OLEH :
FADILLAH YUDISTIRA
FAUZI ALI SAPUTRA
GUSTINI
IMRON SAPUTRA
ISMANTO NASIM
LAWDRI HANSYA PUTRA
A. LATAR BELAKANG
1. Apa yang di maksud dengan bencana dan apa saja jenis bencana?
2. Apa saja tahapan terjadinya bencana?
3. Apa yang di maksud dengan manajemen bencana?
4. Apa saja kegiatan dan tahapan manajemen bencana?
5. Apa saja prinsip-prinsip penanggulangan bencana?
6. Apa saja asas-asas dalam penanggulangan bencana?
7. Tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada pertolongan pertama pada
korban bencana?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan bencana dan apa
saja jenis bencana?
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan terjadinya bencana
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan manajemen
bencana
4. Untuk mengetahui apa saja kegiatan dan tahapan manajemen
bencana
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip penanggulangan
bencana
6. Untuk mengetahui apa saja asas-asas dalam penanggulangan bencana
7. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada
pertolongan pertama pada korban bencana
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis
dalam hal menajemen bencana.
2. Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana,
terutama untuk para petugas kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. TAHAPAN BENCANA
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster,
tahap serangan atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan
tahap rekonstruksi. Dari ke-empat tahap ini, tahap pra disaster memegang
peran yang sangat strategis.
a. Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi
waktunya mulai saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan
atau impact. Tahap ini dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang
sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini masyarakat perlu
dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya kelak.
Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat akan sangat
berdampak kepada jumlah besarnya korban saat bencana menyerang
(impact), peringatan dini dikenalkan kepada masyarakat pada tahap
pra bencana.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
merupakan fase terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana,
manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa
terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu atau bahkan bulan.
Tahap serangan dimulai saat bencana menyerang sampai serang
berhenti.
c. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana
yang pertama.tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama
yang menolong korban bencana adalah masyarakat awam atau awam
khusus yaitu masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat bencana.
Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah :
korban dengan masalah airway dan breathing (jalan nafas dan
pernafasan), yang sudah ditolong dan berlanjut ke masalah lain,
korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam benda tumpul, patah
tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala, luka bakar bila
ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir
atau gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban
mulai berbeda karena terkait dengan kekurangan makan, sanitasi
lingkungan dan air bersih, atau personal higiene. Masalah kesehatan
dapat berupa sakit lambung (maag), diare, kulit, malaria atau penyakit
akibat gigitan serangga.
d. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum
seperti sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan
warga. Pada tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja
kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan rekonstruksi budaya,
melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-norma hidup yang lebih
baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi budaya
kepada masyarakat korban bencana, kita berharap kehidupan mereka
lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini
seharusnya bisa dijadikan momentum oleh pemerintah untuk
membangun kembali indonesia yang lebih baik, lebih beradab, lebih
santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki daya saing di dunia
internasional.
C. DEFINISI MANAJEMEN BENCANA
Penanggulangan bencana atau yang sering didengar dengan
manajemen bencana (disaster management) adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Konsep manajemen bencana saat ini telah mengalami pergeseran
paradigma dari pendekatan konvensional menuju pendekatan holistik
(menyeluruh). Pada pendekatan konvensial bencana itu suatu peristiwa atau
kejadian yang tidak terelakkan dan korban harus segera mendapatkan
pertolongan, sehingga manajemen bencana lebih fokus pada hal yang
bersifat bantuan (relief) dan tanggap darurat (emergency response).
Selanjutnya paradigma manajemen bencana berkembang ke arah
pendekatan pengelolaan risiko yang lebih fokus pada upaya-upaya
pencegahan dan mitigasi, baik yang bersifat struktural maupun non-
struktural di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana, dan upaya
membangun kesiap-siagaan.
Sebagai salah satu tindak lanjut dalam menghadapi perubahan
paradigma manajemen bencana tersebut, pada bulan januari tahun 2005 di
kobe-jepang, diselengkarakan konferensi pengurangan bencana dunia
(world conference on disaster reduction) yang menghasilkan beberapa
substansi dasar dalam mengurangi kerugian akibat bencana, baik kerugian
jiwa, sosial, ekonomi dan lingkungan. Substansi dasar tersebut yang
selanjutnya merupakan lima prioritas kegiatan untuk tahun 2005-2015 yaitu
:
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional
maupun daerah yang pelaksanaannya harus didukung oleh
kelembagaan yang kuat.
2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana serta
menerapkan sistem peringatan dini
3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan membangun
kesadaran kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana
pada semua tingkat masyarakat.
4. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana
5. Memperkuat kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan
masyarakat agar respons yang dilakukan lebih efektif
D. TAHAPAN DAN KEGIATAN DALAM MANAJEMEN
BENCANA
1. Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
· Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
· Melarang penambangan batu di daerah yang curam
· Melarang membuang sampah sembarangan
3. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna (UU 24/2007) Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi
evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman
penanggulangan bencana.
7. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena
bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada
keadaan semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana
dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.Upaya langkah yang diambil
setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki
rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan
menghidupkan kembali roda perekonomian.
9. Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan
fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Dengan melihat manajemen bencana sebagai sebuah kepentingan
masyarakat kita berharap berkurangnya korban nyawa dan kerugian harta
benda. Dan yang terpenting dari manajemen bencana ini adalah adanya
suatu langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban yang
tidak kita harapan dapat terselamatkan dengan cepat dan tepat dan upaya
untuk pemulihan pasca bencana dapat dilakukan dengan secepatnya.
Pengendalian itu dimulai dengan membangun kesadaran kritis
masyarakat dan pemerintah atas masalah bencana alam, menciptakan proses
perbaikan total atas pengelolaan bencana, penegasan untuk lahirnya
kebijakan lokal yang bertumpu pada kearifan lokal yang berbentuk
peraturan nagari dan peraturan daerah atas menejemen bencana. Yang tak
kalah pentingnya dalam manajemen bencana ini adalah sosialisasi kehatian-
hatian terutama pada daerah rawan bencana.
A. KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga
diperlukan manajemen atau penanggulangan bencana yang tepat dan
terencana. Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Manajemen bencana di mulai dari tahap pra-bencana, tahap tanggap darurat,
dan tahap pasca-bencana. Pertolongan pertama dalam bencana sangat
diperlukan untuk meminimalkan kerugian dan korban jiwa. Pertolongan
pertama pada keadaan bencana menggunakan prinsip triage.
B. SARAN
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban
pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan
dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan masyarakat dari tiap lapisan
dapat ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.
DAFTAR PUSTAKA