A”
DENGAN DHF DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT
DOSEN PEMBIMBING :
A. GANI, S.pd, SKM, S.kep, M.kes
Di Susun oleh :
1. Rizka Damayanti
PO7120522053
2. M Raja Felaridho
P07120522074
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Asuhan keperawatan Pnemonia pada mata kuliah Antropologi.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Terima kasih.
Lahat, 04-10-2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................................................4
PNEUMONIA.........................................................................................................................................4
PENGERTIAN.....................................................................................................................................4
ANATOMI FISIOLOGI.......................................................................................................................5
ETIOLOGI...........................................................................................................................................7
PATOFISIOLOGI................................................................................................................................7
MANIFESTASI KLINIS.....................................................................................................................8
PENATALAKSANAAN......................................................................................................................9
PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................................................9
KOMPLIKASI...................................................................................................................................10
PROGNOSIS.....................................................................................................................................10
PATHWAY.........................................................................................................................................12
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN FORMAT GORDON..............................13
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEMONIA DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT........................13
PENGKAJIAN...................................................................................................................................18
ANALISA DATA...............................................................................................................................18
DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................................................18
INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................................................18
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................................................18
EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................27
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
1. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari
suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan gejala batuk disertai
sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri, yang akan
mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi (Nurarif, 2015).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-paru) tepatnya
di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur,
maupun mikroorganisme lainnya (Kemenkes RI, 2019).
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran pernapasan
bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas. Hal ini diakibatkan oleh adanya
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing yang
berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak berawan) pada paru-paru (Abdjul
& Herlina, 2020).
B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat
yang sama melepaskan produk oksidanya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan
hidrogen dan jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses
metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida (CO2) dan air (H₂O) dihilangkan (Pearce, 2016).
Menurut Syaifuddin (2016) sistem pernapasan terdiri atas :
1) Hidung
Merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan (respirasi) dan indera
penciuman (pembau).
2) Faring
Suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus antara basis kranii dan vertebrae
servikalis VI.
3) Laring
Merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan
ikat, dan ligamentum.
4) Trakea
Tabung berbentuk pipa seperti huruf O, yang dibentuk oleh tulang- tulang rawan yang
disempurnakan oleh selaput, terletak di antaravertebrae servikalis VI sampai ke tepi
bawah kartilago krikoldea vertebra torakalis V. Panjang nya kurang lebih 13
cm dan diamet 2.5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai dinding fibroelastis yang
tertanam dalam balok - balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
5) Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri.
Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang memiliki tiga lobus
atas, tengah dan bawah sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang
berjalan dari lobus atas dan bawah.
6) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan setelah bronkus
7) Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga
toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas erapa
lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oelh
cairan pleura yang berisi surfaktan. Paru kanan terdiri dari tiga lobus dan paru kiri
dua lobus. Paru sebagai alat pernapasan terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan
kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah
yang berbentuk bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elasti berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran karbondioksida yang
dinamakan alveolus. gas oksigen dan karbon dioksida yang dinamakan alveolus.
b. Fisiologi
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh terdapat tiga
tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997)
1) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
2) Difusi Gas
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO ₂kapiler
dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktorn yang dapat
mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru. Kedua, tebal
membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli dan intestinal
keduanya.
3) Transportasi gas
Merupakan transportasi antara O₂ kapiler kejaringan tubuh dan CO ₂ jaringan tubuh
kapiler. Proses transportasi, O₂akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO ₂ akan
berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam plasma,
kemudian sebagaian menjadi HCO3 (Hidayat, 2006)
C. ETIOLOGI
Menurut Nurarif (2015), etiologi pneumonia terdiri dari:
1. Bacteria: pneumococcus, streptococcus hemolytikus, streptococcus aureus,
haemophillus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Jamur: hitoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces dermatitides
Aspirasi: makanan, kerosene (minyak tanah,bensin), cairan amnion, benda asing)
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun,
trauma pada paru, anestesia, aspirasi dan pengobatan dengan antubiotik yang tidak
sempurna (Ngastiyah, 2015).
D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi,
respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan nafas. Sebagian besar
pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit di
udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan
humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan
dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem limpatik
dapat mencapai bakteri sampai darah atau pleura viceral. Jaringan paru menjadi
terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi 13
terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan
ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat
karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.
E. MANIFESTASI KLINIS
A. Menggigil mendadak dan dengan cepat berlanjut menjadi demam (38,5 oC sampai
40,5 oC).
D. Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10 kali/menit per satu derajat
F. Tanda lain: infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat rendah, nyeri
pleuritik, myalgia, ruam faringitis, setelah beberapa hari, sputum mucoid atau
mukopurulen dikeluarkan.
G. Pneumonia: pipi memerah, bibi dan bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
H. Sputum purulent, bewarna seperti katar, bercampur darah, kental, atau hijau,
I. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumonia antara lain:
A. Manajemen Umum
Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan
a. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2
b. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonia, pasien harus
didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan
kemampuan ventilator.
c. Hidrasi: pemantauan asupan dan keluaran, cairan tambahan untuk
mempertahanakan hidrasi dan mencairkan sekresi
1. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti emfisema terjadi.
2. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka biasanya
diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia virus,
Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia adalah :
I. PROGNOSIS
Secara umum prognosisnya adalah baik. Gangguan jangka panjang pada fungsi paru jarang,
bahkan pada anak dengan pneumonia yang telah terkomplikasi dengan emplema dan abses
paru. Sekuele yang signifikan muncul pada penyakit adenoviral, termasuk bronkiolitis
obliterans. Kematian dapat muncul pada anak dengan kondisi yang mendasari, seperti
penyakit paru kronik pada bayi pematur, penyakit jantung bawaan, imunosupresi, malnutrisi
energi. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%.
J. PATHWAY
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN FORMAT GORDON
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan PT. Pama
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pagar Agung
Tanggal Masuk : 28 Mei 2023
Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2023
No. Register : 280105
Diagnosa Medis : Pneunomia
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini
Sesak
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien mengatakan sejak sore hari mengalami sesak yang sangat parah, sehingga klien membutuhkan
O2 yang cukup dan perawatan yang baik
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Dibawa ke rumah sakit (RSUD LAHAT)
AKTIFITAS : 0 1 2 3 4
Makan/ Minum √
Mandi √
Berpakaian/ berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Ritual Ibadah / Sholat √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
· Sebelum sakit
Baik
· Saat sakit
Kurang berjalan baik
e. Pola kognitif dan Persepsi
Daya pembauan, rasa, penglihatan dan pendengaran tidak ada gangguan. Penderita mengatakan nyeri
dada sebelah kiri dan bertambah nyeri bila batuk. Proses berfikir baik, mudah dimengerti
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh
g. Pola Tidur dan Istirahat
· Sebelum sakit :
Klien biasa tidur 6 -7 jam setiap hari
· Saat sakit :
Klien tidur 7 jam setiap hari dan tidak ada kesulitan umtuk tidur tetapi kadang-kadang batuk
h. Pola Peran-Hubungan
Klien sebagai suami mempunyai hubungan baik dengan keluarganya
i. Pola Seksual-Reproduksi
· Sebelum sakit :
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 anak, pola seksual dan reproduksi berjalan dengan baik
· Saat sakit :
Pola seksual dan reproduksi tidak berjalan dengan baik
j. Pola Toleransi Stress-Koping / Konsep Diri / Persepsi diri
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhanya
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak sesak
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 110x/mnt , Suhu = 36C , TD = 110/70 , RR = 27x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Mata : Konjungtiva ananemis, selera aniktrik, lensa jernih, pupil isikor, reflek cahaya langsung
b. Dada :
· Paru
(- Inpeksi) : gerakan dada kiri dan kanan simetris, (- Palpasi) : tektik femitus kanan dan kiri simetris ,
retraksi dinding dada(+), (Auskultasi) : pada dada kiri terdengar suara ronchi
· Jantung
(- Inpeksi) : iktus cordis tidak terlihat, (Palpasi) : iktus cordis teraba di ICS V
(- Auskultasi) : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)
c. Payudara dan ketiak :
Payudara : Normal
Ketiak : Normal
d. abdomen :
(Inpeksi) : Perut kembung, Ansietas (-), (Palpasi) : nyeri tekan (-) nyeri lepas (-) hepar tidak teraba
e. Genetalia :
Normal
f. Integumen :
Normal
g. Ekstremitas :
· Atas
Normal, Simetris tidak fraktur
· Bawah
Normal, Simetris tidak fraktur
h. Neurologis :
· Status mental da emosi :
Pasien tidak sedih atas kondisi yang dialami
· Pengkajian saraf kranial :
Normal
· Pemeriksaan refleks :
Reflek
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
(30 Desember 2023)
2. Pemeriksaan radiologi
Cor : besar dan bentuk dalam batas normal
Pulmo : tampak perselubungan pada paru dari adanya gambaran bronkogram udara
3. Hasil konsultasi
Sputum klien ditemukan bakteri streptococlus pneumonia gram positif
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Hr/ DP RP Tujuan Tindakan Rasional Paraf
TGL
1 Senin, Bersiha Manajemen Jalan Napas Setelah 1) Pantau 1) Untuk
29 Mei n jalan (1.01011) perawatan status mengident
2023 nafas 2x24 jam pernapasan ifikasi
tidak Observasi sputum tiap 8 jam dan kemajuan-
efektif - Monitor pola dikeluark tanda-tanda kemajuan
b.d napas (frekuensi, an vital tiap 4 atau
hipersek kedalaman, usaha dapat jam. penyimpan
resi napas) sehingga 2) Pertahankan gan
jalan jalan posisi fowler / dari hasil
nafas - Monitor bunyi napas. semifowler. yang
d.d napas tambahn menjadi 3) Dorong diharapkan
Sputum 9mis. bersih dan klien .
berlebih Gurgling, mengi, kembali untuk minum 2) Posisi
(D.0001 wheezing, ronkhi efektif. minimal 2-3 tegak lurus
) kering) liter cairan per memungki
- Monitor sputum hari. nkan
(jumlah, warna, 4) Berikan ekspansi
aroma) ekspektoran lebih
sesuai dengan paru
Terapeutik anjuran penuh
- Pertahankan dan 24
kepatenan jalan. evaluasi dengan
napas dengan keefektifannya menurunk
head.till dan chin- 5) Berikan an
lift (jaw-thrust oksigen tekanan
jika curiga trauma tambahan abdomen
servikal) sesuai dengan pada
- Posisikan semi- anjuran. diafragma.
fowler atau 6) Dorong 3) Untuk
fowler klien membantu
Berikan minum untuk mengeluar
hangat Lakukan melakukan kan
fisioterapi dada, napas dalam cara
jika tiap 2 jam sekresi
perlu sekali dengan dan
- Lakukan menggunakan cairan juga
penghisapan spirometer untuk
lendir insentif dan membantu
kurang dari catat mengalirk
15detik perkembangan an
- Lakukan obat-
hiperoksigenasi obatan
sebelum dalam
penghisapan tubuh. 4)
endotrakeal Ekspektor
- Keluarkan an
membantu
sumbatan benda
.
padatdengan
mengencer
forsep McGill
kan
- Berikan oksigen,
sekresi
jika perlu
sehingga
secret
Edukasi
dapat
- Anjurkan asupan
keluar
cairan pada saat
2000ml/hari, jika batuk.
tidak 5)
kontraindikasi Pemberian
- Ajarkan teknik oksigen
batuk efektif tambahan
dapat
Kolaborasi menurunk
- Kolaborasi an
pembei kerja
bronkodilator, pernapasa
ekspektoran, n
mukoliti. dengan
jika perlu menyediak
an
lebih
oksigen
dikirim ke
sel.
banyak
untuk
dalam
6) Napas
mengemba
ngkan
alveolus
mencegah
atelectasis.
Spirometer
insentif
dapat
membantu
meningkat
kan
napas
dalam dan
memungki
nkan
ukuran
objektif
terhadap
kemajuan
klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Do:
- Pasien tampak
lebih nyaman
12.00 1 6. Anjurkan tarik Ds:
nafas dalam melalui Do:
hidung selama 4 - Pasien mengikuti
detik, ditahan arahan yang
selama 2 detik diberikan oleh
kemudian perawat
keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu/dibulatka
n selama 8 detik
Do:
- Pasien tampak
lebih nyaman
EVALUASI KEPERAWATAN
No Hr/tgl/jamd Dx Evaluasi Paraf
Rabu /30 Mei 1 S:
2023/9.00 - Pasien mengatakan masih sesak dan
WIB belum bisa batuk
O:
- Pasien tampak sesak
S:36 c
Td:110/70mmhg
Rr :27x/menit
N : 180x/menit
- Terpasang nasal kanul
A:
- Massalah bersihan jalan nafas belum
teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan.
Rabu /30 3 S:
september - Pasien mengatakan sudah tidak sesak
2023/9.00 dan sudah bisa batuk
WIB O:
- Pasien tampak lebih baik dari hari
sebelumnya
- Terdapat banyak sputum yang
dikrluarkan
S:36c
Td :130/80mmhg
Nadi: 95x/mnt
Rl: 20x/menit
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/521831047/LP-PNEUMONIA
https://repository.ump.ac.id/2612/3/RENITA%20BAB%20II.pdf
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/284/1/FINAL%20KTI%20WAHYUDIN%2Bttd.pdf
https://www.academia.edu/40183132/LAPORAN_PENDAHULUAN_PNEUMONIA
SDKI, SLKI, SIKI