Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANATOMI, FISIOLOGI FISIKA DAN BIOKIMIA SISTEM


PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:
1.Afrina Irene Z Togatorop
2.Winda Liana Purba
3.Elisabeth sarumaha
4.Martinus Giri Setiabudi

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN
TA : 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya,kelompok dapat menyelesaikan makalah ini. Dan terima kasih juga, kami
sampaikan kepada dosen pengampu matakuliah ini, yang telah dengan rela hati membekali,
membimbing dan membatu dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.

Dalam penyusunan makalah ini,kami para penulis sangat menyadari bahwa masih
banyaknya kekurangan dalam makalah ini, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta kehilafan yang kami miliki. Maka dari itu, dengan rendah hati, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang.

Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan
serta saran dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih yang tak terhingga.Semoga tuhan membalas dan selalu melimpahkan rahmat
serta berkat-Nya atas bantuan yang telah diberikan kepada kelompok dalam penyusunan
makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi kita semua.

Medan, 08 Agustus 2022

Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memerlukan oksigen dalam tubuh untuk melakukan proses metabolisme yang akan
menghasilkan energi. Menurut Price dan Wilson, Pernapasan secara harfiah yaitu pergerakan
oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO2) dari sel ke udara
bebas.
Pada dasarnya, sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membrane kapiler alveoli, yaitu pemisah
antara sistem pernapasan dengan sistem kardiovaskuler. Saluran pernapasan terdiri dari rongga
mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernapasan menjadi 2 bagian,
yaitu saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah.
Perubahan besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan, yaitu otot antara
tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut. (Kus Irianto, 2008)
Menurut Syaifuddin(2007), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida pada pernapasan melalui paru/pernapasan eksterna. Tubuh melakukan usaha
memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil
metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran napas Bersama kardiovaskuler sehingga
dihasilkan darah yang kaya oksigen, yang terdiri dari 3 tahapan dalam proses respirasi yaitu
ventilasi, difusi, dan otot-otot pernapasan.
Sirkulasi paru mencakup ventrikel kanan, arteri pulmonalis, jala kapiler pulmonalis, dan vena-
vena pulmonalis, yang berujung/ berakhir pada atrium/ serambi kiri. Sirkulasi bronkial mensuplai
nutrisi ke jaringan paru-paru dan bermuara pada vena-vena pulmonalis serta serambi kiri.
Sirkulasi paru secara substansial adalah berbeda dengan sirkulasi sistemik dalam hal regulasinya,
tekanan normalnya dan respons nya terhadap obat-obatan.
Cara kerja pernapasan manusia ternyata bisa kita pelajari menggunakan ilmu fisika. Dalam ilmu
fisika setidaknya ada tiga hukum yang menjelaskan pernapasan yaitu hukum Dalton, Hukum
Boyle, dan Hukum Laplace.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan anatomi sistem pernapasan
2. Jelaskan fisiologi sistem pernapasan
3. Jelaskan fisika sistem pernapasan
4. Jelaskan biokimia pernapasan
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui anatomi dari sistem pernapasan
2. Untuk mengetahui fisiologi dari sistem pernapasan
3. Untuk mengetahui fisika dari sistem pernapasan
4. Untuk mengetahui biokimia dari sistem pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah proses fisik di mana organisme hidup menghirup oksigen dari


atmosfer sekitarnya dan kemudian menghembuskan karbon dioksida Campbell et al.,2001
Respirasi adalah suatu peristiwa Ketika tubuh kekurangan oksigen (O2) dan O2 yang
ada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ pernapasan.Pada keadaan tertentu tubuh
kelebihan karbon dioksida (CO2),maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan kelebihan
tersebut dengan menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan
antara O2 dan CO2 di dalam tubuh.
Sistem pernapasan ini berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru.
Sistem respirasi adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk melakukan respirasi
dimana respirasi merupakan proses mengumpulkan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Fungsi utama sistem respirasi adalah untuk memastikan bahwa tubuh
mengekstrak oksigen dalam jumlah yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan
karbondioksida (Peate and Nair, 2011).

2.2 Anatomi Sistem Pernapasan


Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah
Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring.
Sedangkan sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru (Peate and
Nair, 2011).
A) Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama dalam sistem
respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal. Di hidung bagian
eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline kartilago yang terbungkus
oleh otot dan kulit. Struktur interior.
Dari bagian eksternal hidung memiliki tiga fungsi :
(1) menghangatkan,melembabkan, dan menyaring udara yang masuk
(2) mendeteksi stimulasi olfaktori (indra pembau)
(3) modifikasi getaran suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan bergema.
(Tortorra and Derrickson, 2014)
B) Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13 cm.
Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane mukosa.
Faring memiliki fungsi memproduksi suara yang dihasilkan oleh pita suara, sebagai
saluran untuk udara dan makanan.Faring menyediakan ruang resonansi untuk suara saat
berbicara, dan tempat bagi tonsil.
C) Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupaka. Jalinan tulang rawan yang dilengkapi oleh
otot, membran, jaringan ikat, dan ligamentum.
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,cuneiform, dan
corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana jaringan ini
mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan vokal sebenarnya) untuk
menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis,
dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis
melindungi saluran udara dan mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus
(Peate and Nair, 2011).
D) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara dari
laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia sehingga dapat
menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk
ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya
berubah menjadi elastis pada saat proses menelan sehingga membuka jalan makanan dan
makanan masuk ke lambung Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan yang
menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali keatas (Peate and
Nair,2011).
e) Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea. Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua
cabang utama, bronkus kanan dan kiri. Didalam masing-masing paru, bronkus terus
bercabang dan semakin sempit, pendek, dan semakin banyak jumlah cabangnya, seperti
percabangan pada pohon. Cabang terkecil dikenal dengan sebutan bronchiole (Sherwood,
2010).
Dari bronkus lobaris bercabang menjadi bronkus segmentorum. Bronkus pulmonari
segmen adalah daerah yang diurus oleh cabang-cabang
bronkus segmentorum, mendapat darah dari arteri yang berjalan bersama bronkus
segmentorum yang berdekatan, dan darah Vena yang terletak intersegmental.
f) Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus di paru sebelah kanan dan dua lobus di paru sebelah kiri.
Paru kanan memiliki 10 segmen:
1. Lobus superior: Segmen apikal, superior, dan anterior
2. Lobus medius: Segmen lateral dan medial
3. Lobus inferior: Segmen superior, mediobasal, anterobasal, lateralbasal, dan
posterobasal.
Pada paru kiri terdiri 8 segmen:
1. Lobus superior: Segmen apikal posterior, anterior, superior, dan inferior
2. Lobus inferior: Segmen superior, anterio mediobasal, lateral Basal, dan lateralbasal.
Diantara kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat
bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang
disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan
visceral pleura membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis
cairan pelumas. Cairan ini mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan
dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas.

2.3 Fisiologi Sistem Pernapasan


Paru dan dinding dada adalah stuktur elastis, dalan keadaan normal terdapat cairan tipis
antara paru dan dinding dada. Pada waktu menarik napas dalam, otot berkontraksi tetapi
pengeluaran pernapasan dalam proses pasif. Diafragma menutup Ketika penarikan napas,
rongga dada Kembali memperbesar paru, dinding badan bergerak, diafragma dan tulang
dada menutup ke posisi semula. Pada waktu inspirasi udara melewati hidung dan faring.
Udara dihangatkan dan diambil uap airnya. Udara berjalan melalui trakea, bronkus,
bronkiolus, dan ductus alveolaris ke alveoli. Terdapat kira-kira 300 juta alveoli. Luas total
dinding paru yang bersentuhan dengan kapiler- kapiler pada kedua paru kira- kira 70m₂.
Mekanisme masuknya udara dari luar ke dalam paru- paru disebut Inspirasi, sedangkan
keluarnya udara dari dalam paru- paru disebut Ekspirasi.
Keluar masuknya udara dapat melibatkan rongga dada dan perut, sehingga keluar
masuknya udara dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Inspirasi pernapasan dada terjadi pada saat otot rusuk berkontrasi, dada membesar
maka tekanan udara dalam rongga dada lebuh kecil daripada tekanan udara diluar,
sehingga udara dari luar masuk ke paru- paru.
Ekspirasi Pernapasan Dada terjadi pada saat otot antara tulang rusuk berelaksasi atau
mengendor, tulang rusuk akan turun dan rongga dada mengecil maka tekanan udara di
dalam rongga dada lebih besar daripada tekanan udara dari luar. Akibatnya udara dalam
rongga dada akan terdorong ke luar dari paru- paru menuju hidung atau mulut.

b. Pernapasan Perut
Insiprasi pernapasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berkontraksi, posisi
diafragma menjadi mendatar maka rongga dada member dan tekanan udara lebih kecil
sehingga udara luar masuk ke paru- paru.
Ekspirasi pernapasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berelaksasi, rongga
dada mengecil dan tekanan udara menjadi lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-
paru.
Volume respirasi per menit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam saliran
pernapasan setiap menit, sama dengan volume tidak kecepatan respirasi.
Volume tidal normal sekitar 500ml dan kecepatan respirasi normal 12 kali/ menit. Rata-
rata volume respirasi per menit sekitar 6 liter/ menit.
2.4 Fisika Sistem Pernapasan

Cara kerja pernapasan manusia


ternyata bisa kita pelajari
menggunakan ilmu fisika.
Dalam ilmu fisika setidaknya
ada tiga hukum yang
menjelaskan tentang pernapasan
yaitu,
Hukum Dalton, Hukum
Boyle, dan Hukum Laplace.
Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan sistem pernapasan pada
kondisi ketinggian tertentu (penyelaman, penerbangan dan puncak gunung) adalah sangat
penting. Hal tersebut disebabkan perubahan sifat atmosfer pada ketinggian tertentu dapat
merugikan faal tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya (Danusastro, 2008).
Hukum gas berguna untuk menjelaskan gangguan fisiologi pada penerbangan atau
penyelaman (Anonim 2008a; Danusastro, 2008).

1). Hukum Difusi Gas


Hukum difusi gas ini penting untuk menjelaskan pernapasan, baik pernapasan luar
maupun dalam. Hukum ini mengatakan bahwa gas akan berdifusi 15 dari tempat yang
bertekanan parsialnya tinggi ke tempat yang tekanan parsialnya rendah. Selanjutnya
kecepatan berdifusi ditentukan oleh besarnya selisih tekanan parsial tersebut dan tebalnya
dinding pemisah.

2) Hukum Boyle Hukum ini penting untuk menjelaskan masalah penyakit dekompresi.
Hukum Boyle ini mengatakan bahwa apabila volume suatu gas tersebut berbanding
terbalik dengan tekanannya.

P.V = C

P = pressure atau tekanan;

C = constant atau tetap;

V = volume atau isi

3) Hukum Dalton
Hukum ini penting untuk menghitung tekanan parsial gas delam suatu campuran gas,
misalnya menghitung tekanan parsial oksigen dalam udara pernapasan pada beberapa
ketinggian guna menjelaskan hipoksia. Hukum ini mengatakan bahwa tekanan total suatu
campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsial gas-gas penysusn campuran tersebut.

Pt = P1 + p2 + .... + Pn

Pt = tekanan total campuran gas P1, P2 dan seterusnya adalah tekanan parsial masing-
masing gas

4. Hukum Henry
Hukum ini penting untuk menjelaskan penyakit dekompresi, seperti bends, chokes, dan
sebagainya yang dasarnya adalah penguapan gas yang larut. Hukum ini mengatakan bahwa
jumlah gas yang larut dalam suatu cairan tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial
gas tersebut pada permukaan cair tersebut.
A1 x P2 = A2 x P2

A = jumlah gas yang larut

P = takanan parsial gas pada pemukaan cairan

5. Hukum Charles
Hukum ini penting untuk menjelaskan tentang turunnya tekanan oksigen atau
berkurangnya persediaan oksigen bila isi tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding lurus
denan suhu absolutnya. Jadi apabila seseorang membawa oksigen dalam botol pada
penerbangan tinggi, suhunya akan lebih rendah, maka tekanan gas tersebut akan menurun
pula atau dengan kata lain persediaan oksigen akan berkurang.

Bila isi tetap : P1 : P2 = T1 : T2

P1 = Tekanan semula

P2 = tekanan yang baru

T1 = takanan absolut mula-mula

T2 = Suhu absolut kemudian

2.5 Biokimia Sistem Pernapasan


Reaksi hemoglobin dan oksigen
Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2
yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-
masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Pada
seorang dewasa normal, sebagian besar hemoglobin mengandung dua rantai α dan dua
rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan satu atom besi fero.
Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O2 secara reversibel.
Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan
suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2
lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2 . Karena setiap molekul hemoglobin mengandung
empat unit Hb, maka dapat dinyatakan sebagai Hb4, dan pada kenyataannya bereaksi
dengan empat molekul O2 membentuk Hb4O8.

