Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTUSASAAN

A. KASUS/MASALAH UTAMA
1. Pengertian
Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersediannya alternatif
pemecahaan pada masalah yang dihadapi (SDKI, 2017)

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya


terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa membantunya

Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang


hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan tidak mampu
memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri (NANDA, 2018).

2. Rentang Respon Keputusasaan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Harapan Putus Harapan Tidak


Berdaya
Yakin Putus asa
Percaya Apatis
Inspirasi Gagal dalam kehidupan
Tetap hati Ragu – ragu
Sedih
Depresi
Bunuh diri
(Menurut Riyadi, 2009)
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
Faktor terkait keputusasaan menurut NANDA (2018) yaitu
Penyebab ;
1. Stres jangka panjang
2. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
3. Kehilangan kepercayaan pada nilai – nilai penting
4. Pembatasan aktivitasa jangka panjang
5. Isolasi sosial

1.1 Predisposisi

Faktor predisposisi (Towsend,2019)


a. Biologis
1) danya riwayat anggota keluarga menderita depresi
2) Status nutrisi: anoreksia, terlalu kurus atau obesitas/BB tidak ideal
3) Status kesehatan secara umum: Riwayat penyakit kanker, penyakit neurologis,
peilepsi, trauma kepala, riwayat gangguan jantung dan gangguan paru-paru,
riwayat penyakit endokrin dan riwayat penyalahgunaan zat
4) Pembatasan aktivitas jangka panjang akibat penyakit kronis atau tindakan medis
tertentu (NGT, Kateter, intubasi, infuse)
5) Sesitifitas biologi: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan sistem limbik,
thalamus, kortek frontal dan GABA, norephinephrin dan seorotonin
6) Paparan terhadap racun, sindrom alkhohol saat janin

b. Psikologis
1) Mengalami stres psikologis jangka panjang yang berlarut-larut
2) Intelengensi RM sedang sampai dengan normal
3) Hambatan kemampuan verbal, misalnya gagap, ketidakmampuan mengungkapkan
apa yang dipikirkan
4) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan
orang yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah
tangga, diturunkan dari jabatan, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan
seksual, sering mengalami kegagalan, mengalami episode depresi berikutnya
5) Mempunyai konsep diri yang negatif: ideal diri tidak realistis, kurangnya
penghargaan dari orang lain, gambaran diri yang negatif, gangguan pelaksanaan
peran dan kerancuan identitas
6) Motivasi: kurang dukungan sosial dan kurang mendapatkan penghargaan dari
orang sekitarnya
7) Self kontrol: kurang dapat menahan dorongan melakukan sesuatu yang negatif
8) Kepribadian; mudah mengalami kecemasan dan menutup diri, tidak suka bercerita
dengan orang lain.

c. Sosial budaya
1) Perpisahan dengan anggota keluarga dan teman akibat didiagnosa penyakit kronis
dan pembatasan mobilitas di rumah sakit
2) Dapat terjadi pada semua usia, adanya kegagalan mencapai tugas perkembangan
sebelumnya
3) Gender: jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai
kecenderungan untuk mengalami harga diri rendah situasional
4) Pendidikan tidak sekolah, putus sekolah atau pendidikan rendah
5) Pendapatan: kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau tidak
mempunyai penghasilan
6) Pekerjaan, tidak bekerja, penggangguran, PHK, mempunyai pekerjaan yang tidak
tetap
7) Status dan peran sosial: kegagalan menjalankan peran sosial
8) Agama dan keyakinan: kurang/tidak menjalankan ajaran agama dan keyakinan,
kehilangan rutinitas ibadah
9) Keikutsertaan dalam kegiatan politik: menjadi pengurus partai politik atau post
power sindrom
10) Pengalaman sosial: sering mengalami penolakan kelompok sebaya
1.2 Faktor presipitasi
a. Nature (Stuart,2011)
1) Biologis
a) Penurunan kondisi fisiologis
b) Pembatasan aktivitas akibat penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
c) Status nutrisi: tidak ada perbaikan nutrisi dan BB tidak ideal
d) Status kesehatan secara umum: menderita penyakit kronis atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan
e) Sensitifitas biologi: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norefrinephrin dan serotonin
2) Psikologis
a) Mengalami stres psikologis dalam 6 bulan terakhir
b) Adanya perasaan terisolasi atau terbuang dari lingkungannya
c) Menjatuhkan atau merendahkan kondisi fisik
d) Mempunyai intelegensi yang rendah/RM ringan (IQ 50-70) atau RM sedang
(IQ 35-50)
e) Kemampuan verbal: buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak sosial
(infus, kateter, imobilisasi, NGT, oksigen), lokasi tempat tinggal yang
terisolasi
f) Moral: melanggar mormal dan nilai di masyarakat
g) Kepribadian: menghindar
h) Pengalaman yang tidak menyenangkan: korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang terdekat, kehilangan orang yang berarti, KDRT,
diturunkan jabatannya, konflik dengan rekan kerja
3) Sosial budaya
a) Adanya hambatan pelaksanaan interaksi social akibat pembatasan aktivitas
oleh rumah sakit
b) Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual dalam 6 bulan terakhir
c) Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
d) Kurangnya dukungan sosial
e) Putus sekolah, PHK, penolakan orang yang berarti, pendapatan yang rendah
b. Origin
1) Internal: persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungan
2) Eksternal: Keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau mengakui
keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya
c. Timing: stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, dan waktu terjadinya dapat
bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan. Stressor dapat terjadi secara
berulang
d. Number: Jumlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang berat atau
stressor dirasakan sangat berat

2. Penilaian terhadap stressor (Wilkinson, 2007)


a. Kognitif
1) Mengungkapkan isi pembicaraan yang pesimis “Saya tidak bisa”
2) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustrasi terhadap kemampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
3) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
4) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kendali atau pengaruh
terhadap situasi, perawatan diri atau hasil
5) Mengungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan orang lain
6) Berpikir orang lain tidak mampu menolong
7) Kurang dapat berkonsentrasi
8) Ambivalensi adn bingung
9) Fokus perhatian menyempit
10) Bloking
11) Mimpi buruk
12) Ketidakpastian
13) Sulit membuat keputusan
14) Berkurangnya kreatifitas
15) Pandangan suram dan pesimis
b. Afektif
1) Penurunan respon terhadap stimulus (afek datar hingga tumpul)
2) Kurang optimis menghadapi hidup
3) Merasa sedih (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
4) Merasa khawatir (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
5) Merasa bersalah, bingung
6) Apatis dan kadang pasif
7) Merasa kesepian
8) Penyangkalan terhadap perasaan
9) Merasa kesal dan perasaan gagal
10) Merasa tidak ada yang mencintai atau mendukungnya
11) Merasa dukungan orang lain tidak berguna (Caninsti, 2012)
12) Merasa tidak ada dukungan dari orang lain
13) Mudah tersinggung

c. Fisiologis
1) Menutup mata
2) Anoreksia (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
3) Kurang nafsu makan atau makan dan minum secara berlebihan
4) Perubahan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
5) Muka tegang
6) Dada berdebar-debar dan keluar keringat dingin
7) Gangguan pola tidur, penurunan/peningkatan tidur (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
8) Kelemahan dan keletihan (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
9) Pusing/sakit kepala (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
10) Badan terasa lesu
11) Pergerakan lambat
12) Penurunan berat badan atau peningkatan berat badan
13) Merasa lemas tak bertenaga (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
14) Konstipasi/diare
15) Retensi urine dapat terjadi
16) Mual/muntah
17) Perubahan siklus haid
18) Pergerakan lambat

b. Perilaku
1) Kurang keterlibatan dalam asuhan
2) Pasif terhadap apa yang dilakukan oleh perawat
3) Kurang inisiatif/menarik diri
4) Menangkat bahu sebagai respons terhadap orang yang mengajak berbicara
5) Meninggalkan orang yang mengajak berbicara
6) Menghindari kontak mata
7) Agitasi dan kadang menjadi agresif
8) Pembicaraan berfokus pada diri sendiri
9) Kurang spontanitas
10) Kebersihan diri yang kurang
11) Mudah menangis

c. Sosial
1) Penurunan verbalisasi/pengungkapan secara verbal
2) Isolasi sosial
3) Ketidakpedulian terhadap orang lain
4) Isyarat verbal (misal isi, putus asa, saya tidak dapat, menghela napas)
5) Partisipasi sosial kurang

