SA DENGAN DIAGNOSA
PNEUMONIA DI RUANGAN ASOKA BOUNGENVILLE
RUMKIT TK. II R.W MONGISIDI MANADO
DOSEN
Ns. DWI YOGO BUDI PRABOWO, M. Kep
NIDN. 09225068803
OLEH
KELOMPOK IV
RIZKY ADIWIGUNA NIM 21200004
BILLY MAALALU NIM 212000
Kelompok IV
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme, termasuk bakteria, mikrobakteria, jamur, dan virus. (Brunner &
Suddarth,2011). Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus. Jamur, dan benda-benda asing. (Muttaqin, 2008).
Pada masyarakat awam biasanya penyakit ini lebih dikenal dengan istilah paru-
paru basah, pada zaman dahulu untuk menyembuhkan penyakit ini biasanya
teknik gurah sering dipakai untuk mengeluarkan cairan lendir yang ada di dalam
tubuh (paru-paru) dengan menggunakan ramuan yang dimasukan kedalam rongga
hidung, namun sebenarnya teknik gurah ini beresiko akan menambah cairan yang
masuk ke dalam paru-paru dan dapat memperparah keadaan.(Sariasih, 2014).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di
dunia, dan sebesar 935.000 (15%) kematian disebabkan oleh pneumonia.
Sedangkan, di Indonesia kasus pneumonia mencapai 22.000 jiwa menduduki
peringkat ke delapan sedunia (WHO, 2014).
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan,maka tugas akir ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1.Akademis
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan dengan kasus pneumonia .
Secara praktis,tugas akir ini akan bermanfaat bagi:
1.bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit
Hal studi kasus ini ,dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RSUD agar dapat
melakukan asuhan keperawatan dengan kasus pneumonia dengan baik
2.bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya,yang
akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada kasus pneumonia
3.bagi profesi kesehatan
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada kasus pneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai konsep dasar yang meliputi:
1:konsep pneumonia
2.konsep bersihan jalan napas tidak efektif
3.konsep asuhan keperawatan
6.Paru paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2.
Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum),
dilindungi oleh struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh
suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan
paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing- masing paru paru dipisahkan satu sama
lain oleh jantung dan pembuluh pembuluh besar serta struktur-struktur lain di
dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-
paru terbenam bebas 18 dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus
oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum
pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru
dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna
untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru paru dan
dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (lobus
dekstra superior, lobus media dan lobus inferior). Tiap lobus tersusun 19 atas
lobules. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru
kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan 5 buah
segmen inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen
pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus media dan 3 buah segmen pada
lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan
yang bernama lobulus
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang
tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya
sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh
akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang
bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-paru adalah untuk
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem pernapasan, fungsi paru-
paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam darah.
Dalam sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk membuang
karbondioksida di dalam darah dan menggantinya dengan oksigen.
Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap
karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru.
Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru
paru melalui hidung
3.Klarifikasi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi serta letak
anatomi(Nursalam, 2016) sebagai berikut:
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1. Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang
tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama
perawatan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik
ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan
infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin
mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia.
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang
terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian
besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal
sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang
berada didekatnya.
3. Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding
alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular
4.Etiologi
Menurut(Adroja et al., 2020).ada beberapa penyebab dari pneumoni antara lain :
1. Bakteri : diplococus pneumoniae, pneumococcus, steplecocus aureus,
steptococus hemalitikus, dan hemophiliuz influenza, mekobakterium tuberculosis,
2. Virus : antara lain adenovirus, respiratori sinsitial virus, virus influenza dan
virus sitomegalitik
3. Jamur : histoplasma kapsulatum, kriptokokus neuroformans, blastameces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergiles species dan candida albicans
4. Aspirasi : makanan korosinesis (bensin, minyak tanah), cairan amnion dan
benda asing
5.Manifestasi klinis
Pneumonia merupakan infeksi yang melibatkan alveoli dan bronkiolus.
Secara klinis pneumonia ditandai oleh berbagai gejala dan tanda. Gejala seperti
batuk dapat bersifat purulen ataupun mukopurulen. Gejala lain yang terjadi
meliputi demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritik. Selain itu dapat pula terjadi
gejala ekstrapulmoner meliputi mual, muntah, ataupun diare. Temuan lain seperti
delirium, penurunan fungsi fisik, anoreksia, lemah, ataupun pingsan dapat
merupakan gejala dan tanda awal ataupun gejala dan tanda tunggal pada
pneumonia.