Hb4 + O2 ↔ Hb4O2
Hb4O2 + O2 ↔ Hb4O4

Hb4O4 + O2 ↔ Hb4O6

Hb4O6 + O2 ↔ Hb4O8

Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik. Deoksigenasi
(reduksi) Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat

KAPASITAS PARU-PARU

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml.
Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik
napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara
yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara suplementer.
Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-
paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi,
Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria

GAS-GAS DALAM UDARA PERNAPASAN

Persentase gas utama pernapasan dalam udara yang keluar masuk paru-paru :

GAS Udara luar sebelum Udara di Udara yang keluar


masuk paru- paru(%) Alveoli(%) dari paru- paru(%)
Nitrogen (N2) 79,01 80,7 79,6
Oksigen (O2) 20,95 13,8 16,4
Karbondioksida (CO2) 0,04 5,5 4,0
Pertukaran udara berlangsung di dalam avelous dan pembuluh darah yang mengelilinginya.
Gas oksigen dan karbon dioksida akan berdifusi melalui sel-sel yang menyusun dinding avelous
dan kapiler darah. Udara aveolus mengandung zat oksigen yang lebih tinggi dan karbon dioksida
lebih rendah dari pada gas di dalam darah pembuluh kapiler. Oleh karena itu molekul cenderung
berpindah dari konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi dari udara aveolus
ke dalam darah, dan karbon dioksida akan berdifusi dari pembuluh darah ke avelous.
Pengangkutan CO₂ oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 cara yaitu :
(1) Karbondioksida larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhydrase.
(2) Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin
(3) Karbondioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO₂) melalui proses berantai
pertukaran klorida.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen
dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.

 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

Keluar masuknya udara dapat


pernpasan ini melibatkan rongga
dada dan perut, sehingga keluar
masuknya udara dapat dapat
dibedakan menjadi pernapasan
dada dan pernapasan perut
Keluar masuknya udara dapat
pernpasan ini melibatkan rongga
dada dan perut, sehingga keluar
masuknya udara dapat dapat
dibedakan menjadi pernapasan
dada dan pernapasan perut
Keluar masuknya udara dapat
pernpasan ini melibatkan rongga
dada dan perut, sehingga keluar
masuknya udara dapat dapat
dibedakan menjadi pernapasan
dada dan pernapasan perut
Pada keadaan tertentu tubuh kelebihan karbondioksida(CO2), maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan
kelebihna tersebut dengan menghembuskan napas(ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara
O2 dan CO2 di dalam tubuh.

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara
yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1. Hidung

2. Faring

3. Trakea

4. Bronkus

5. Bronkiouls

6. paru-paru

Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi karena
otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada membuat tekanan dalam dada mengecil dan paru-paru mengembang. Padas
saat paruparu mengembang, tekanan udara diluar lebih besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya
udara masuk. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini paru-paru
mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut terjadi karena karena gerakan diafragma. Jika
otot diafragma berkontraksi, rongga dada membersar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara
masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu
rongga dada menyempit, mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru
akan keluar.

Dalam ilmu fisika setidaknya ada 3 hukum yang menjelaskan tentang pernapasan, yaitu:

1. Hukum Dalton Mengatakan “ Tekanan parsial suatu komponen dalam campuran gas adalah tekanan
dari
komponen itu seandaiya sendirian mengisi seluruh volume gas yang tersedia”

2. Hukum Boyle Mengatakan “ Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan
berbanding
terbalik terhadap volumenya.”

3. Hukum Laplace Mengatakan “ Bahwa tekanan pada gelembung alveoli berbanding terbalik terhadap
radius dan berbanding lurus terhadap tegangan permukaan gamma.

Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat
serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-masing mengandung gugus
heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Pada seorang dewasa normal, sebagian besar
hemoglobin mengandung dua rantai α dan dua rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu
porfirin dan satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O2
secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan
suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi.

3. 2 Kesimpulan

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca terbantu dan mampu dalam mempelajari dan
memahami sistem pernapasan baik dari segi anatomi,fisiologi,fisika,dan biokimianya.Semoga pembaca
dapat dengan mudah mengambil kesimpulan dari isi makalah ini agar bermanfaat untuk kehidupan sehari-
sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology &
Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.

White, S., Danowitz, M. and Solounias, N. (2016). Embryology and evolutionaryhistoryof the respiratory
tract. Edorium Journal of Anatomy and Embryology, 3, pp.54-62

Mitrouska, I., Klimathianaki, M. and Siafakas, N. (2004). Effects of Pleural EffusiononRespiratory


Function. Canadian Respiratory Journal, 11(7), pp.499-503.

Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. EuropeanMedical Journal, 2, pp.96-
103.

Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology & Neurobiology,
163(1-3), pp.214-221. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure.

Cara kerja
RespiratoryPhysiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.

pernapasan manusia ternyata


bisa kita pelajari menggunakan
ilmu fisika.
Dalam ilmu fisika setidaknya
ada tiga hukum yang
menjelaskan tentang pernapasan
yaitu,
Hukum Dalton, Hukum Boyle, dan
Hukum Laplac

Anda mungkin juga menyukai