I DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG MAGDALENA
RS IMMANUEL BANDUNG
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Allah SWT.
Sehingga penulis telah menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus
pada Asuhan Keperawatan Bronkopeneumonia Pada Tn. I di RS Immanuel
Bandung dengan tepat waktu.
Salah satu tujuan penulis dalam menulis laporan ini adalah sebagai
dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan praktik Keperawatan Medikal
Bedah I dan II. Laporan yang penulis buat ini berdasarkan data-data yang valid
yang telah dikumpulkan dalam berbagai metode.
Terima kasih.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkopneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang mengenai
satu atau beberapa lobus diparu-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrate yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Bakteri-bakteri ini mampu menyebar dalam jarak dekat melalui percikan
ludah saat penderita bersin atau batuk, yang kemudian terhirup oleh orang
disekitarnya. Bronkopneumonia disebut juga pneumonia loburalis dan
dinyatakan dengan adanya daerah infeksi yang terdapat bercak dengan adanya
daerah infeksi sekitar 3-4 cm yang mengelilingi dan melibatkan bronkus
(Padila, 2013).
Bronkopneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas akut
selama beberapa hari. Selain itu didapatkan nyeri dada dan batuk dengan
dahak
kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau (Wahid, 2013).
Terdapatnya benda asing seperti sekret pada saluran pernafasan sehingga
menghambat saluran pernafasan, maka muncul masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dengan penanganan keperawatan menjaga kelancaran
pernafasan (suction atau hisap sekret, ekstensi kepala, ubah posisi rutin),
postural drainage, fisioterapi dada dan menjaga lingkungan bersih dan aman
(Wijaya, 2013).
Menurut laporan (World Health Organization) WHO 2010
memperkirakansetiap tahunnya penyakit bronkopneumonia berperan dalam
satu juta penyakit pernafasan yang mematikan. Di dunia penyakit ini
terbanyak dinegara negara berkembang seperti di Afrika dan Asia. Sekitar
800.000 orang hingga satu juta orang.
Berdasarkan data dari Riskesdas (2018) prevalensi penyakit pneumonia
mengalami kenaikan dari 1,6% menjadi 2%. Sedangkan hasil tinjauan kasus
pada tahun 2017 penderita pneumonia digolongkan berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penderita pneumonia pada perempuan (46%) lebih sedikit
dibandingkan dengan kasus pneumonia pada laki- laki (54%). Dari data yang
diperoleh dari RSUD Ungaran di ruang dahlia pada periode bulan Januari
sampai Februari 2020 terdapat 5 orang yang mengalami penyakit
bronkopneumonia pada pasien dewasa madya dan lanjut usia yang berusia
sekitar 45-64 tahun. Faktor resiko yang meningkatkan kematian (mortalitas)
akibat pneumonia merupakan gabungan faktor resiko insiden ditambah
dengan faktor tatalaksana di pelayanan kesehatan meliputi ketersediaan
pedoman tatalaksana, ketersediaan tenaga kesehatan terlatih yang memadai,
kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pedoman, ketersediaan fasilitas yang
diperlukan untuk pneumonia (obat, oksigen, perawatan intensif), prasarana
dan sistem rujukan (Depkes RI, 2012).
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan bronkpneumonia ?
2. Bagaimana anatomi fisiologi system pernafasan ?
3. Bagaimana etiologi pada bronkpneumonia ?
4. Jelaskan patofisiologi pada bronkpneumonia ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada bronkpneumonia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan bronkpneumonia ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan bronkpneumonia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bronkpneumonia
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system pernafasan
3. Untuk mengetahui etilogi pada bronkpneumonia
4. Untuk mengetahui patofisiologi bronkpneumonia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada bronkpneumonia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan bronkpneumonia
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan bronkpneumonia
D. Manfaat
a. Manfaat untuk mahasiswa
1. Laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam menegmbangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya menegnai asuhan keperawatan
pada bronkopneumonia
2. Laporan ini dapat dijadikan referensi materi pembelajaran menegani
proses asuhan keperawatan
b. Manfaat untuk masyarakat
1. Laporan ini dapat dijadikan pedoman untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang baik bagi masyarakat
2. Laporan ini dapat memberi infomasi bagi masyarakat mengenai
asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada
jaringan paru melaui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan
atau melaui hematogen sampai ke bronkus (Sujono & Sukarmin, 2009).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru - paru yang bisa di
sebabkan oeh bermacam – macam penyebab seperti : virus, bakter, jamur,
benda asing. (Wijaya,2013)
Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru–paru yang secara
anatomi mengenai begian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai
perbatasan bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam–macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas,
pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung atau mulut). (Mansjoer,
2000. Dalam Dewi, 2013).
Bronkopneumonia adalah suatu konsolidasi subsegmental yang multipel
atau konsolidasi lobus yang tampak pada lapangan bawah paru (Djojodibroto,
2009).
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
1) Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman (pembau). Dalam keadaan normal,
udara masuk dalam sistem pernapasan melalui rongga hidung.
2) Faring (tekak) adalah saluran otot selaput yang tegak lurus antara
basis krani dan servikalis IV.
3) Laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang rawan
yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat, dan
ligamentum.
4) Trakea atau batang tenggorokan dalah tabung seperti pipa dan
berbentuk menyerupai huruf C. Trakea dibentuk oleh tulang-tulang
rawan yang disempurnakan oleh selaput terletak di antara vertebrae VI
sampai ke tepi bawah kartigo krikoidea vertebra torakalis V.
5) Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea.
Bronkus memiliki struktur yang sama dengan trakea dan dipalisi oleh
sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan ke bawah menuju
paru-paru.
Bronkus terdiri dari dua bagian, yaitu :
a) Bronkus prinsipalis dekstra
Bronkus ini pada saat masuk ke hilus bercabang menjadi tiga,
yaitu bronkus lobaris medius, bronkus lobaris inferior, dan
bronkus lobaris superior.
b) Bronkus prinsipalis sinistra
Bronkus ini lebih kecil, lebih sempit, serta lebih panjang dari
bronkus prinsipalis dekstra.
6) Pulmo
Paru-paru sangat lunak, elastism dan berada dalam rongga thorak.
Paru-paru memiliki sifat ringan dan mampu terapung dalam air,
berwarna biru keabu-abuan dengan bintik. Bintik-bintik ini antara lain
karena partikel debu yang masuk termakan oleh tagosi.
Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu :
a) Lobus superior
b) Lobus medius
c) Lobus inferior
a) Lobus superior
b) Lobus inferior Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru
yang disebut pleura.
Pleura adalah membran seorsa yang halus dan membentuk suatu
kantong. Pleura terdiri atas dua lapisan, yaitu :
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Tempat tanggal lahir : Bandung, 14-12-1980 / 41 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum kawin
Alamat : Jl. Sukarma dalam No. 234
Tanggal masuk RS : 07 Oktober 2021
No. RM : 01519954
Diagnosa medis : Bronkopneumonia
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal dalam satu rumah
3 Pola istirahat/tidur
Siang 2 jam ±2 jam
Malam 9 jam ±8 jam
Gangguan/keluhan Tidak ada Sering terbangun
4 Personal Hygiene
Mandi 2x1 hari 1x1 hari
Cuci rambut 1x2 hari Belum pernah
Gosok gigi 2x1 hari keramas
Ganti pakaian 1x1 hari 1x1 hari
Gunting kuku 1x1 minggu 1x1 hari
Gangguan/keluhan Tidak ada Belum pernah
Tidak ada
5 Pola aktivitas latihan
Olahraga Tidak ada Tidak ada
Gangguan/keluhan Tidak ada Mobilitas terbatas
6 Kebiasaan lain
Merokok Perokok aktif Berhenti merokok
Alcohol Tidak ada Tidak ada
D. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
E: 3 M: 3 V: 4
GCS: 10 (Somnolent)
Tanda – Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
S : 36 ̊C
N : 85x/mnt
RR : 26 x/mnt
SPO2: 89%
a) Kepala
Rambut: Saat dilakukan pengkajian rambut pasien tampak berkeringat,
tidak ada luka, tidak ada rontok dan berwarna hitam
Mata : Simetris kiri kanan, keadaan mata sedikit kotor, Sklera sedikit
berwarna kuning
Telinga : Simetris kiri dan kanan dan telinga tampak sedikit kotor
Hidung : Simetris dan pasien terpasang O2 3LPM
Mulut dan gigi gigi : Klien sedikit kotor, mukosa bibir kering, pasien
terlihat batuk sekali sekali dan pasien bicara pelo
b) Leher : Leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan
c) Thorax
- Paru-paru
Inspeksi: Dada tampak simetris, pernapasan pasien tampak dangkal, RR:
26 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : Terdengar bunyi redup
Auskultasi: Terdengar bunyi wheezing
- Jantung
Inspeksi: Dada tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat Lesi dan
tidak ada edema
d) Abdomen
Inspeksi: Abdomen klien tampak buncit, tidak ada Lesi, tidak ada
pembengkakan dan warnanya sama dengan kulit lainnya
Auskultasi: Bising usus terdengar
Perkusi: Timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
e) Ekstremitas
Atas : Pada saat melakukan pemeriksaan fisik ekstremitas atas pasien
tampak lengkap tidak terdapat pembengkakan pada tangan sebelah kanan
terpasang infus RL 2000/24 jam , kekuatan tonus otot 2222/2222
Bawah : : Pada saat melakukan pemeriksaan fisik ekstremitas atas pasien
tampak lengkap, tidak terdapat pembengkakan dan tonus otot 2222/2222
f) Genetalia: tidak ada kelainan, terpasang kateter
g) Anus: Tidak ada kelainan
h) Kulit: turgor kulit baik, warna kulit sawo matang dan tidak terdapat Lesi
E. Data Psiko-Sosial-Spiritual
a) Data Psikologis
a. Pengaruh penyakit terhadap psikologis: Saat dilakukan pengkajian
pasien banyak diam karena tidak sepenuhnya sadar dah bilang
menjawab kurang lancar
b. Persepsi pasien terhadap penyakit: Menurut pasien memiliki penyakit
tersebut karena merokok jadi pasien akan perlahan mengubah pola
hidupnya
c. Harapan pasien terhadap pelayanan keperawatan: Pasien berharap
perawat memberikan pelayanan yang terbaik
b) Data Sosial
a. Hubungan pasien dengan orang lain: Keluarga mengatakan pasien
kurang bisa bersosialisasi dengan orang yang lebih suka diam di rumah
b. Peran dalam keluarga atau masyarakat keluarga mengatakan dalam
keluarga pasien berperan sebagai anak bungsu yang sering menemani
bapaknya ketika di rumah
c) Data spriritual
Pasien beragama Islam
F. Data Penunjang
Laboratorium
G. Terapi
Terapi obat
mengeluarkan
Akumulasi secret
dahak
di bronkus
DO :
- Irama nafas
tidak teratur
Bersihan jalan
- Pasien
nafas tidak
tampak
efektif
gelisah
- Frekuensi
nafas
meningkat
- Saturasi
oksigen
<95%
2 02/11/2021 DS : Saluran Pola Nafas Tidak
- Keluarga pernafasan atas Efektif (D.0005)
mengatakan
pasien sesak Infeksi saluran
nafas nafas bawah
DO :
- Pernafasan Edema antara
cuping kapiler dan
hidung Alveoli
- Terdengar
bunyi
Suplai O2
wheezing
menurun
- Terpasang
nasal kanul
- RR :
Hipervelentasi
26X/menit
- SPO2 : 89
Dispneu
Pernafasan
Cuping HIdung
DO : menurun
- Pasien
mengalami Hipoksia
penurunan
kesadaran
Metabolisme
(somnolent)
anaerob
- GCS : 10 ( 3-
meningkat
3-4)
- Pasien hanya
berbaring di Fatigue
tempat tidur
Intoleransi
aktivitas
4 02/11/2021 DS : Infeksi saluran Defisit Perawatan Diri
- Keluarga nafas ( D.0109)
mengatakan
pasien tidak
Edema paru
bisa pergi ke
kamar mandi
karena masi Suplai 02
lemas menurun
DO :
- Aktivitas Lemas
pasien di
bantu perawat
Ketidakmampuan
dan keluarga
menjangkau
- Pasien hanya
kamar mandi
berbaring di
tempat tidur
Defisit
Perawatan diri
III. Diagnosa keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru–paru yang secara anatomi
mengenai begian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam–macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung atau mulut).
B. Saran
a. Bagi penulis
Sebaiknya seorang mahasiswa keperawatan harus mampu memahami dan
memberikan tindakan kepada pasien dengan asuhan keperawatan pada
bronkopneumonia
b. Bagi pembaca
Sebaiknya lebih memahami dan menerapkan asuhan keperawatan
bronkopneumonia dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meminimalisir terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan