Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERAN PERAWAT PADA FASE PRA BENCANA

OLEH

KELOMPOK VI

STEFANUS NGONGO (2116007)

KRISTINA RISNA (2116010)

NUR ASWAN (2116035)

ARDIANSYAH (2116036)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH ini dengan
judul“PERAN PERAWAT PADA FASE PRA BENCANA”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi
mahasiswa-mahasiswi.Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh ini, diantaranya :
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini
yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Kelompok menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan
saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Demikian akhir kata dari kelomkpok, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan pembelajaran khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan serta
akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Makassar,19 September 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak
hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu
bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan
keadaan normal memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik
dalam menghadapi kondisi seperti ini.
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan
oleh proesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat
bisa melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan pentingnya peran perawat dalam situasi
tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa dilakukan perawat dalam keadaan tanggap
bencana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bencana
Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan
wilayah yang terkena.
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi dankondisi yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
Jenis-jenis bencana:
1. Bencana alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa
bumi, gunung meletus dan lain sebagainya.
2. Bencana ulah manusia (man-made disaster), yaiut kejadian-kejadian karena perbuatan manusia
seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase dan lainnya.
Bencana berdasarkan cakupan wilayahnya terdiri atas:
3.Bencan Lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan,
misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan lainnya.
2. Bencana regional, jenis bencan ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas dan biasanya disebabkan leh faktor alam seperti alam, banjir, letusan gunung
dan lainnya.

B. Fase-fase bencana
Menurut Barbara santamaria (1995),ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu fase
pre impact,impact,dan post impact
1.Fase pre impact merupakan warning phase,tahap awal dari bencana.Informasi didapat dari badan
satelit dan meteorologi cuaca.Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan dengan
baik oleh pemerintah,lembaga dan masyarakat.
2. Fase impact Merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat dimana manusia sekuat
tenaga mencoba untuk bertahan hidup.fase impact ini terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan
bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.
3.Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat.Juga
tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal.Secara umum
pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan
(denial),marah (angry),tawar –menawar (bargaing),depresi (depression),hingga penerimaan
(acceptance).
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Secara umum masyarakat Indonesia termasuk aparat pemerintah didaerah memiliki keterbatasan
pengetahuan tentang bencana seperti berikut :
1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya
2. Sikap atau prilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA
3. Kurangnya informasi atau peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan
C. Peran perawat pada pase pra Bencana

Siklus penganan Bencana pada pase pra bencana yaitu kesiapan dan pencegahan dengan
peran perawat pada pase pra bencana

1. Perawat mengikuti pendididkan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam


penangullangan acaman bencana untuk setiap fasenya
2. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan,organisasi lingkungan,palang
merah nasional,maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam pemberian penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
3. Perawat terlibat dalam program promoasi kesehatan dalam meningkatkan kesiapan
masyarakat dalam bencana yang meliputi hal-hal
a. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
b. Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong angota keluarga
yang lain.
c. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan
makanan dan pengunaan air yang aman
d. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darura
seperti dinas kebakaran,rumah sakit,dan ambulance
e. Memberikan informasi tempat-tempat alternative penampungan dan posko-posko
bencana
f. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dpat dibawah seperti pakaian
seperlunya,radio portable,senter beserta batreinya,dan lainya
DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2017. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2017 tentang penaggulangan Bencana.

Gugus Tugas Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana dalam sistem Pendidikan


Nasional.

Aminudin 2014. Mitigasi dan mkesiap siagaan Bencana Alam. Bandung : Penerbit Angkasa
Bandung.

Riduwan. 2015. dasar-dasar statistika. Bandung Alfa Beta.

Rudito, Bambang dan melia Famiola. 2016. Social maping. (Metode pemetaan social).

Anda mungkin juga menyukai