Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK B DENGAN

MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS


BERHUBUNGAN DENGAN ASMA BRONKIAL DI WILAYAH
KELURAHAN CISARUA KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pada Program Studi Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Oleh:

FEBRIO IGLESIAS GRATIA MALUMBOT


32722001D17020

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asma adalah penyakit jalan nafas obtruktif intermiten, yang bersifat

reversibel dimana trakhea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap

stimuli tertentu. Asma merupakan suatu kelainan berupa inflamasi

(peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas

bronkus terhadap berbagai rangsangan.

Asma adalah proses obtruksi revelsibel yang ditandai dengan

peningkatan responsivitas dan inflamasi jalan napas, terutama jalan napas

bagian bawah Wong (2004:475). Asma disebut juga sebagai reaktive

airway disease (RAD) adalah suatu penyakit obtruksi pada jalan nafas

secara reversibel yang ditandai dengan inflamasi, dan peningkatan reaksi

jalan nafas terhadap berbagai stimulasi(Suriadi & Yuliani,2010: 14).

Peradangan sarulan napas menyebabkan menyempitnya diameter

lumen saluran napas akibat kontraksi otot polos, bendungan pembuluh

darah, pembengkakan dinding bronkial, dan sekresi mukus kental.

Dampak dari asma yang tidak terkontrol bisa menyebabkan kematian pada

penderitanya karena napas bisa tiba-tiba terhenti.

Asma merupakan salah satu penyakit saluran napas yang banyak di

jumpai, baik pada anak-anak maupun dewasa. Kata asma (Asthma) berasal

dari bahasa Yunani yang berarti “terengah-engah”. Lebih dari 200 tahun

yang lalu, hippocrates menggunakan istilah asma untuk menggambarkan


kejadian pernapasan yang pendek-pendek (shortness of breath). Sejak itu

istilah asma sering diginakan untuk menggambarkan gangguan apa saja

yang terkait dengan kesulitan bernafas, termasuk ada istilah asma kardiak

dan asma bronkial. (Djojodibroto, 2014)

Menurut Global Intiative for Asthma (GINA) tahun 2019, asma

merupakan penyakit heterogen yang ditandai dengan adanya peradangan

saluran nafas kronik diikuti dengan gejala pernapasan seperti mengik,

sesak napas, dan batuk yang bervariasi dari waku ke waktu dengan

intensitas yang berbeda dan bersamaan dengan keterbatasan aliran udara

saat ekspirasi.

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) 2011 didapatkan

bahwa 235 juta orang menderita asma. Prevalansi asma di seluruh dunia

dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50% (PDPI, 2014).

Penyakit pernafasan ini merupakan penyebab tinggi angka kesakitan dan

kematian terbanyak di indonesia (Sihombing, 2010). Berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013 sampai 2018,

prevalansi penyakit asma di Indonesia tahun 2018 pada semua umur

menurut provinsi sebesar 2.4%. berdasarkan Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2012, asma bronkial merupakan penyebab kematian

ke-4 di Indonesia sebesar 5,6%.


Penderita asama bronkial akan muncul reaksi terhadap faktor pencetus

seperti alergen, perubahan cuaca, lingkungan dan stress, penyebab yang

mengakibatkan inflamasi saluran pernafsan atau reaksi hipersensitivitas.

Ketidakefektifan pola nafas menjadi masalah utama yang sering muncul

pada klien asma bronkial. Kedua faktor tersebut akan mengakitbatkan

kambuhnya asma dan dapat mengakibatkan penderita akan kekurangan

udara hingga kesulitan bernafas sehingga klien dengan asma bronkial

dengan masalah ketidakefektifan pola nafas akan mengalami kematian

apabila klien tidak ditangani segera (Dharmayanti, 2015).

Peran perawat dalam penanganan asma bronkial sangat penting.

Perawatan yang tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi

pasien asma, untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan

klien dapat segera sembuh. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan

perawat dalam penanganan klien asma bronkial dengan ketidakefektifan

pola nafas adalah dengan memposisikan klien senyaman mungkin atau

posisikan klien semifowler, lakukan tindkaan inhalasi nebilizer, lakukan

fisioterapi dada, dan latih klien melakukan teknik nafas dalam agar klien

dapat mengontron pernafasannya, anjurkan pasien minum air hangat.

Kerja sama dengan tim medis serta melibatkan keluarga klien agar

perawatan dapat berjalan dengan lancar (Claudia, 2014).

Berdasarkan prevalansi asma bronkial yang masih banyak ditemukan

di masyarakat dan berbagai penjelasan diatas, penulis tertarik melakukan

penelitian tentang Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Asma


dengan maslah keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas di Kampung

Goalpara Desa Cisarua Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien Asma dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di wilayah Desa Cisarua?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mendapatkan cerminan nyata tentang Asuhan Keperawatn pada

Klien Asma dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di

wilayah Desa Cisarua.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang

mengalami Asma dengan Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas

di wilayah Desan Cisarua.

2) Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami

Asma dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di

wilayah Desa Cisarua.

3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang

mengalami Asma dengan Ketidakefektifan Bersihan jalan

Nafas di wilayah Desa Cisarua.


4) Melakukan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

Asma dengan Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas di wilayah

Desa Cisarua.

5) Melakukan Evaluasi pada klien yang mengalami Asma dengan

Ketidak Efektifan Bersihan Jalan Nafas di wilayah Desa

Cisarua.

1.4 MANFAAT PENULISAN

1.4.1 Teoritis

Merupakan bahan evaluasi tentang kemampuan penerapan konsep

Keperawatan yang didapatkan selama pendidikan dalam praktik

keperawatan secara nyata. Sebagai bahan untuk memperoleh

tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang Asuhan

Keperwatan klien dengan gangguan sistem pernafasan Asma.

1.4.2 Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi instirusi kesehatan untuk

.meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan asma pada

klien, agar lebih optimal dalam menangani pasien.

2) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orang tua penderita

agar lebih mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat

mencetuskan asma.

3) Memberikan pengetahuan kepada orang tua penderita

mengenai penyakit asma, baik dalam cara pengobatan maupun


perjalanan penyakitnya sehingga dapat mencegah timbulnya

serangan asma.

Anda mungkin juga menyukai