mulai berbeda karena
terkait dengan kekurangan makan, sanitasi lingkungan dan air bersih, atau personal
higiene. Masalah kesehatan dapat berupa sakit lambung (maag), diare, kulit, malaria
atau penyakit akibat gigitan serangga.

d. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah, sarana
ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap rekonstruksi ini yang
dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-
orientasi nilai-nilai dan norma-norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab.
Dengan melakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana, kita
berharap kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi
ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh pemerintah untuk membangun kembali
indonesia yang lebih baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih
memiliki daya saing di dunia internasional.
2.3 Manajemen Pemulihan
Manajemen pemulihan adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan
hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan
sarana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana
dengan fase-fasenya nya yaitu :
 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalamsegala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan manajemen
atau penanggulangan bencana yang tepat dan terencana. Manajemen bencana merupakan
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen
bencanadi mulai dari tahap pra-bencana, tahap tanggap darurat, dan tahap pascabencana.
Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian dan
korban jiwa.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca khususnya tentang pemulihan pasca bencana.
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah atau lembaga-
lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan
masyarakat dari tiap lapisan dapat ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.

Anda mungkin juga menyukai