Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. U DENGAN DIAGNOSA


MEDIS PNEUMONIA DIRUANGAN ICU RSUD Dr. R. SOEDJONO
SELONG LOMBOK TIMUR

Oleh Kelompok B :
1. Agus Susanto
2. Wildan Abdu Zuhud
3. Haris Pathullah
4. Baiq Ersa Isnaini
5. Deniyanto Kusuma
6. Esa Wahyu Hardiana
7. Muhammad Padli Rahman
8. Nurif Tahir Fatiani
9. Raudanil Aziz
10. Rizkika Inggara
11. Samsul Rizal

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR-NTB
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat  Allah


SWT. yang telah memberikan kesehatan jasmani ataupun rohani, dan memberikan
nikmat serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga kami sebagai penulis
dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik.
Dan tak lupa pula kita haturkan sholawat dan serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia dari jalan
yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang seperti yang sedang kita
rasakan sekarang ini.
Akhirnya, penulis bisa menyelesaikan Laporan kelompok ini guna
memenuhi tugas di Stase Keperawatan Gawat Darurat. Tentunya kami sebagai
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Penulis
menginginkan kepada semua pihak yang membaca laporan ini khususnya ibuk
dosen pengampu mata kuliah untuk memberikan masukan berupa kritik atau saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan isi dari Laporan ini.

Lombok Timur, 23 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisah.........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
A. Konsep Pneumonia......................................................................................3
1. Deinisi .....................................................................................................3
2. Etiologi Pneumonia................................................................................3
3. Patofisiologi............................................................................................5
4. Pathway Pneumonia..............................................................................5
5. Manifestasi Klinis...................................................................................5
6. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................6
7. Penatalaksanaan ...................................................................................6
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Pneumonia..........................7
1. Pengkajian Keperawatan......................................................................7
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................................9
3. Intervensi ...............................................................................................9
4. Implementasi..........................................................................................11
5. Evaluasi Keperawatan...........................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. U DENGAN DIAGNOSA
MEDIS PNEUMONIA DIRUANGAN ICU RSUD Dr. R. SOEDJONO
SELONG LOMBOK TIMUR.................................................................................11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi saluran pernapasan
bawah akut (ISNBA). Agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma
(fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi dapat menyebabkan gejala berupa batuk dengan
disertai sesak nafas (Nanda, 2015).
Sistem pernapasan merupakan suatu sistem yang sangat berperan
penting bagi kehidupan manusia, berperan untuk mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Sistem pernapasan ini sendiri dimulai dari
hidung sampai ke bronkiolus, dan organ utama sistem pernapasan yaitu
paru-paru. Penyakit saluran nafas menjadi angka penyebab kematian dan
kecacatan tertinggi di seluruh dunia. Hampir 80% dari seluruh kasus yang
berhubungan dengan infeksi saluran nafas terjadi di masyarakat atau di
dalam rumah sakit/ pusat perawatan. Penyakit pada saluran pernapasan
salah satunya yaitu Pneumonia. Pneumonia dapat menyebabkan nyeri saat
bernapas dan keterbatasan intake oksigen yang disebabkan karena
peradangan pada paru-paru. Pneumonia dapat disebarkan dengan berbagai
cara antara lain pada saat batuk dan bersin (WHO, 2014 dalam Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Reswearch, 2017). Penyebab
kematian terbesar di seluruh dunia salah satunya adalah Pneumonia. Pada
tahun 2015, terjadi 920.136 kematian yang di sebabkan karena pneumonia.
Bebrapa gejala infeksi saluran pernapsan akut bagian atas, nyeri
ketika menelan, kemudian demam dengan suhu sampai di atas 40oC,
menggigil. Batuk yang disertai dahak yang kental, kadang-kadang bersama
pus atau darah (bloodstreak) (Suddarth, 2014).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada masalah Pneumonia

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasisiwa mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan
pada masalah Pneumonia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada masalah
Pneumonia
b. Mampu menetapkan Diagnosa keperawatan pada masalah
Pneumonia
c. Mampu menetapkan Intervensi keperawatan pada masalah
Pneumonia
d. Mampu melakukan Tindakan keperawatan pada masalah
Pneumonia
e. Mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada masalah
Pneumonia
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penulis
Dengan menyelesaikan Keperawatan kasus ini diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam Belajar
2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Dapat di gunakan sebagai informasi bagi ilmu pengetahuan
dalam mengembangkan dan peningkatan mutu pendidikan serta dapat
digunakan sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pneumonia
1. Deinisi
Pneumonia merupakan suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi, begitupun dengan aliran darah di sekitar alveoli, menjadi
terhambat dan tidak berfungsi maksimal.Hipoksemia dapat terjadi,
bergantung pada banyaknya jaringan paru paru yang sakit (Somantri,
2019).
Menurut (Smeltzer & Bare, 2019). Pneumonia merupakan proses
inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agens
infeksius. Pneumonia adalah penyakit infeksius yang sering menyebabkan
kematian di Amerika Serikat (Betricks Diansarx Marak 2021)
2. Etiologi Pneumonia
Menurut Nurarif & Kusuma (2019) penyebaran infeksi terjadi
melalui droplet dan sering disebabkan oleh Streptococcus pneumonie,
melalui selang infus oleh staphylococcusureus, sedangkan pada pemakaian
ventilator disebabkan oleh pseuodomonas aeruginosa dan enterobacter.
Pada masa kini biasanya terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan
antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru organisme
bermultifikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan
paru, terjadilah pneumonia.
3. Patofisiologi
Umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian
perifer melalui saluran respiratori. Mula-mula terjadi edema akibat reaksi
jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke
jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi,
yaitu terjadi serbukan fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya
kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah.

3
Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan
leukosit di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini
disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag
meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis,
kuman dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi.
Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap
normal (Nursalam, 2016).
Apabila kuman patogen mencapai bronkioli terminalis, cairan
edema masuk ke dalam alveoli, diikuti oleh leukosit dalam jumlah banyak,
kemudian makrofag akan membersihkan debris sel dan bakteri. Proses ini
bisa meluas lebih jauh lagi ke lobus yang sama, atau mungkin ke bagian
lain dari paru- paru melalui cairan bronkial yang terinfeksi. Melalui
saluran limfe paru, bakteri dapat mencapai aliran darah dan pluro
viscelaris. Karena jaringan paru mengalami konsolidasi, maka kapasitas
vital dan comliance paru menurun, serta aliran darah yang mengalami
konsolidasi menimbulkan pirau/ shunt kanan ke kiri dengan ventilasi
perfusi yang mismatch, sehingga berakibat pada hipoksia. Kerja jantung
mungkin meningkat oleh karena saturasi oksigen yang menurun dan
hipertakipnea. Pada keadaan yang berat bisa terjadi gagal nafas (Nursalam,
2016).

4
4. Pathway Pneumonia

Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP, PPNI, 2017)


5. Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi dan Yuliani (2019) tanda dan gejala penyakit
penoumonia sebagai berikut :
a. Pneumonia Virus
Demam tinggi, batuk parah, malaise, sedangkan batuk biasanya
bersifat tidak produktif pada awal penyakit, sedikit mengi ataukrekles
terdengar pada auskultasi.
b. Pneumonia Bacterial
Demam, malaise, pernafasancepatdan dangkal,batuk, nyeridada
seringdiperberatdengannafasdalam, nyeri dapat menyebar keabdomen
dan menggigil.

5
c. Pneumonia aptical
Demam, menggil, sakit kepala, malaise, anoreksia, myalgia diikuti
dengan rhinitis, sakit tenggorokan, batuk kering keras, padaawalnya
batuk tidak produktif, kemudian bersputum seremukoid,sampai
mukopulen atau bercak darah, krekles dan krepitasi halus diberbagai
area paru.
6. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendiagnosa penyakit secara lebih tepat maka
diperlukanpemeriksaan penunjang. (Muttaqin,2019) Foto thoraks
sebaiknya dibuat posterior anterior dan lateral untukmelihat keberadaan
konsolidasi rotrokardial sehingga lebih mudahuntuk menentukan lobus
yang terkena.Densitasnya bergantung pada intensitas eksudat dan hampir
selalu ada bronhogram pada masa akut, biasanya tidak ada pengecilan
lobus yang terkena sedangkan pada masa resolusi mungkin ada atelectasis
sebabeksudat menyebabkan obstruksi.Gambaran konsolidasi tidak selalu
mengisi seluruh lobus karena mulaidari perifer gambar kosolidasi hampir
selalu berbatasan denganpermukaan pleura viselaris maka dari itu dapat
mudah dilihat denganfoto lateral.
7. Penatalaksanaan
Menurut Muttaqin (2019) Penatalaksanaan penyakit pneumonia
sebagai berikut:
a. Posisikan klien semi fowler dengan sudut 45o
b. Pemberian O2 yang adekuat
c. Pemberian IV line untuk hidrasi tubuh secara umum
d. Pemberian antibiotik terpilih

6
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Pneumonia
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Menurut Muttaqin (2019) fokus pengkajian pada Pneumonia
berdasarkan sistem tubuh manusia adalah :
a. B1 Breathing/ Sistem Pernafasan
1) Inspeksi : Sesak nafas, peningkatan frekuensi nafas, dan
menggunakan
2) otot bantu pernafasan.
3) Palpasi : Vokal fremitus menurun
4) Perkusi : Bunyi pekak
5) Auskultasi : Suara nafas ronkhi
b. B2 Blood/ Sistem Kardiovaskuler
1) Inspeksi : Adanya paru dan kelemahan fisik
2) Palpasi : Denyut nadi perifer melemah
3) Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran
4) Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal
c. B3 Brain/ Sistem persarafan
Kesadaran biasanya compos mentis, adanya sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat
d. B4 Bladder/ Sistem perkemihan
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan.
Klien
diinformasikan agar terbiasa dengan urine yang berwarna jingga pekat
dan
berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai eksresi
karena meminum OAT terutama Rifampisin.
e. B5 Bowel/ Sistem pencernaan & Eliminasi
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan
penurunan berat badan.
f. B6 Bone/ Sistem integument
Gejala yang muncul antara lain yaitu kelemahan, kelelahan, insomnia,
pola hidup menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur.

7
Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada pasien dengan kebutuhan oksigen
meliputi : Ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan seperti sinusitis,
kondisi akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor, influenza, dan
keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernafasan. Hal – hal yang
harus diperhatikan yaitu keadaan infeksi kronis dari hidung, nyeri pada
sinus, otitis media, nyeri tenggorokan, suhu tubuh meningkat hingga 38,5
derajat celsius, nyeri kepala, lemah, dan adanya edema.
Pola Batuk dan Produksi Sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk
termaksud batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing, berat,
dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker.
Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian
tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat pasien sedang
makan, merokok, atau saat malam hari.
Sakit Dada
Pengkajian terhadap sakit dada untuk mengetahui bagian yang sakit, luas,
intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada
apabila posisi pasien berubah, serta apakah ada kelainan saat inspirasi dan
ekspirasi.
Pengkajian Fisik
a. Inspeksi : Apakah nafas spontan melalui nasal, oral dan selang
endotrakeal atau tracheostomi, serta kebersihan dan adanya sekret,
pendarahan, edema, dan obstruksi mekanik. Kemudian menghitung
frekuensi pernafasan dan apakah pernafasan bradipnea, takhipnea.
Apakah sifat pernafasan abdominal dan torakal, kemudian irama
pernafasan apakah ada perbandingan antara inspirasi dan ekspirasi,
pernafasan teratur atau tidak dan pernafasan cheyne stokes.
b. Palpasi : adanya nyeri tekan, peradangan setempat, pleuritis, adanya
edema, dan benjolan pada dada. Gerakan dinding dada apakah simetris
atau tidak, jika ada kelainan paru adanya getaran suara atau fremitus
vokal yang jelas mengeras atau melemah.

8
c. Perkusi : untuk menilai suara perkusi paru normal (sonor) atau tidak
normal (redup).
d. Auskultasi : untuk menilai adanya suara nafas seperti bunyi nafas
vesikuler dan bunyi nafas bronkhial. Bunyi nafas tambahan seperti
bunyi ronkhi, suara wheezing dan sebagainya.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan secret
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
3. Intervensi
Menurut Oktiawati dan Julianti (2019), rencana tindakan
keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan
tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien
berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan
dapat diatasi. Rencana tindakan keperawatan dapat dilihat pada uraian
berikut:
No SDKI SLKI SIKI
Bersihan jalan Setelah Manajemen jalan napas
napas tidak efektif Observasi
(D.0001) dilakukan 1. Monitor pola napas
tindakan (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
keperawatan selama 3x24 2. Monitor bunyi napas
jam, permbersihan jalan tambahan (mis. Gurgling,
nafas efektif. mengi, wheezing, ronki
Kriteria hasil: kering)
1. RR 30-50 x/menit 3. Monitor sputum
2. Bunyi nafas vasikuler Terapeutik
3. Tidak ada sputum 4. Pertahankan kepatenan
4. Irama nafas teratur jalan napas
5. Jalan nafas paten 5. posisikan semi-fowler atau
6. Sekresi yang efektif fowler
6. Berikan minum hangat
7. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Edukasi
8. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/ hari, jika tidak
ada kontraindikasi
Edukasi Fisioterapi Dada
Observasi

9
9. identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
10. persiapkan materi dan
media edukasi
11. Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
12. Berikan kesempatan
pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi
13. Jelaskan kontraindikasi
fisioterapi dada (mis.
Eksaserbasi PPOK akut,
osteoporosis)
14. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi dada
15. Jelaskan cara memantau
efektifitas prosedur (mis.
Oksimetri nadi, tanda vital,
dan tingkat kenyamanan)
Edukasi Pengukuran
Respirasi
Observasi
16. Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
17. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
18. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai

2 Ketidak efektifan pola Setelah Pemantauan respirasi


nafas Observasi
berhubungan dengan dilakukan 1. monitor pola napas
hiperventilasi tindakan (frekuensi, kedalaman,
(D.0005) keperawatan selama 3x24 upaya napas)
jam, pola nafas efektif 2. monitor pola napas (mis.
Kriteria hasil: Bradipnea, takipnea,
1. RR 30-50 x/menit hiperventilasi, kussmaul,
2. Bunyi nafas vasikuler cheyne-stokes)
3. Irama nafas teratur 3. monitor kemampuan batuk
4. Tidak ada 4. palpasi kesimetrisan
penggunaan otot ekspansi paru
bantu nafas 5. auskultasi bunyi napas
5. Ekspansi dada Terapeutik
simetris 6. atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
7. dokumentasikan hasil
pemantauan

10
Edukasi
8. jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
9. jelaskan hasil pemantauan
jika perlu

4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah intervensi
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan,
intervensi dan implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. U DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DIRUANGAN ICU RSUD
Dr. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

Pengkaji : kelompok B
Ruang Pengkajian : ICU
Tanggal Pengkajian : 09-05-2023
Jam Pengkajian : 09.30
No RM : 428865
DATA UMUM
Nama : Tn. U
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Sembalun
Diagnose Medis : Pneumonia
DATA KHUSUS
1. Subjektif
Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan Utama Saat Masuk RS
 Keluarga pasien mengatakan Tiba-tiba sesak napas berat pada
siang hari ketika waktu istirahat di sertai keringat dingin lalu di
bawa ke Puskesmas sembalun kemudian dirujuk ke Rumah Sakit.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
 Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak
Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit
a. Penyakit Yang Pernah Diderita
 Pasien mengatakan hanya mengidap tekanan darah tinggi dan
kembali normal jika minum obat Hipertensi
b. Obat obatan yang biasa dikonsumsi
 Pasien mengatakan biasa minum obat hipertensi

12
c. Riwayat Alergi
 Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi obat obatan ataupun
makanan
2. Objektif
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda Vital
- TD : 165/70 mmHg
- N : 78x/menit
- RR : 28x/menit
- Suhu : 37,2 oC
- SPO2 : 98%

GENOGRAM

13
BODY SYSTEM
1. B1 (breathing/pernapasan)
a. Pernapasan : simetris
b. Penggunaan otot bantu napas : tidak ada

c. Suara napas : Ronchi


: tidak produktif
d. Batuk
:-
e. Warna sputum
: O2 NRM 10 LPM
f. Alat bantu napas
2. B2 (blading/kardivaskuler
a. Suara jantung :
b. Irama jantung : regular

c. CRT : < 2 detik


:-
d. JVP
: tidak ada
e. Edema
3. B3 (brain/persayrapan)
a. GCS : E4, V5, M6
b. Reaksi cahaya pupil : +/+

c. Diameter pupil : isokor

d. Lain lain
4. B4 (blader/perkemihan)
a. Urine : jumlah urine 200 CC
b. Kateter : tidak terpasang

c. Gangguan BAK : tidak

5. B5 (bowel)
a. Mukosa bibir : kering
b. Lidah : kotor

c. Nyeri telan : tidak


: tidak
d. Abdomen
: normal
e. Peristaltic usus
: tidak
f. Mual
: tidak
g. Muntah
: tidak
h. Hematemesis : tidak

14
i. Melena : tidak
j. Terpasang NGT : tidak

k. Diare
6. B6 (bone/muskuloskletal)
a. Turgor : baik
b. Pendarahan : tidak ada

c. Icterus : tidak
: hangat
d. Akral
: bebas
e. Pergerakan sendi
: tidak ada
f. Fraktur

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
secret
2. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

15
ANALISA DATA

Nama : Tn. U Ruangan : ICU No. RM : 428865

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Reaksi radang paru Bersihan jalan napas
• Pasien mengatakan batuk inefektif
berdahak Akumulasi secret (D.0001)
• Pasien mengatakan sesak
napas Obstruksi jalan napas

DO :
• Bunyi napas ronchi Gangguan ventilasi

• Tanda tanda Vital


Bersihan jalan napas
TD : 165/70 mmHg
N : 78x/menit inefektif
RR : 28x/menit
Suhu : 37,2 oC
SPO2 : 98%
DS : Reaksi radang paru Gangguan pertukaran gas
• Pasien mengatakan sesak bronkus dan alveolus (D.0003)
napas
DO : Gangguan divusi
• Pasien Nampak sesak
• Pasien Nampak gelisah Gangguan pertukaran gas

• Terpasang 02 NRM 10
LPM
• Tanda tanda Vital
TD : 165/70 mmHg
N : 78x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 37,2 oC
SPO2 : 98%

16
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. u Ruangan : ICU No. RM : 428865
No Tgl Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 09-05- Ketidak Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor pola napas (frekuensi 1. Untuk mengetahangi kemampuan
2023 efektifan keperawatan selama 3x24 jam di kedalaman dan usaha napas) klien saat bernapas
bersihan harapkan kebersihan jalan napas 2. Monitor bunyi napas tambhan 2. Untuk mengetahui gangguan
jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil: pernapasan
berhubungan 1. Produksi sputum menurun 3. Posisikan semi fowler 3. Membantu mengurangi sesak
dengan 2. Mengi menurun napas
penumpukan 3. Wezing menurun 4. Membantu meringankan batuk dan
4. Lakukan fisiotrapi dada
secret 4. Despneu membaik menghancurkan secret
5. Membantu pemenuhan Oksigen
5. Berikan O2 jika perlu
6. Membantu mengurangi dahak pada
6. Kolaborasi pemberian
saluran pernapsan
Bronkodilator jika perlu
2 09-05- Ketidak Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor frekuensi, irama, 1. Untuk mengetahui kemampuan
2023 efektifan keperawatan selama 3x24 jam maka kedalaman dan upaya napas klien saat berbapas
pola nafas
pertukaran gas meningkat dengan 2. Monitor kecepatan aliran 2. Untuk mengetahui kebutuhan
berhubungan
dengan kriteria hasil: oksigen oksigen klien

18
hiperventilasi 1. Despneu menurun 3. Berikan oksigen tambahan 3. Membantu meringankan sesak
2. Bunyi napas ntambahan 4. Koleborasi pemberian O2 4. Agar kebutuhan O2 selalu
menurun saat beraktifitas dan tidur terpenuhi
3. Gelisah menurun 5. Dokumentasikan hasil 5. Untuk mengetahui tingkat
4. Pola napas mebaik pemantauan perkembangan klien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. U Ruangan : ICU No. RM : 428865
Hari/ No
Jam Implementasi Respon Hasil
Tanggal Dx

Selasa 1 09.30 1. Memonitor pola napas (frekuensi kedalaman dan usaha 1. Frekuensi napas 28x /menit, usaha napas berat
09-05-
napas)
2023
2. Memonitor bunyi napas tambhan 2. Ada suara ronchi saat pasien bernapas
3. Memposisikan semi fowler 3. Pasien dalam posisi semifowler
4. Melakukan fisiotrapi dada 4. Keluarga pasien Nampak melakukan fisiotrapy dada
saat pasien batuk
5. Memberikan O2 jika perlu 5. Pasien terpasan O2 NRM 10 LPM
6. Mengkolaborasi pemberian Bronkodilator jika perlu 6. Pasien mendapatkan trapy nebulizer 3x dalam 24

19
jam (08.00 pagi, 14,00 siang dan 20.00 malam)
Selasa 2 09.50 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas 1. Frekuensi napas 28x /menit, usaha napas berat
09-05-
2. Memonitor kecepatan aliran oksigen 2. 10 LPM
2023
3. Memberikan oksigen tambahan 3. Pasien terpasan O2 NRM 10 LPM
4. Mengkolaborasi pemberian O2 saat beraktifitas dan tidur 4. Pasien terpasang O2 saat beraktifitas maupun tidur
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan 5. Telah dicatat hasil pemantauan setiap jam di buku
laporan

Rabu 1 15.00 1. Memonitor pola napas (frekuensi kedalaman dan usaha 1. Frekuensi napas 25x /menit, usaha napas berat
10-05
napas)
2023
2. Memonitor bunyi napas tambhan 2. Masih ada suara ronchi saat pasien bernapas
3. Memposisikan semi fowler 3. Pasien dalam posisi semifowler
4. Melakukan fisiotrapi dada 4. Keluarga pasien Nampak melakukan fisiotrapy dada
saat pasien batuk
5. Memberikan O2 jika perlu 5. Pasien terpasan O2 NK 6 LPM
6. Mengkolaborasi pemberian Bronkodilator jika perlu 6. Pasien mendapatkan trapy nebulizer 3x dalam 24
jam (08.00 pagi, 14,00 siang dan 20.00 malam)

Rabu 2 15.10 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas 1. Frekuensi napas 25x /menit, usaha napas berat
10-05

20
2023 2. Memonitor kecepatan aliran oksigen 2. 6 LPM
3. Memberikan oksigen tambahan 3. Pasien terpasan O2 NK 16 LPM
4. Mengkolaborasi pemberian O2 saat beraktifitas dan tidur 4. Pasien terpasang O2 saat beraktifitas maupun tidur
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan 5. Telah dicatat hasil pemantauan setiap jam di buku
laporan

21
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. U Ruangan : ICU No. RM : 428865
Tgl No Dx Jam Catatan Perkembangan Paraf

09-05 I 09.30 S:
2023
- Pasien mengatakan masih batuk berdahak
- Pasien mengatakan sesak napas
O:
- Pasien Nampak batuk berdahak
- Suara ronchi saat pasien bernapas
- O2 terpasang 10 LPM
- Tanda-tanda Vital
TD : 165/79 mmHg
N : 78x /menit
RR : 28x /menit
Suhu : 37,2 oC
SPO2 : 98%
A : - Masalah belum teratasi
P : - Intervensi di lanjutkan

22
09-05 II 09.50 S : - Pasien mengatakan sesak napas
2023
O:
- Pasien Nampak sesak
- Terpasang O2 NRM 10 LPM
- Terpasang O2 saat pasien beraktifitas maupun dalam kondisi tidur
- Tanda-tanda Vital
TD : 165/79 mmHg
N : 78x /menit
RR : 28x /menit
Suhu : 37,2 oC
SPO2 : 98%
A : - Masalah belum teratasi
P : - intervensi di lanjutkan

10-05 I 15.00 S:
2023 - Pasien mengatakan masih batuk berdahak
- Pasien mengatakan sesak napas
O:

23
- Pasien Nampak masih batuk berdahak
- Masih ada suara ronchi saat pasien bernapas
- O2 terpasang 6 LPM
- Tanda-tanda Vital
TD : 154/80 mmHg
N : 85x /menit
RR : 25x /menit
Suhu : 36,8 oC
SPO2 : 98%
A : - Masalah belum teratasi
P : - Intervensi di lanjutkan, pasien di pindahkan ke interna I
10-05 II 15.10 S : - Pasien mengatakan masih sesak napas
2023 O:
- Pasien Nampak sesak
- Terpasang O2 NK 6 LPM
- Selalu terpasang O2 saat pasien beraktifitas maupun dalam kondisi tidur
- Tanda-tanda Vital
TD : 154/80 mmHg

24
N : 85x /menit
RR : 25x /menit
Suhu : 36,8 oC
SPO2 : 98%
A : - Masalah belum teratasi
P : - intervensi di lanjutkan, pasien di pindahkan ke interna I

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kempulan
Dalam proses keperawatan penulis melakukan pengkajian, penentuan
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada asuhan keperawatan
Tn. U dengan Pneumonia diruang ICU RSUD Dr. R. Selong selama 3x24 jam
selama di Ruang ICU dengan kesimpulan:
1. Pengkajian
-
2. Diagnosa Keperawatan
-
3. Intervensi Keperawatan
-
4. Implementasi Keperawatan
-
5. Evaluasi
-

B. Saran
Dengan dibuatnya laporan ini semoga pengetahuan masyarakat
khususnya mahasiswa tentang materi dapat meningkat. Dari yang belum tahu
menjadi tahu, dan dari yang sudah tahu menjadi semakin mengerti dan demi
kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

26
DAFTAR PUSTAKA
Betricks Diansarx Marak. 2021. “KARYA TULIS ILMIAH ‘Asuhan
Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Medis Pneumonia Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Icu Rsud Bahteramas Kota
Kendari.’”
Oktiawati, A. & Julianti, E. 2019. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan
Anak. Jakarta:Trans Info Media.
Mutaqqin, Arif. (2019). Asuhan Keperawatan Kliendengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi 1. Yogyakarta:
MediAction.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta:Salemba Medika
Somantri. (2019). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
PPNI, T. Pokja S.D.K.I (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Indikasi dan indikator Diagnostik (Cetakan II). Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai