A”
DENGAN DHF DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT
DOSEN PEMBIMBING :
A. GANI, S.pd, SKM, S.kep, M.kes
Di Susun oleh :
1. M Raja Felaridho
P071205220
2. Rizka Damayanti
PO7120522053
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini membahas tentang Asuhan keperawatan Pnemonia pada mata kuliah Antropologi.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Terima kasih.
Lahat, 04-10-2023
DAFTAR ISI
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
1. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan
gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus,
bakteri, yang akan mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi
(Nurarif, 2015).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-paru)
tepatnya di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus,
bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lainnya (Kemenkes RI, 2019).
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran
pernapasan bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas. Hal ini
diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi),
dan aspirasi substansi asing yang berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak
berawan) pada paru-paru (Abdjul & Herlina, 2020).
B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan
pada saat yang sama melepaskan produk oksidanya. Oksigen yang bersenyawa
dengan karbon dan hidrogen dan jaringan memungkinkan setiap sel
melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan
hasil buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H ₂O) dihilangkan
(Pearce, 2016).
Menurut Syaifuddin (2016) sistem pernapasan terdiri atas :
1) Hidung
Merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan (respirasi) dan
indera penciuman (pembau).
2) Faring
Suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus antara basis kranii dan
vertebrae servikalis VI.
3) Laring
Merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot, membran,
jaringan ikat, dan ligamentum.
4) Trakea
Tabung berbentuk pipa seperti huruf O, yang dibentuk oleh tulang- tulang
rawan yang disempurnakan oleh selaput, terletak di antaravertebrae servikalis
VI sampai ke tepi bawah kartilago krikoldea vertebra torakalis V. Panjang nya
kurang lebih 13 cm dan diamet 2.5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai
dinding fibroelastis yang tertanam dalam balok - balok hialin yang
mempertahankan trakea tetap terbuka.
5) Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, yang terdiri atas dua percabangan kanan dan
kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang memiliki
tiga lobus atas, tengah dan bawah sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari
bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
6) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan setelah bronkus
7) Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam
rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri
atas erapa lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis,
serta dilindungi oelh cairan pleura yang berisi surfaktan. Paru kanan terdiri
dari tiga lobus dan paru kiri dua lobus. Paru sebagai alat pernapasan terdiri
atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini
terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk bagian puncak
disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elasti berpori, serta
berfungsi sebagai tempat pertukaran karbondioksida yang dinamakan alveolus.
gas oksigen dan karbon dioksida yang dinamakan alveolus.
b. Fisiologi
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh
terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997)
1) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa
hal yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer
dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
2) Difusi Gas
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump,
2014 Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan
CO₂kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktorn
yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru.
Kedua, tebal membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli
dan intestinal keduanya.
3) Transportasi gas
Merupakan transportasi antara O₂ kapiler kejaringan tubuh dan CO ₂ jaringan
tubuh kapiler. Proses transportasi, O₂akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO₂
akan berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam
plasma, kemudian sebagaian menjadi HCO3 (Hidayat, 2006)
C. ETIOLOGI
Menurut Nurarif (2015), etiologi pneumonia terdiri dari:
1. Bacteria: pneumococcus, streptococcus hemolytikus, streptococcus aureus,
haemophillus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Jamur: hitoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides
Aspirasi: makanan, kerosene (minyak tanah,bensin), cairan amnion, benda asing)
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun,
trauma pada paru, anestesia, aspirasi dan pengobatan dengan antubiotik yang tidak
sempurna (Ngastiyah, 2015).
D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan nafas.
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi
pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan
organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari
cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem
limpatik dapat mencapai bakteri sampai darah atau pleura viceral. Jaringan paru
menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah
menjadi 13 terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left
shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja
jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.
E. MANIFESTASI KLINIS
A. Menggigil mendadak dan dengan cepat berlanjut menjadi demam (38,5 oC sampai
40,5 oC).
D. Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10 kali/menit per satu derajat
peningkatan suhu tubuh (Celcius).
F. Tanda lain: infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat rendah, nyeri
pleuritik, myalgia, ruam faringitis, setelah beberapa hari, sputum mucoid atau
mukopurulen dikeluarkan.
G. Pneumonia: pipi memerah, bibi dan bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
H. Sputum purulent, bewarna seperti katar, bercampur darah, kental, atau hijau,
I. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.
F. PENATALAKSANAAN
A. Manajemen Umum
Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan
kemampuan ventilator.
1. Operasi
2. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka
biasanya diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia
virus, Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia
adalah :
2. Pemeriksaan gram/ kultur, sputum dan darah untuk dapat mengidentifikasi semua
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
1. Pleuritis: Peradangan pada selaput pembungkusau paru-paru atau pleura
2. Atelektasis: Keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang dengan
sempuma akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
3. Empiema: Adanya pus pada rongga pleura
4. Abses paru: Penyakit yang menyerang organ paru-paru karena infeksi bakteri
yang menyebabkan jaringan paru-paru menjadi bernanah
5. Edema pulmonary: Suatu keadaan dimana cairan merembes keluar dari pembuluh
darah kecil paru ke dalam kantong udara dan daerah disekitarny
6. Infeksi super perikarditis: Peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus
jantung (perikardium)
7. Meningitis: Infeksi yang menyerang selaput otak
8. Arthritis: Suatu penyakit dimana persendian mengalami peradangan (biasanya
terjadi pada kaki dan tangan)
I. PROGNOSIS
Secara umum prognosisnya adalah baik. Gangguan jangka panjang pada fungsi paru
jarang, bahkan pada anak dengan pneumonia yang telah terkomplikasi dengan
emplema dan abses paru. Sekuele yang signifikan muncul pada penyakit adenoviral,
termasuk bronkiolitis obliterans. Kematian dapat muncul pada anak dengan kondisi
yang mendasari, seperti penyakit paru kronik pada bayi pematur, penyakit jantung
bawaan, imunosupresi, malnutrisi energi. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan
adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%.
J. PATHWAY
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN FORMAT GORDON
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEMONIA DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan PT. Pama
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pagar Agung
Tanggal Masuk : 28 Mei 2023
Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2023
No. Register : 280105
Diagnosa Medis : Pneunomia
c. Pola Eliminasi
1) BAB
· Sebelum sakit : 1x sehari berwarna kuning
· Saat sakit : 1x sehari berwarna kuning
2) BAK
· Sebelum sakit : 6-7x sehari, warna kuning
· Saat sakit : 3-4x sehari, warna kuning
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
AKTIFITAS : 0 1 2 3 4
Makan/ Minum √
Mandi √
Berpakaian/ berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Ritual Ibadah / Sholat √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
· Sebelum sakit
Baik
· Saat sakit
Kurang berjalan baik
e. Pola kognitif dan Persepsi
Daya pembauan, rasa, penglihatan dan pendengaran tidak ada gangguan. Penderita mengatakan nyeri
dada sebelah kiri dan bertambah nyeri bila batuk. Proses berfikir baik, mudah dimengerti
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh
g. Pola Tidur dan Istirahat
· Sebelum sakit :
Klien biasa tidur 6 -7 jam setiap hari
· Saat sakit :
Klien tidur 7 jam setiap hari dan tidak ada kesulitan umtuk tidur tetapi kadang-kadang batuk
h. Pola Peran-Hubungan
Klien sebagai suami mempunyai hubungan baik dengan keluarganya
i. Pola Seksual-Reproduksi
· Sebelum sakit :
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 anak, pola seksual dan reproduksi berjalan dengan baik
· Saat sakit :
Pola seksual dan reproduksi tidak berjalan dengan baik
j. Pola Toleransi Stress-Koping / Konsep Diri / Persepsi diri
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhanya
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak sesak
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 180x/mnt , Suhu = 36C , TD = 110/70 , RR = 27x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Mata : Konjungtiva ananemis, selera aniktrik, lensa jernih, pupil isikor, reflek cahaya langsung
b. Dada :
· Paru
(- Inpeksi) : gerakan dada kiri dan kanan simetris, (- Palpasi) : tektik femitus kanan dan kiri simetris ,
retraksi dinding dada(+), (Auskultasi) : pada dada kiri terdengar suara ronchi
· Jantung
(- Inpeksi) : iktus cordis tidak terlihat, (Palpasi) : iktus cordis teraba di ICS V
(- Auskultasi) : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)
c. Payudara dan ketiak :
Payudara : Normal
Ketiak : Normal
d. abdomen :
(Inpeksi) : Perut kembung, Ansietas (-), (Palpasi) : nyeri tekan (-) nyeri lepas (-) hepar tidak teraba
e. Genetalia :
Normal
f. Integumen :
Normal
g. Ekstremitas :
· Atas
Normal, Simetris tidak fraktur
· Bawah
Normal, Simetris tidak fraktur
h. Neurologis :
· Status mental da emosi :
Pasien tidak sedih atas kondisi yang dialami
· Pengkajian saraf kranial :
Normal
· Pemeriksaan refleks :
Reflek
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
(30 Desember 2023)
2. Pemeriksaan radiologi
Cor : besar dan bentuk dalam batas normal
Pulmo : tampak perselubungan pada paru dari adanya gambaran bronkogram udara
3. Hasil konsultasi
Sputum klien ditemukan bakteri streptococlus pneumonia gram positif
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
A. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Hr/ DP RP Tujuan Tindakan Rasional Paraf
TGL
1 Senin, Bersiha Manajemen Jalan Napas Setelah 1) Pantau 1) Untuk
29 Mei n jalan (1.01011) perawatan status mengident
2023 nafas 2x24 jam pernapasan ifikasi
tidak Observasi sputum tiap 8 jam dan kemajuan-
efektif - Monitor pola dikeluark tanda-tanda kemajuan
b.d napas (frekuensi, an vital tiap 4 atau
hipersek kedalaman, usaha dapat jam. penyimpan
resi napas) sehingga 2) Pertahankan gan
jalan - Monitor bunyi jalan posisi fowler / dari hasil
nafas napas tambahn napas. semifowler. yang
d.d 9mis. menjadi 3) Dorong diharapkan
Sputum Gurgling, mengi, bersih dan klien .
berlebih wheezing, ronkhi kembali untuk minum 2) Posisi
(D.0001 kering) efektif. minimal 2-3 tegak lurus
) - Monitor sputum liter cairan per memungki
(jumlah, warna, hari. nkan
aroma) 4) Berikan ekspansi
ekspektoran lebih
Terapeutik sesuai dengan paru
- Pertahankan anjuran penuh
kepatenan jalan. dan 24
napas dengan evaluasi dengan
head.till dan chin- keefektifannya menurunk
lift (jaw-thrust 5) Berikan an
jika curiga trauma oksigen tekanan
servikal) tambahan abdomen
- Posisikan semi- sesuai dengan pada
fowler atau anjuran. diafragma.
fowler 6) Dorong 3) Untuk
Berikan minum klien membantu
hangat Lakukan untuk mengeluar
fisioterapi dada, melakukan kan
jika napas dalam cara
perlu tiap 2 jam sekresi
- Lakukan sekali dengan dan
penghisapan menggunakan cairan juga
lendir spirometer untuk
kurang dari insentif dan membantu
15detik catat mengalirk
- Lakukan perkembangan an
obat-
hiperoksigenasi
obatan
sebelum
dalam
penghisapan
tubuh. 4)
endotrakeal
Ekspektor
- Keluarkan
an
sumbatan benda
membantu
padatdengan
.
forsep McGill
mengencer
- Berikan oksigen,
kan
jika perlu sekresi
sehingga
Edukasi
- Anjurkan asupan secret
cairan dapat
2000ml/hari, jika keluar
tidak pada saat
kontraindikasi batuk.
- Ajarkan teknik 5)
batuk efektif Pemberian
oksigen
Kolaborasi tambahan
- Kolaborasi dapat
pembei menurunk
bronkodilator, an
ekspektoran, kerja
mukoliti. pernapasa
jika perlu n
dengan
menyediak
an
lebih
oksigen
dikirim ke
sel.
banyak
untuk
dalam
6) Napas
mengemba
ngkan
alveolus
mencegah
atelectasis.
Spirometer
insentif
dapat
membantu
meningkat
kan
napas
dalam dan
memungki
nkan
ukuran
objektif
terhadap
kemajuan
klien.
D. Implementasi Keperawatan
TANGGAL 29-31 MEI 2023
E. Evaluasi Keperawatan
TANGGAL 29-31 MEI 2023
I.
E.
R.