Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ”TN.

A”
DENGAN DHF DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT

DOSEN PEMBIMBING :
A. GANI, S.pd, SKM, S.kep, M.kes

Di Susun oleh :
1. Rizka Damayanti
PO7120522053
2. M Raja Felaridho
P07120522074

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


PRODI D-III KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Asuhan keperawatan Pnemonia pada mata kuliah Antropologi.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Terima kasih.

Lahat, 04-10-2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................................................4
PNEUMONIA.........................................................................................................................................4
PENGERTIAN.....................................................................................................................................4
ANATOMI FISIOLOGI.......................................................................................................................5
ETIOLOGI...........................................................................................................................................7
PATOFISIOLOGI................................................................................................................................7
MANIFESTASI KLINIS.....................................................................................................................8
PENATALAKSANAAN......................................................................................................................9
PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................................................9
KOMPLIKASI...................................................................................................................................10
PROGNOSIS.....................................................................................................................................10
PATHWAY.........................................................................................................................................12
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN FORMAT GORDON..............................13
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEMONIA DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT........................13
PENGKAJIAN...................................................................................................................................18
ANALISA DATA...............................................................................................................................18
DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................................................18
INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................................................18
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................................................18
EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................27
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

1. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari
suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan gejala batuk disertai
sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri, yang akan
mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi (Nurarif, 2015).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-paru) tepatnya
di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur,
maupun mikroorganisme lainnya (Kemenkes RI, 2019).
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran pernapasan
bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas. Hal ini diakibatkan oleh adanya
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing yang
berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak berawan) pada paru-paru (Abdjul
& Herlina, 2020).

B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat
yang sama melepaskan produk oksidanya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan
hidrogen dan jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses
metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida (CO2) dan air (H₂O) dihilangkan (Pearce, 2016).
Menurut Syaifuddin (2016) sistem pernapasan terdiri atas :
1) Hidung
Merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan (respirasi) dan indera
penciuman (pembau).
2) Faring
Suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus antara basis kranii dan vertebrae
servikalis VI.
3) Laring
Merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan
ikat, dan ligamentum.
4) Trakea
Tabung berbentuk pipa seperti huruf O, yang dibentuk oleh tulang- tulang rawan yang
disempurnakan oleh selaput, terletak di antaravertebrae servikalis VI sampai ke tepi
bawah kartilago krikoldea vertebra torakalis V. Panjang nya kurang lebih 13
cm dan diamet 2.5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai dinding fibroelastis yang
tertanam dalam balok - balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
5) Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri.
Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang memiliki tiga lobus
atas, tengah dan bawah sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang
berjalan dari lobus atas dan bawah.
6) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan setelah bronkus
7) Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga
toraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas erapa
lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oelh
cairan pleura yang berisi surfaktan. Paru kanan terdiri dari tiga lobus dan paru kiri
dua lobus. Paru sebagai alat pernapasan terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan
kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah
yang berbentuk bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elasti berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran karbondioksida yang
dinamakan alveolus. gas oksigen dan karbon dioksida yang dinamakan alveolus.

b. Fisiologi
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh terdapat tiga
tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997)
1) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
2) Difusi Gas
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO ₂kapiler
dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktorn yang dapat
mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru. Kedua, tebal
membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli dan intestinal
keduanya.
3) Transportasi gas
Merupakan transportasi antara O₂ kapiler kejaringan tubuh dan CO ₂ jaringan tubuh
kapiler. Proses transportasi, O₂akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO ₂ akan
berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam plasma,
kemudian sebagaian menjadi HCO3 (Hidayat, 2006)

C. ETIOLOGI
Menurut Nurarif (2015), etiologi pneumonia terdiri dari:
1. Bacteria: pneumococcus, streptococcus hemolytikus, streptococcus aureus,
haemophillus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Jamur: hitoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces dermatitides
Aspirasi: makanan, kerosene (minyak tanah,bensin), cairan amnion, benda asing)
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun,
trauma pada paru, anestesia, aspirasi dan pengobatan dengan antubiotik yang tidak
sempurna (Ngastiyah, 2015).

D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi,
respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan nafas. Sebagian besar
pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit di
udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan
humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan
dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem limpatik
dapat mencapai bakteri sampai darah atau pleura viceral. Jaringan paru menjadi
terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi 13
terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan
ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat
karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.

E. MANIFESTASI KLINIS
A. Menggigil mendadak dan dengan cepat berlanjut menjadi demam (38,5 oC sampai

40,5 oC).

B. Nyeri dada pleuritik yang semakin ketika bernapas dan batuk.


C. Pasien yang sakit parah mengalami takipnea (25 sampai 45 kali pemapasan/menit)

dan dyspnea, prtopnea ketika disangga.

D. Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10 kali/menit per satu derajat

peningkatan suhu tubuh (Celcius).

E. Bradikardi relativ untuk tingginya demam menunjukkan infeksi virus, infeksi

mikroplasma, atau infeksi organisme Legionella.

F. Tanda lain: infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat rendah, nyeri

pleuritik, myalgia, ruam faringitis, setelah beberapa hari, sputum mucoid atau

mukopurulen dikeluarkan.

G. Pneumonia: pipi memerah, bibi dan bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
H. Sputum purulent, bewarna seperti katar, bercampur darah, kental, atau hijau,

bergantung pada agen penyebab

I. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumonia antara lain:

A. Manajemen Umum
Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan
a. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2
b. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonia, pasien harus
didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan
kemampuan ventilator.
c. Hidrasi: pemantauan asupan dan keluaran, cairan tambahan untuk
mempertahanakan hidrasi dan mencairkan sekresi
1. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti emfisema terjadi.
2. Terapi Obat

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka biasanya
diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia virus,
Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia adalah :

1. Sinar X Mengidentifikasikan distribusi struktural (misalnyanya: lobar, bronchial), dapat


juga menyatakan abses.
2. Pemeriksaan gram/ kultur, sputum dan darah untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
4. Pemeriksaan fingsi paru untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan
membantu diagnosis keadaaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis.
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7. Bronchoskopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
1. Pleuritis: Peradangan pada selaput pembungkusau paru-paru atau pleura
2. Atelektasis: Keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempuma akibat
kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
3. Empiema: Adanya pus pada rongga pleura
4. Abses paru: Penyakit yang menyerang organ paru-paru karena infeksi bakteri yang
menyebabkan jaringan paru-paru menjadi bernanah
5. Edema pulmonary: Suatu keadaan dimana cairan merembes keluar dari pembuluh darah
kecil paru ke dalam kantong udara dan daerah disekitarny
6. Infeksi super perikarditis: Peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus jantung
(perikardium)
7. Meningitis: Infeksi yang menyerang selaput otak
8. Arthritis: Suatu penyakit dimana persendian mengalami peradangan (biasanya terjadi
pada kaki dan tangan)

I. PROGNOSIS
Secara umum prognosisnya adalah baik. Gangguan jangka panjang pada fungsi paru jarang,
bahkan pada anak dengan pneumonia yang telah terkomplikasi dengan emplema dan abses
paru. Sekuele yang signifikan muncul pada penyakit adenoviral, termasuk bronkiolitis
obliterans. Kematian dapat muncul pada anak dengan kondisi yang mendasari, seperti
penyakit paru kronik pada bayi pematur, penyakit jantung bawaan, imunosupresi, malnutrisi
energi. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%.
J. PATHWAY
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN FORMAT GORDON

DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEMONIA DIRUANG MAWAR RSUD LAHAT

TANGGAL: 28 Mei 2023

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan PT. Pama
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pagar Agung
Tanggal Masuk : 28 Mei 2023
Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2023
No. Register : 280105
Diagnosa Medis : Pneunomia

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. R
Umur : 38 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pagar Agung

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini
Sesak
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien mengatakan sejak sore hari mengalami sesak yang sangat parah, sehingga klien membutuhkan
O2 yang cukup dan perawatan yang baik
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Dibawa ke rumah sakit (RSUD LAHAT)

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan baru pertama kali mengalami hal ini, klien mengekuh batuk lebih dari satu bulan
yang lalu
2) Pernah dirawat
Klien mengatakan pernah dirawat di RSUD Lahat pada april 2023
3) Alergi
Klien mengatakan pneumonia akan timbul karna pengidap tidak sengaja menghirup objel asing
contohnya muntah, ludah, ataupun makanan dan minumanan
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Klien mengatakan bahwa dia merokok
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang menderita penyakit pneumonia
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa Medis Pneumonia, terapi obat diberikan antibiotrik golongan penidin dan untuk infeksi
pneumonia virus, Eritroicin, Tetraklin, Derivat Tetrasiklin untuk infeksi pneumonia

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien Mengatakan pola kebutuhan dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terpenuhi dengan
baik
b. Pola Nutrisi-Metabolik
· Sebelum sakit : Klien mengatakan 3x sehari sama dengan sarapan pagi, makan siang dan
makan malam selalu habis
· Saat sakit : Klien mengatakan tidak pernah menghabiskan makanan dari rumah sakit
karna tidak nafsu makan
c. Pola Eliminasi
1) BAB
· Sebelum sakit : 1x sehari berwarna kuning
· Saat sakit : 1x sehari berwarna kuning
2) BAK
· Sebelum sakit : 6-7x sehari, warna kuning
· Saat sakit : 3-4x sehari, warna kuning
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri

AKTIFITAS : 0 1 2 3 4
Makan/ Minum √
Mandi √
Berpakaian/ berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Ritual Ibadah / Sholat √

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total

2) Latihan
· Sebelum sakit
Baik
· Saat sakit
Kurang berjalan baik
e. Pola kognitif dan Persepsi
Daya pembauan, rasa, penglihatan dan pendengaran tidak ada gangguan. Penderita mengatakan nyeri
dada sebelah kiri dan bertambah nyeri bila batuk. Proses berfikir baik, mudah dimengerti
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh
g. Pola Tidur dan Istirahat
· Sebelum sakit :
Klien biasa tidur 6 -7 jam setiap hari
· Saat sakit :
Klien tidur 7 jam setiap hari dan tidak ada kesulitan umtuk tidur tetapi kadang-kadang batuk
h. Pola Peran-Hubungan
Klien sebagai suami mempunyai hubungan baik dengan keluarganya
i. Pola Seksual-Reproduksi
· Sebelum sakit :
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 anak, pola seksual dan reproduksi berjalan dengan baik
· Saat sakit :
Pola seksual dan reproduksi tidak berjalan dengan baik
j. Pola Toleransi Stress-Koping / Konsep Diri / Persepsi diri
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhanya
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak sesak
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 110x/mnt , Suhu = 36C , TD = 110/70 , RR = 27x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Mata : Konjungtiva ananemis, selera aniktrik, lensa jernih, pupil isikor, reflek cahaya langsung
b. Dada :
· Paru
(- Inpeksi) : gerakan dada kiri dan kanan simetris, (- Palpasi) : tektik femitus kanan dan kiri simetris ,
retraksi dinding dada(+), (Auskultasi) : pada dada kiri terdengar suara ronchi
· Jantung
(- Inpeksi) : iktus cordis tidak terlihat, (Palpasi) : iktus cordis teraba di ICS V
(- Auskultasi) : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)
c. Payudara dan ketiak :
Payudara : Normal
Ketiak : Normal
d. abdomen :
(Inpeksi) : Perut kembung, Ansietas (-), (Palpasi) : nyeri tekan (-) nyeri lepas (-) hepar tidak teraba
e. Genetalia :
Normal
f. Integumen :
Normal
g. Ekstremitas :
· Atas
Normal, Simetris tidak fraktur
· Bawah
Normal, Simetris tidak fraktur
h. Neurologis :
· Status mental da emosi :
Pasien tidak sedih atas kondisi yang dialami
· Pengkajian saraf kranial :
Normal
· Pemeriksaan refleks :
Reflek
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
(30 Desember 2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemogoblin 8,7 gr/dl 3,4-17,7
Leukosit 15,2x 10 g/l 3800-10.600
Hemotoksit 42% 40,0-52,0
Entrosit 4,66 juta/mm^3 40,0
Trombosit 173,600/mm3 130.00-440.00

2. Pemeriksaan radiologi
Cor : besar dan bentuk dalam batas normal
Pulmo : tampak perselubungan pada paru dari adanya gambaran bronkogram udara
3. Hasil konsultasi
Sputum klien ditemukan bakteri streptococlus pneumonia gram positif
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
ANALISA DATA

N DATA Etiologi Masalah


O
1 Subjektif. Virus, bateri, jamur Bersihan Jalan Nafas
- Klien mengatakan sejak sore hari (penyebab) Tidak Efektif
mengalami sesak yang sangat (D.0001)
parah, sehingga klien
membutuhkan O2 yang cukup dan Invasi saluran nafas
perawatan yang baik atas
- Klien mengatakan sesak nafas,
batuk dengan mengeluarkan dahak
putih kekuningan Kuman berlebih di
bronkus
Objektif :
- Bunyi nafas ronchi pada paru-paru
- TD : 110/70 mmHg Proses peradangan
Nadi : 100x/menit
RR : 27x/menit
Akumulasi secret di
Suhu : 36
bronkus
- Pasien terlihat sesak dan batuk-
batuk
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO Tanggal DP TGL.Ditemukan TGL.Teratasi TTG


1 29 Mei 2023 Bersihan jalan nafas 29 Mei 2023 - -
tidak efektif b.d
hipersekresi jalan
nafas d.d Sputum
berlebih (D.0001

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Hr/ DP RP Tujuan Tindakan Rasional Paraf
TGL
1 Senin, Bersiha Manajemen Jalan Napas Setelah 1) Pantau 1) Untuk
29 Mei n jalan (1.01011) perawatan status mengident
2023 nafas 2x24 jam pernapasan ifikasi
tidak Observasi sputum tiap 8 jam dan kemajuan-
efektif - Monitor pola dikeluark tanda-tanda kemajuan
b.d napas (frekuensi, an vital tiap 4 atau
hipersek kedalaman, usaha dapat jam. penyimpan
resi napas) sehingga 2) Pertahankan gan
jalan jalan posisi fowler / dari hasil
nafas - Monitor bunyi napas. semifowler. yang
d.d napas tambahn menjadi 3) Dorong diharapkan
Sputum 9mis. bersih dan klien .
berlebih Gurgling, mengi, kembali untuk minum 2) Posisi
(D.0001 wheezing, ronkhi efektif. minimal 2-3 tegak lurus
) kering) liter cairan per memungki
- Monitor sputum hari. nkan
(jumlah, warna, 4) Berikan ekspansi
aroma) ekspektoran lebih
sesuai dengan paru
Terapeutik anjuran penuh
- Pertahankan dan 24
kepatenan jalan. evaluasi dengan
napas dengan keefektifannya menurunk
head.till dan chin- 5) Berikan an
lift (jaw-thrust oksigen tekanan
jika curiga trauma tambahan abdomen
servikal) sesuai dengan pada
- Posisikan semi- anjuran. diafragma.
fowler atau 6) Dorong 3) Untuk
fowler klien membantu
Berikan minum untuk mengeluar
hangat Lakukan melakukan kan
fisioterapi dada, napas dalam cara
jika tiap 2 jam sekresi
perlu sekali dengan dan
- Lakukan menggunakan cairan juga
penghisapan spirometer untuk
lendir insentif dan membantu
kurang dari catat mengalirk
15detik perkembangan an
- Lakukan obat-
hiperoksigenasi obatan
sebelum dalam
penghisapan tubuh. 4)
endotrakeal Ekspektor
- Keluarkan an
membantu
sumbatan benda
.
padatdengan
mengencer
forsep McGill
kan
- Berikan oksigen,
sekresi
jika perlu
sehingga
secret
Edukasi
dapat
- Anjurkan asupan
keluar
cairan pada saat
2000ml/hari, jika batuk.
tidak 5)
kontraindikasi Pemberian
- Ajarkan teknik oksigen
batuk efektif tambahan
dapat
Kolaborasi menurunk
- Kolaborasi an
pembei kerja
bronkodilator, pernapasa
ekspektoran, n
mukoliti. dengan
jika perlu menyediak
an
lebih
oksigen
dikirim ke
sel.
banyak
untuk
dalam
6) Napas
mengemba
ngkan
alveolus
mencegah
atelectasis.
Spirometer
insentif
dapat
membantu
meningkat
kan
napas
dalam dan
memungki
nkan
ukuran
objektif
terhadap
kemajuan
klien.

NO Hr/TGL DP RP Tujuan KR.Hasil Rasional Paraf


1 Senin, Bersiha Manajemen Jalan Napas Setelah Kriteria 1) Untuk
29 Mei n jalan (1.01011) perawatan hasil: mengidentifika
2023 nafas 2x24 jam a) Klien si
tidak Observasi sputum dapat kemajuan-
efektif - Monitor pola dikeluark bernapas kemajuan atau
b.d napas (frekuensi, an dengan penyimpangan
hiperse kedalaman, usaha dapat baik, dari hasil yang
kresi napas) sehingga b) diharapkan.
jalan - Monitor bunyi jalan Frekuensi 2) Posisi tegak
nafas napas tambahn napas. nafas lurus
d.d 9mis. menjadi klien memungkinka
Sputum Gurgling, mengi, bersih dan mencapai n
berlebi wheezing, ronkhi kembali 12- ekspansi
h kering) efektif. kali per le
(D.000 - Monitor sputum menit. paru
1) (jumlah, warna, c) penuh
aroma) Frekuensi 24
nadi dengan
Terapeutik klien 60- menurunkan
- Pertahankan 100 tekanan
kepatenan jalan. bat: abdomen
napas dengan kali pada
head.till dan chin- permenit, diafragma.
lift (jaw-thrust d) Klien 3) Untuk
jika curiga trauma dapat membantu
servikal) H mengeluarkan
- Posisikan semi- batuk cara
fowler atau ofaktif sekresi
fowler efektif dan
Berikan minum sputum cairan juga
hangat Lakukan dapat untuk
fisioterapi dada, dikeluark membantu
jika an, mengalirkan
perlu secara obat-obatan
- Lakukan dan dalam tubuh.
penghisapan gas 4) Ekspektoran
lendir e) Analisa membantu.
kurang dari darah mengencerkan
15detik klien sekresi
- Lakukan dalam sehingga
hiperoksigenasi batas secret
sebelum dalam dapat
penghisapan Kriteria keluar pada
endotrakeal hasil: saat
- Keluarkan a) Klien batuk.
sumbatan benda dapat 5) Pemberian
padatdengan bernapas oksigen
forsep McGill dengan tambahan
- Berikan oksigen, baik, dapat
b) menurunkan
jika perlu
Frekuensi kerja
nafas pernapasan
Edukasi
klien dengan
- Anjurkan asupan
mencapai menyediakan
cairan
12- lebih
2000ml/hari, jika
kali per oksigen
tidak
menit. dikirim ke sel.
kontraindikasi
c) banyak
- Ajarkan teknik
Frekuensi untuk
batuk efektif nadi dalam
klien 60- 6) Napas
Kolaborasi 100 mengembangk
- Kolaborasi bat: an
pembei kali alveolus
bronkodilator, permenit, mencegah
ekspektoran, d) Klien atelectasis.
mukoliti. dapat Spirometer
jika perlu H insentif dapat
batuk membantu
ofaktif meningkatkan
efektif napas dalam
sputum dan
dapat memungkinka
dikeluark n
an, ukuran
secara objektif
dan terhadap
gas kemajuan klie
e) Analisa n.
darah
klien
dalam
batas
dalam
normal,
f) Volume
inspirasi
klien
www.
akan
meningka
t
pada
spiromete
r
insentif.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tgl/ Dx Implementasi Evaluasi Paraf


jam
Senin 29 1 1. Mengkaji keadaan Ds:
Mei 2023 umum pasien dan - Pasien
08.00 ttv mengatakan
2. Pasang nasal kanul masih sesak
Do:
- Pasien tampak
sesak
S:36 c
Td:110/70mmhg
Rr :27x/menit
N : 180x/menit
- Terpasang nasal
kanul
08.30 1 3. Melakukan Ds:
identifikasi - pasien
kemampuan batuk mengatakan
masih belum bisa
mengeluarkan
dahak
Do:
- Pasien tampak
sedang melatih
batuk
10.00 1 4. Melakukan monitor Ds: -
adanya retensi Do:
sputum - Terdapat sputum

10.30 1 5. Mengatur posisi Ds:


semi fowler untuk - Pasien
melakukan latihan mengatakan
batuk efektif nyaman diberikan
posisikan semi
fowler

Do:
- Pasien tampak
lebih nyaman
12.00 1 6. Anjurkan tarik Ds:
nafas dalam melalui Do:
hidung selama 4 - Pasien mengikuti
detik, ditahan arahan yang
selama 2 detik diberikan oleh
kemudian perawat
keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu/dibulatka
n selama 8 detik

Selasa, 29 2 1. Mengukur tanda Ds:


Mei 2023 tanda vital dan - Pasien
08.00 keadaan umum mengatakan
pasien belum bisa batuk
dan
mengeluarkan
sputum
Do:
- Keadaan umum
lemah
S:36
Td :120/80mmhg
Nadi: 100x/mnt
Rl 20x/menit
- Terpasang nasal
kanul
09.00 2 2. Melakukan Ds:
identifikasi - Pasien
kemampuan batuk mengakatan
sudah bisa batuk
tapi belum bisa
mengekuarkan
dahak
- Pasien
mengatakan
sedikit sesak
Do:
- Keadaan umum
lemah dan
berbaring
ditempat tidur

11.15 2 3. Melakukan monitor Ds:


adanya retensi Do:
sputum - Masih terdapat
sputum

12.00 2 4. Mengatur posisi Ds:


fowler/semi fowler - Pasien
untuk melakukan mengatakan
latihan batuk efektif nyaman diberikan
posisikan semi
fowler

Do:
- Pasien tampak
lebih nyaman

19.00 2 5. Anjurkan tarik Ds:


nafas dalam melalui Do:
hidung selama 4 - Pasien mengikuti
detik, ditahan arahan yang
selama 2 detik diberikan oleh
kemudian perawat
keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu/dibulatka
n selama 8 detik

2 6. Pasang perlak dan Ds:


bengkok - Keluarga pasien
dipangkuan pasien mengatakan
untuk menampung pasien bisa
sputum melakukan batuk
7. Anjurkan batuk dan terdapat
dengan kuat sedikit sputum
langsung setelah Do:
tarik nafas dalam - Pasien sudah bisa
melakukan batuk
dan terdapat
sputum
Rabu 30 3 1. Mengobservasi Ds:
Mei 2023 keadaan umum Do:
08.00 pasien dan - Keadaan umum
mengukur ttv baik
- S:36 c
- Nadi:95x/mnit
- Td:130/80mmhg
- Rr:20x/mnit

09.00 3 1. Anjurkan tarik Ds:


nafas dalam melalui - Pasien
hidung selama 4 mengatakan
detik, ditahan sudah tidak sesak
selama 2 detik dan sudah bisa
kemudian batuk
keluarkan dari Do:
mulut dengan bibir - Pasien tampak
mencucu/dibulatka lebih baik dari
n selama 8 detik hari sebelumnya
2. Pasang perlak dan - Terdapat banyak
bengkok sputum yang
dipangkuan pasien dikrluarkan
untuk menampung
sputum
3. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarik nafas dalam

EVALUASI KEPERAWATAN
No Hr/tgl/jamd Dx Evaluasi Paraf
Rabu /30 Mei 1 S:
2023/9.00 - Pasien mengatakan masih sesak dan
WIB belum bisa batuk
O:
- Pasien tampak sesak
S:36 c
Td:110/70mmhg
Rr :27x/menit
N : 180x/menit
- Terpasang nasal kanul
A:
- Massalah bersihan jalan nafas belum
teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan.

Rabu /30 Mei 2 S:


2023/9.00 - Pasien mengatakan sedikit sesak
WIB - Pasien mengatakan bisa batuk dan
mengeluakan sedikit sputum
O:
- Keadaan umum lemah
S:36
Td :120/80mmhg
Nadi: 100x/mnt
RR 20x/menit
- Terpasang nasal kanul
A: Massalah bersihan jalan nafas teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Rabu /30 3 S:
september - Pasien mengatakan sudah tidak sesak
2023/9.00 dan sudah bisa batuk
WIB O:
- Pasien tampak lebih baik dari hari
sebelumnya
- Terdapat banyak sputum yang
dikrluarkan
S:36c
Td :130/80mmhg
Nadi: 95x/mnt
Rl: 20x/menit

A: Massalah bersihan jalan nafas teratasi


P : Pasien pulang

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/521831047/LP-PNEUMONIA
https://repository.ump.ac.id/2612/3/RENITA%20BAB%20II.pdf
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/284/1/FINAL%20KTI%20WAHYUDIN%2Bttd.pdf
https://www.academia.edu/40183132/LAPORAN_PENDAHULUAN_PNEUMONIA
SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai