DISUSUN OLEH:
1.Afrina Irene Z Togatorop
2.Winda Liana Purba
3.Elisabeth sarumaha
4.Martinus Giri Setiabudi
Dalam penyusunan makalah ini,kami para penulis sangat menyadari bahwa masih
banyaknya kekurangan dalam makalah ini, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta kehilafan yang kami miliki. Maka dari itu, dengan rendah hati, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan
serta saran dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih yang tak terhingga.Semoga tuhan membalas dan selalu melimpahkan rahmat
serta berkat-Nya atas bantuan yang telah diberikan kepada kelompok dalam penyusunan
makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi kita semua.
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memerlukan oksigen dalam tubuh untuk melakukan proses metabolisme yang akan
menghasilkan energi. Menurut Price dan Wilson, Pernapasan secara harfiah yaitu pergerakan
oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO2) dari sel ke udara
bebas.
Pada dasarnya, sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membrane kapiler alveoli, yaitu pemisah
antara sistem pernapasan dengan sistem kardiovaskuler. Saluran pernapasan terdiri dari rongga
mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernapasan menjadi 2 bagian,
yaitu saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah.
Perubahan besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan, yaitu otot antara
tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut. (Kus Irianto, 2008)
Menurut Syaifuddin(2007), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida pada pernapasan melalui paru/pernapasan eksterna. Tubuh melakukan usaha
memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil
metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran napas Bersama kardiovaskuler sehingga
dihasilkan darah yang kaya oksigen, yang terdiri dari 3 tahapan dalam proses respirasi yaitu
ventilasi, difusi, dan otot-otot pernapasan.
Sirkulasi paru mencakup ventrikel kanan, arteri pulmonalis, jala kapiler pulmonalis, dan vena-
vena pulmonalis, yang berujung/ berakhir pada atrium/ serambi kiri. Sirkulasi bronkial mensuplai
nutrisi ke jaringan paru-paru dan bermuara pada vena-vena pulmonalis serta serambi kiri.
Sirkulasi paru secara substansial adalah berbeda dengan sirkulasi sistemik dalam hal regulasinya,
tekanan normalnya dan respons nya terhadap obat-obatan.
Cara kerja pernapasan manusia ternyata bisa kita pelajari menggunakan ilmu fisika. Dalam ilmu
fisika setidaknya ada tiga hukum yang menjelaskan pernapasan yaitu hukum Dalton, Hukum
Boyle, dan Hukum Laplace.
b. Pernapasan Perut
Insiprasi pernapasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berkontraksi, posisi
diafragma menjadi mendatar maka rongga dada member dan tekanan udara lebih kecil
sehingga udara luar masuk ke paru- paru.
Ekspirasi pernapasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berelaksasi, rongga
dada mengecil dan tekanan udara menjadi lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-
paru.
Volume respirasi per menit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam saliran
pernapasan setiap menit, sama dengan volume tidak kecepatan respirasi.
Volume tidal normal sekitar 500ml dan kecepatan respirasi normal 12 kali/ menit. Rata-
rata volume respirasi per menit sekitar 6 liter/ menit.
2.4 Fisika Sistem Pernapasan
2) Hukum Boyle Hukum ini penting untuk menjelaskan masalah penyakit dekompresi.
Hukum Boyle ini mengatakan bahwa apabila volume suatu gas tersebut berbanding
terbalik dengan tekanannya.
P.V = C
3) Hukum Dalton
Hukum ini penting untuk menghitung tekanan parsial gas delam suatu campuran gas,
misalnya menghitung tekanan parsial oksigen dalam udara pernapasan pada beberapa
ketinggian guna menjelaskan hipoksia. Hukum ini mengatakan bahwa tekanan total suatu
campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsial gas-gas penysusn campuran tersebut.
Pt = P1 + p2 + .... + Pn
Pt = tekanan total campuran gas P1, P2 dan seterusnya adalah tekanan parsial masing-
masing gas
4. Hukum Henry
Hukum ini penting untuk menjelaskan penyakit dekompresi, seperti bends, chokes, dan
sebagainya yang dasarnya adalah penguapan gas yang larut. Hukum ini mengatakan bahwa
jumlah gas yang larut dalam suatu cairan tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial
gas tersebut pada permukaan cair tersebut.
A1 x P2 = A2 x P2
5. Hukum Charles
Hukum ini penting untuk menjelaskan tentang turunnya tekanan oksigen atau
berkurangnya persediaan oksigen bila isi tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding lurus
denan suhu absolutnya. Jadi apabila seseorang membawa oksigen dalam botol pada
penerbangan tinggi, suhunya akan lebih rendah, maka tekanan gas tersebut akan menurun
pula atau dengan kata lain persediaan oksigen akan berkurang.
P1 = Tekanan semula
Hb4 + O2 ↔ Hb4O2
Hb4O2 + O2 ↔ Hb4O4
Hb4O4 + O2 ↔ Hb4O6
Hb4O6 + O2 ↔ Hb4O8
Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik. Deoksigenasi
(reduksi) Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat
KAPASITAS PARU-PARU
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml.
Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik
napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara
yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara suplementer.
Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-
paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi,
Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria
Persentase gas utama pernapasan dalam udara yang keluar masuk paru-paru :
Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara
yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi karena
otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada membuat tekanan dalam dada mengecil dan paru-paru mengembang. Padas
saat paruparu mengembang, tekanan udara diluar lebih besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya
udara masuk. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini paru-paru
mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut terjadi karena karena gerakan diafragma. Jika
otot diafragma berkontraksi, rongga dada membersar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara
masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu
rongga dada menyempit, mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru
akan keluar.
Dalam ilmu fisika setidaknya ada 3 hukum yang menjelaskan tentang pernapasan, yaitu:
1. Hukum Dalton Mengatakan “ Tekanan parsial suatu komponen dalam campuran gas adalah tekanan
dari
komponen itu seandaiya sendirian mengisi seluruh volume gas yang tersedia”
2. Hukum Boyle Mengatakan “ Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan
berbanding
terbalik terhadap volumenya.”
3. Hukum Laplace Mengatakan “ Bahwa tekanan pada gelembung alveoli berbanding terbalik terhadap
radius dan berbanding lurus terhadap tegangan permukaan gamma.
Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat
serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-masing mengandung gugus
heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Pada seorang dewasa normal, sebagian besar
hemoglobin mengandung dua rantai α dan dua rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu
porfirin dan satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O2
secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan
suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi.
3. 2 Kesimpulan
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca terbantu dan mampu dalam mempelajari dan
memahami sistem pernapasan baik dari segi anatomi,fisiologi,fisika,dan biokimianya.Semoga pembaca
dapat dengan mudah mengambil kesimpulan dari isi makalah ini agar bermanfaat untuk kehidupan sehari-
sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology &
Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.
White, S., Danowitz, M. and Solounias, N. (2016). Embryology and evolutionaryhistoryof the respiratory
tract. Edorium Journal of Anatomy and Embryology, 3, pp.54-62
Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. EuropeanMedical Journal, 2, pp.96-
103.
Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology & Neurobiology,
163(1-3), pp.214-221. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure.
Cara kerja
RespiratoryPhysiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.