A. KASUS/MASALAH UTAMA
1. Pengertian
Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersediannya alternatif
pemecahaan pada masalah yang dihadapi (SDKI, 2017)
1.1 Predisposisi
b. Psikologis
1) Mengalami stres psikologis jangka panjang yang berlarut-larut
2) Intelengensi RM sedang sampai dengan normal
3) Hambatan kemampuan verbal, misalnya gagap, ketidakmampuan mengungkapkan
apa yang dipikirkan
4) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan
orang yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah
tangga, diturunkan dari jabatan, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan
seksual, sering mengalami kegagalan, mengalami episode depresi berikutnya
5) Mempunyai konsep diri yang negatif: ideal diri tidak realistis, kurangnya
penghargaan dari orang lain, gambaran diri yang negatif, gangguan pelaksanaan
peran dan kerancuan identitas
6) Motivasi: kurang dukungan sosial dan kurang mendapatkan penghargaan dari
orang sekitarnya
7) Self kontrol: kurang dapat menahan dorongan melakukan sesuatu yang negatif
8) Kepribadian; mudah mengalami kecemasan dan menutup diri, tidak suka bercerita
dengan orang lain.
c. Sosial budaya
1) Perpisahan dengan anggota keluarga dan teman akibat didiagnosa penyakit kronis
dan pembatasan mobilitas di rumah sakit
2) Dapat terjadi pada semua usia, adanya kegagalan mencapai tugas perkembangan
sebelumnya
3) Gender: jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai
kecenderungan untuk mengalami harga diri rendah situasional
4) Pendidikan tidak sekolah, putus sekolah atau pendidikan rendah
5) Pendapatan: kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau tidak
mempunyai penghasilan
6) Pekerjaan, tidak bekerja, penggangguran, PHK, mempunyai pekerjaan yang tidak
tetap
7) Status dan peran sosial: kegagalan menjalankan peran sosial
8) Agama dan keyakinan: kurang/tidak menjalankan ajaran agama dan keyakinan,
kehilangan rutinitas ibadah
9) Keikutsertaan dalam kegiatan politik: menjadi pengurus partai politik atau post
power sindrom
10) Pengalaman sosial: sering mengalami penolakan kelompok sebaya
1.2 Faktor presipitasi
a. Nature (Stuart,2011)
1) Biologis
a) Penurunan kondisi fisiologis
b) Pembatasan aktivitas akibat penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
c) Status nutrisi: tidak ada perbaikan nutrisi dan BB tidak ideal
d) Status kesehatan secara umum: menderita penyakit kronis atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan
e) Sensitifitas biologi: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norefrinephrin dan serotonin
2) Psikologis
a) Mengalami stres psikologis dalam 6 bulan terakhir
b) Adanya perasaan terisolasi atau terbuang dari lingkungannya
c) Menjatuhkan atau merendahkan kondisi fisik
d) Mempunyai intelegensi yang rendah/RM ringan (IQ 50-70) atau RM sedang
(IQ 35-50)
e) Kemampuan verbal: buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak sosial
(infus, kateter, imobilisasi, NGT, oksigen), lokasi tempat tinggal yang
terisolasi
f) Moral: melanggar mormal dan nilai di masyarakat
g) Kepribadian: menghindar
h) Pengalaman yang tidak menyenangkan: korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang terdekat, kehilangan orang yang berarti, KDRT,
diturunkan jabatannya, konflik dengan rekan kerja
3) Sosial budaya
a) Adanya hambatan pelaksanaan interaksi social akibat pembatasan aktivitas
oleh rumah sakit
b) Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual dalam 6 bulan terakhir
c) Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
d) Kurangnya dukungan sosial
e) Putus sekolah, PHK, penolakan orang yang berarti, pendapatan yang rendah
b. Origin
1) Internal: persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungan
2) Eksternal: Keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau mengakui
keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya
c. Timing: stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, dan waktu terjadinya dapat
bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan. Stressor dapat terjadi secara
berulang
d. Number: Jumlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang berat atau
stressor dirasakan sangat berat
c. Fisiologis
1) Menutup mata
2) Anoreksia (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
3) Kurang nafsu makan atau makan dan minum secara berlebihan
4) Perubahan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
5) Muka tegang
6) Dada berdebar-debar dan keluar keringat dingin
7) Gangguan pola tidur, penurunan/peningkatan tidur (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
8) Kelemahan dan keletihan (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
9) Pusing/sakit kepala (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
10) Badan terasa lesu
11) Pergerakan lambat
12) Penurunan berat badan atau peningkatan berat badan
13) Merasa lemas tak bertenaga (Sawab, Daulima, Putri, 2013)
14) Konstipasi/diare
15) Retensi urine dapat terjadi
16) Mual/muntah
17) Perubahan siklus haid
18) Pergerakan lambat
b. Perilaku
1) Kurang keterlibatan dalam asuhan
2) Pasif terhadap apa yang dilakukan oleh perawat
3) Kurang inisiatif/menarik diri
4) Menangkat bahu sebagai respons terhadap orang yang mengajak berbicara
5) Meninggalkan orang yang mengajak berbicara
6) Menghindari kontak mata
7) Agitasi dan kadang menjadi agresif
8) Pembicaraan berfokus pada diri sendiri
9) Kurang spontanitas
10) Kebersihan diri yang kurang
11) Mudah menangis
c. Sosial
1) Penurunan verbalisasi/pengungkapan secara verbal
2) Isolasi sosial
3) Ketidakpedulian terhadap orang lain
4) Isyarat verbal (misal isi, putus asa, saya tidak dapat, menghela napas)
5) Partisipasi sosial kurang
3. Sumber koping
a. Personal ability
a. Keterampilan pemecahan masalah:
1) Kemampuan mencari sumber informasi, kemampuan mengidentifikasi masalah
yang berhubungan keputusasaan, kekuatan dan factor pendukung serta
keberhasilan yang pernah dicapai
2) Kemampuan mempertimbangkan alternative aktivitas yang realistic
3) Kemampuan membuat rencana aktivitas dan membuatnya menjadi jadwal
kegiatan harian
4) Kemampuan melaksanakan rencana kegiatan dan memantau kemajuan dari
kondisi pengobatannya
5) Kesehatan secara umum: mempunyai keterbatasan mobilitas yang dapat
dikendalikan oleh pasien
6) Keterampilan social: kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif terutama
dalam pencarian sumber informasi untuk mengatasi keputusasaannya
7) Pengetahuan : Kemampuan memahami perubahan fisik dan peran atau kondisi
kesehatan dan kehidupannya
8) Integritas ego: pasien mempunyai pedoman hidup yang realistis, mengerti arah
dan tujuan hidup yang diinginkan secara matang.
b. Sosial support
1) Kualitas hubungan antara pasien dengan keluarga dan anggota masyarakat di
sekitarnya
2) Kualitas dukungan social yang diberikan keluarga, anggota masyarakat tentang
keberadaan pasien saat ini
3) Komitmen masyarakat dan keluarga dalam menjalankan kegiatan atau
perkumpulan di masyarakat
4) Tinggal di lingkungan keluarga dan masyarakat yang mempunyai normal tidak
bertentangan dengan nilai budaya yang ada
c. Material Asset
1) Pasien atau keluarga mempunyai penghasilan yang cukup dan stabil untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
2) Pasien mempunyai fasilitas ansuransi kesehatan, jamkesmas, SKTM atau askes
3) Mempunyai asset keluarga: tabungan, tanah, rumah untuk mengantisipasi
kebutuhan hidup
4) Terdapat pelayanan kesehatan, dan mampu mengakses pelayanan kesehatan
yang ada
d. Positive belief
1) Keyakinan dan nilai: Pasien mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya akan
dapat disembuhkan dan menyadari adanya perubahan fisik akibatnya
penyakitnya akan berdampak pada kehidupannya
2) Motivasi: dengan perubahan gaya hidup yang terjadi klien data menjalani hidup
dengan semangat
3) Orientasi terhadap pencegahan: pasien berfikirt bahwa lebih baik mencegah
daripada mengobati.
4. Mekanisme koping
a. Konstruktif
1) Kemampuan mengidentifikasi kekuatan pribadi
2) Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan keputusasaan
3) Beradaptasi dengan lingkungannya
4) Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
5) Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat
6) Fokus pada masalah: negosiasi, konfrontasi, advice
7) Kognitif: perbandingan positif, pengabaian selektif dan subtitusi reward,
mengurangi objek yang diharapkan
b. Destruktif
1) Menghindari kontak sosial
2) Emosi: mekanisme pertahanan diri: denial, supresi
3) Tidak mampu menyesuaikan/membina hubungan baik dengan lingkungannya
4) Amuk
5) Penyalahgunaan zat
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
(Keliat, 2011)
D. DIAGNOSIS
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan adalah : Keputusasaan
Tindakan Keperawatan
Tindakan Pada Klien
1. Tindakan keperawatan ners
a) Kaji tanda dan gejala keputusan
b) Jelaskan proses terjadinya keputusasaan
c) Diskusi dengan klieen :
1) Kemampuan yang di miliki
2) System pendukung yang di miliki
3) Harapan kehidupan
d) Latih hubunga sosial dengan lingkungan
1) Bercakap – cakap dengan system pendukung
2) Bercakap – cakap dengan lingkungan
e) Latih melakukan kegiatan sehari – hari
1) Memenuhi kebutuhan makanan
2) Memenuhu kebutuhan istirahat/ tidur
3) Merawat diri : Kebersihan diri
4) Melakukan kegiatan spiritual
f) Latih membangun harapan yang realistis
1) Diskusi harapan dan keinginan masa depan
2) Bantu klien membuat rencana mencapai harapan secara bertahap
g) Berikan motifasi dan pujian atas keberhasilan klien
2. Tindakan Keperawatan Specialis
a) Terapi Kognitif
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pifikan otomatis negatif
2) Sesi 2: Melawan Fikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: Memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4: Mengevaluasi manfaat melawan fikiran negative
b) Terafi kognitif perilaku:
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan fikiran otomatis negative dan perilaku negatif
2) Sesi 2: Menimbulkan fikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: merubah prilaku negatif
4) Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
5) Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan fikiran negatif dan mengubah perilaku
negatif
c) Terafi penerimaan komitmen ( acceptance commitment therapy )
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman/ kejadian yang tidak menyenangkan
2) Sesi 2: Mengenali keadaan saat ini dan menentukan nilai – nilai terkait
pengalaman yang tidak menyenangkan
3) Sesi 3: Berlatih menerima pengalaman/ kejadian yang tidak menyenangkan
menggunakan nilai – nilai yang di pilih klien
4) Sesi 4: Berkomitmen menggunakan nilai – nilai yang dipilih klien untuk
mencegah kekambuhan
Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan ISBAR dan TBak
2. Memberikan terapi dokter (obat) kepada klien : Edukasi 8 benar prinsip pemberian obat
dengan menggunakan konsep safety pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat dirumah untuk memandirikan klien
2. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
3. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehata
Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala keputusasaan
2. Peningkatan kemampuan klien mengendalikan perasaan keputusasaan
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan keputusasaan
Rencana Tindak Lanjut
1. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis keperawatan jiwa
2. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer di
puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah sakit.
3. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok swa
bantu dan fasilitas rehabilitasi psikososialnyang tersedia dimasyarakat
RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG BE/
Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 NRM : ..........................................................
Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171
E-mail : rsjlampung@gmail.com Nama : ..........................................................
Perencanaan
Dx Keperawatan
(SDKI) Hal:196 Luaran Keperawatan/Kriteria Evaluasi Interven
(SLKI) Hal:166 (SIKI) Hal:4
Pertemuan II
Promosi koping (I.09312), Ha
Definisi :
Mengingkatkan upaya kogniti
menilai dan merespons stress
kemampuan menggunakan su
ada
Tindakan :
Observasi:
Identifikasi kegiataan
pendek sesuai tujuaan
Identifikasi kemampuan
Identifikasi sumber daya
memenuhi tujuaan
Identifikasi pemahaman
Identifikasi dampak sit
dan hubungan
Identifikasi metode peny
Identifikasi kebutuha
terhadap dukungan sosi
Terapeutik:
Diskusikan perubahan p
Gunakan pendekatan
meyakinkan
Diskusikan alasan mengk
Diskusikan untuk
keslahpahaman dan m
sendiri
Diskusikan konsekuensi
rasa bersalah dan rasa m
Diskusikan resiko yang
pada diri sendiri
Fasilitasi dalam mempe
dibutuhkan
Berikan pilihan realisti
aspek tertentu daloam p
Motivasi untuk mene
realistis
Tinjau kembali k
pengambilan keputusan
Hindari mengambil ke
berada dibawah tekanan
Motivasi terlibat dalam k
Damping saat berduka
kecatatan)
Perkenalkan dengan o
yang berhasil mengala
sama
Dukung penggunaan m
yang tepat
Kurangi rangsangan
mengancam
Edukasi:
Anjurkan menjalin hub
kepentingan dan tujuan
Anjurkan penggunaan
perlu
Anjurkan mengungkap
depresi
Anjurkan keluarga terlib
Anjurkan membuat tuju
Ajarkan cara memecah
konstruktif
Latih penggunaan teknik
Latih keterampilan sosia
Latih mengembangkan p
Pertemuan III
Promosi Dukungan Spiritual
362
Definisi : Meningkatkan rasa
terhubung dengan kekuatan y
Tindakan
Observaasi
Indentifikasi keyakina
tujuan hidup
Indentifikasi persepek
kebutuhan
Terapeutik
Perlakukan pasien de
dan terhormat
Tunjukkan keterbuka
kesediaan mendenga
Yakinkan bahwa pera
mendukung
Gunakan teknik klarifi
membantu menilai ke
Fasilitasi mengekspre
amarah secara cepat
Motivasi meninjau ke
dan focus pada hal ya
kekuatan spiritual
Motivasi berinteraksi
keluarga, teman, dan
Dorong privasi dan w
aktivitas spiritual
Motivasi Partisipasida
pendukung
Motivasi mengekspre
Kesepian, tidak berda
Motivasi penggunaan
perlu
Jadwalkan kunjungan
spiritual, jika perlu
Edukasi
Anjurkan mengingat k
Anjurkan untuk berdo
Anjurkan penggunaan
Televise,buku)
Anjurkan metode rela
napas dalam, imajina
meditasi)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., & Akemat. (2011). Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta: PenerbitBuku
Kedokteran EGC
Keliat, Budi A et all. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.: Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart luaran keperawatan Indonesia ; dan definisi
indicator diagnostic. Jakarta Selatan ; DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart intervensi keperawatan Indonesia ; dan definisi
indicator diagnostic. Jakarta Selatan ; DPP PPNI
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC