Anda di halaman 1dari 62

KASUS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny. W DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERNAFASAN AKIBAT RESPIRATORY FAILURE DI RUANG
NICU RSUD WALED CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Program Profesi Ners


Mata Kuliah Praktik Profesi Keperawatan Anak

Disusun Oleh Kelompok V:

1. Diah Azka Adila [R230417047]


2. Iman Sobirin [R230417061]
3. Merliyani [R230417052]
4. Rina Hardianti [R230417043]
5. Yola Maefani [R230417053]

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
CIREBON 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirroim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. W Dengan Diagnosa
Respiratory Failure di Ruang NICU RSUD Waled Cirebon”
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas
dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Nur Rokhim Satria Nugraha, S.Kom. Selaku Ketua Pengurus Yayasan
Indra Husada Indramayu
2. Riyanto, S.kep., Ns., M.Kep. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Indramayu
3. Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ns., M. Kep Selaku Ketua Prodi Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu.
4. Seluruh pembimbing akademik Mata Kuliah Praktik Profesi
Keperawatan Anak Prodi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Indramayu
5. Pembimbing klinik/Clinical Instructor (CI) RSUD Waled Cirebon
6. Rekan-rekan seperjuangan program studi profesi ners angkatan VII.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi “Tugas Praktik
Program Profesi Ners Keperawatan Anak”. Dengan harapan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mata kuliah praktik profesi keperawatan anak para
pembaca sehingga Insya Allah dapat bermanfaaat bagi kita semua.

Cirebon, November 2023


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Komplikasi
F. Penatalaksanaan Medis
G. Pengkajian
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Informasi Tambahan
J. Analisa Data
K. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas
L. Perencanaan Keperawatan/Intervensi Keperawatan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
B. Data Penunjang
C. Pengobatan
D. Analisa Data
E. Diagnosa Keperawatan
F. Intervensi Keperawatan
G. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
H. Catatan Perkembangan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Diagnosa Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal napas (Respiratory Failure) adalah ketidakmampuan sistem
pernapasan untuk mempertahankan oksigen darah normal (PaO2), eliminasi
karbon dioksida darah normal (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi disfungsi atau perfusi (Susan 2007), Gagal napas adalah
ketidakmampuan tubuh dalam mempetahankan tekanan parsial normal O 2 atau
CO2 didalam darah.
Gagal napas terjadi bilamana pertukaran gas terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dalam
pembentukan karbon dioksida dalam sel tubuh. Sehingga menyebabkan
ketegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (Hiperkapnia) (Bruner & Suddart,
2010)
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012
prevelensi gangguan pernapasa pada neonatus mencapai 6% pada sejumlah bayi
lahir di asia tenggara. Di Amerika serikat Respirtory failure menjadi penyebab
kematian pada bayi, terdapat 40.000 bayi yang meninggal karena penyakit
tersebut.
Hasil Survey kesehatan indonesia tahun 2012 menuturkan bahwa kematian
pada neonates masih dalam angka 32 per 1.000 kelahiran neonates hidup, dan hal
terebut terjadi pada minggu pertama pertama setelah kelahiran, paling tinggi
disebabkan oleh gangguan sistem pernapasan yang mencapai 36,9 salah satu
gangguan pernapasan adalah Respiratoy failure yang bias mencapai 14 %. Data
diperoleh dari dinas kesehatan jawa tengah 201.5 Berdasaran data registrasi
neonatologi bulan November 2020 sampai dengan Januari 2021 di Rumah Sakit
Sultan Agung Semarang didaptakan dari 3 neonatus diantara 51 neonatus yang
dirawat yang menderita Respiratory Failure.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan teori pada pasien Respiratory
Failure ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Respiratory Failure di
ruang Nicu RSUD Waled Cirebon?
3. Bagaimana konsep analisis data pada pasien dengan Respiratory
Failure di ruang Nicu RSUD Waled Cirebon?
4. Bagaimana cara pengaplikasian intervensi dan implementasi pada
kasus pasien Respiratory Failure di ruang Nicu RSUD Waled Cirebon?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran dan mampu menerapkan asuhan keperawatan
melalui pendekatan proses keperawatan pada masalah Respiratory Failure
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Respiratory
Failure
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien Respiratory Failure
c. Mampu merumuskan perencanaan secara tepat pada pasien
Respiratory Failure
d. Mampu melaksanakan implementasi
e. Evaluasi pada Pasien Respiratory Failure
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
Respiratory Failure
g. Evidence- Based Nursing (EBN) Keperawatan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
Respiratory Failure agar dapat dilakukan intervensi dan implementasi yang tepat
sesuai dengan keadaan/kondisi pasien.
2. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada pasien Respiratory
Failure dapat menjadi referensi tambahan dalam mengembangkan keilmuan, serta
sebagai acuan untuk melakukan penelitian dalam penegakkan diagnosa dan
intervensi yang tepat.
3. Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada pasien Respiratory
Failure dapat menjadi informasi tambahan dalam ilmu keperawatan bagi
akademisi dalam mengembangkan keilmuan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
RESPIRATORY FAILURE

A. Pengertian
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida
(PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi
atau perfusi (Susan, 2007). Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam
mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan atau CO2 didalam darah.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi
oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga
menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia)
(Brunner & Sudarth, 2010).
Gagal Nafas adalah Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk
mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel
– sel tubuh sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. (Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Interna Publishing/November 2009)
Gagal Nafas adalah Masalah yang relatif sering terjadi, yang biasanya
merupakan tahap akhir dari penyakit kronik pada sistem pernapasan.keadaan
ini semakin sering ditemukan sebagai komplikasi dari trauma akut,
septikemia, atau syok. (Buku Patofisiologi Konsep klinis Proses – proses
Penyakit, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson/2006)

B. Etiologi
Penyebab gagal napas biasanya tidak berdiri sendiri melainkan
merupakan kombinasi dari beberapa keadaan, dimana penyebab utamanya
adalah :
1. Gangguan ventilasi
Gangguan ventilasi disebabkan oleh kelainan intrapulmonal maupun
ekstrapulmonal. Kelainan intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran
napas bawah, sirkulasi pulmonal, jaringan, dan daerah kapiler alveolar.
Kelainan ekstrapulmonal disebabkan oleh obstruksi akut maupun
obstruksi kronik. Obstruksi akut disebabkan oleh fleksi leher pada pasien
tidak sadar, spasme larink, atau oedema larink, epiglotis akut, dan tumor
pada trakhea.
2. Gangguan neuromuscular
Terjadi pada polio, guillaine bare syndrome, miastenia gravis, cedera
spinal, fraktur servikal, keracunan obat seperti narkotik atau sedatif, dan
gangguan metabolik seperti alkalosis metabolik kronik yang ditandai
dengan depresi saraf pernapasan.
3. Gangguan/depresi pusat pernapasan
Terjadi pada penggunaan narkotik, obat anastesi, trauma, infark otak,
hipoksia berat pada susunan saraf pusat.
4. Gangguan pada sistem saraf perifer, otot respiratori, dan dinding
dada
Kelainan ini menyebabkan ketidakmampuan untuk mempertahankan
minute volume (mempengaruhi jumlah karbondioksida), yang sering
terjadi pada distropi muskular, miastenia gravis, kiposkoliosis, dan
obesitas.
5. Gangguan difusi alveoli kapiler
Gangguan difusi alveoli kapiler sering menyebabkan gagal napas
hipoksemia, seperti pada oedema paru (kardiak atau nonkardiak), ARDS,
fibrosis paru, emboli lemak, pneumonia, tumor paru, aspirasi, perdarahan
masif pulmonal.
6. Gangguan kesetimbangan ventilasi perfusi
a. Kelainan di luar paru-paru
1) Penekanan pusat pernapasan
a) Takar lajak obat (sedative, narkotik)
b) Trauma atau infark selebral
c) Poliomyelitis bulbar
d) Ensefalitis
2) Kelainan neuromuscular
a) Trauma medulaspinalis servikalis
b) Sklerosis amiotropik lateral
c) Miastenia gravis
d) Distrofi otot
3) Kelainan Pleura dan Dinding Dada
a) Cedera dada (fraktur iga multiple)
b) Pneumotoraks tension
c) Efusi leura
d) Kifoskoliosis (paru-paru abnormal)
e) Obesitas
b. Kelainan Intrinsic Paru-Paru
1) Kelainan Obstruksi Difus
a) Emfisema, Bronchitis Kronis
b) Asma, Status asmatikus
c) Fibrosis kistik
2) Kelainan Restriktif Difus
a) Fibrosis interstisial akibat berbagai penyebab (seperti silica,
debu batu barah)
b) Sarkoidosis
c) Scleroderma
d) Edema paru-paru
e) Kardiogenik
f) Nonkardiogenik (ARDS)
g) Atelektasis
h) Pneumoni yang terkonsolidasi
3) Kelainan Vaskuler Paru-Paru
a) Emboli paru-paru
C. Patofisiologi
Indikator gagal nafas adalah frekuensi pernafasan dan kapasitas
vital, frekuensi penapasan normal ialah 30-60 x/mnt. Bila lebih dari 60x/mnt
tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja
pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital adalah
ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas
kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal
nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal
secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.
Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit
paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam.
Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang
memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru
kembali seperti semula. Pada gagal nafas kronik struktur paru mengalami
kerusakan yang ireversibel.
Penyebab gagal nafas yang utama adalah ventilasi yang tidak
adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak,
ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan
menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.
Pada periode post operatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak
adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek yang
dikeluarkan atau dengan meningkatkan efek dari analgetik opioid. Pnemonia
atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
Mekanisme gagal nafas menggambarkan ketidak mampuan tubuh
untuk melakukan oksigenasi dan/atau ventilasi dengan adekuat yang ditandai
oleh ketidakmampuan sistem respirasi untuk memasok oksigen yang cukup
atau membuang karbon dioksida. Pada gagal nafas terjadi peningkatan
tekanan parsial karbon dioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 50mmHg,
tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg, atau kedua-
duanya. Tingginnya karbondioksida dalam darah (Hiperkarbia) dan tidak
adanya kecukupan oksigen dalam jaringan untuk mempertahnkan fungsi
tubuh (hipoksia ) mempunyai konsekuensi yang berbeda. Peningkatan PaCO2
tidak mempengaruhi metabolisme normal kecuali bila sudah mencapai kadar
ekstrim (>90 mmHg). Oksigen yang tinggi dalam darah (hiperkapnia) dapat
menyebabkan depresi susunan saraf pusat dan henti nafas. Untuk pasien
dengan kadar PaCO2 rendah, konsekuensi yang lebih berbahaya adalah
gagal napas baik akut maupun kronis. Hipoksemia akut, terutama bila
disertai curah jantung yang rendah, sering berhubungan dengan hipoksia
jaringan dan risiko henti jantung. Hipoventilasi ditandai oleh laju pernapasan
yang rendah dan napas yang dangkal. Bila PaCO 2 normal atau 40 mmHg,
penurunan ventilasi sampai 50% akan meningkatkan PaCO 2 sampai 80
mmHg. Dengan hipoventilasi, PaCO2 akan turun kira – kira dengan jumlah
yang sama dengan peningkatan PaCO2. Kadang, pasien yang menunjukkan
pertanda retensi CO2 dapat mempunyai saturasi oksigen mendekati normal.
Disfusingsi paru menyebabkan gagal napas bila pasien bila pasien
yang mempunyai penyakit paru tidak dapat menunjang pertukaran gas normal
melalui peningkatan ventilasi. Anak yang mengalami gangguan padanan
ventilasi atau pirau biasanya dapat mempertahankan PaCO2 normal pada saat
penyakit paru memburuk hanya melalui penambahan laju pernapasan saja.
Retensi CO2 terjadi pada penyakit paru hanya bila pasien sudah tidak bisa
lagi mempertahankan laju pernapasan yang diperlukan, biasanya karena
kelelahan otot.
Gambar 1
Pathway
D. Manisfestasi Klinis
1. Tanda
a. Gagal nafas total
1) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
2) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan
sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
3) Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi
buatan
b. Gagal nafas parsial
1) Terdengar suara nafas tambahan gurgling, snoring, dan wheezing.
2) Adanya retraksi dada
2. Gejala
a. Hiperkapnia, terjadi penurunan kesadaran (peningkatan PCO2)
b. Hipoksemia, terjadi takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis
(PO2 menurun)

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Gas Darah Arteri
Pemeriksaan gas darah arteri penting untuk mengetahui apakah klien
mengalami asidosis metabolik, alkalosis metabolik, atau keduanya pada
klien yang sudah lama mengalami gagal napas. Selain itu, pemeriksaan
ini juga sangat penting untuk mengetahui oksigenasi serta evaluasi
kemajuan terapi atau pengobatan yang diberikan terhadap klien.
a. Hipoksemia :
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
b. Hiperkapnia
Ringan : PaCO2 45 – 60 mmHg
Sedang : PaCO2 60 – 70 mmHg
Berat : PaCO2 70 – 80 mmHg
2. Pemeriksaan Rongent Dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang
tidak diketahui. Terdapat gambaran akumulasi udara/cairan, dapat
terlihat perpindahan letak mediastinum. Berdasarkan pada foto thoraks
dan fluoroskopi akan banyak data yang diperoleh seperti terjadinya
hiperinflasi, pneumothoraks, efusi pleura, hidropneumothoraks, sembab
paru, dan tumor paru.
3. Pengukuran Fungsi Paru
Penggunaan spirometer dapat membuat kita mengetahui ada tidaknya
gangguan obstruksi dan restriksi paru. Nilai normal atau FEV1 > 83%
prediksi. Ada obstruksi bila FEV1 < 70% dan FEV1/FVC lebih rendah
dari nilai normal. Jika FEV1 normal, tetapi FEV1/FVC sama atau lebih
besar dari nilai normal, keadaan ini menunjukkan ada restriksi.
4. Elektrokardiogram (EKG)
Adanya hipertensi pulmonal dapat dilihat pada EKG yang ditandai
dengan perubahan gelombang P meninggi di sadapan II, III dan aVF,
serta jantung yang mengalami hipertrofi ventrikel kanan. Iskemia dan
aritmia jantung sering dijumpai pada gangguan ventilasi dan oksigenasi.
5. Pemeriksaan Sputum
Yang perlu diperhatikan ialah warna, bau, dan kekentalan. Jika perlu
lakukan kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab. Jika dijumpai
ada garis-garis darah pada sputum (blood streaked), kemungkinan
disebabkan oleh bronkhitis, bronkhiektasis, pneumonia, TB paru, dan
keganasan. Sputum yang berwarna merah jambu dan berbuih (pink
frothy), kemungkinan disebabkan edema paru. Untuk sputum yang
mengandung banyak sekali darah (grossy bloody), lebih sering
merupakan tanda dari TB paru atau adanya keganasan paru.

F. Penatalaksanaan
1. Jalan nafas
Jalan nafas sangat penting untuk ventilasi, oksigen, dan pemberian obat-
obatan pernapasan dan harus diperiksa adanya sumbatan jalan nafas.
Pertimbangan untuk insersi jalan nafas artificial seperti ETT.
2. Oksigen
Besarnya aliran oksigen tambahan yang diperlukan tergantung dari
mekanisme hipoksemia dan tipe alat pemberi oksigen. CPAP (Continous
Positive Airway Pressure ) sering menjadi pilihan oksigenasi pada gagal
napas akut. CPAP bekerja dengan memberikan tekanan positif pada
saluran pernapasan sehingga terjadi peningkatan tekanan transpulmoner
dan inflasi alveoli optimal. Tekanan yang diberikan ditingkatkan secara
bertahap sampai toleransi pasien dan penurunan skor sesak serta
frekuensi napas tercapai.
3. Bronkhodilator
Bronkhodilator mempengaruhi kontraksi otot polos, tetapi beberapa jenis
bronkhodilator mempunyai efek tidak langsung terhadap oedema dan
inflamasi. Bronkhodilator merupakan terapi utama untuk penyakit paru
obstruksi, tetapi peningkatan resistensi jalan nafas juga banyak
ditemukan pada penyakit paru lainnya.
4. Kortikosteroid
Mekanisme kortikosteroid dalam menurunkan inflamasi jalan napas tidak
diketahui secara pasti, tetapi perubahan pada sifat dan jumlah sel
inflamasi.
5. Fisioterapi dada dan nutrisi
Merupakan aspek penting yang perlu diintegrasikan dalam tatalaksana
menyeluruh gagal nafas.
6. Pemantauan hemodinamik
Meliputi pengukuran rutin frekuensi denyut jantung, ritme jantung
tekanan darah sistemik, tekanan vena central, dan penentuan
hemodinamik yang lebih invasif.

G. Komplikasi
1. Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan
ventilator (seperti, emfisema kutis dan pneumothoraks).
2. Jantung: cor pulmonale, hipotensi, penurunan kardiak output, aritmia,
perikarditis dan infark miokard akut.
3. Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik , diare dan
pneumoperitoneum. Stress ulcer sering timbul pada gagal napas.
4. Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga sumsum tulang
memproduksi eritrosit, dan terjadilah peningkatan eritrosit yang usianya
kurang dari normal).
5. Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis.
6. Ginjal: gagal ginjal akut dan ketidaknormalan elektrolit asam basa.
7. Nutrisi: malnutrisi dan komplikasi yang berhubungan dengan pemberian
nutrisi enteral dan parenteral (Alvin Kosasih, 2008).

H. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Airway
1) Peningkatan sekresi pernapasan
2) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
b. Breathing
1) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/
bradipneu, retraksi.
2) Menggunakan otot aksesori pernapasan
3) Kesulitan bernafas : rendahnya O2 dalam tubuh, diaforesis,
sianosis
c. Circulation
1) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
2) Sakit kepala
3) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
4) Papiledema
5) Penurunan haluaran urine
d. Pemeriksaan fisik
1) System pernafasaan
a) Inpeksi : kembang kempis dada dan jalan nafasnya
b) Palpasi : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan
pernafasaan tertinggal
c) Perkusi : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
d) Auskultasi : suara abnormal (wheezing dan ronchi)
2) System Kardiovaskuler
a) Inspeksi : adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar
dari daerah trauma
b) Palpasi : bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
c) Auskultasi: suara detak jantung menjauh atau menurun dan
adakah denyut jantung paradok
3) System neurologis
a) Inpeksi : gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
b) Palpasi : kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak.
Bagaimana tingkat kesadaran yang dialami dengan
menggunakan Glasgow Coma Scale
e. Pemeriksaan sekunder
1) Aktifitas
a) Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap.
b) Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat atau aktifitas
2) Sirkulasi
a) Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalah tekanan darah, diabetes mellitus, gagal nafas.
b) Tanda : tekanan darah dapat normal / naik / turun, perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri, nadi
dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus
(disritmia), bunyi jantung ekstra S3 atau S4 mungkin
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau
komplain ventrikel, bila ada menunjukkan gagal katup atau
disfungsi otot jantung, irama jantung dapat teratur atau tidak
teratur, edema, pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran
mukossa atau bibir.
3) Eliminasi
a) Tanda : bunyi usus menurun.
4) Integritas ego
a) Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau
perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga.
b) Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata,
gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri,
koma nyeri.
5) Makanan atau cairan
a) Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau
terbakar
b) Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat,
muntah, perubahan berat badan
6) Hygiene
a) Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7) Neurosensori
a) Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun
(duduk atau istrahat)
b) Tanda : perubahan mental, kelemahan
8) Nyeri atau ketidaknyamanan
a) Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat
atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan
viseral)
9) Pernafasan:
a) Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea nocturnal,
batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok,
penyakit pernafasan kronis.
b) Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak / kuat,
pucat, sianosis, bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum.
10) Interaksi sosial
a) Gejala : stress, kesulitan koping dengan stressor yang ada
missal: penyakit, perawatan di RS
b) Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi
(marah terus-menerus, takut ), menarik diri. (Doengoes, E.
Marylinn. 2000).

I. ANALISA DATA
Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
(DS dan DO) keperawatan tangan
dan nama
jelas
DS : Gangguan Pola nafas Kelompok
1. Dispnea endhotelium kapiler tidak efektif 5
2. Ortopnea
DO : Cairan masuk ke
1. Pengunaan otot bantu interstitial
pernafasan
2. Fase ekspirasi Peningkatan tekanan
memanjang jalan nafas
3. Pola nafas abnormal
4. Pernafasan cuping Adanya usaha
hidung peningkatan
pernafasan

Tampak adanya
retraksi dinding dada,
penggunaan otot bantu
Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
(DS dan DO) keperawatan tangan
dan nama
jelas
pernafasan

Pola nafas tidak


efektif

DS : Gangguan Bersihan Kelompok


1. Dispnea endhotelium kapiler jalan nafas 5
2. Sulit bicara tidak efektif
3. Orthopnea Cairan masuk ke
DO : interstitial
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk Peningkatan tekanan
3. Sputu berlebih jalan nafas
4. Mengi, wheezing
dan/atau ronkhi Kehilangan fungsi
kering silia saluran
pernafasan

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
DS : Gangguan Gangguan Kelompok
1. Dispnea pengembangan paru pertukaran 5
2. Pusing gas
3. Penglihatan kabur Kolaps alveoli
DO :
1. PCO2 Ventilasi dan perfusi
meningkat/meurun
Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
(DS dan DO) keperawatan tangan
dan nama
jelas
2. PO2 menurun tidak seimbang
3. Takikardia
4. Bunyi nafas tambahan Gangguan pertukaran
5. Sianosis gas
6. Nafas cuping hidung
7. Pola nafas abnormal
DS : Hipoksemia, Perfusi Kelompok
1. Parastesia hiperkapnea perifer tidak 5
2. Nyeri ekstremitas efektif
DO : O2 menurun, CO2
1. Pengisian kapiler >3 meningkat
detik
2. Nadi perifer menurun Dispnea
atau tidak teraba
3. Akral teraba dingin Sianosis perifer, akral
4. Warna kulit pucat hangat, kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
6. Edema Perfusi perifer tidak
efektif

DIAGNOSA MENURUT PRIORITAS


1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tetahan
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-pefusi
4. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Dx Rencana keperawatan
o keperawa Tujuan dan Intervensi Rasional
tan kriteria hasil
1. Pola nafas Setelah dilakukan Observasi Observasi
tidak tindakan ...x24 jam 1. Monitor pola 1. Untuk
efektif pola nafas tidak nafas mengetahu
efektif dapat teratasi (frekuensi,kedal i pola
aman, usaha nafas
Indikator I E nafas) pasien.
R R 2. Monitor bunyi 2. Untuk
Dispnea 2 5 nafas tambahan mengetahu
Penggun 2 5 i adanya
aan otot bunyi
bantu nafas
nafas 2 5 tambahan
Pernafas Terapeutik pada
an 2 5 1. Lakukan pasien.
cuping hiperoksigenasi
hidung sebelum Terapeutik
Frekuens penghisapan 1. Agar
i nafas endotrakeal pasien
tidak
Edukasi kekuranga
1. Anjurkan asupan n oksigen
cairan 2000 dan
ml/hari jika tidak sianosis.
ada kontraindikasi
Edukasi
Kolaborasi 1. Agar
1. Pemberian pasien
N Dx Rencana keperawatan
o keperawa Tujuan dan Intervensi Rasional
tan kriteria hasil
bronkodiltor,eksp tidak
etoran, mukolitik, dehidrasi
jika perlu

Kolaborasi
1. Agar
pasien
dapat
bernafas
dengan
lancar

2. Bersihan Setelah dilakukan Observasi Observasi


jalan nafas tindakan ...x24 jam 1. Monitor pola nafas 1. Untuk
tidak bersihan jalan nafas mengetahu
efektif tidak efektif dapat i pola
teratasi 2. Monitor adanya nafas
sumbatan jalan pasien
nafas 2. Untuk
Indikato I E mengetahu
r R R i adanya
Produk 2 5 sumbatan/t
sputum idak pada
Mengi 2 5 jalan nafas
Wheezin 2 5 Terapeutik pasien
g 1. Dokumentasikan
N Dx Rencana keperawatan
o keperawa Tujuan dan Intervensi Rasional
tan kriteria hasil
Mekoniu 2 5 hasil pemantauan
m 2 5 Terapeutik
Sianosis 1. Agar data
Edukasi pasien
1. Jelaskan tujuan tersimpan
dan prosedur dengan
pemantauan rapih

Edukasi
1. Agar
keluarga
pasien
mengetahu
i tujuan
dan
prosedur
pemantaua
n
3. Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi
pertukaran tindakan ...x24 jam 1. Monitor kecepatan 1. Untuk
gas gangguan aliran oksigen mengetahu
pertukaran gas dapat i
teratasi kecepatan
2. Monitor posisi alat alirn
Indikato I E terapi oksigen oksigen
r R R pada
Dispnea 2 5 pasien
Bunyi 2. Untuk
N Dx Rencana keperawatan
o keperawa Tujuan dan Intervensi Rasional
tan kriteria hasil
nafas 2 5 mengetahu
tambaha i posisi
n 2 5 alat terapi
PCO2 2 5 oksigen
PO2 5 5
Takikard
ia Terapeutik
Terapeutik 1. Agar
1. Pertahankan pasien
kepatenan jalan tidak
nafas kekuranga
n oksigen

Edukasi Edukasi
1. Ajarkan pasien dan 1. Agar
keluarga cara pasien dan
menggunakan keluarga
oksigen dirumah mampu,
mengerti
menerapka
n cara
Kolaborasi mengguna
1. Kolaborasi kan
pemantauan dosis oksigen
oksigen dirumah.

Kolaborasi
N Dx Rencana keperawatan
o keperawa Tujuan dan Intervensi Rasional
tan kriteria hasil
1. Agar dosis
yang
diberikan
kepada
pasien
bedan dan
maksimal
4. Perfusi Setelah dilakukan Observasi Observasi
perifer tindakan ...x24 jam 1. Periksa sirkulasi 1. Untuk
tidak perfusi perifer tidak perifer mengetahu
efektif efektif dapat teratasi i sirkulasi
perifer
Terapeutik
Indikato I E 1. Hindari Terapeutik
r R R pemasangan infus 1. Agar tidk
Denyut 2 5 atau pengambilan terjadi
nadi darah diarea pecahnya
perifer 2 4 keterbatasan pembuluh
Warna perifer darah
kulit 2 4
pucat Edukasi
Pengisia 2 4 1. Anjurkan
n berolahraga rutin Edukasi
kapiler 1. Agar
Turgor pasien
kulit sehat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS


IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA
Ayah Ibu
Nomor RM : 985744 Nama : Tn. K Ny. W
Nama : By. Ny. W Usia : 53 Tahun 37 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 28/10/2023 Agama : Islam Islam
Jenis Kelamin :P
Pendidikan : Tidak Terkaji SD
Alamat : Gebang
Pekerjaan : Wiraswasta IRT
Tanggal Masuk RS : 28/10/2023
Kewarganegaraan : Indonesia Indonesia
Tanggal Pengkajian : 13/11/2023
Jam : 07.00 WIB Suku : Jawa Jawa
Diagnosis Medis : Respiratory Failure Alamat : Gebang Gebang
No Telp :087829534833
087829534833
Keluhan Utama
Sesak Nafas
Riwayat Penyakit Sekarang

Bayi perempuan lahir pada tanggal 28 Oktober 2023, bayi lahir secara spontan pada pukul 00.25
WIB. Bayi tidak segera menangis, ada anus, BB: 3060 gram PB: 50 cm LK: 35 cm LD: 31 LP: 28
cm, dengan G2P1A0 gravida 40-41 minggu. Dilakukan pngkajian pada tanggal 13 November 2023
jam 15.00 WIB, Pasien terlihat sesak dengan RR 81 x/menit terpasang alat bantu pernafasan, pasien
tampak lemah, menangis, terpasang ETT , terpasang OGT, Ventilator mode AC FiO 2 75%, pasien
BAB, BAK tidak ada keluhan, tidak muntah, perut distensi .

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : 28 Oktober 2023 Jam 00.25 WIB
Jenis Kelamin : £ Laki-laki
√ Perempuan
√ Kelahiran tunggal
£ Kelahiran kembar atau multipel
Kondisi saat lahir √ Hidup
£ Mati £ Sebelum persalinan
£ Dalam persalinan
Sebab kematian .......................................................

Penilaian bayi dengan APGAR SCORE

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai

Frekuensi £ Tidak ada £ kurang dari 100 √ lebih dari 100 1 menit
Jantung £ Tidak ada √ Lambat £ Menangis pertama :…...
Usaha napas £ Lumpuh £ Ekstremitas fleksi sedikit kuat
Tonus otot √ Gerakan aktif 5 menit
£ Tidak bereaksi pertama :…...
√ Gerakan sedikit
Refleks √ Biru atau pucat £ Reaksi
£ Tubuh kemerahan,
Warna melawan
tangan dan kaki biru
£ Kemerahan

IMD ( Inisiasi Menyusu Dini )


£ Ya √ Tidak

1. Status Nutrisi dan Cairan


Status Nutrisi BB: 3069 gr , PB: 50 cm , LK: 35 cm , LLA: cm , LP: 28 cm , LD: 31 cm
Jumlah Pasien Puasa
kebutuhan
nutrisi
Jenis nutrisi  ASI  Susu formula  Kombinasi ASI dan susu formula HMF  Nasi
 TIM  Bubur
Cara  Menyusui langsung  OGT/NGT  Gelas/cup feeder  Botol
pemberian
nutrisi
Masalah Bayi Ny. W puasa karena ada residu lambung berwarna hijau
pemberian
makan
Status Cairan
Kebutuhan Jumlah: cc/kgBB/hari x Kg = ml/hari= ml/jam
cairan harian Minum: Jenis: bayi puasa
Jumlah:

(150 x 3060) : 24 = 19
AS 6% = 150- 24 cc
= 126 : 24
= 16

150cc -16 =134


134x 3060 : 24 = 17
IVFD : Terpasang Infusan di kaki sebelah kiri
Jenis : Ka-EN 3B 8 cc/ jam

2. Status Eliminasi
Buang Air √ melalui anus  melalui stoma; Frekuensi: 1-2 kali
Besar
Karakteristik Warna: Hitam Konsistensi: Lembek √ Darah  Lendir  Dempul Lain-Lain
feses
Buang Air √Spontan  Kateter  Cytostomi ; Warna urine…………………….
Kecil
IWL ml/kgBB/hari
Diuresis 144
Total Output 30 cc
Balance cairan Total cairan= Total Intake- output : 24 jam
= 144-30: 24 =4,75

BC = 4,75 : 3060
= ± 1,5 cc Pertanyaan kebiasaan tidur anak Ya Tidak
Setiap hari anak mulai tidur pada waktu yang sama
Keluhan BAK Tidak ada keluhan Anak dapat tertidur dalam waktu 20 menit
3. Aktivitas dan Istirahat Anak akan terbangun bila ditinggalkan orangtua
1. Istirahat dan Tidur Anak mengigau saat tidur
Tidur siang : 10 jam Berhenti nafas saat tidur
Tidur malam : 12 jam Anak merasa segar saat bangun tidur
2. Pergerakan : pergerakan aktif

1. Kepala Bentuk kepala : √ Normocephali  Mikrocephali  Makrocephali


Keadaan rambut : Rambut tipis, warna hitam, lurus dan bersih
Bentuk wajah : Simetris, bulat
Lainnya
Mata Bentuk : √ Simetris  Asimetris Sklera ikterik:  Tidak √ Ya
Konjungtiva: √ Anemis  Merah muda
Kelopak mata  Cekung √ Normal  edema
Refleks cahaya:  Tidak √ Ada
Lainnya:………………………………………………………………………………
Telinga √ Simetris  Asimetris  Sekret
Lainnya:………………………………………………………………………………
Hidung Bentuk: √ Simetris  Asimetris Kelainan lain:
…………………………….….
Mukus: √ Ya  Tidak
Pernafasan cuping hidung: √ Ya  Tidak
Lainnya:……………………………………………………………………………….
Mulut √ Tidak ada kelainan  Bibir Sumbing  Stomatitis
Mukosa Bibir: √ Kering  Lembab
Lainnya:………………………………………………………………………………
Leher Pembesaran Kelenjar Tiroid:  Ya √ Tidak
Pembesaran Jugularis Vena Pressure:  Ya √ Tidak
Tonsil: √ Normal  Kemerahan  Pembesaran
Lainnya: …………………………………………………………………………….

2. Dada dan Paru-paru 1. Inspeksi


Bentuk : √ Normal  Pigeon Chest  Barel Chest  Turner Chest
Pergerakan dinding dada: √Simetris  Asimetris
Retraksi: √ Ya  Tidak
Respirasi:  Spontan tanpa alat bantu √ Dengan alat bantu
2. Palpasi: Focal Fremitus: √ Simetris  Asimetris
3. Perkusi  Sonor √ Hipersonor  Dullness
4. Auskultasi  Vesikuler  Ronkhi √ Wheezing
3. Jantung 1. Inspeksi: Iktus cordis : ..................................................
2. Palpasi: Thrill: .............................................................
3. Auskultasi: √ BJ 1 & BJ 2 Normal  Murmur  Gallop
4. Perkusi:
4. Abdomen 1. Inpeksi
Tali Pusat:  Basah √ Kering Berbau Warna
Keluaran Cairan
Distensi Abdomen :  Ya √ Tidak
Bentuk: ……………………………………..
Hepatomegali  Ya √ Tidak Spelenomegali  Ya √Tidak,
 Lainnya
2. Auskultasi : Bising usus = ................ x/menit
3. Palpasi
Supel √ Ya  Tidak
Hepatomegali :  Ya √ Tidak;
Spleenomegali :  Ya √ Tidak
Teraba Masa :  Ya √ Tidak
Turgor Kulit :  Lambat √ Cepat
4. Perkusi: √ Tympani  Hypertimpani
5. Ekstremitas dan Pergerakan:  Bebas √ Terbatas ;
Muskuloskeletal Kelainan tulang  Ya √ Tidak, Jika kelainan, sebutkan.......
Spina bifida √ Normal Abnormal, sebutkan
Tonus otot…………………………………
Kekuatan otot:

Kelainan lainnya:  Ya √ Tidak, Sebutkan:................


6. Kulit dan kuku
Warna Kulit  Pink √Pucat √ Kuning  Mottled
 kulit tipis nampak pembuluh darah
Sianosis √ Tidak  Ya, Lokasi………………………
Ptekie √ Tidak  Ya, Lokasi………………………
Kemerahan  Tidak √ Ya, Lokasi………………………
Tanda lahir √ Tidak  Ya, Lokasi………………………
Turgor kulit √Elastis  Tidak elastis
Edema √ Tidak  Ada, Lokasi………………………
CRT >2 detik
Skor risiko trauma kulit Tidak ada
Luka Beri tanda (arsir) pada lokasi luka
Karakteristik luka:……

Tidak terdapat luka

Penilaian Ikterus
Neonatorum dengan
Kramer

Derajat Ikterik:

Tidak ada ikterik


7. Anus dan Genitalia Anomalirectal: Ya, √Tidak
Kebersihan: √Bersih  Kurang Bersih
Laki-Laki / Perempuan (coret yang bukan pilihan)
√ Normal  Abnormalitas lain, Sebutkan..................................
Anus : (+), Normal.
Defekasi
√ Melalui anus
Frekuensi 1-2 kali/hari
Konsistensi Lembek
£ Stoma Tidak

Karakteristik Feses √ Hijau


£ Terdapat darah
£ Cair
£ Dempul
£ Lain-lain ..................
Urin √ Spontan
£ Kateter urin
£ Cystostomy
Kelainan √Tidak ada
£ Ada,sebutkan ………………….
Diuresis ………………….ml/jam

Kebersihan Diri
Mandi Frekuensi : ..........x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : _____
Sikat Gigi Frekuensi : ..........x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : _____
Keramas Frekuensi : ..........x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : _____
Ket : Tidak terkaji

1. Konsep diri : Tidak terkaji


2. Dampak Hospitalisasi
Anak:  Cemas  Takut  Sedih
Orangtua: : √ Cemas √ Takut √ Sedih  Merasa bersalah
3. Perkembangan Personal: Tidak Terkaji

1. Pengasuh √ Ayah √ Ibu  Nenek  Orang Lain  Pengasuh lain


2. Hubungan √ Harmonis  Tidak harmonis
dengan  Sibling  Keluarga Lain  Teman sebaya
pengasuh
Dukungan
3. Keterlibatan  Merawat  Menggendong √ Berkunjung
Orangtua Saat  Berbicara  Mendongeng/bercerita
Anak Dirawat

4. Perkembangan Tidak Terkaji


sosial:
Peran dalam
keluarga:
Keterlibatan
anak dalam
kegiatan
masyarakat

Lingkungan Internal

Riwayat Kehamilan Ibu


1. Prenatal
Usia Ibu saaat hamil :  < 20 tahun 20-35 tahun √ >35 tahun
Persepsi kehamilan :  Kehamilan direncanakan √ Kehamilan tidak direncanakan
Antenatal Care :  Tidak √ Ya, apabila Ya, jumlah kunjungan : 4x selama Hamil
Kenaikan BB selama Kehamilan: Tidak Terkaji
Konsumsi obat selama kehamilan: Tidak Terkaji
Riwayat injury selama kehamilan: √ Tidak Jatuh Kecelakaan Lainnya.........
Komplikasi selama kehamilan: √ Tidak  Ya
Riwayat hospitalisasi : √ Tidak  Ya
Pemeriksaan penunjang kehamilan: √Tidak Ya: ( Rubella Hepatitis CMV GO Herpes
HIV Lainnya)
Hari pertama haid terakhir: Tidak Terkaji . Taksiran Partus: Tidak Terkaji
Penyakit-penyakit selama hamil £ Anemia £ Penyakit jantung
£ Hipertensi £ Tuberkulosis
£ Diabetes £ Sifilis
£ Lain-lain : Tidak Terkaji

2. Intranatal
Riwayat kehamilan: √ Spontan  SC  Dengan alat bantu...................................
Usia kelahiran:40-41 . minggu Penolong Persalinan: Bidan (Rumah Sakit)
Komplikasi: Tidak Terkaji

3. Postnatal
Pertumbuhan bayi saat lahir: BBL 3060 gram, PB:50 cm, LK: 35.cm, LP:28.cm, LD: 31.cm
APGAR Score: 2/3
Balard Score.........................
Mekonium: √Ya  Tidak
Kebutuhan alat bantu: √ Inkubator √Oksigen √Suction √Vetilator
LainnyKelainan Kongenital: 
RIWAYAT KELAHIRAN YANG LALU
T
a
n
g
g
J L
a
e a
l/
n i
T
i n
a
s
N h B Komplikasi Penyakit
K Jenis –
o u B Keadaan Bayi Kehamilan/ Waktu
e Persalinan
. n L Persalinan Hamil
l L
K
a a
e
m i
l
i n
a
n
h
i
r
a
n
Anak Hidup

Ti
da
k
… T
1 …
g er
r
ka
ji
Riwayat Penyakit Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami √ Tidak  Ya……………………………
Penatalaksanaan yang dilakukan Tidak ada
2. Riwayat Hospitalisasi √ Tidak  Ya,
…………………………………………………………………
3. Riwayat Operasi √ Tidak  Ya,
…………………………………………………………………
4. Riwayat Penggunaan obat √ Tidak  Ya, Jika ya:
Jenis obat……………………………………..
Respon terhadap pengobatan…………………
5. Riwayat Injury/kecelakaan √Tidak  Ya……………………………
6. Riwayat Alergi √ Tidak  Ya, Jika ya:
 Makanan  Obat  Udara  Debu 
Lainnya………………

Down Score:
Nilai 0 1 2 skor
Frekuensi  < 60  60 – 80 √ 80 x/menit 2
nafas x/menit x/menit-
Retraksi  Tidak ada  Retraksi √ Retraksi berat 2
ringan -
Sianosis  Tidak ada √ Hilang dengan  Menetap dengan 1
O2- O2
Air entry √ Ada -  Menurun  Tidak terdengar 0
(udara masuk)
Merintih Tidak ada Terdengar
√  Terdengar tanpa 1
dengan alat bantu
stetoskop-
Total skor 6
Skor < 4 : gangguan pernapasan ringan
Skor 4-5 : gangguan pernapasan sedang
Skor ≥ 6 : gangguan pernapasan berat (pemeriksaan AGD harus dilakukan)

Riwayat Imunisasi
 BCG √ Lainnya : Vitamin K dan salep
mata
 DPT1  DPT2  DPT3
 Hepatitis1  Hep2  Hep3  Hep4
 Polio1  Polio2  Polio3  Polio4
 Campak

ALERGI DAN REAKSI


Alergi: Ya √ Tidak Tidak Tahu
Bila Ya:
Alergi Obat, sebutkan : Tidak Ada
Reaks: Tidak Ada
Alergi makanan, sebutkan :Tidak Ada
Reaksi: Tidak Ada
Alergi lainnya, sebutkan Tidak Ada Reaksi: Tidak Ada
Klip Tanda Alergi dipasang (warna merah)
Diberitahukan ke dokter atau farmasis (apoteker) atau dietisien (coret salah satu): Ya,
pukul……………
Tidak

Lingkungan Eksternal
Perseptual Cahaya/penerangan : √ baik  cukup  kurang
0
Suhu Ruangan : 21 C
Kondisi Lingkungan: Lingkungan di ruangan bersih, dan
rapih
Suhu incubator: 32,5 0C
Resiko Jatuh:  ya √ tidak
Resiko Infeksi tular:  ya √tidak

Operasional
1. Kebersihan lingkungan Lingkungan diruangan tampak bersih dan rapih
2. Jarak antar incubator/ tempat tidur ± 1 meter dari tempat tidur lain
3. Penggunaan warmer bersama Tidak
Konseptual
1. Riwayat penyakit keluarga Tidak terkaji
2. Kebiasaan/keyakinan keluarga yang Tidak terkaji
mempengaruhi kesehatan
3. Pengetahuan keluarga terhadap penyakit Kurang, karena pada saat kunjungan keluarga selalu
cemas dan khawatir dan keluarga tidak paham dan
sering bertanya
Respon Fight or Flight
1. GCS dan Tanda-tanda vital
GCS E: .........M: ....... V: ....... TD : - mmHg Suhu: 36,7 °C
Kesadaran  Compos Mentis  N : 146 x/menit Suhu Inkubator: 32,5 °C
Somnolen  Soporo P : 81 x/menit SpO2: 90-94%
Koma
 Sopor 
Apatis  Koma
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb: 16,9 Leukosit : 15,6
HT: 58 Trombosit : 86,000
GDS: 172
AGD : 7,64
HCO3 : 17,4
TCO2 : 17,9
PCO2 : 15,8
3. Pengkajian risiko infeksi
Penggunaan peralatan medis:  Tidak √Ya √ NGT/OGT,  IVFD, dipasang dikaki bagian kanan
√Ventilator,  Neonatal CPAP √ Oksigen, Jenis:ETT, jumlah:.................l/menit
Respon Inflamasi
1. Kemerahan √Tidak,  Ada, lokasi
2. Bengkak ……………………………….
3. Panas √Tidak,  Ada, lokasi
4. Bau ……………………………….
5. Pengeluaran √Tidak,  Ada, lokasi
6. Penurunan fungsi ……………………………….
√Tidak,  Ada, lokasi
……………………………….
√Tidak,  Ada, lokasi
……………………………….
√Tidak,  Ada, lokasi
……………………………….

Respon Stres
1. Nyeri
Skala
Penilaian nyeri
Instrumen Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) nyeri :
Ekspresi wajah …………
0 : Otot relaks Wajah tenang, ekspresi netral …………
1 : Meringis Otot wajah tegang, alis berkerut (ekspresi wajah negative) Lokasi :
Tangisan …………
0 : Tidak menangis Tenang, tidak menangis …………
1 : Merengek Mengerang lemah, intermiten …...
2 : Menangis keras Menangis kencang, melengking terus menerus Interpretasi
(catatan : menangis tanpa suara diberi skor bila bayi diintubasi) skor skala
Pola napas nyeri
0 : Relaks Bernapas biasa NIPS :
1 : Perubahan napas Tarikan ireguler, lebih cepat dibanding biasa, menahan napas, - Skor
tersedak 0Tidak
Tungkai perlu
0 : Relaks Tidak ada kekuatan otot, gerakan tungkai biasa
1 :Fleksi/ekstensi Tegang kaku
LenganV
0 : Relaks Tidak ada kekuatan otot, gerakan tungkai biasa
1 : Fleksi/ekstensi Tegang kaku
Tingkat kesadaran
0 : Tidur/bangun Tenang tidur lelap atau bangun
1 : Gelisah Sadarataugelisah
Keterangan:
1-2: Tidak nyeri sampai nyeri
ringan
2-3: Nyeri ringan sampai sedang
>4: nyeri berat

Refleks  Bisep  Trisep Patella  Achilles 


Kernig sign  Brudzinki
 Doll’s eyes Gag Sallowing Sucking Rooting
Moro Palmar  Perez  Galand Plantar
Walking Tonic neck
Terapi Medikasi
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………...…………………….
……………………………………………………………………………………………………………………

Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d pasien tampak sesak,
terpasang alat bantu nafas
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d daya hisap lemah,
bayi terpasang OGT
3. Resiko Infeksi b.d kerusakan integritas kulit d.d terpasang infus, nyeri, suhu:
37,5o C

Tanggal 13 November 2023 Pukul 08.00


WIB ........................
Perawat Yang Mengkaji

(.................................................)
Kelompok 5
ANALISA DATA (minimal 3 masalah)

Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Tanda


Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan Tangan
dan Nama
jelas
1 13/11/23 DS : - Asfiksia Pola Nafas Kelompok
2 08.00 WIB Tidak Efektif 5
DO :
- Bayi tampak Janin
sesak kekurangan O2
- Bayi dan CO2
menggunakan menurun
otot bantu
- Bayi tampak
cuping hidung Nafas Cepat

Apnea

Pola nafas tidak


efektif

3 13/11/23 DS : - Asfiksia Gangguan Kelompok


09.00 WIB pertukaran 5
DO : Hipoksia gas
- Bayi tampak
gelisah Metabolisme
- Terdapat suara
wheezing
- Pola nafas cepat Glikolisis
- RR : 40 x/menit anaerob
- Tampak cuping
hidung Menghasilkan
asam laktat dan
asam piruvat
Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Tanda
Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan Tangan
dan Nama
jelas

Meningkatkan
asam laktat dan
asam piruvat

Metabolik
asidosis

Gangguan
pertukaran gas

4 13/11/23 DS : - Asfiksia Defisit Nutrisi Kelompok


10.00 WIB 5
DO :
- BBLR : Janin
3060 gram kekurangan O2
dan CO2
- BB sekarang
Penggunaan
: 3170 gram energi yang
- Membrane maksimal
mukosa
pucat dan
kering Reflek
- Terpasang menghisap
lemah
OGT
- RR : 40
x/menit Intake nutrisi

Defisit nutrisi
Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Tanda
Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan Tangan
dan Nama
jelas

5 13/11/23 DS : - Asfiksia Resiko infeksi Kelompok


11.00 WIB 5
DO :
- Tali pusat Tali pusat
kering basah
- Terpasang
infus
- TTV : suhu : Bakteri mudah
37,5⁰C, N : menempel dan
148 x/menit berkembang
- Tidak biak
terdapat
kemerahan
pada Resiko infeksi
umbilika

DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS


(minimal 3 diagnosa)
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d pasien tampak sesak,
terpasang alat bantu nafas
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d daya hisap lemah, bayi
terpasang OGT
3. Resiko Infeksi b.d kerusakan integritas kulit d.d terpasang infus, nyeri, suhu:
37,5o C
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Perencanaan Keperawatan TTD
Tangg
Diagnosa Tujuan Rencana Rasional dan
al,
Keperawata Tindakan Nama
Jam
n Jelas
13/11 Pola Nafas Setelah dilakukan Pemantauan 1. Untuk Kelom
/23 tidak tindakan respirasi mengeta pok 5
08.00 efektif keperawatkan 3x 1. Monito hui
WIB b.d 24 jam di r frekuens
hambatan harapkan pola frekuen i irama,
upaya nafas nafas membaik si kedalam
(D.0005) dengan : irama, an,
kedala upaya
Kriteria IR man, nafas
hasil upaya 2. Untuk
Penggunaan 2 nafas mengeta
otot bantu 2. Monito hui pola
nafas r pola nafas
Pernafasan 2 nafas 3. Untuk
cuping 3. Monito mengeta
hidung r hui
Dispnea 2 saturasi saturasi
Frekuensi 2 O2 O2
nafas 4. Dokum 4. Agar
entasi hasil
hasil pengetah
pemant uan
auan tercatat
5. Inform 5. Agar
asikan keluarga
hasil pasien
pemant mengeta
auan hui
perkemb
angan
pasien
13/11 Defisit Setelah dilakukan Observasi Observasi Kelom
/23 nutrisi b.d tindakan 1. Identifi 4. Untuk pok 5
10.00 ketidakma keperawatkan 3x ksi mengetah
No. Perencanaan Keperawatan TTD
Tangg
Diagnosa Tujuan Rencana Rasional dan
al,
Keperawata Tindakan Nama
Jam
n Jelas
WIB mpuan 24 jam di status ui status
menelan harapkan status nutrisi nutrisi
makanan nutrisi dapat 2. Monito 5. Untuk
(D.0019) membaik r berat mengetah
dengan : badan ui berat
3. Monito badan
Kriteria IR r residu 6. Untuk
hasil Terapeutik mengetah
Berat badan 3 1. Periksa ui residu
Membrane 3 posisi lambung
mukosa OGT Terapeutik
kuning dengan 1. Untuk
Prematuritas 3 memeri memasti
ksa kan
residu posisi
lambun OGT
g sudah
2. Gunak sesuai
an 2. Agar
teknik tetap
bersih bersih
dalam dan
pember teraga
isn
makan
an
Kolaborasi
1. Kolabo
rasi
dengan Kolaborasi
ahli 1. Agar
gizi sesuai
untuk dengan
jenis kebutuha
dan n
jumlah
No. Perencanaan Keperawatan TTD
Tangg
Diagnosa Tujuan Rencana Rasional dan
al,
Keperawata Tindakan Nama
Jam
n Jelas
makan
an
13/11 Resiko Setelah dilakukan Observasi Obsevasi Kelom
/23 Infeksi b.d tindakan 1. Monitor 1. Untuk pok 5
10.00 kerusakan keperawatkan 3x tanda mengeta
WIB integritas 24 jam di dan hui
kulit harapkan Tingkat gejala tanda
(D.0142) Infeksi menurun infeksi dan
dengan gejala
Terapeutik infeksi
Kriteria IR 1. Cuci
hasil tangan Terapeutik
demam 2 sebelum 1. Untuk
Sputum 2 dan menjaga
berwarna sesudah hand-
hijau kontak hygine
menggigil 2 dengan
pasien
dan
lingkung
an Edukasi
Edukasi 1. Agar
1. Ajarkan keluarg
keluarga a
cara pasien
mencuci menger
tangan ti cuci
dengan tangan
benar yang
(Jika ada ) baik
dan
Kolaboras benar
i
5. Kolaboras
i
pemberia Kolaborasi
No. Perencanaan Keperawatan TTD
Tangg
Diagnosa Tujuan Rencana Rasional dan
al,
Keperawata Tindakan Nama
Jam
n Jelas
n 5. Untuk
imunisasi mencegah
infeksi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN dan EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tangga ImplementTanda Tangga Evaluasi Tanda


Diagnosa l, asi Tanga l, Tanga
Keperawata Waktu Keperawatn dan Waktu n dan
n an Nama Nama
Jelas Jelas
Pola Nafas 13/11/2 Tindakan : Kelom 13/11/2 S:- Kelom
tidak 023 1. Monitor pok 5 023 pok 5
efektif 08.00 frekuen O:
b.d WIB si 1. Pasien
hambatan irama, 10.00 menggu
upaya nafas kedala WIB nakan
(D.0005) man, otot
dan bantu
upaya pernafas
08.30 nafas 10.10 an FiO2 :
WIB Respon: WIB 80 %
09.00 pasien 10.15 2. Pasien
WIB terpasa WIB sesak
ng alat 3. Pasien
bantu tidak
ventilat 10.25 mampu
09.40 or WIB nafas
WIB mode spontan
AC 10.30 4. keadaan
2. Monitor WIB umum
10.00 pola 11.30 lemah
WIB nafas WIB 5. retraksi
3. Respon: dada
RR: 6. RR: 70
<40x/m x/ menit
enit N:
N: 140x/m
<100x/ enit
menit SPO2 :
SPO2: 90-94%
90-94%
4. Monitor A: Masalah
saturasi belum
No. Tangga Implement Tanda Tangga Evaluasi Tanda
Diagnosa l, asi Tanga l, Tanga
Keperawata Waktu Keperawat n dan Waktu n dan
n an Nama Nama
Jelas Jelas
oksigen teratasi
Respon:
SPO2:9 P: Intervensi
0- 94% di lajutkan
5. Pember
ian obat
Respon:
Cefotax
ine
2x150
mg
Aminop
hilin
2x4 mg
Ranitidi
ne 2x4
mg
Paracet
amol
3x30
mg

Defisit 13/11/2 Kelom 13/11/2 S: - Kelom


nutrisi b.d 3 1. Monitor pok 5 3 O: pok 5
ketidakma 10.30 Berat 11.00 1. Pasien
mpuan WIB Badan WIB terpasan
menelan Respon: g infus
makanan 10.45 3060 Kaen-3B
(D.0019) WIB gram 8 cc/ jam
2. Periksa 11.15 2. Pasien
posisi WIB terpasan
11.00 OGT g OGT
WIB Respon: 11.50 3. Pasien
Terpasa WIB masih
No. Tangga Implement Tanda Tangga Evaluasi Tanda
Diagnosa l, asi Tanga l, Tanga
Keperawata Waktu Keperawat n dan Waktu n dan
n an Nama Nama
Jelas Jelas
12.00 ng puasa
WIB dengan 12.00 4. OGT
benar WIB dekomp
3. Memeri resi
ksa 5. Ada nya
residu residu
lambun lambun
g g 3 cc
4. Pember
ian A: Masalah
Nutrisi belum
melalui teratasi
OGT
Respon P: Intervesi
: pasien dilanjutkan
masih
puasa
karena
ada
residu
lambun
g
Resiko 13/11/2 Kelom 13/11/2 S: Kelom
Infeksi b.d 3 1. Monitor pok 5 3 1. Keluarga pok 5
kerusakan 12.00 tanda 11.30 pasien
integritas WIB dan WIB mengiku
kulit gejala ti cara
(D.0142) infeksi mencuci
07.00 tangan
- 2. Cuci yang
14.00 tangan baik dan
WIB sebelu 12. 10 benar
m dan WIB O:
sesudah 1. Tali
kontak 12.25 pusar
No. Tangga Implement Tanda Tangga Evaluasi Tanda
Diagnosa l, asi Tanga l, Tanga
Keperawata Waktu Keperawat n dan Waktu n dan
n an Nama Nama
Jelas Jelas
dengan WIB Sudah
11.00 pasien 12.40 kering
WIB dan WIB 2. Suhu :
lingkun 37,1O C
gan 3. Tidak
12.50 ada
3. Mengaj WIB kemera
arkan han
11.20 keluarg 4. Tidak
WIB a pasien ada
cara bengkak
mencuc
i tangan 5. Cefotax
11.30 yang ime
WIB baik
dan A: Masalah
benar belum
(Saat teratasi
Kunjun
gan) P: Intervensi
di lanjutkan
4. Kolabor
asi
pemberi
an
antibiot
ik

5. Batasi
kujunga
n
pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tanda
Diagnosa Tangan
Tanggal
Keperawatan Catatan Perkembangan dan
Waktu
Nama
Jelas
Pola Nafas tidak 14/11/2023 S : -
efektif 12.00 wib Kelompok
b.d O : - Pasien tampak 5
hambatan upaya sesak,bardikardi, saturasi oksigen
nafas menurun ETT ventiltor mode ac
(D.0005) 75% terpasang oksigen
RR: <40x/menit, HR <160
x/menit, SPO2 : <40%,
cuping hidung

A : Masalah belum teratasi,


pasien dinyatakan meninggl

P : Intervensi diberhentikan
I : Monitor frekuensi, suara nafas
tambahan, monitor pola nafas

E:S:-
O : Pasien tampak
sesak,bardikardi, saturasi
oksigen menurun ETT
ventiltor mode ac 75%
terpasang oksigen RR:
<40x/menit, HR <160
x/menit, SPO2: <40%,
cuping hidung
A : Masalah belum teratasi,
pasien dinyatakan
meninggal
P : intervensi di berhentikan

R :-
Defisit nutrisi 14/11/2023 S : -
b.d 12.30 WIB Kelompok
ketidakmampuan O : Terpasang OGT 5
menelan Membrane mukosa kering dan
makanan pucat
(D.0019) Tedapat cairan warna hijau
dari selang OGT
Pasien puasa, pasien BAK dan
BAB

A : Masalah belum teratasi,


pasien dinyatakan meninggal

P : Intervensi diberhentikan

I : monitor tanda dan gejala

E:S:-
O : - terpasang OGT, terdapat
residu lambung, pasien
puasa , mukosa bibir
kering, Suhu : 37,1oC
A : Masalah belum teratasi,
pasien dinyatakan
meninggal
P : Intervensi di berhentikan
R :-
Resiko Infeksi 14/11/2023 S: - Kelompok
(D.0142) 13.00 WIB 5
O:
- Tali pusat sudah kering, terdapat
kemerahan di bagian tubuh
pasien, kulit kering.
- Suhu tubuh 37,1oC, HR: 146
x/menit
- Tidak ada tanda bengkak
- Fototerapi hari pertama

A : Masalah belum teratasi,


pasien dinyatakan meninggal

P : Intervensi diberhentikan

I : monitor tanda dan gejala


infeksi

E:S:-
O : Pasien masih tampak
sesak, terpasang oksigen,
SPO2 : 90%, RR: 81
x/menit,
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

R :-
BAB IV
PEMBAHASAN DAN EVIDENCE BASED
NURSING (EBN)

Berdasarkan hasil analisis asuhan keperawatan yang dilakukan pada

By. Ny. W dengan medis respiratory failure. Dimana proses analisis

tindakan ini dilaksanakan pada 13 November 2023 di ruang NICU RSUD

Waled Cirebon

A. Analisis Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan merupakan proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan

atau mengurangi masalah-masalah pasien, dalam menentukan tahap

perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan

keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan

klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari

tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah,

mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi

keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi

keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerjasama dengan

tingkat kesehatan lain.kegiatan perencanaan ini meliputi memprioritaskan

masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan (Hidayat,

2009).

Adapun Penatalaksanaan yang diberikan yaitu pemberian obat -

obatan pernapasan dan harus diperiksa adanya sumbatan jalan nafas.


Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi

dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan selama perawatan.

Salah satunya dengan menerapkan developmental care atau asuhan

perkembangan. Prinsip-prinsip developmental care meliputi keterlibatan

keluarga, posisi dan pemberian nesting, perawatan kulit, meminimalkan

stres dan nyeri, mengoptimalkan nutrisi, dan meningkatkan kualitas tidur.

Pemasangan nesting atau sarang merupakan salah satu metode

pengelolaan lingkungan dalam developmental care. Beberapa penelitian

tentang manfaat nesting telah dilakukan didalam maupun diluar negeri. Di

Indonesia memang penggunaannya belum menyeluruh di semua daerah,

hanya beberapa Rumah Sakit di Indonesia sudah diterapkan dengan

harapan bahwa nesting ini akan membantu pertumbuhan fisiologis dan

perilaku bayi premature.

B. Analisis Evidance Based Nursing (EBN)

Evidance Based Nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan

penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian

randomized control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood & Haber, 2006).

Menurut Sackeett et al, (2009) EBN adaalah suatu sintesis dan

penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis penelitian termasuk

randomized control trial, penelitian deskriptif, informasi dari laporan

kasus dan pendapat pakar. Pendapat lain dari Dharma, (2011)

mendefinisikan EBN sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari

bukti hasil penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis
yang digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan

manfaat bagi penerima layanan keperawatan.

Patofisiologi pada masalah respiratory failure disebabkan karena

adanya ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas.

Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang

otak (pons dan medulla). Indikator gagal nafas adalah frekuensi pernafasan

dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih

dari 20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena

“kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital

adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).


No Penulis Judul Artikel Sumber Metode Hasil

1 Savirah Effectiveness of Medical kuantitatif jenis Hasil identifikasi gambaran metod


Zulfa eksperimen semu
kangaru and Journal of dalam meningkatkan suhu tubuh
Azzahraa, (quasi eksperiment)
nesting methods in Nusantara(MJ dengan design BBLRdi dapatkan rerata suhu tubu
Siti Lestari, N)Vol. 1 “pretest-posttesttwo
Muhammad increasing body metode nestingadalah 35,876 ºC,
No.1 group design”.
Anis Taslim temperature in low paling banyak muncul adalah
birth weight babies minimal 35,0 ºC dan maksimal
Sedangkan pada suhu tubuh pos
nesting didapatkan rerata sebesar
dengan skala yang sering muncu
minimal skala suhu yang muncul 35
maksimal hingga 37,3 ºC.

2 Nanang Pengaruh Jurnal ilmu kuantitatif dengan Hasil penelitian menunjukan


Saprudin, Isti penggunaan quasi peningkatan rerata suhu tubuh,
kesehatan
Kumala Sari nestingterhadap eksperimendengan oksigen dan frekuensi nadi pad
perubahan suhu bhakti rancangan setelah penggunaan nesting.Hasil
tubuhsaturasi husada:health nonequivalentcontrol terdapatperbedaan suhu tubuh,
oksigen dan sciences group designdengan oksigen dan frekuensi nadi pad
frekuensi nadi pada journal,vol.09menggunakan one dengan masing –masing p value< 0,
bayi berat badan no.02,desemb group pretest posttest.
lahir rendah di kota er2018 Subjek penelitian ini
Cirebon adalah BBLR sesuai
kriteria
3 Murniati Penggunaan 65 Jurnal Metode yang di Hasil pengamatan setelah
Noor, nesting dengan gunakan adalah case penerapan penggunaan nesting deng
Ners
Oswati fiksasi mampu study menunjukkan rata-rata saturasi oks
menjaga stabilitas Indonesia, ketiga responden tidak terdapat p
Hasanah, Vol.6 No.1,
saturasi oksigen, dan masih dalam batas normal,
Rumina frekuensi September antara (90-100%). Hasil pe
Ginting pernafasan, nadi 2016 frekuensi nadi, pernafasan dan p
dan suhu pada bayi alat bantu pernafasan serta dampak
prematur dengan berat badan di dapatkan bahwa pe
gawat napas nesting dengan fiksasi m
peningkatan berat badan dengan
frekuensi nadi dan pernafasan, se
pemakaian alat bantu pernafasan
lebih singkat.

1. Hasil jurnal
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Gagal napas (respiratory Failure) adalah ketidakmampuan sistem

pernapasan untuk mempertahankan oksigen darah normal (PaO2), eliminasi karbon

dioksida darah normal (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah

ventilasi disfungsi atau perfusi (Susan 2007), Gagal napas adalah ketidakmampuan

tubuh dalam mempetahankan tekanan parsial normal O2 atau CO2 didalam darah.

Gagal nafas terjadi bila mana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida

dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan

karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen

kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih

besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Brunner & Sudarth, 2010).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, penulis dapat merekomendasikan

banyak beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya respiratory failure dengan

memberikan penggunaan nesting untuk memberikan kenyamanan pada bayi dan

segera pergi kepelayanan kesehatan untuk tindakan yang lebih intensif.


DAFTAR PUSTAKA

American Society of Health-System Pharmacist. 2004. AHFS Drugs Information.


USA : American Society of Health-System Pharmacist.

Arif, M. (2002). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media


Aesculapius.

Bulecheck, Gloria M, et al . 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2012-2014 (Nanda). Jakarta : EGC.

Bulecheck, Gloria M, et al. Nursing Intervention Classifcation (NIC) Fifth


Edition. USA: Mosbie Elsevier, 2008.

Bulecheck, Gloria M, et al. Nursing Outcomes Classifcation (NOC) Fourth


Edition. USA: Mosbie Elsevier, 2008

Nemaa PK. 2003. Respiratory Failure. Indian Journal of Anaesthesia, 47(5): 3606

Mangku G. 2002. Respirasi. In Universitas Kedokteran Fakultas Kedokteran


Laboratorium Anestesiologi dan Reanimasi. Diktat Kumpulan Kuliah Buku I.
Denpasar. Pp 42-49

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI

Murat K, Michael R P. 2012. Respiratory Failure. Available from :http://


emedicine.medscape.com/article/167981-overview. Accessed: 1 Maret 2014

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4.


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sue DY and Bongard FS.2003. Respiratory Failure. In Current Critical Care


Diagnosis and Treatment, 2nd Ed, Lange-McGrawHill, California, Pp. 269-89
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Buku SLKI. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pengurus

Sue DY and Bongard FS.2003. Respiratory Failure. In Current Critical Care


Diagnosis and Treatment, 2nd Ed, Lange-McGrawHill, California, Pp. 269-89

Anda mungkin juga menyukai