Untuk pneumonia komunitas, manifestasi klinis pada usia lanjut memiliki
manifestasi klinis yang berbeda dengan pneumonia komunitas pada kelompok
usia lain. Manifestasi klinis pneumonia komunitas pada usia lanjut biasanya tidak
lengkap. Sebagai tambahan, terdapat keberagaman yang luas dari aspek gejala dan
tanda yang terjadi, dengan tidak didapatkannya asosiasi di antara gejala dan tanda
tersebut. Konfusi, perubahan kapasitas fisik secara fungsional, dan dekompensasi
dari penyakit penyebab, dapat muncul sebagai manifestasi klinis. Malnutrisi
merupakan salah satu keadaan yang ditemui pada kelompok usia lanjut.
6.Patogenesis
Pneumonia dapat menyebar dalam beberapa cara.virus dan bakteria yang basanya
ditemukan di hidung atau tenggorokan,dapat menginfeksi paru-paru jika
dihirup.bakteri dan virus juga bias menyebar melalui tetesan udara dari batuk atau
bersin.selain itu pneumonia dapat menyebar melalui darah.
Proses radang pneumonia dibagi empat stadium :
1.stadium I : kongesti
Kapiler melebar dan kongesti dalam alveolus eksudat jernih
2.stadium II : Hepatisasi merah
Lobus dan lobules yang terkena menjadi lebih padat dan tidak mengandung
udara,warna menjadi merah,pada perabahan seperti hepar,didalam alveolus
terdapat fibrin
3.stadium III : hepatitis kelabu
Lobus madih pada dan berwarna menjadi kelaby/pucat,permukaan plira suram
karena diliputi oleh fibris dan leucocyt,tempat terjadinya pagositosis
pneumococcus dan kapiler tidak lagi kongesti.
4.stadium IV : resolusi
Eksudat berkurang,didalam alveolus macrofah bertambah dan leucocyt necrosis
serta degenerasi lemak,fibrin kemudian diekskresi dan menghilang
7.patofisiologi
Parumerupakan struktur kompleks yang terdiri dari kumpulan-kumpulan
unit yang dibentuk melalui percabangan progresif pada jalan
napas.mikroorganisme dari lingkungan didalam udara yang dihirup,sterilitas
saluran napas bagian bawah adalah hasil mekanisme penyaringan dan
pembersihan yang efektif.pernapasan merupakan dasar dari penyakit paru,baik
perubahan yang didapatkan pada histopatologi akibat pada faal paru.saluran
pernafasaan secara fungsional dibagi menjadi satu bagian yang memiliki fungsi
sebagai konduksi (pengantar gas),dan satu bagian yang memiliki fungsi sebagai
respiraasi (pertukaran gas),udara seakan bolak balik diantara atmosfer dan jalan
nafas.laring menghubungkan faring dengan trakea yang terdiri dari kartilago
dengan kartilago epigloois terletak diatasnya.epiglotis berfungsi menghasilkan
reflek batuk dan melindungi saluran napas bawah terhadap aspirasi benda selain
udara.
Agent penyebab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi atau pun
aliran darah. Diawali dari saluran pernafaasan dan akhirnya masuk ke saluran
pernapasan bawah. Reaksi peradangan timbul pada dinding bronchus
menyebabkan sel berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Reaksi inflamasi
dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan eksudat yang mengganggu jalan
napas, Sekret yang berlebih dan kental akan mengakibatkan bersihan jalan napas
tidak efektif.Gejala yang sering muncul meliputi dyspnea, ortopnea, dan
demam.Penularan yang biasanya terjadi melalui droplet sering disebabkan
streptococcus pneumonia, perubahan kekebalan tubuh pasien seperti gangguan
kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan gangguan antibiotik yang
tidak tepat yang menimbulkan perubahan karakteristik kuman
8. Pathway pneumonia
Kurangnya informasi
Pneumonia tentang penyakit
Penyebaran bakteri secara
limfa hematogen Defisit Pengetahuan
Meningkatnya metabolisme
Peningkatan produksi Reaksi radang pada
broncus dan alveolus tubuh untuk melawan
sekret
infeksi
Ketidakseimbangan
Resiko kekurangan nutrisi kurang dari
volume cairan kebutuhan tubuh
Kurangnya asupan
berserat
Konstipati
8.Komplikasi pneumonia
Komplikasi Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa
menimbulkan komplikasi. Akan tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok
pasien risiko tinggi, mungkin mengalami beberapa komplikasi seperti bakteremia
(sepsis), abses paru, efusi pleura, dan kesulitan bernapas. Bakteremia dapat terjadi
pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam aliran darah dan
menyebarkan infeksi ke organ lain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan
organ.Pada 10% pneumonia dengan bakteremia dijumpai terdapat komplikasi
ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis,
dan empiema. Pneumonia juga dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga
pleura atau biasa disebut dengan efusi pleura. Efusi pleura pada pneumonia
umumnya bersifat eksudatif. Efusi pleura eksudatif yang mengandung
mikroorganisme dalam jumlah banyak beserta dengan nanah disebut empiema.
Jika sudah terjadi empiema maka cairan perlu di drainage menggunakan chest
tube atau
dengan pembedahan.
9,Penatalaksanaan pneumonia
Untuk pasien yang penyakitnya tidak terlalu berat,untuk sementara bias
diberikan antibiotic per oral terlebih dahulu dan tetap istirahat di rumah,untuk
penderita yang lebih tua dengan penyakitnya yang berkaitandengan penyakit
jantung dan penyakit paru lainnya,harus dirawat inap karena untuk pemberian
antibiotiknya harus diberikan melalui selang infus,dan mungkin perlu diberikan
oksigen tambahan,cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik,kebanyakan
penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaan akan
membaik dalam kurang waktu 2 minggu.penatalaksaan untuk pasien pneumoni
tergantung pada penyebab,karena antibiotic yang akan diberikan sesuai hasil
kultur.
Karena penyebab pneumonia bervariasi membuat penanganannya pun
akan disesuaikan dengan penyebab tersebut.selain itu, penanganan dan
pengobatan pada penderita pneumoni tergantung dari tingkat keparahan gejala
yang timbuldari infeksi pneumoni itu sendiri.
A. Identitas
1. Nama : Ny. S A
2. Umur : 42 Th
3. Jenis Kelamin :P
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Indonesia
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : IRT
8. Alamat : Lk. III Tuminting Manado
9. Tanggal Masuk Rs : 09-02-2023
10. Ruangan/kelas : Asoka Boungenville
11. No Rekam Medik : 238799
12. Diagnosa masuk : Demam naik turun selama 3 minggu, batuk, sakit
kepala
13. Tanggal Pengkajian : 13 Februari
14. Penanggung jawab :
a. Nama : Tn S K
b. Umur : 48 Th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Hubungan dengan pasien : Kakak
2. Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan merasa demam dan lemas, dengan
suhu 36,8 C, untuk makan dan minum masih dibantu sebagian oleh keluarga
3. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD pada tanggal 9 Februari
2023 dengan keluhan demam selama 3 minggu, batuk, pilek dan sedikit sesak
pada bagian dada, kemudian pada tanggal 10 februari pasien dirawat di ruangan
asoka boungenville
4. Riwayat Penyakit dahulu : Pasien mengatakan bahwa belum pernah
mengalami penyakit ini sebelumnya, bila demam tidak sampai 3 minggu
5. Riwayat alergi : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi makanan maupun obat
6. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan pada keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit seperti ini.
7. Genogram (minimal 3 generasi) :
X X X X X X X
X
X X X X
Ket :
= Laki-laki
= Perempuan
X = Meninggal
= Pasien
= Tinggal serumah
C. Pola Fungsi Kesehatan (menurut pola Gordon)
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
a. Sebelum sakit
Pasien sebelumnya belum mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
b. Saat sakit
Pasien langsung dating ke rumah sakit karena sudah tidak bias menahan rasa
sakitnya dan ingin mengetahui pengobatan dan perawatan untuk mengobati
penyakitnya.
Masalah :
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
b. Kebersihan diri
1) Mandi : Belum pernah mandi, hanya dilap
2) Gosok gigi : 2x sehari
3) Kebersihan rambut : tampak lepek
4) Kebersihan kuku : tampak bersih
c. Aktivitas sehari-hari : masih perlu bantuan
d. Rekreasi : tidak ada
e. Kemampuan perawatan diri
Mobilitas rutin X
Waktu senggang X
Eliminasi/Toileting X
Mandi X
Berjalan X
Berpakaian X
Berhias X
Tingkat ketergantugan X
Keterangan :
Skor : 15
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung/tidak mampu
5. Pola eliminasi
a. Eliminasi urin
Pola Eliminasi Urin
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5-6x sehari 2-4x sehari
Pancaran Kuat Kuat
Jumlah +/- 400-500 cc/hari +/- 200 cc/hari
Bau Khas urine Khas Urine
Warnah Kuning Kuning
Perasaan setelah BAK Lega Lega
Total produksi +/- 400-500 cc/hari +/- 200 cc/hari
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Eliminasi alvi
Pola Eliminasi Alvi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1x sehari Selama perawatan
dari tgl 10-2-2023
sampai tgl 13-02-
2023 baru 1x pada tgl
12-02-2023
Konsistensi Lembek Lembek
Bau Khas Feses Khas Feses
Warnah Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Riwayat reproduksi
1) Haid/ manerche : 16 tahun
2) Lama haid : 5 hari
3) Siklus haid : Tidak teratur
c. Riwawayat kehamilan
1) Hamil / tidak : Tidak sementara hamil
2) Riwayat persalinan : belum ada riwayat persalinan
3) Riwayat aborsi : tidak ada riwayat aborsi
d. Pola seksual
1) Gangguan seksual : tidak ada gangguan seksual
2) Aktivitas seksual : tidak ada masalah
3) Sebelum sakit : tidak ada masalah
4) Sesudah sakit : selama sakit tidak melakukan hubungan
seksual
b. Identitas diri :
Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga
c. Peran diri :
Selama ini pasien berperan sebagai seorang istri dan ibu bagi keluarganya
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa
e. Harga diri :
Pasien tidak merasa minder dengan keadaanya sekarang
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sedang
2. Kesadaran : CM
GCS :E4M6V5
3. Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 100/74 mmHg
Nadi : 115 / menit
Respirasi : 20
Suhu badan : 36,8 C
4. Tinggi badan : 163
5. Berat badan :
a. Sebelum sakit: 69 kg
b. Saat dikaji : 65 kg
6. Nilai IMT : 24,5
7. Kepala
inspeksi
a. Bentuk kepala : Bulat
b. Warna rambut : Beruban
c. Penyebaran : tidak merata
palpasi
a. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
b. Benjolan/lesi : tidak ada benjolan
8. Wajah
Inspeksi
a. Pergerakan wajah : simetris
b. Ekspresi wajah : biasa
c. Warna kulit : sawo matang
9. Mata
Inspeksi
a. Konjungtiva : anemis
b. Sklera : ikterik
10.Hidung
Inspeksi
a. Septum hidung : tidak terdapat sputum hidung dan tidak ada tanda
inflamasi
b. sekret : tidak terdapat sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11.Telinga
Inspeksi
a. Bentuk : Simetris
b. Lesi : tidak ada lesi di telinga
c. Peradangan : tidak ada peradangan pada telinga
12.Mulut
Inspeksi
a. Mukosa : lembab
b. Warna : merah agak pucat
c. Gusi : normal berwarna merah muda
d. Peradangan : tidak ada peradangan pada mulut
e. Gigi : tidak ompong
f. Lidah : tidak ada kelainan pada lidah dan berwarna merah muda
12. Leher
Inspeksi
a. Warna : sawo matang
b. Tonsil : tidak ada peradangan pada tonsil
Palpasi
Kelenjar Tiroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Perkusi : Sonor
14. Abdomen
Inspeksi : tidak ada benjolan dan luka operasi diperut
Perkusi : tymphani
4
4 4
Ket:
0 : Otot tidak mampu bergerak
1 : Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan
2 : Mampu menahan tegak yang berarti dapat melawan gaya gravitasi
tapi dengan sentuhan akan jatuh.
3 : Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak melawan
tekanan / dorongan dari pemeriksa.
4 : Kekuatan kurang dari sisi lain.
5 : Kekuatan utuh
a. Ekstremitas atas
Inspeksi :
Tangan kanan dan tangan kiri simetris, tangan kanan terpasang infus Nacl 0,9% 20
tetes/menit , keadaaan area yang ditusuk infus tampak bersih
Palpasi :
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
b. Ekstremitas bawah
Inspeksi :
Tampak simetris kaki kanan dan kiri
Palpasi :
Tidak ada eudema
17. Saraf
Pemeriksaan 12 Saraf Kranial
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 09-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Urine
2. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 09-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Rapid Swab Antigen
3. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 09-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : EKG
Dx : Sinus Tachycardia
4. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 09-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Thorax
Dx : Mild Cardiomegaly , bronchopneumonia
5. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 10-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Malaria rapid
Hasil : Negative
6. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 09-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Darah lengkap
7. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 10-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Kimia Klinik
8. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 12-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Darah Lengkap
8. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 13-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Darah PRC
Jenis darah O+
Volume = 200 cc
F. Tindakan Pembedahan
Tanggal Pembedahan : Tidak dilakukan pembedahan
Nama Tindakan yg diberikan : Tidak ada tindakan pembedahan
PENGELOMPOKAN DATA
1. DS : pasien mengeluh demam dan merasakan lemas dan mengalami kesulitan
tidur
DO : Pasien tampak memejamkan mata untuk mencoba istirahat/tidur
TD : 100/74 mmHg Makanan : Bubur
Suhu : 36.8 C Tidak memakai O2
R : 20 Tidak memakai popok
N : 115
Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 12-02-2023
Pemeriksaan Diagnostik : Darah Lengkap
Analisa Data
No Data Etiologi/Faktor Masalah
Resiko
1 DS : pasien mengeluh lemas Kelemahan Intoleransi
dan merasakan demam Aktivitas
DO: pasien hanya terbaring (D.0056)
lemas di bed dan terpasang
infus
TD : 100/74 mmHg
Suhu : 36.8 C
R : 20
N : 115
HB : 8,7
Transfusi : 230 CC ( O ) PRC
I. 09265
L.05045
Dukungan Tidur
Pola Tidur
O = - Identifikasi pola aktifitas dan tidur
2 Senin Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan
13-02-2023 hambatan lingkungan d.d keperawatan selama 1x8 jam - identifikasi factor pengganggu tidur
mengeluh sulit tidur maka Pola tidur membaik
T = - Modifikasi lingkungan
dengan kriteria hasil :
a. Keluhan sulit tidur meningkat
- fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
b. Keluhan istirahat tidak cukup
- tetapkan jadwal tidur rutin
meningkat
E = - jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- ajarkan menghindari makanan /
minuman yang mengganggu tidur
I. 03111
L.03030 Manajemen gangguan makan
Status Nutrisi O = - Monitor asupan dan keluarnya
makanan dan cairan serta kebutuhan
Setelah dilakukan tindakan
kalori
keperawatan selama 1x8 jam
maka status nutrisi membaik T = - timbang berat badan secara rutin
3 Senin Resiko deficit nutrisi b.d factor dengan kriteria hasil :
- diskusikan perilaku makan dan
13-02-2023 psikologis a. Porsi makanan yang jumlah aktivitas fisik yang sesuai
dihabiskan meningkat - rencanakan program pengobatan
b. Berat badan membaik untuk pengobatan dirumah
E = - anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan
- ajarkan pengaturan diet yang tepat
- ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku
makanan
K = - kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Respon Paraf
Dx
Shift
Selasa 1 09.30 Memonitor pola dan jam tidur
14-02- S = pasien mengatakan sulit untuk tidur siang,
2023 kemudian pada malam hari pkl 23.00 – 05.00
sering terbangun karena ruangan sering kali
rebut
Menganjurkan menghubungi perawat jika S = pasien memahami dan mengerti apa yang
10.20
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang disampaikan oleh perawat
2 Mengidentifikasi factor penganggu tidur S = Pasien mengatakan sering terbangun pada
11.15 malam hari karena sering kali ruangan rebut
Memodifikasi lingkungan
12.00 S= pasien memahami dan mengerti
Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
12.45 pentingnya tidur cukup untuk mempercepat
sakit
proses penyembuhan
13.20
Merencanakan program pengobatan untuk
perawatan dirumah
13.35 Mengajarkan pengaturan diet yang tepat
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No Evaluasi Paraf
Dx
Rabu 1 S: Pasien mengatakan keadaan sudah mulai membaik, rasa lemas sudah mulai
15-02-2023 berkurang , sudah terasa lebih segar
O: Pasien tampak terlihat lebih bersemangat, raut wajah sudah mulai tampak cerah
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
O : Pasien tampak segar, keadaan umum pasien baik, kantong mata pada pasien
tampak berkurang
A : Gangguan pola tidur teratasi
P : Intervensi dihentikan
O : Porsi makanan pasien tampak mulai bertambah dari sebelumnya, makanan pagi
dan siang tampak habis dimakan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan