Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL NAFAS

DENGAN MASALAH BERSIHAN JALAN NAFAS

TIDAK EFEKTIF DI RUANG ICU

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NURROHMAH

21122

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMERINTAH

KABUPATEN PURWOREJO 2023/2024


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL NAFAS

DENGAN MASALAH BERSIHAN JALAN NAFAS

TIDAK EFEKTIF DI RUANG ICU

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NURROHMAH

21122

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMERINTAH

KABUPATEN PURWOREJO 2023/2024


LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Nurrohmah (21122) dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL NAFAS DENGAN MASALAH

BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG ICU” telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada:


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL NAFAS DENGAN

MASALAH BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG ICU” ini dapat

terselesaikan dengan baik. Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari

bimbingan dan dukungan dri berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal nafas dapat definisikan sebagai penurunan kapasitas pertukaran

gas yang signifikan pada sistem respiratory atau suatu sindrom akibat

ketidakmampuan sistem pernafasan untuk melakukan salah satu atau

kedua-duanya fungsi pertukaran gas, khususnya oksidasi atau

penghilangan karbondioksida. Kegagalan pernafasan didefinisikan sebagai

PaO2 kurang dari 60 mmHg atau PaCO2 lebih besar dari 50 mmHg

(Syahran et al., 2019). Gagal nafas merupakan suatu kondisi sistem

pernafasan terjadi ketidakmampuan dalam menjaga O2 dan CO2 dalam

tubuh secara maksimal pada saat melakukan aktivitas maupun beristirahat

(Noho et al., 2023). Penyebab gagal nafas diakibatkan karena adanya

kelainan pada paru-paru dan penyakit bawaan seperti pneumonia, sepsis,

tingkat kontraktilitas jantung yang menurun, serta kelainan neurologis

(Puspita et al., 2022)

Permasalahan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) di dunia

masih tinggi, data epidemiologi di seluruh dunia pada tahun 2016 dari 50

negara menunjukkan prevalensi ARDS sebesar 10,4 di antara seluruh

pasien yang dirawat di Unit Intensif Care (ICU) dengan angka kematian

30-40% tergantung pada tingkat keparahannya (Irawati et al., 2021).


Insiden Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) menurut American

European Consensus ARDS tahun 2010 adalah 12,6-28,0 kasus/100.000

populasi/tahun dan telah dilaporkan bahwa sekitar 40% kasus kematian

disebabkan oleh kegagalan pernapasan. Angka kejadian gagal napas akut

pada orang dewasa menurut penelitian yang dilakukan di Jerman dan

Swedia adalah 77,6-88,6 kasus/100.000 populasi/tahun (Hayati et al.,

2019).

Di Indonesia gagal nafas menempati urutan kedua, terhitung 20,98%

dari data peringkat 10 penyakit tidak menular (PTM) yang mengakibatkan

kematian (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan dari data studi kesehatan

dasar juga menujukan bahwa banyaknya pasien di ruang Intensif Care Unit

(ICU) mengalami gagal nafas. Rata-rata pasien yang dirawat di ICU

adalah 189-190 pasien/bulan dan rata-rata yang mengalami kejadian gagal

nafas adalah 67-68 pasien/bulan serta 29-30 pasien/bulan meninggak

akibat gagal nafas (Hayati et al., 2019).

Pada pasien gagal nafas yang terpasang ETT dan ventilasi mekanik

seringkali mengalami sumbatan jalan nafas, dimana ketidakmampuan

seseorang dalam mengeluarkan sekret secara efektif. Hal ini

mengakibatkan peningkatan produksi sekret di jalan nafas serta

berkurangnya kemampuan dalam membersihkan sekret (Puspita et al.,

2022). Adanya sumbatan peningkatan produksi dan penumpukan sekret

maka akan mengalami masalah keperawatan yang sering muncul pada

pasien gagal nafas yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif. Sedangkan
bersihan jalan nafas tidak efektif itu sendiri adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan

jalan nafas agar tetap paten (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu dengan melakukan tindakan

penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan selang suction melalui

hidung/mulut/Endotrakeal Tube (ETT) yang bertujuan untuk

membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, dan mencegah

infeksi paru (Karokaro & Hasrawi, 2019). Suction adalah tindakan yang

dilakukan pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sekret atau lendir

secara sendiri dengan cara melakukan penghisapan untuk membuka jalan

napas sehingga dalam proses pertukaran gas yang baik dapat berlangsung

(Wulan & Huda, 2022).

Berdasarkan latar belakang pada kasus diatas penulis tertarik untuk

mengambil karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Gagal Nafas dengan Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif di

Ruang ICU”.

B. Batasan Masalah

Masalah pada study kasus ini dibatasi pada “Asuhan Keperawatan

Pasien yang mengalami Gagal Nafas dengan Masalah Bersihan Jalan

Nafas Tidak Efektif di Ruang ICU”.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien yang Mengalami Gagal Nafas

dengan Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien gagal nafas

dengan rencana tindakan terapi suction untuk mengatasi bersihan

jalan nafas tidak efektif.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan bersihan jalan nafas

tidak efektif pada pasien gagal nafas.

b. Dapat memaparkan hasil analisa data keperawatan bersihan

jalan nafas tidak efektif pada pasien gagal nafas.

c. Mampu memaparkan intervensi keperawatan bersihan jalan

nafas tidak efektif pada pasien gagal nafas.

d. Mampu memaparkan hasil implementasi keperawatan bersihan

jalan nafas tidak efektif pada pasien gagal nafas.

e. Mampu memaparkan hasil evaluasi keperawatan bersihan jalan

nafas tidak efektif pada pasien gagal nafas.

E. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan keperawatan kritis

dan dapat menjadi bahan penelitian bagi peneliti lain.


2. Manaat Praktis

a. Bagi Perawat

Dapat menambah pengetahuan perawat tentang penyakit Gagal

Nafas dan dapat memberikan Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Gagal Nafas dengan Masalah Bersihan Jalan Nafas

Tidak Efektif.

b. Bagi Rumah Sakit

Untuk memberikan standart pelayanan keperawatan pada klien

yang mengalami gagal nafas berdasarkan pada proses

keperawatan yang berbasis pada konsep bio-psiko-sosio-

kultural-spritual dan meningkatkan kualitas dari mutu

pelayanan keperawatan pada pasien gagal nafas.

c. Bagi Institusi

Penulisan ini diharapkan dapat menambah jumlah Karya Tulis

Ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa dan juga sebagai bahan

untuk meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan

Pada Pasien yang Mengalami Bersihan Jalan Nafas Tidak

Efektif.

Anda mungkin juga menyukai