Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PURSED LIPS BREATHING TERHADAP

HEART RATE DAN POLA NAPAS PASIEN


DENGAN ACS DI RUANG ICU
RSU SURYA HUSADHA

SKRIPSI

PROPOSAL

Oleh :

I GUSTI AGUNG PUTU AGUSTINI


NIM : C2120057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi

masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit

ini sangat ditakuti oleh seluruh masyarakat di dunia. Hal ini disebabkan

karena tingginya angka kematian pada penderita penyakit kardiovaskuler.

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia

diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) (WHO, 2019)

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa penderita penyakit

jantung koroner mencapai 4.920 penderita baru setiap tahunya, dimana 2.320

penderita berjenis kelamin lakilaki, dan 2.600 penderita berjenis kelamin

perempuan. Indonesia dilaporkan PJK merupakan penyebab utama dan

pertama dari seluruh kematian, diperkirakan akan terus meningkat mencapai

23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kemenkes, 2018). Data nasional yang

dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan (2019) menyebutkan bahwa

prevalensi Sindrom koroner akut yang terdiagnosis oleh prefesional kesehatan

mencapai 1,5% dari penyakit tidak menular lainya, dengan prevalensi

kematian mencapai 12,9% dari penyebab kematian lainya (Kemenkes, 2019)

Acute Coronary Syndrome (ACS) NSTEMI merupakan sindroma

klinis akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, baik bersifat

intermitten maupun menetap akibat rupturnya plak atherosklerosis. Hal

tersebut menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen


miokard. Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan aliran darah

tidak maksimal ke jantung sehingga memperberat kerja jantung dengan

denyut nadi yang meningkat (Sutrisno, 2018).

Teknik relaksasi digunakan sebagai terapi tambahan untuk

mengurangi ketergantungan terhadap obat dengan cara membantu

menimbulkan rasa nyaman atau rileks. Keadaan rileks, tubuh akan

meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang berfungsi untuk

menurunkan kecepatan jantung, menurunkan isi sekuncup, vasodilatasi

arteriol dan vena, menurunkan curah jantung dan menurunkan resistensi

perifer total sehingga berdampak pada penurunan tekanan darah (Darwis,

2018). Pada keadaan rileksasi mengakibatkan penurunan rangsangan

emosional dan penurunan pada rangsangan pada area pengatur fungsi

kardiovaskular seperti pada hipothalamus posterior dan nukleus perifornikel

sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Teknik rileksasi berupa

pernafasan diafragma dapat melatih merileksasikan otot-otot tubuh penderita

hipertensi dan otot pembuluh darah dapat mempertahankan elastisitasnya

(Febriana, 2018).

Latihan pursed lips breathing dapat menurunkan produksi asam laktat

di otot dengan cara meningkatkan suplai oksigen sementara kebutuhan

oksigen di dalam otak mengalami penurunan sehingga terjadi keseimbangan

oksigen dalam otak (Niken, 2017). Nafas dalam dan lambat dapat

menstimulus saraf otonom yang berefek pada penurunan respon syaraf

simpatis dan peningkatan respons saraf parasimpatis. Respons saraf simpatis


akan meningkatkan aktifitas tubuh sementara respons saraf parasimpatis

cenderung menurunkan aktifitas tubuh sehingga tubuh mengalami rileksasi

dan mengalami penurunan aktifitas metabolik (Pradana, 2018).

Penurunan kadar hormon adrenalin juga terjadi saat latihan pursed lips

breathing yang akan memberikan rasa tenang dan rileks sehingga berdampak

pada perlambatan denyut jantung (Vandra, 2019). Teknik relaksasi yang

efektif dapat menurunkan denyut jantung, mengurangi tekanan darah

(Nurtanti, 2018).

Salah satu diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien

ACS akibat sesak nafas yaitu ketidakefektifan pola nafas. ACS

mengakibatkan kegagalan fungsi pulmonal akibat timbul cairan di alveoli.

Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal dalam

memompa darah sehingga mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh

terganggu dan terjadi sesak nafas (Wulansari, 2020)

Pursed Lips Breathing diberikan untuk membantu meng-atasi

ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien dengan cara meningkat-kan

pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus

meningkat dan dapat membantu mendorong secret pada jalan napas saat

ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal (Brunner &

Suddarth, 2017). Latihan pursed lips breathing juga dapat dilakukan pada

pasien dengan obstruksi jalan napas yang parah, dengan menentangkan bibir

selama ekspirasi tekanan napas didalam dada dipertahankan, mencegah

kegagalan napas dan kollaps, selama dilakukan pursed lips breathing saluran
udara terbuka selama ekspirasi dan akan semakin meningkat sehingga

mengurangi sesak napas dan menurunkan RR (Azizah et al., 2018).

Menurut Smeltzer & Barre (2017), pursed lips breathing adalah

latihan pernafasan menggunakan bibir yang dirapatkan bertujuan

melambatkan ekspirasi, mencegah kolap paru, mengendalikan frekuensi nafas

ke dalam pernafasan dan meningkatkan oksigen dalam hemoglobin. Kondisi

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah et al., (2018), yang

berjudul Pengaruh pursed lips breathing Terhadap Penurunan Respiratory

Rate yang dilakukan di RSUD Lawang dengan hasil menunjukkan bahwa

adanya pengaruh pemberian pursed lips breathing (PLB) terhadap penurunan

respiratory rate (RR)

Pursed Lips Breathing (PLB) menjadi fokus peneliti karena mampu

membantu mengatasi keluhan sesak napas juga mudah untuk dilakukan oleh

penderita secara mandiri dan tidak membutuhkan biaya dalam

pelaksanaannya sehingga ekonomi keluarga tidak terganggu. Pursed lip

breathing merupakan teknik yang dapat gunakan untuk membantu bernapas

lebih efektif, yang memungkinkan untuk mendapatkan oksigen yang

dibutuhkan. PLB melatih untuk mengeluarkan napas lebih lambat, sehingga

bernapas lebih mudah, pada tingkat yang lebih nyaman, apakah sedang

beristirahat atau bergerak (Isnainy & Tias, 2019)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk melakukan

penelitian dengan tema “pengaruh pursed lips breathing terhadap heart rate

dan pola napas pasien dengan ACS di Ruang ICU RSU Surya Husadha”
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh

pursed lips breathing terhadap heart rate dan pola napas pasien dengan ACS

di Ruang ICU RSU Surya Husadha?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi pengaruh pursed lips breathing terhadap heart rate dan

pola napas pasien dengan ACS di Ruang ICU RSU Surya Husadha.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi heart rate pasien dengan ACS sebelum diberikan

intervensi pursed lips breathing di Ruang ICU RSU Surya Husadha

b. Mengidentifikasi pola napas pasien dengan ACS sebelum diberikan

intervensi pursed lips breathing di Ruang ICU RSU Surya Husadha

c. Mengidentifikasi heart rate pasien dengan ACS setelah diberikan

intervensi pursed lips breathing di Ruang ICU RSU Surya Husadha

d. Mengidentifikasi pola napas pasien dengan ACS setelah diberikan

intervensi pursed lips breathing di Ruang ICU RSU Surya Husadha

e. Mengidentifikasi pengaruh pursed lips breathing terhadap heart rate

pasien dengan ACS di Ruang ICU RSU Surya Husadha

f. Mengidentifikasi pengaruh pursed lips breathing terhadap pola

napas pasien dengan ACS di Ruang ICU RSU Surya Husadha


D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pelayanan

Rumah Sakit sebagai bahan peningkatan kinerja perawat pelaksana

dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan Asuhan Keperawatan.

2. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan di lingkungan

masyarakat sebagai pengalaman belajar dalam menerapkan ilmu terutama

ilmu studi kasus dengan cara penelusuran secara langsung untuk

menurunkan denyut nadi dan pola nafas.

3. Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan

ilmu pengetahuan terapan di institusi pendidikan khususnya yang

berkaitan dengan melakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Penelitian ini tentunya masih ada beberapa kekurangan namun

diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian serupa dan mampu melengkapi kekurangan pada

penelitian ini
E. Keaslian Penelitian

No Tahun Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Perbedaan


2018 (Azizah et al., Pengaruh latihan Metode penelitian yang Hasil menunjukkan bahwa ada Perbedaannya terlihat pada
2018) Pursed Lips digunakan adalah efek dari latihan Pursed Lips metode penelitian yaitu pada
Breathing terhadap Quasi Experimental. Breathing dalam perubahan RR di penelitian sekarang peneliti tidak
perubahan RR Pasien Dengn tipe metode Non pasien dengan pneumonia (nilai menggunakan grup kontrol
Pneumonia di RSUD equivalent Control 0.02)
Lawang Group. Jumlah sampel
didapat dari 30
responden, mengambil
sampel menggunakan
1.
metode non probability
sampling dengan
accidental sampling.
Peralatan yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
jam analog di grup
intervensi dan grup
kontrol
2018 (Suryati & Perbedaan Active Penelitian ini Dalam penelitian ini Perbedaannya terlihat pada
SY, 2018) Cycle Of Breathing merupakan penelitian menunjukkan bahwa ada metode penelitian yaitu pada
Technique Dan kuantitatif, dengan penurunan frekuensi pernafasan penelitian sekarang peneliti tidak
Pursed Lips metode penelitian pada pasien PPOK setelah menggunakan grup control dan
Breathing Technique quasi experimental. diberikan siklus aktif teknik mencari perbedaan dari dua
Terhadap Frekuensi menggunakan dua pernapasan (ACBT) dan teknik intervensi yang berbeda. Selai itu
2.
Nafas Nafas Pasien kelompok desain pre- menggerakkan bibir (PLBT). perbedaan juga tampak pada
Paru Obstruksi test-post test. Sampel Berdasarkan hasil dari siklus aktif teknik samplingnya, dimana pada
Kronik dalam penelitian ini teknik pernapasan (ACBT) dan penelitian ini peneliti
berjumlah 20 orang teknik bibir b menggunakan accidental
dengan teknik quota sampling
sampling
3. 2020 (Maulana, Pengaruh Teknik Metode dalam Hasil penelitian didapatkan pre Perbedaannya terlihat pada
2020) Pursed Lips penelitian ini test pada teknik pursed lips metode penelitian yaitu pada
Breathing Dan Posisi menggunakan quasy breathing mean 24,95 dan penelitian sekarang peneliti tidak
Semi Fowler Dalam experiment dengan didapatkan hasil post test mean menggunakan grup kontrol
Mengurangi Sesak desain two group pre 22,77 dan uji statistik P Value =
Napas Pada Pasien test and post test. 0,000. Artinya adanya pengaruh
Dengan Gangguan Populasi dalam teknik pursed lips breathing
Respirasi Di Rsud Dr. penelitian ini yaitu terhadap penuruan respiratory
Chasbullah Abdul semua pasien sesak rate. Dan pada pre test teknik
Madjid Kota Bekasi napas dan jumlah posis semi fowler mean 24,73 dan
Tahun 2019 sampel terdapat 44 didapatkan hasil post test mean
responden 22,68 dan uji statistik P Value =
0,000. Artinya adanya pengaruh
teknik posisi semi fowler terhadap
penuruan respiratory rate
Daftar Pustaka

Azizah, R. A. U., Nataliswati, T., & Anantasari, R. (2018). Pengaruh latihan pursed
lips breathing terhadap perubahan RR pasien pneumonia di RSUD Lawang.
Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 188–194.

Brunner & Suddarth. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 12).
EGC.

Darwis, D. (2018). Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation dan Deep


Breathing Relaxation terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia.
Universitas Hasanuddin Makasar.

Febriana, Y. & S. R. (2018). REAL in Nursing Journal ( RNJ ). Pengetahuan


Perawat Terhadap Pelaksanaan Timbang Trima Pasien, 1(1), 1–8.
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Isnainy, U., & Tias, S. A. (2019). Pengaruh posisi condong kedepan dan terapi pursed
lips breathing terhadap derajat sesak napas penderita Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK). Holistik J Kesehat, 13(4), 389–395.

Kemenkes. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak
Menular.

Kemenkes, R. (2019). Kementrian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia


2018. Jakarta: Kemenkes RI.

Maulana, I. (2020). Pengaruh Teknik Pursed Lips Breathing dan Posisi Semi Fowler
dalam Mengurangi Sesak Napas Pada Pasien Dengan Gangguan Respirasi di
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Tahun 2019.

Niken. (2017). PENURUNAN TEKANAN DARAH DIASTOLIK PADA LANJUT


USIA MELALUI INTERVENSI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN
TERAPI MUSIK (RESIK). Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Volume 12,.

Nurtanti, S. (2018). PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK


MENGURANGI NYERI KEPALA PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal
KEPERAWATAN GSH, 6(2), 27–32.

Pradana, G. P. (2018). PERBEDAAN PENGARUH SLOW DEEP BREATH


PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION SLOW DEEP BREATH DAN
PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN KRONGGAHAN II.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. http://digilib.unisayogya.ac.id/4347

Smeltzer, S. C., & Barre, B. G. (2017). Buku ajar keperawatan medikal-bedah


Brunner & Suddarth. Journal of Chemical Information and Modeling.

Suryati, I., & SY, D. P. I. P. (2018). PERBEDAAN ACTIVE CYCLE OF


BREATHING TECHNIQUE DAN PURSED LIPS BREATHING
TECHNIQUE TERHADAP FREKUENSI NAFAS NAFAS PASIEN PARU
OBSTRUKSI KRONIK. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN, 2622,
2256.

Sutrisno, S. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALANI TINDAKAN
KATETERISASI JANTUNG DI RS EKA BSD 2017.

Vandra, J. P. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA IB. A


DENGAN PEMBERIAN SLOW DEEP BREATHING DI WISMA DELIMA
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KASIH SAYANG IBU
BATUSANGKAR TAHUN 2019. NURSING SCIENCE PROFESSIONAL
PROGRAM PERINTIS COLLEGE OF HEALTH SCIENCE WEST SUMATERA.
WHO. (2019). A global brief on hypertension: silent killer, global public health
crisis.

Wulansari, R. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CONGESTIVE


HEART FAILURE (CHF) DENGAN POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DI
RUANGAN MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEKARDJO
TASIKMALAYA.

Anda mungkin juga menyukai