3. Sumber koping
a. Personal ability
a. Keterampilan pemecahan masalah:
1) Kemampuan mencari sumber informasi, kemampuan mengidentifikasi masalah
yang berhubungan keputusasaan, kekuatan dan factor pendukung serta
keberhasilan yang pernah dicapai
2) Kemampuan mempertimbangkan alternative aktivitas yang realistic
3) Kemampuan membuat rencana aktivitas dan membuatnya menjadi jadwal
kegiatan harian
4) Kemampuan melaksanakan rencana kegiatan dan memantau kemajuan dari
kondisi pengobatannya
5) Kesehatan secara umum: mempunyai keterbatasan mobilitas yang dapat
dikendalikan oleh pasien
6) Keterampilan social: kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif terutama
dalam pencarian sumber informasi untuk mengatasi keputusasaannya
7) Pengetahuan : Kemampuan memahami perubahan fisik dan peran atau kondisi
kesehatan dan kehidupannya
8) Integritas ego: pasien mempunyai pedoman hidup yang realistis, mengerti arah
dan tujuan hidup yang diinginkan secara matang.

b. Sosial support
1) Kualitas hubungan antara pasien dengan keluarga dan anggota masyarakat di
sekitarnya
2) Kualitas dukungan social yang diberikan keluarga, anggota masyarakat tentang
keberadaan pasien saat ini
3) Komitmen masyarakat dan keluarga dalam menjalankan kegiatan atau
perkumpulan di masyarakat
4) Tinggal di lingkungan keluarga dan masyarakat yang mempunyai normal tidak
bertentangan dengan nilai budaya yang ada

c. Material Asset
1) Pasien atau keluarga mempunyai penghasilan yang cukup dan stabil untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
2) Pasien mempunyai fasilitas ansuransi kesehatan, jamkesmas, SKTM atau askes
3) Mempunyai asset keluarga: tabungan, tanah, rumah untuk mengantisipasi
kebutuhan hidup
4) Terdapat pelayanan kesehatan, dan mampu mengakses pelayanan kesehatan
yang ada
d. Positive belief
1) Keyakinan dan nilai: Pasien mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya akan
dapat disembuhkan dan menyadari adanya perubahan fisik akibatnya
penyakitnya akan berdampak pada kehidupannya
2) Motivasi: dengan perubahan gaya hidup yang terjadi klien data menjalani hidup
dengan semangat
3) Orientasi terhadap pencegahan: pasien berfikirt bahwa lebih baik mencegah
daripada mengobati.

4. Mekanisme koping
a. Konstruktif
1) Kemampuan mengidentifikasi kekuatan pribadi
2) Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan keputusasaan
3) Beradaptasi dengan lingkungannya
4) Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
5) Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat
6) Fokus pada masalah: negosiasi, konfrontasi, advice
7) Kognitif: perbandingan positif, pengabaian selektif dan subtitusi reward,
mengurangi objek yang diharapkan
b. Destruktif
1) Menghindari kontak sosial
2) Emosi: mekanisme pertahanan diri: denial, supresi
3) Tidak mampu menyesuaikan/membina hubungan baik dengan lingkungannya
4) Amuk
5) Penyalahgunaan zat

C. DAFTAR MASALAH DATA YANG PERLU DIKAJI


1. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Harga Diri Rendah
b. Keputusasaan
c. Ketidakberdayaan
2. POHON MASALAH

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Harga Diri Rendah

(Keliat, 2011)

3. DATA YANG PERLU DIKAJI

Data yang dapat ditemukan:


a) Menunjukan konsep diri negatif
b) Menunjukan adanya rasa terisolasi atau terbuang dari lingkungan
c) Menunjukan apatis kadang pasif
d) Pasif terhadap apa yang dilakukan oleh perawat
Mayor
Subjektif :
1. Mengungkapkan keputusasaan
2. Mengungkapkan isi pembicaraan yang pesimis “Saya tidak bisa”
3. Kurang dapat berkonsentrasi
4. Mengungkapkan Kebingungan
Objektif :
1. Berprilaku pasif
2. Kontak mata kurang
3. Perubahan pola tidur
4. Porsi makan tidak habis
5. Kurang bicara
Minor
Subjektif :
1. Sulit tidur
2. Selera makan menurun
3. Mengungkapkan keragu-raguan
4. Mengungkapkan frustasi
Objektif :
1. Afek datar
2. Kurang inisiatif
3. Meninggalkan lawan bicara
4. Mengangkat bahu sebagai respons pada lawan bicara
5. Perawatan diri kurang
6. Sulit membuat keputusan

D. DIAGNOSIS

1. DIAGNOSIS MEDIS : DEPRESI

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan adalah : Keputusasaan

Kondisi Klinis Terkait


1. Penyakit kronis ( diabetes militus, hipertensi, stroke, TBC )
2. Penyakit terminal ( kanker )
3. Penyakit yang tidak dapat di sembuhkan
4. Kondisi fisik terus menurun

Tujuan Asuhan Keperawatan


1. Kognitif, klien mampu
a) Mengetahui Perubahan/ penurunan kondisi pisik
b) Mengetaqhui pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari keputusan
c) Mengetahui cara mengatasi keputusasaan
2. Psikomotor, klien mampu:
a) Mengidentifikasi kemampuan yang di miliki
b) Mengidentifikasi system pendukung yang ttersedia
c) Melatih hubungan sosial dengan system pendukung
d) Melatih kegiatan hidup sehari – hari
3. Afektif, Klien mampu :
a) Merasakan manfaat latihan yang di lakukan
b) Merasa optimis dan bahagia

Tindakan Keperawatan
Tindakan Pada Klien
1. Tindakan keperawatan ners
a) Kaji tanda dan gejala keputusan
b) Jelaskan proses terjadinya keputusasaan
c) Diskusi dengan klieen :
1) Kemampuan yang di miliki
2) System pendukung yang di miliki
3) Harapan kehidupan
d) Latih hubunga sosial dengan lingkungan
1) Bercakap – cakap dengan system pendukung
2) Bercakap – cakap dengan lingkungan
e) Latih melakukan kegiatan sehari – hari
1) Memenuhi kebutuhan makanan
2) Memenuhu kebutuhan istirahat/ tidur
3) Merawat diri : Kebersihan diri
4) Melakukan kegiatan spiritual
f) Latih membangun harapan yang realistis
1) Diskusi harapan dan keinginan masa depan
2) Bantu klien membuat rencana mencapai harapan secara bertahap
g) Berikan motifasi dan pujian atas keberhasilan klien
2. Tindakan Keperawatan Specialis
a) Terapi Kognitif
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pifikan otomatis negatif
2) Sesi 2: Melawan Fikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: Memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4: Mengevaluasi manfaat melawan fikiran negative
b) Terafi kognitif perilaku:
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan fikiran otomatis negative dan perilaku negatif
2) Sesi 2: Menimbulkan fikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: merubah prilaku negatif
4) Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
5) Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan fikiran negatif dan mengubah perilaku
negatif
c) Terafi penerimaan komitmen ( acceptance commitment therapy )
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman/ kejadian yang tidak menyenangkan
2) Sesi 2: Mengenali keadaan saat ini dan menentukan nilai – nilai terkait
pengalaman yang tidak menyenangkan
3) Sesi 3: Berlatih menerima pengalaman/ kejadian yang tidak menyenangkan
menggunakan nilai – nilai yang di pilih klien
4) Sesi 4: Berkomitmen menggunakan nilai – nilai yang dipilih klien untuk
mencegah kekambuhan

Tindakan pada Keluarga


Tindakan Keperawatan ners
a) Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien yang mengalami
keputusasaan
b) Jelaskan penegrtian, penyebab, tanda dan gejala, serta proses terjadinya keputusasaan
serta mengambil keputusan dalam merawat klien
c) Latih keluarga cara merawat dan membimbing klien mengatasi keputusasaan sesuai
dengan asuhan keperawatan yang telah diberikan
d) Latih keluarga menciptakan suasana keluarga yang mendukung mengatasi
keputusasaan: suasana yang positif.
e) Diskusikan tanda dan gejala keputusasaan yang memerlukan rujukan segera serta
menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur
Tindakan Keperawatan Spesialis : Psikoedukasi keluarga (family psychoeducation)
Tindakan pada Kelompok lain
Tindakan keperawatan spesialis : Terapi Suportif
1. Sesi 1 : Identifikasi masalah dan sumber pendukung didalam dan dilur keluarga
2. Sesi 2 : Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
3. Sesi 3 : Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
4. Sesi 4 : Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung
Hasil penelitian menyatakan bahwa terapi kelompok reminisense ( syarniah, Keliat &
Hastono, 2010) dan kombinasi terapi reminisense dengan terapi life preview (Misesa,
Keliat & Wardani, 2013) bermanfaat bagi lansia yang depresi

Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan ISBAR dan TBak
2. Memberikan terapi dokter (obat) kepada klien : Edukasi 8 benar prinsip pemberian obat
dengan menggunakan konsep safety pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat

Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat dirumah untuk memandirikan klien
2. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
3. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehata
Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala keputusasaan
2. Peningkatan kemampuan klien mengendalikan perasaan keputusasaan
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan keputusasaan
Rencana Tindak Lanjut
1. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis keperawatan jiwa
2. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer di
puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah sakit.
3. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok swa
bantu dan fasilitas rehabilitasi psikososialnyang tersedia dimasyarakat
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG BE/
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 NRM : ..........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171
E-mail : rsjlampung@gmail.com Nama : ..........................................................

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN JIWA Tanggal lahir: .........................................................


(Dilengkapi setelah dilakukan asesment oleh perawat) (Mohon diisi atau tempel

Perencanaan
Dx Keperawatan
(SDKI) Hal:196 Luaran Keperawatan/Kriteria Evaluasi Interven
(SLKI) Hal:166 (SIKI) Hal:4

Keputusasaan (D.0088) Hal 196 Harapan (L.09068) Hal 29 Pertemuan I


Definisi :
Definisi : Promosi harapan (I.09307) H
Kondisi individu yang memandang adanya
Ketersediaan alternatif pemecahan pada masalah harus dihadapi Definisi : Meningkatkan kepe
keterbatasan atau tidak tersediannya alternatif
kemampuan untuk memulai d
pemecahaan pada masalah yang dihadapi.
Expektasi : Meningkat tindakan
Penyebab/ b.d :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan .....x24 jam Klien mampu meningkatkan Tindakan :
 Stress jangka panjang
Kondisi Ketersediaan alternatif pemecahan pada masalah yang harus dihadapi Observasi:
 Penurunan kondisi fisiologis
dengan kriteria hasil:  Identivikasi harapan p
 Kehilangan kepercayaaan pada kekuataan
spiritual dalam pencapaian hid
Cukup
 Kehilangan kepercayaan pada nilai nilai penting Cukup
Kriteria Hasil Menurun Sedang meningk Meningkat Terapeutik:
 Pembatasaan aktivitas jangka panjang menurun
at  Sadarkan bahwa ko
 Pengasingan Keterlibatan 1 2 3 4 5 memiliki nilai penting
dalam aktivitas
Tanda dan gejala  Pandu mengingat kem
perawatan
Mayor : Selera makan 1 2 3 4 5 menyenangkan
Subyektif : inisiatif 1 2 3 4 5  Libatkan pasien s
 Mengungkapkan keputusasaan. Minat 1 2 3 4 5 perawatan
Obyektif : komunikasi  Kembngkan rencana
 Berprilaku pasif. verbal melibatkan tingkat
Minor : Mengingkat Cukup sedang Cukup menurun sederhana sampai den
Subyektif : meningkat menurun  Berikan kesempatan
 Sulit tidur Vebalisasi 1 2 3 4 5 keluarga terlibat
 Selera makan menurun keputusasaan kelompok
Obyektif prilaku pasif  Ciptakan lingkungan
 Afek datar Afek datar 1 2 3 4 5
mempraktekan kebutu
Mengangkat 1 2 3 4 5
 Kurang inisiatif Edukasi:
bahu saat
 Meninggalkan lawan bicara  Anjurkan mengungkapk
bicara
 Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan memburuk Cukup sedang Cukup membaik kondisi dengan realistis
 Mengangkat bahu sebaga irespon pada lawan bicara memburuk membaik  Anjurkan mempertahan
 Pola tidur 1 2 3 4 5 menyebutkan nama ora
Kondisi Klinis Terkait  Anjurkan memperta
 Penyakit kronis terapeutik dengan oran
 Penyakit terminal Luaran Tambahan :  Latih menyusun tujuan
 Penyakit yang tidak dapat disembuhkan.  Kelelahan personal  Latih cara mengembang
 Motivasi  Latih cara mengenang
 Penerimaan lalu (mis. prestasi, peng
 Status Kenyamanan
 Tingkat Depresi

Pertemuan II
Promosi koping (I.09312), Ha
Definisi :
Mengingkatkan upaya kogniti
menilai dan merespons stress
kemampuan menggunakan su
ada

Tindakan :

Observasi:
 Identifikasi kegiataan
pendek sesuai tujuaan
 Identifikasi kemampuan
 Identifikasi sumber daya
memenuhi tujuaan
 Identifikasi pemahaman
 Identifikasi dampak sit
dan hubungan
 Identifikasi metode peny
 Identifikasi kebutuha
terhadap dukungan sosi

Terapeutik:
 Diskusikan perubahan p
 Gunakan pendekatan
meyakinkan
 Diskusikan alasan mengk
 Diskusikan untuk
keslahpahaman dan m
sendiri
 Diskusikan konsekuensi
rasa bersalah dan rasa m
 Diskusikan resiko yang
pada diri sendiri
 Fasilitasi dalam mempe
dibutuhkan
 Berikan pilihan realisti
aspek tertentu daloam p
 Motivasi untuk mene
realistis
 Tinjau kembali k
pengambilan keputusan
 Hindari mengambil ke
berada dibawah tekanan
 Motivasi terlibat dalam k
 Damping saat berduka
kecatatan)
 Perkenalkan dengan o
yang berhasil mengala
sama
 Dukung penggunaan m
yang tepat
 Kurangi rangsangan
mengancam

Edukasi:
 Anjurkan menjalin hub
kepentingan dan tujuan
 Anjurkan penggunaan
perlu
 Anjurkan mengungkap
depresi
 Anjurkan keluarga terlib
 Anjurkan membuat tuju
 Ajarkan cara memecah
konstruktif
 Latih penggunaan teknik
 Latih keterampilan sosia
 Latih mengembangkan p

Pertemuan III
Promosi Dukungan Spiritual
362
Definisi : Meningkatkan rasa
terhubung dengan kekuatan y

Tindakan
Observaasi
 Indentifikasi keyakina
tujuan hidup
 Indentifikasi persepek
kebutuhan

Terapeutik
 Perlakukan pasien de
dan terhormat
 Tunjukkan keterbuka
kesediaan mendenga
 Yakinkan bahwa pera
mendukung
 Gunakan teknik klarifi
membantu menilai ke
 Fasilitasi mengekspre
amarah secara cepat
 Motivasi meninjau ke
dan focus pada hal ya
kekuatan spiritual
 Motivasi berinteraksi
keluarga, teman, dan
 Dorong privasi dan w
aktivitas spiritual
 Motivasi Partisipasida
pendukung
 Motivasi mengekspre
Kesepian, tidak berda
 Motivasi penggunaan
perlu
 Jadwalkan kunjungan
spiritual, jika perlu

Edukasi
 Anjurkan mengingat k
 Anjurkan untuk berdo
 Anjurkan penggunaan
Televise,buku)
 Anjurkan metode rela
napas dalam, imajina
meditasi)
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., & Akemat. (2011). Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta: PenerbitBuku
Kedokteran EGC
Keliat, Budi A et all. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

NANDA International. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Edisi.10. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.: Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart luaran keperawatan Indonesia ; dan definisi
indicator diagnostic. Jakarta Selatan ; DPP PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart intervensi keperawatan Indonesia ; dan definisi
indicator diagnostic. Jakarta Selatan ; DPP PPNI

Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai