Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF DENGAN PENERAPAN


ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
JALAN NAFAS DAN POLA NAFAS DI IGD RSUD
ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2021.

Laporan Ujian

Student Oral Case Analisis (SOCA)


StaseKomprehensif

Disusun Oleh:
GUSTINI
NPM : 20350004

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung adalah organ tubuh manusia yang memiliki peran penting

dalam kehidupan manusia dan pastinya sangat berbahaya jika jantung kita

mempunyai masalah mengingat banyak kematian disebabkan oleh penyakit

jantung (Rizka, 2019). Penyakit Jantung adalah penyakit yang disebabkan

karena gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Ada banyak jenis

penyakit jantung dan, pada beberapa kasus ditemukan adanya penyakit

kegagalan pada sistem kardiovaskuler. Kegagalan sistem kardiovaskuler atau

yang umumnya dikenal dengan istilah gagal jantung adalah kondisi medis di

mana jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh sehingga

jaringan tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi dengan

baik (Majid, 2018).

Menurut WHO, tercatat 17,5 juta penduduk dunia meninggal

akibat gangguan kardiovaskuler. Lebih dari 75% penderita kardiovaskuler

terjadi pada negara yang berpenghasilan rendah dan menengah

Diperkirakan sebanyak 5,3 juta penduduk Amerika saat ini memiliki gagal

jantung kronik dan sekitar 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis

setiap tahunnya (Rizka, 2019). Di Asia Tenggara menunjukkan Indonesia

termasuk dalam kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi yaitu 371 per

100.000 orang lebih tinggi di bandingkan Timur Leste sebanyak 347 per

100.000 orang (Rizka, 2019).


Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian kesehatan menunjukkan

yaitu sebesar 1,5% prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di

Indonesia adalah Penyakit Jantung Koroner, penyakit jantung sendiri ada

di posisi ke tujuh tertinggi dari penyakit tidak menular dan setiap tahunnya

lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit ini.Tiga provinsi

dengan prevalensi penyakit jantung tertinggi yaitu Provinsi Kalimantan

Utara 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta 2%, dan Gorontalo 2%.

Prevalensi penyakit gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya

umur, tertinggi pada umur 75+ tahun (4,7%), untuk yang terdiagnosis

dokter, sedikit menurun 65-74 tahun (4.6%) tetapi untuk yang terdiagnosis

dokter prevalensi lebih tinggi perempuan (1.6%) dibanding laki-laki

(1.3%) (Riskesdas, 2018).

Pada pasien gagal jantung tanda dan gejala yang mucul diantaranya

adalah dyspnea saat istirahat atau aktivitas, kelelahan, dan edema

ekstremitas (Majid, 2018). Sering juga ditemukan sesak nafas, orthopnea,

paroksismal nocturnal dispnea, odema perifer, fatigue, penurunan

kemampuan beraktivitas, serta batuk dengan sputum jernih. (Malik, 2018).

Menurut AHA (2018) batuk pada pasien CHF disebabkan oleh

penumpukkan cairan di paru akibat aliran balik darah ke paru – paru.

Gagal jantung mengakibatkan kegagalan fungsi pulmonal sehingga terjadi

penimbunan cairan di alveoli yang menyebabkan jantung menjadi tidak

dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam memompa darah, seperti

terjadinya edema paru dan menyebabkan iritasi pada mukosa paru yang
sehingga reflek batuk menurun dan mengakibatkan bertumpuknya secret

di jalan nafas. Bertumpuknya secret dijalan nafas mengakibatkan sesak

nafas dan terjadinya gangguan pola nafas (Malik, 2018).

Salah satu teknik yang dapat mengeluarkan secret dan

pengontrolan pernapasan untuk mengurangi sesak adalah Active Cycle of

Breathing Technique (ACBT). ACBT merupakan serangkaian latihan yang

di dalamnya terdapat latihan pernafasan, latihan batuk, dan latihan untuk

pengembangan dada. Beberapa tahapan dalam melakuka Active Cycle of

Breathing Technique (ACBT) yaitu dengan Breathing Control (BC),

Thoracix expansion exercise/TEE, dan Huffing. Teknik ACBT dapat

dilakukan berulang dalam beberapa siklus sampai dada terasa lebih lega.

Teknik ACBT ini dapat dilakukan ketika duduk, setengah duduk ataupun

berbaring (Andika et all,2021).

Teknik ACBT dilakukan bertujuan untuk meningkatkan fungsi

pernafasan dan memperbaiki gejala dari gagal jantung (Rizka, 2018).

Latihan ACBT dapat merelaksasikan saluran pernafasan, meningkatkan

ekspansi paru – paru, mempermudah mengeluarkan sputum dengan cara

batuk (Potter, 2013). Penggabungan pernafasan diagframa, ekspirasi aktif,

nafas dalam dan lambat bermanfaat untuk membersihkan jalan nafas,

ekspansi dan mobilitas dada, untuk mengurangi dispnea, kelelahan,

meningkatkan kualitas hidup (Ashrifah, 2019). Latihan ACBT ini

sederhana, tidak menimbulkan cedera, tidak memerlukan alat khusus dan

tempat khusus, dan bisa dilakukan dimana saja. ACBT juga memfasilitasi
peningkatan gejala kardiorespirasi dalam kondisi seperti gagal jantung

(ashrifah, 2019).

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ACBT efektif dalam

meringankan gangguan pernafasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Hanifah (2019) dengan penerapan teknik ACBT selama 15 menit sebanyak

5 siklus pada pasien TBC dengan gangguan pola nafas tidak efektif

didapatkan hasil bahwa ada penurunan frekuensi nafas dari 30x/menit

menjadi 25x/menit. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rizka (2019)

menyimpulkan bahwa penerapan ACBT bermanfaat dalam mengeluarkan

sputum bagi penderita gagal jantung dan efektif dalam penurunan

frekuensi nafas pada pasien yang mengalami sesak nafas. Efeknya pada

pola nafas, saturasi oksigen, dan kinerja jantung yaitu memperlambat pola

pernafasan, mengurangi dispnea meningkatkan pertukaran gas paru, dan

meningkatkan latihan aktivitas sehari-hari pada penderita gagal jantung.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ardiansyah

(2021) yang melakukan Active Cycle Of Breathing Technique Terhadap

Fungsi Paru pada Pasien Paska Operasi Bedah Jantung. Hasil evaluasi

didapatkan sesak pasien sedikit berkurang dari frekuensi 32x/menit

menjadi 26x/menit, sputum yang dikeluarkan cukup banyak dan kental.

Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2019) mendapatkan

bahwa latihan ACBT ini lebih efektif dari pada postural drainase untuk

membersihkan jalan nafas dan meningkatkan fungsi paru.


Berdasarkan studi lapangan pada saat peminatan didapatkan data

rekam medis yang diperoleh dari ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah

Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari hingga

Februari 2021 diperoleh data pasien yang masuk dengan CHF sebanyak 46

pasien. Pada salah satu pasien gagal jantung yang ditemui di IGD masalah

yang dirasakan diantaranya keluhannya sesak nafas, sesak pada saat

beraktivitas dan saat berbaring, batuk dan kesulitan mengeluarkan sputum.

Pengobatan yang diberikan dirumah sakit berupa pemberian terapi oksigen

dan terapi injeksi pemberian lasik. Hasil yang didapatkan pasien

mengatakan sesak sedikit berkurang, dan lebih bisa dalam mengatur pola

nafas akan tetapi untuk keluhan batuk pasien masih mengeluh sputum

yang dikeluarkan belum maksimal karena tidak diberikan terapi untuk

mengeluarkan sputum dengan mudah. Sehingga pasien masih tetap

mengeluh batuk dan tenggorokan terasa perih ketika memaksakan untuk

mengeluarkan sputum.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk melakukan

Asuhan Keperawatan Komprehensif Dengan Penerapan Active Cycle of

Breathing Technique (ACBT) Pada Pasien Gagal Jantung Dengan Masalah

Ketidakefektifan Jalan Nafas Dan Pola Nafas Di IGD RSUD.Abdul

Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya

adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Komprehensif Dengan


Penerapan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) Pada Pasien Gagal

Jantung Dengan Masalah Ketidakefektifan Jalan Nafas Dan Pola Nafas Di

IGD RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Komprehensif Dengan Penerapan

Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) Pada Pasien Gagal Jantung

Dengan Masalah Ketidakefektifan Jalan Nafas Dan Pola Nafas Di IGD

RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada pasien gagal jantung di IGD

RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai prioritas

masalah pada pasien gagal jantung di IGD RSUD.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2021.

c. Mampu mendeskripsikan perencanaan tindakan keperawatan pada pasien

gagal jantung di IGD RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun

2021.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan penerapan Active Cycle of

Breathing Technique (ACBT) pada pasien gagal jantung dengan Dengan


Masalah Ketidakefektifan Jalan Nafas Dan Pola Nafas di IGD

RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi hasil asuhan keperawatan penerapan

Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) pada pasien gagal jantung

dengan Dengan Masalah Ketidakefektifan Jalan Nafas Dan Pola Nafas di

IGD RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Pelayanan Keperawatan

a. Memberikan gambaran dan menjadi acuan dalam Asuhan

Keperawatan pada pasien gagal jantung dimulai dari pengkajian,

analisa data, perumusan diagnosa, penyusunan rencana tindakan

keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan di IGD

RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung

b. Meningkatkan pengetahuan perawat dalam melakukan asuhan

pada pasien gagal jantung yang berbasis Evidance Based Nursing

Practice berupa penerapan Active Cycle of Breathing Technique

(ACBT) di IGD RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Penulisan ini diharapkan menjadi referensi dan masukan dalam

menyusun asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung dengan

penerapan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) di IGD

RSUD.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai