LASMANAH BANJARNEGARA
Disusun oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas praktik
klinik stase kardiorespirasi di bulan Maret 2021 yang dilaksanakan di RSUD Hj.
menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
2. Bagian diklat RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara yang juga telah
Banjarnegara.
3. Bapak Agus Budi Sutanto, SST.FT selaku pembimbing lahan praktik klinik di
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran agar dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
10% dari mortalitas total. Angka insidensi semua tipe TB Paru Indonesia
tahun 2015 adalah 520.000 kasus atau 192 per 100.000 penduduk, angka
prevalensi semua tipe TB Paru 420.000 atau 247 per 100.000 penduduk dan
angka kematian TB Paru 71.000 atau 33 per 100.000 penduduk atau 193
Pasien TB paru akan mengeluh batuk yang disertai dahak dan atau
batuk berdarah, sesak napas, nyeri pada daerah dada, keringat pada malam
berupa peningkatan frekuensi napas, irama nafas tidak teratur, dan ronchi
(Tahir, 2019).
salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Anatomi Paru
ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri.
mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas.
rongga dada. Di antara kedua pleura ada rongga yang dinamakan cavum
2. Fisiologi Paru
dada. Tekanan pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada
dan atmosfer. Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses,
a. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli
dan atmosfer.
b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
c. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan
d. Pengaturan ventilasi
B. Tuberkulosis Paru
Leprae, dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
meningens, ginjal, tulang dan nodus limfe. Penyakit ini dapat bersifat
menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Asnidia,
2017).
bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau
(Maisarah, 2020).
2. Etiologi Tuberkulosis Paru
(Asnidia, 2017).
dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin, hal ini terjadi
karena bakteri berada dalam sifat dormant yaitu dapat bangkit kembali
dan menjadikan aktif lagi. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob, sifat ini
paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
belum tentu sakit atau tidak menularkan kuman TB. Proses selanjutnya
Organ utama yang diserang oleh bakteri ini adalah limfe dan bronkus.
Bakteri ini dapat bertahan serta mampu beradaptasi dalam kondisi tubuh
dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam
ringan, nyeri dada dan batuk darah. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia,
penurunan BB.
a. Demam : subfebril menyerupai influenza
dan hemaptoe
d. Nyeri dada
a. Tuberkulosis Paru
terberat.
langkah, yaitu:
perbaikan klinis
STATUS KLINIS
Nama : Tn. I
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
No. CM : 00492056
- TB duplek
- D-VIT FT TAB
- COBAZYM
A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
batuk. Pasien pernah mengalami batuk < 1 bulan, demam, dan sesak
napas ± 4 hari. Namun pasien tidak mengalami mual, muntah, dan diare.
Pernapasan : 22 kali/menit
Temperatur : 36°C
2. Inspeksi/Observasi
3. Palpasi
4. Joint Test
- Gerak aktif dan pasif pasien mampu dan tidak ada nyeri
Tidak dilakukan
5. Muscle Test
Tidak dilakukan
6. Neurological Test
Tidak dilakukan
7. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
8. Pemeriksaan Spesifik
c. Lingkar thoraks
Mycobacterium Tuberculosis
TB Paru
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
a. Pasien mengalami sesak napas
2. Functional Limitation
3. Disability/Participation Restriction
E. PROGRAM FISIOTERAPI
e. Mencegah decubitus
1. Breathing exercise
2. Latihan pernapasan perut
3. Batuk efektif
4. Passive exercise
6. Edukasi
G. RENCANA EVALUASI
H. PROGNOSIS
I. PELAKSANAAN TERAPI
1. Breathing exercise
a. Pasien diminta untuk duduk rileks
b. Kemudian diberi aba-aba untuk melakukan inspirasi melalui hidung
secara maksimal dan ekspirasi melalui mulut secara teratur dan tenang
c. Diulang sebanyak 3-5 kali
6. Edukasi
Pasien diminta untuk sesering mungkin melakukan breathing exercise
T0 T1 T2
Skala borg 3 3 2
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada dan batuk
2020).
belum efektif
B. Saran
1. Bagi pasien, untuk sering berlatih pernapasan perut dan breathing
menjalin kerja sama yang baik dengan tenaga medis yang lainnya
sejalan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, D. N., Arifianto, & Sapitri, 2017; Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Respiratory Rate Pasien Tuberkulosis Paru Di Ruang
Flamboyan RSUD Soewondo Kendal; STIKES Widya Husada Semarang;
Semarang.
Asnidia, N. M., 2017; Hubungan Sikap Pasien Tuberkulosis Paru Terhadap
Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Di Puskesmas Janti
Kota Malang; Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Maisarah, S., 2020; Hubungan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Paru Terhadap
Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Di Puskesmas
Mulyorejo Kota Malang; Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Muna, N., 2020; Perbandingan Tekanan Darah Remaja Perokok Dan Bukan
Perokok Di Malang; Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Prabandari, E. E., 2017; Perbedaan Nilai Peak Expiratory Flow Antara Penderita
Asma Dan Tidak Asma Pada Mahasiswa Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Malang; Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Prihatin, S. A., 2020; Studi Literatur Faktor-Faktor Penghambat Keluarga Dalam
Mencegah Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga; Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang.
Tahir, R., Imalia, D. S. A., & Muhsinah, S., 2019; Fisioterapi Dada Dan Batuk
Efektif Sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Pada Pasien TB Paru Di RSUD Kota Kendari; Health Information: Jurnal
Penelitian Vol. 11 no 1 Juni 2019, Poltekkes Kemenkes Kendari.
World Health Organization, 2015; The Stop Tuberculose Strategy; WHO. 24 : 10-
11.